Membangun Aparatur Sipil Negara
Berkarakter (Leadership dan Teamwork) di Lingkungan Kerja Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Jombang
Disusun oleh ;
UPBJJ UT
S1 MANAJEMEN
Abstrak
Pemberdayaan Birokrasi di Indonesia
membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian. Bonus demografi sebagai
potensi mempunyai manfaat ekonomi yang sangat besar, karena penduduk dan demografi
pada usia produktif akan mewujudkan jembatan konsep yang menghubungkan antara demografi
dan ekonomi mandiri. Potensi penduduk tersebut harus didukung oleh kualitas
yang kompeten. Kualitas
penduduk yang mempunyai kompetensi akan berpengaruh positif bagi Negara, oleh
karena itu perlu adanya menejemen sumber daya manusai (MSDM) yang baik. Apararur Sipil Negara (ASN)
sebagai unsur utama sumber daya manusia mempunyai peranan yang menentukan dalam
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok ASN yang mampu
memainkan perana tersebut, adalah yang mempunyai kompetensi, yang mempunyai
jiwa leadership dan prilakunya yang penuh kesetiaan dan ketaatan kepada negara.
Untuk dapat membentuk sosok ANS seperti itu, perlu dibina, diarahkan dan
dibentuk karakternya. Pembentukan karater inilah yang sangat mendasar dan mengarah
kepada pembawaan sikap dan prilaku.
Kata
Kunci : ASN, Pembangunan Karakter, Leadership, KPP Jombang.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menjaring dan
menyusun tim kerja yang solid, sering kali merupakan peran penting seorang pimpinan
atau kepala divisi dalam suatu perusahaan ataupun kantor pemerintahan. Setiap
pegawai baru yang akan bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah, secara
otomatis akan dihadapkan dengan karyawan-karyawan lain dengan latar belakang
pendidikan dan kehidupan yang berbeda, dan diharapkan dapat selalu bekerja sama
dengan baik. Sejak saat itu, proses beradaptasi seorang pegawai baru telah
dimulai. Beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja yang baru, tugas dan
tanggungjawab baru, dan juga harus beradaptasi dengan pegawai pegawai lain di
dalam kantor yang nantinya akan bekerja sama dalam meraih visi misi kantor.
Pemimpin merupakan
penggerak utama organisasi. Otoritas organisasi berada di tangan pemimpin.
Pemimpin juga menjadi kunci keberhasilan dari suatu organisasi. Begitu juga
kegagalan organisasi juga tergantung bagaimana pemimpin melakukan proses
kepemimpinanya. Pemberian layanan dapat dilakukan secara optimal jika sistem
kepemimpinan dikelola secara baik atas kendali pemimpin. Harapannya dapat
mendukung upaya memperkokoh makna dan implementasi integritas dalam perilaku
kerja serta menjadikan unit organisasi sebagai institusi yang memiliki
kesungguhan untuk mempraktikkan integritas. Integritas sering disederhanakan
maknanya sebagai kejujuran, kebajikan, berperilaku baik dan benar, atau
bermoral. Maknanya seringkali berkembang dan dikaitkan dengan pencegahan
korupsi. Integritas merupakan hal yang sangat penting bagi seorang Aparatur
Sipil Negara karena integritas menjadi dasar dari semua nilai pribadi
seseorang.
Direktorat Jenderal
Pajak merupakan instansi pemerintah yang bertugas untuk mengintegrasikan dan
mensinergikan semua sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan dan sasaran dari
program-program yang selaras dengan tujuan Direktorat Jendral Pajak yaitu:
peningkatan pelayanan perpajakan; peningkatan kepatuhan Wajib Pajak melalui
kerja sama di semua lini karyawan baik dari pimpinan, pelaksana, atau
strategi-strategi kerja yang harus diterapkan yang pada akhirnya akan membuat
Direktorat Jendral Pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jombang
memenuhi target pajak yang diamanahkan. Sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini
karyawan merupakan salah satu aset penting organisasi yang dapat menggerakkan
sumber daya lainnya.
Dewasa ini, banyak
organisasi yang telah menyadari pentingnya memelihara karyawan. Karyawan
memiliki sumbangan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilam perusahaan
sehingga timbul tuntutan adanya peranan karyawan yang dituntut melakukan hal
yang lebih dari sekedar tugas yang biasa yang di amanatkan sesuai Standart
Operating Prosedure (SOP). Seperti kita ketahui bahwa Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Pratama Jombang adalah sebuah organisasi yang memberikan pelayanan kepada
Wajib Pajak tentang pengetahuan dan pelayanan perpajakan¸serta menghimpun dana
pajak dari Wajib
Pajak sehingga dituntut untuk pemberian pelayanan prima terhadap Wajib Pajak.
Semakin banyaknya
tuntutan dan target yang menjadi beban Direktorat Jenderal Pajak seperti
sekarang ini, sangat dituntut fleksibilitas karyawannya, seperti membantu tugas
karyawan lain dalam tim, memajukan diri untuk melakukan pekerjaan ekstra,
menghindari konflik, menghormati semangat dan isi peraturan serta dapat
mentolelir kerugian dan gangguan terkait dengan pekerjaan yang terjadi. Kita
sebagai pegawai Direktorat Jenderal Pajak seringkali dituntut untuk mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan diluar dari SOP dan IKU (Indikator Kinerja Unit) yang telah
ditetapkan dari kantor, misalnya seorang Account Representative selain mempunyai
tugas pokok untuk melayani dan memberikan bimbingan terhadap Wajib Pajak di
wilayah kerjanya juga harus membantu melaksanakan tugas-tugas lain diluar
SOPnya seperti ikut mensukseskan penerimaan SPT Tahunan, pencapaian target
e-filling, dan ikut serta membantu pekerjaan-pekerjaan lain yang menjadi IKU
kantor untuk menjunjang tercapainya penerimaan. Usaha-usaha yang dilakukan
karyawan untuk melakukan pekerjaan ekstra adalah konsep dari Organizational
Citizenship Behavior (OCB). Oleh karenanya penulis tertarik membahasnya lebih
dalam lagi dengan menarik judul “Membangun Aparatur Sipil Negara Berkarakter
(Leadership dan Teamwork) di Lingkungan Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Jombang”.
B. Rumusan
Masalah
1)
Apa
itu ASN Berkarakter Leadership dan Teamwork ?
2)
Kelebihan
dari ASN yang berkarakter Leadership dan Teamwork ?
3)
Apa
yang harus dipersiapkan oleh KPP Pratama Jombang untuk mendidik dan membentuk
karakter ASN newbie ?
C. Tujuan
Penulisan
1)
Mengetahui
apa itu ASN berkarakter.
2)
Mengetahui
kelebihan dari ASN yang berkarakter Leadership.
3)
Mengetahui
apa yang harus dilakukan pertama kali saat ada penempatan ASN baru atau pegawai
baru dilingkungan kerja KPP Pratama Jombang.
D. Manfaat
Penulisan
1)
Bagi
Penulis, untuk menambah wawasan tentang pentingnya menanamkan jiwa kepemimpinan.
2)
Bagi
Pembaca, untuk mengetahui bahwa sifat Leadership dan Teamwork harus ditanamkan
dari awal mula karyawan atau pegawai ataupun ASN yang baru menyelesaikan proses
recruitment.
PEMBAHASAN
A. Aparatur
Sipil Negara Berkarakter Leadership dan Teamwork.
Revolusi mental
sebagai sebuah gerakan nasional dalam rangka memperbaiki moral dan karakter
bangsa telah disuarakan sejak tahun 2014 dan tertuang dalam Instruksi Presiden
Nomor 12 Tahun 2016. Integritas, kerja keras, dan gotong royong adalah tiga
nilai yang dikukuhkan dalam gerakan ini. Hal ini sesuai dengan tujuan revolusi mental,
yakni terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
berlandaskan asas gotong royong. Pada hakikatnya, karakter bangsa yang tidak
baik pasti bisa berubah. Menurut Siregar yang dikutip dari Spears (2010),
“Character refers to deep structures of personality that are particularly
resistant to change.” (Karakter mengacu pada struktur kepribadian yang tahan
akan perubahan). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa secara alamiah manusia
telah dibekali dengan serangkaian skema dan sistem untuk dapat melakukan
perubahan, baik perubahan pada pola pikir, sikap, maupun mental. Dalam konteks
berbangsa dan bernegara, para pemimpin dalam setiap organisasi, khususnya
organisasi pemerintahan menjadi penggerak keberhasilan sebuah perubahan.
Habit atau kebiasaan,
dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah
dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok
masyarakat, biasanya
dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling
mendasar dari habit
adalah adanya informasi yang di teruskan dari genersi ke generasi baik tertulis
maupun (sering kali)
lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Wikipedia Bahasa
Indonesia). Habit merupakan norma yang keberadaannya dalam
masyarakat diterima sebagai aturan yang
mengikat walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah. Habit adalah tingkah laku
dalam masyarakat
yang dilakukan berulang-ulang mengenai suatu hal yang sama, yang di anggap
sebagai aturan
hidup.kebiasaan dalam masyarakat sering disamakan dengan adat istiadat. Adat
Istiadat adalah
kebiasaan kebiasaan social yang sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksud
mengatur
tatatertib. Adapun yang menganggap adat istiadat sebagai peraturan sopan santun
yang turuntemurun.
Pada umumnya adat
istiadat merupakan kebiasaan bersumber pada sesuatu yang suci
(sakral) dan berhubungan dengan tradisi rakyat yang telah turun temurun.
Karakter adalah gambar yang dapat dilihat dari nilai benar atau salah dalam
bentuk tindakan,
perubahan atau tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Contoh karakter yang
baik dapat dari sikap
seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual
seperti berfikir kritis, dan
alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggung jawab, komunikasi yang
baik, mempertahankan
prinsip-prinsip moral, kecakapan inter personal dan emosional yang memungkinkan
seseorang yang
berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi
dengan
komunitas, organisasi masyarakat dan negara. Jadi individu yang berkarakter
baik adalah seseorang
yang berusaha melakukan hal yang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam
lingkungan organisasi
setingkat seksi atau subbag yang dipimpin oleh eselen IV, adalah lingkungan
yang pertama dan utama
dikenal oleh ASN.
Ciri seorang yang
berintegritas ditandai oleh satunya kata dan perbuatan bukan seorang yang
kata-katanya tidak dapat dipegang. Seorang yang mempunyai integritas bukan tipe
manusia dengan banyak wajah dan penampilan yang disesuaikan dengan motif dan
kepentingan pribadinya. Berdasarkan kamus kompetensi perilaku Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), yang dimaksud dengan integritas adalah bertindak
secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah lakunya sesuai
nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di
tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi). Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian integritas adalah mutu,
sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki
potensi dan kemampuan memancarkan dan kejujuran. Orang yang berintegritas
adalah :
1)
Memiliki
integritas pribadi;
2)
Berkepribadian
utuh (setiap tindakan dan perilaku merujuk pada nilai dan etika);
3)
Satunya
perkataan dan perbuatan;
4)
Patuh
pada kode etik yang telah disepakati dan tidak melanggar sumpah jabatan;
5)
Tidak
tergoda melakukan penyelewengan dengan wewenang yang dimiliki; Konsumerisme dan
hedonism, Tata nilai dan ukuran moral masyarakat yang salah Manusia terpukau
dan terpedaya oleh uang dan kekuasaan.
6)
Menjadi
panutan.
Secara umum ada
ciri-ciri public life principles yang harus diketahui ketika kita memasuki
dunia publik, bekerja sebagai public servants atau abdi negara dan abdi masyarakat
ada 7 (tujuh) ciri-ciri public life principles yang wajib dimiliki oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu tidak berpikir untuk sendiri (selflessness) Tidak
berpikir untuk sendiri artinya mengutamakan kepentingan publik, dan tidak
berbuat dalam rangka memperoleh keuntungan material untuk dirinya sendiri,
keluarga atau teman-temannya. integritas (integrity) yaitu tidak
terikat pada ikatan diluar kantor dalam bentuk ikatan finansial, ataupun
kewajiban lainnya yang dapat mempengaruhi didalam menjalankan kewajibannya.
Obyektif (objectivity) bersikap obyektif dalam
melaksanakan urusan publik, termasuk dalam hal perjanjian publik, kontrak kerja
dengan berbagai pihak serta dalam merekomendasikan untuk penghargaan dan
hukuman harus berdasarkan sistem merit. Akuntabel (accountability) bersikap
akuntabel dalam keputusannya serta langkah-langkah di lapangan, dan kesiapan
dalam menerima pendalaman, pemeriksaan ataupun gugatan publik, sisi lain dari
responsible (tanggung jawab), maka itu sering disebutkan pentingnya akuntabel
transparan supaya tidak korupsi. Terbuka (openness) sikap terbuka ASN
dimaksudkan agar ASN bersikap transparan terkait semua keputusan-keputusan yang
diambil beserta alasan-alasannya, serta menjaga informasi hanya dalam situasi
dimana masyarakat luas menghendaki dengan permintaan, dan pertimbangan yang
jelas. Kejujuran (honesty) berarti melaksanakan tugas sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan Kepemimpinan (leadership) sebagai
perwujudan dalam pelaksanaan tugas kerja cerdas, kerja iklas dan kerja tuntas
guna menuju profesional.
B. ASN
Berkarakter Leadership dan Mampu Bekerja Dalam Teamwork
Dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan (Diklat), utamanya bagi aparatur sipil negara (ASN)
harus mampu menuai 3 hal penting dari kegiatan itu. Yakni, adanya transformasi
pengetahuan dengan serius memperhatikan materi yang diberikan dan menggali
referensi terkait. Lalu, peningkatan keahlian baik keahlian umum maupun
keahlian khusus. Dan, ketiga adalah terwujudnya perubahan sikap atau attitude.
Ini bagian penting
dari upaya untuk mewujudkan Smart ASN di lingkunga lingkungan k. Smart ASN
sendiri, memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era disrupsi dan
tantangan dunia yang semakin kompleks. Cirinya, berintegritas, nasionalisme,
profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa asing, berjiwa
hospitality, berjiwa entrepreneurship, dan memiliki jaringan luas.
Pegawai yang
berkualitas dianggap sebagai harta yang amat berharga oleh perusahaan maupun
kantor pemerintahan. Namun terus mempertahankan tanpa memperlengkapi dapat
menurunkan atau menghilangkan kualitas mereka. Sebagai pemimpin perusahaan dan ketua
tim, Anda wajib membekali pegawai Anda untuk meningkatkan kemampuan serta
membentuk karakter mereka agar siap bersaing. Salah satu cara paling efektif
untuk meningkatkan kualitas mereka adalah melalui leadership training atau
pelatihan kepemimpinan.
Pentingnya
Leadership Training
Banyak perusahaan
belum menyadari pentingnya leadership training atau latihan kepemimpinan bagi
performa pegawai dan kesuksesan perusahaan. Nyatanya, leadership training perlu
dilakukan untuk membentuk dan meningkatkan kemampuan Anda serta pegawai. Ada
dua kemampuan yang dapat dikembangkan melalui leadership training, yaitu
kemampuan teknis dan kemampuan manajerial.
Leadership training
akan meningkatkan kemampuan teknis yang berhubungan dengan bidang yang
ditekuni. Pegawai Anda akan semakin memahami pekerjaannya dan pekerjaan orang
lain. Pengetahuan yang bertambah serta kepercayaan diri yang terbentuk akan
meningkatkan profesionalisme mereka dalam bekerja. Kemampuan mengelola atau
manajerial berbicara mengenai kemampuan pegawai Anda dalam memimpin kelompok.
Dalam leadership training, kemampuan memimpin mereka seperti memutuskan,
memotivasi, memecahkan masalah, dan kreativitas mereka akan diuji dan
ditingkatkan sehingga mereka siap untuk memimpin kapanpun diperlukan.
Pegawai
yang Berkualitas = Perusahaan yang Sukses
Percayakah Anda jika
penerapan leadership training bagi pegawai dapat memajukan perusahaan?
Kenyataannya, terdapat tiga manfaat utama yang akan didapat oleh perusahaan dengan
adanya leadership training. Meningkatkan
produktivitas perusahaan, Leadership training akan memperbaiki penjualan
dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Berdasarkan data statistik,
produktivitas perusahaan akan meningkat rata-rata 600% atau enam kali lipat
jika para kepalanya mengikuti leadership training. Hal ini membuktikan bahwa
rasa tanggung jawab serta teamwork yang dibentuk saat pelatihan dapat
memperkuat hubungan dan kerjasama tim sehingga mereka lebih semangat dalam
bekerja. Dengan demikian terjadi peningkatan signifikan dalam penjualan dan
keuntungan yang didapat.
Meningkatkan
daya saing perusahaan
Kesiapan pegawai akan
menentukan daya saing perusahaan. Karena itu, perusahaan wajib mendidik pegawai
untuk meningkatkan kualitas mereka. Pegawai yang telah dibekali kemampuan
leadership oleh perusahaan akan dapat bekerja secara maksimal. Dengan tim yang
solid dan skill yang dikuasai, pegawai Anda siap untuk membawa perusahaan
bersaing dalam bisnis global.
Mengurangi
Turnover pegawai
Adanya leadership
training akan memfasilitasi dan memperlengkapi pegawai Anda. Sebuah penelitian
mengungkapan hanya 35% manajer yang nyaman dengan pekerjaan mereka. Hal ini
dikarenakan sebagian besar dari mereka kurang percaya diri dan sulit untuk
bekerja dalam tim. Pelatihan leadership akan meningkatkan kemampuan
berorganisasi dan skill mereka. Mereka akan dimotivasi untuk berpikir positif
dan bekerja sebaik mungkin. Dengan demikian, kenyamanan, kepuasan, dan royalitas
pegawai terhadap perusahaan semakin meningkat.
Integritas merupakan
sebuah tolok ukur fundamental untuk kepemimpinan (Leadership). Dengan demikian
seorang pemimpin harus memimpin dengan integritas, kejujuran dan berpegang pada
nilai-nilai organisasinya. Para anggota tim ingin mengetahui apakah pemimpin
mereka dapat dipercaya. Mereka harus merasa yakin bahwa sang pemimpin
memperhatikan kepentingan setiap anggota tim dan sang pemimpin harus menaruh
kepercayaan bahwa para anggota timnya melakukan tugas tanggung-jawab mereka.
Cara terbaik untuk membangun kepercayaan para anggota timnya adalah dengan
terus mempertahankan integritas. Ada komponen pengungkit merupakan komponen
yang menjadi faktor penentu pencapaian sasaran hasil pembangunan Zona
Integritas menuju WBK/WBBM yang terdiri dari enam komponen pengungkit, yaitu
Manajemen Perubahan, Penataan Tatalaksana, Penataan Manajemen Sumber Daya
Manusia, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, Penguatan Pengawasan, dan Penguatan
Kualitas Pelayanan Publik.
Menurut Gen Ronald R.
Fogleman menemukan bahwa pemimpin yang berintegritas menunjukkan sikap tulus
dan konsisten, memiliki keteguhan hati dan karakter, dan merupakan seorang yang
mampu bertahan sampai akhir. Tulus adalah
perilaku tanpa kepura-puraan dan kesan yang palsu. Pemimpin yang berintegritas
bersikap tulus dan tindakan mereka sesuai dengan perkataannya. Konsistensi adalah Satu perbuatan nyata yang mencerminkan integritas akan
meninggalkan kesan, namun perilaku seorang pemimpin haruslah konsisten jika ia
ingin berhasil membentuk suatu organisasi. Pemimpin semestinya mempraktikkan
apa yang mereka ajarkan, dan menetapkan standar dengan adil. Kesemuanya ini
dibutuhan untuk terwujudnya disiplin, moral, dan pencapaian misi. Keteguhan hati adalah Untuk menjadi
seorang pemimpin, kita harus memiliki lebih dari sekadar citra diri (image)
yang berintegritas, kita harus memiliki keteguhan hati. Menjadi Seorang yang Mampu Bertahan Sampai Akhir Pemimpin dapat
menunjukkan integritasnya dengan melaksanakan tugas sebaik mungkin, terlepas
dari seberapa penting tugas itu atau siapa yang akan mendapat pujian.
C. Membentuk
ASN Berkarakter
Dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan (Diklat), utamanya bagi aparatur sipil negara (ASN)
harus mampu menuai 3 hal penting dari kegiatan itu. Yakni, adanya transformasi
pengetahuan dengan serius memperhatikan materi yang diberikan dan menggali
referensi terkait. Lalu, peningkatan keahlian baik keahlian umum maupun
keahlian khusus. Dan, ketiga adalah terwujudnya perubahan sikap atau attitude. Ini
bagian penting dari upaya untuk mewujudkan Smart ASN di lingkungan KPP Pratama
Jombang. Smart ASN sendiri, memiliki profil yang disiapkan untuk menghadapi era
disrupsi dan tantangan dunia yang semakin kompleks. Cirinya, berintegritas,
nasionalisme, profesionalisme, berwawasan global, menguasai IT dan bahasa
asing, berjiwa hospitality, berjiwa entrepreneurship, leadership, dan memiliki
jaringan luas.
Perubahan sikap
adalah hal terpenting untuk membentuk Smart ASN. Sebab, tidak akan berguna
pengetahuan maupun keahlian apabila tidak disertai dengan sikap pribadi yang
baik atau kuat. Selayaknya
setiap diklat yang disertai ASN mampu mengubah sikap seseorang menjadi lebih
positif, juga pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Memang, perubahan sikap
ini tak bisa dilakukan dalam waktu pendek. Namun, butuh waktu yang relatif
panjang dan harus berkesinambungan. Untuk itu, adalah penting untuk meluruskan
niat dalam melakukan segala hal, termasuk mengikuti diklat. Seorang ASN juga
harus memiliki pengalaman, pengalaman penting bagi ASN untuk mengelola
pekerjaan atau tanggungjawab yang dibebankan. Pengalaman akan membentuk seorang
dengan leadership yang mapan. Leadership dan pengalaman ASN, akan menentukan 60
persen keberhasilan suatu lembaga dalam pencapaian visi misinya.
Namun sebelum Anda
bahkan memulai program panjang itu, beberapa poin ini harus lebih dulu dipahami
dalam membentuk tim kerja yang solid, diantaranya adalah ;
1)
Pastikan Kejelasan Tujuan dan Kesadaran Target
Lingkungan kantor
harus memberikan kesadaran kepada karyawan baru atau pegawai baru atau ASN
Newbie mengenai tujuan dan target tim yang melibatkan mereka. Untuk apa mereka
dibentuk di dalam satu tim? Target apa saja yang harus karyawan capai? Buatlah
dan komunikasikan tujuan secara spesifik dan terstruktur, seperti
pembagian peran untuk setiap anggota, hasil yang diharapkan, proses yang akan
ditempuh, serta pembagian tugas dan tanggung jawabnya masing-masing divisi,
dan lain sebagainya. Ini akan memberikan rasa aman dan kejelasan, serta arah
yang mencegah setiap karyawan dan karyawan baru dalam tim Anda memahami makna
dan kepentingan dirinya, dan tidak keluar dari tujuan utama. Jelasnya tujuan
akan selalu memberikan arah dan motivasi kerja bersama
2)
Pertahankan Komitmen
Hal yang tidak kalah
penting adalah komitmen. Kita harus menegaskan kepada tim yang terdiri dari
karyawan baru bahwa mereka harus memegang erat sebuah komitmen yang telah
disepakati bersama dan selalu mengingatkan anggota tim tentang pentingnya
memegang sebuah komitmen. Beri mereka arahan untuk mengevalusi diri mereka
sendiri setiap kali sudah menjalankan tugasnya. Seperti, mencoba bertanya
kepada diri sendiri sudah sejauh apakah kontribusi mereka dalam melakukan tugas
ini? Apakah tim sudah memberikan performa yang terbaik di dalam tim? Apakah
mereka sudah dengan baik mempertahankan komitmen yang sudah ada dan apakah tim
mulai mencapai tujuan?. Jika, iya kita harus selalu mengingatkan kepada anggota
tim agar selalu konsisten dalam mempertahankan komitmennya masing-masing.
Komitmen juga memberikan kesan dipercaya, yang penting dalam membangun tim
kerja yang solid.
3)
Memperhitungkan Risiko dan Konsekuensi Kerja Tim
Setiap langkah yang
akan kita ambil pasti memiliki risiko dan konsekuensinya masing-masing. Sebaiknya,
kita dan tim karyawan tidak hanya membuat rencana-rencana untuk mencapai tujuan
tetapi, harus memperhitungkan risiko yang akan dihadapi ketika kita dan tim
mengambil langkah tersebut. Persiapkan diri dan setiap anggota tim terhadap
konsekuensi yang akan dihadapi ketika rencana yang dijalankan gagal. Selalu
membuat plan A dan plan B jadi, dan persiapkan tim untuk kemungkinan rencana
yang satu gagal.mIni akan membuat kerjasama tim Anda terjaga dan moral tim Anda
tetap siap!
4)
Menjaga dan Membuka Jalur Komunikasi
Bagaimana kita dan
para karyawan baru yang tergabung dalam tim mau mencapai tujuan kalau
komunikasi tidak dijaga dengan baik?. Menjaga komunikasi sesama anggota tim
adalah hal utama yang perlu kita lakukan. Kita dan tim karyawan tidak akan bisa
bekerja secara optimal jika komunikasi yang berlangsung didasari dengan
ketidakjujuran. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang didasari dengan
kejujuran dan ketulusan. Biarkan setiap anggota tim mengemukakan pendapatnya,
dan pastikan komunikasi dilakukan dua arah, serta buat dan jagalah sistem komunikasi
sehat yang memberikan penghargaan pada ide dan gagasan, serta pesan yang
membangun. Setelah, komunikasi sudah berjalan lancara antar sesama anggota tim,
jangan lupa kita juga harus menjalin komunikasi yang baik dengan klien kita.
Mintalah masukan kepada klien, jika ada kekurangan dan segera memperbaiki
kesalahan yang terjadi.
5)
Saling Menghormati dan Saling Percaya antar karyawan
dalam tim
Ada baiknya sesama
karyawan dalam tim harus saling menghormati setiap pendapat yang diajukan oleh
masing-masing anggota. Jangan langsung menolak mentah-mentah ide tanpa pikir
panjang terlebih dahulu. Bangun rasa percaya SETIAP ANGGOTA, dengan memberikan
setiap anggota peran dan sensasi tanggung jawab penting yang bisa mereka
lakukan dan rasakan. Cobalah untuk terbuka akan ide-ide baru dari setiap
anggota, hal itu akan memperkaya Anda dalam menciptakan ide yang lebih kreatif.
Setelah itu belajarlah untuk percaya kepada anggota tim dalam menjalankan
setiap peran dan tanggung jawabnya. Ini termasuk dalam tahap awal pendidikan
karyawan baru dalam tim yang solid.
6)
Membuat Kegiatan di Luar Kantor
Buatlah kegiatan
bersama luar kantor, dari outting dan outbound, hingga sekedar rapat dan
diskusi- diskusi kecil luar kantor. Kita dapat melakukannya sendiri, atau
bekerjasama dengan penyedia jasa outbound dan pelatihan. Bahkan mudahnya,
buatlah acara hangout seperti bowling bersama, main basket
bersama, ataupun Kegiatan di luar kantor itu gunanya untuk menyegarkan
kembali otak dan badan kita yang sudah lelah, menghilangkan kejenuhan setelah
menjalankan berbagai macam rutinitas di kantor, dan ketika kembali bekerja lagi
otak kita akan lebih segar dan lebih bersemangat lagi. Segala sesuatu jika
dilakukan dengan berlebihan tidak baik, begitu juga dalam bekerja. Jika, tim
karyawan Anda terlalu memforsir dirinya tanpa istirahat hasilnya tentu tidak
akan baik pula.
7)
Lakukan Coaching Rutin terhadap Team dan
Karyawan Baru Anda
Coaching rutin perlu untuk kita lakukan untuk mengontrol
cara kerja setiap anggota tim karyawan. Apakah kerja dari masing-masing tim
karyawan masih on the track atau sudah keluar dari jalur
rencana yang sudah ditentukan dari awal ? Ketahui dan bantu proses perkembangan
pekerjaan dari masing-masing tim karyawan, kesulitan-kesulitan yang dialami
setiap tim selama menjalani tugas, dan perubahan-perubahan yang mungkin saja
terjadi di tengah jalannya tugas. Lakukan team coaching, posisikan diri kita
sebagai coach, dan coaching mereka dalam proses kerjasama tim mereka, dan
membantu mereka menemukan jawabannya sendiri untuk setiap masalahnya, dan
membantu tim kerja makin solid dan mampu mencapai tujuan bersama.
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Hellen Adams Keller seorang penulis, aktivis politik sekaligus akademisi
berkebangsaan Amerika pernah berkata "Alone we can do so little,
together we can do so much" yang jika diterjemahkan ke dalam
bahasa indonesia adalah "Sendiri kita bisa berbuat begitu sedikit,
bersama-sama kita bisa melakukan begitu banyak". Ungkapan tersebut menyampaikan pesan bahwa,
pentingnya kebersamaan atau kerja bersama dibandingkan dengan kerja sendiri.
Bagaimanapun, organisasi atau institusi baik negeri ataupun swasta, sekalipun
punya banyak struktur dan pekerja, tetaplah punya tujuan bersama yang harus
dicapai dengan kerja sama yang solid. Namun untuk menumbuhkan atau menghidupkan
teamwork bukanlah hal yang mudah, terlebih dalam instansi KPP Pratama Jombang
terdapat banyak pegawai baru dengan latarbelakang dan sifat masing-masing. Menurut
penulis, ada 2 komponen penting yang mempengaruhi keberhasilan sebuah kantor
atau instansi dalam membangun lingkungan kerja yang solid.
Pertama adalah menentukan pemimpin atau orang
yang mempunyai jiwa leadership yang tangguh dan kuat. Tanpa pemimpin maka
setiap anggota tim yang nota bene merupakan orang-orang dengan kapasitas
sebagai pemimpin bagi diri sendiri, akan melakukan apa saja yang mau dia
lakukan. Mengambil analogi dari olahraga sepak bola, maka yang terjadi tanpa
kapten kesebelasan yang memimpin adalah semuanya mau mencetak gol, termasuk
penjaga gawang. Tidak ada operan-operan bola ke striker, yang ada adalah aksi
penguasaan bola untuk target pribadi. Tugas seorang pemimpin tim untuk
mengkonstruksi dan mengkomunikasikan visi, kebijakan dan strategi yang hendak
dicapai, mengkoordinir usaha pencapaian tujuan hingga memastikan masing-masing
unit melaksanakan tanggung jawab secara bersama-sama. Tupoksi boleh berbeda,
namun semangat juang dan visi yang hendak dituju haruslah sama. Pemimpin juga
akan berfungsi menjadi problem solver atau memfasilitasi proses penemuan akan
cara penyelesaian masalah secara bersama-sama, termasuk mengelolah konflik
antar anggota. Oleh karena itu pelatihan Leadership untuk ASN baru (Newbie)
sangatlah penting agar ada pengkaderisasi di setiap generasinya.
Kedua adalah anggota tim itu sendiri, seyogyanya
menyadari posisinya dan tidak boleh menang sendiri. Ego harus dikendalikan. Selain
itu, anggota tim harus mampu membangun komunikasi yang konstruktif dengan
sesama anggota dan pimpinan. Komunikasi
konstruktif harus dalam konteks saling memahami karakter dan kemampuan
masing-masing anggota tim. Anggota tim yang tentu
saja lebih dari 1 (satu) orang, jelas memiliki latar belakang serta kemampuan
yang berbeda-beda. Namun sebagai bagian dari satu tim, perbedaan-perbedaan
tersebut perlu dikelolah secara konstruktif dengan mengembangkan kesadaran
kerjasama tim, dibarengi saling memahami dan pelepasan egoisme di antara sesama
anggota. Jika komunikasi dan manajemen perbedaan tidak terjadi, maka siap-siaplah
menyaksikan konflik yang tak terkendali dan akan menghancurkan eksistensi team
work. Jadi benahi kepemimpinan dan bangunlah kesadaran bersama sebagai sebuah
tim dengan target bersama, mencetak "goal" atau tujuan organisasi. Tidak
ada tempat untuk egosentrisme dan one person show dalam sebuah tim. Yang ada
hanyalah komunikasi dan kerjasama mencapai tujuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
“2 Faktor dalam Membangun Team
Work.”,Artikel
diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://www.kompasiana.com/meidy_tinangon_minahasa/5edfae52d541df7d3c22ae63/2-faktor-dalam-membangun-team-work?page=all#sectionall
“7 Cara Meningkatkan Semangat Tim” ,Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://www.studilmu.com/blogs/details/7-cara-meningkatkan-semangat-tim
“ASN Yang Kekinian dan Solutif” , Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-sidoarjo/baca-artikel/13431/ASN-Yang-Kekinian-dan-Solutif.html
Suriah,
Darman. 2018. “Aparatur Sipil Negara (Penyuluh)
yang Berkarakter”, Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://bkpsdmd.babelprov.go.id/content/aparatur-sipil-negara-penyuluh-yang-berkarakter
“Leadership and Teamwork Building”. Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://www.fastindotraining.com/leadership-and-teamwork-building/
“Membangun Team Work, Menghilangkan Ego Sektoral” ,Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/berita/membangun-team-work-menghilangkan-ego-sektoral
“Membangun Tim Kerja yang Solid
dengan Karyawan Baru”, Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : https://www.mitologiinspira.com/membangun-tim-kerja-yang-solid/
“Proses Kepemimpinan Dalam Membangun Integritas”. Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13745/Proses-Kepemimpinan-Dalam-Membangun-Integritas.html
“Servant Leadership: ASN sebagai pemimpin yang
melayani masyarakat”.
Artikel diambil dari internet pada 09 Juni 2021 melalui : https://pemimpin.id/servant-leadership-asn-sebagai-pemimpin-yang-melayani-masyarakat/
“Smart ASN, Miliki Attitude dan Berkarakter Baik”. Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : https://news.prokal.co/read/news/6972-smart-asn-miliki-attitude-dan-berkarakter-baik
“Tingkatkan Kualitas Pegawai Anda
dengan Leadership Training!”. Artikel
diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : https://www.jurnal.id/id/blog/tingkatkan-kualitas-pegawai-anda-dengan-leadership-training/
Mustafid,
Hidayat. 2017. “PENINGKATAN KINERJA APARATUR
SIPIL NEGARA MELALUI BUDAYA ORGANISASI”. Artikel
diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : https://media.neliti.com/media/publications/publications/256445-peningkatan-kinerja-aparatur-sipil-negar-239261c9.pdf
Basri,
Hasan. 2017. “ANALISIS PENGEMBANGAN KARIR
APARATUR SIPIL NEGARA BERDASARKAN MERIT SISTEM (STUDI PENELITIAN DI PEMERINTAH
KABUPATEN ACEH TENGAH)”. Artikel
diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/885/147005029.pdf?sequence=1
“Transformational leadership”. Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : http://eprints.ums.ac.id/51696/3/Bab%20I.pdf
Rusdiana.
2020. “Kepemimpinan Pendidikan Islam”. Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : http://digilib.uinsgd.ac.id/35104/
“laporan penelitian ASN 2018”. Artikel diambil dari internet pada 10 Juni 2021 melalui : http://eprints.undip.ac.id/76654/2/Laporan_Penelitian_ASN_2018.pdf
Natapriatna,
Uus. 2014. “Kebiasaan Atasan Langsung sebagai Pembentuk Karakter Aparatur Sipil Negara”. Artikel diambil dari internet pada 11 Juni 2021 melalui : https://juliwi.com/published/E0104/Paper0104_05-09.pdf
“STRATEGI MEMBANGUN PEMIMPIN BERKARAKTER BERBASIS NILAI-NILAI AGAM”. Artikel diambil dari internet pada 11 Juni 2021 melalui : https://pta.kemenag.go.id/?mdocs-file=13012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar