UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA MELALUI METODE PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Karya
Tulis ini Digunakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Teknik Menulis
Karya Ilmiah
OLEH
NAMA
: RUDI IMAWAN
NIM
:
817101672
POKJAR KOTAGAJAH
UPBJJ BANDAR LAMPUNG
UNIVERSITAS TERBUKA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Metode Permainan Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono
Tahun Pelajaran2011/2012
Mengetahui
Tutor Mata Kuliah
Ketua Kelompok Belajar
Teknik Menulis Karya Ilmiah
Kecamatan Kotagajah
Drs.
Hi. SUKIRMAN, S.Pd.M.Pd.
Hj. SAENAH ASTRIANI, M.Pd.
NIP. 195302031981031002
NIP. 195312171975112002
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmatNyalah maka penulis dapat menyusun karya ilmiah dengan judul : “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Metode Permainan Pada Mata
Pelajaran IPA Kelas V SDN 1 Sritejokencono Tahun Pelajaran 2011/2012” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan karya ilmiah ini disusun sebagai tugas mandiri pada mata kuliah
Teknik Menulis Karya Ilmiah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian proposal ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi penulisan karya ilmiah yang lebih baik dan sempurna. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kotagajah,
06 Oktober 2011
Penulis
RUDI IMAWAN
NIM
817101672
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE
PERMAINAN PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SDN 1 SRITEJOKENCONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012
OLEH :
NAMA :
RUDI IMAWAN
NIM
:
817101672
Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA
merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti
dan dipahami. Akibatnya siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA,
akibatnya nilai IPA siswa yang diperolehnya tidak mencapai optimal.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inguriy) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas yang besar dalam pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.
Metode pembelajaran permainan dalam
pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk
meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
Pada penelitian menggunakan dua
tabel pengambilan data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif yang kemudian
dibandingkan total hasilnya sebelum dan sesudah menggunakan metode permainan
pada pembelajaran IPA di SD.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada peningkatan hasil dan minat belajar siswa dengan menggunkan metode
permainan.
Kata Kunci : Prestasi belajar, metode permainan, mata
pelajaran IPA
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL...............................................................................................
i
HALAMAN
PENGESAHAN................................................................................
ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................
iii
ABSTRAK.............................................................................................................
iv
DAFTAR ISI
..........................................................................................................
v
DAFTAR
TABEL.....................................................................................................
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang............................................................................................
1
B.
Rumusan
Masalah.......................................................................................
2
C.
Batasan
Masalah.........................................................................................
2
D.
Tujuan
Penelitian.........................................................................................
2
E.
Hipotesa......................................................................................................
2
II. KAJIAN
PUSTAKA........................................................................................
4
III. METODOLOGI PENELITIAN
A.
Desai Penelitian.........................................................................................
9
B.
Pelaksanaan
Tindakan
.............................................................................
10
C.
Observasi.................................................................................................
10
IV. HASIL PEMBAHASAN
..............................................................................
13
V.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................
16
B. Saran
.........................................................................................................
16
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Siswa SD pada umumnya menganggap mata pelajaran IPA
merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan yang tergolong sulit dimengerti
dan dipahami. Siswa kurang berminat untuk mengikuti pelajaran IPA, akibatnya
nilai IPA siswa yang diperolehnya tidak mencapai optimal.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pelajaran yang
menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan kegiatan praktik untuk
mengembangkan kompetensi, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta–fakta, konsep–konsep,dan prinsip-prinsip saja,
tetapi juga merupakan proses penemuan. Pemahaman pengetahuan alam melalui
kegiatan belajar mengajar di SD dapat dijadikan landasan Ilmu Pengetahuan Alam
pada pendidikan selanjutnya.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inguriy) untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu
pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara
langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap
ilmiah. Keterlibatan dan aktifitas yang besar dalam pembelajaran
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA yang diproleh siswa.
Oleh karena itu metode pembelajaran permainan dalam
pendidikan IPA di SDN 1 Sritejokencono sangat tepat untuk diterapkan untuk
meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
pendahuluan, disusun permasalahan sebagai berikut:
- Apakah penggunaan metode
permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA
?
- Apakah ada peningkatan terhadap
hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA jika menggunakan metode
permainan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
penelitian ini adalah:
- Meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran IPA melalui metode permainan di kelas V SDN 1
Sritejokencono.
- Meningkatkan hasil belajar
siswa melalui metode permainan dalam pembelajaran IPA.
D. HIPOTESIS
Dari
hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat
Bagi
siswa:
-
Meningkatkan
dan memperbaiki hasil belajar siswa.
-
Meningkatkan
minat belajar siswa dalam proses KBM.
-
Siswa
lebih bergairah dalam belajar dan tidak membosankan.
-
Membantu
meningkatkan prestasi belajar siswa.
-
Membantu
siswa mengembangkan keterampilan mencatat yang baik.
-
Memberikan
keterampilan bagi siswa untuk mencari informasi sendiri.
-
Dapat
mengembangkan disiplin dan tanggung jawab.
Bagi guru:
Dapat
membantu memperbaiki pembelajaran siswa secara profesional, serta memungkinkan
secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan.
Bagi
sekolah:
Sekolah
yang berhasil mendorong terjadinya inovasi guru, telah berhasil pula
meningkatkan kualitas pendidikan untuk para siswa.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Menurut
Purwanto (1986:85) mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
Menurut
Hamalik (1982:82) belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perbuatan dalam
diri seseorang yang dinyatakan dalam cara dan bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan.
Menurut
Margon (1978) belajar dapat diartikan sebagai hasil akhir dari latihan berupa
perubahan tingkah laku yang relatif mantap dan merupakan akhir dari suatu
periode waktu yang cukup lama. Dari pendapat Purwanto dan Margon di atas
terlihat adanya suatu persamaan yang mendasar bahwa belajar adalah proses
perubahan.
B. Pengertian Hasil Belajar
Haward
Kingsley (1970:75) membagi tiga macam hasil belajar yakni:
1) Keterampilan dan kebiasaan
2) Pengetahuan dan keterampilan
3) Sikap dan cita-cita
Dalam
rangkaian kegiatan belajar yang mempunyai ciri-ciri tertentu, Oemar Hamalik
(1982:430) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut
1. Proses belajar ialah mengalami,
berbuat, mereaksi dan melampaui.
2. Proses belajar itu melalui
bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan
tertentu.
3. Pengalaman belajar bersumber dari
kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.
4. Proses belajar dan hasil belajar
dipengaruhi pembawaan dan lingkungan.
5. Proses belajar dan hasil belajar
secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual.
6. Proses belajar berlangsung secara
efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan
disesuaikan dengan kematangan sebagai peserta didik.
7. Proses belajar yang terbaik adalah
apabila mengetahui status dan kemajuannya.
8. Proses belajar merupakan kesatuan
fungsional dan berbagai prosedur.
9. Hasil-hasil belajar secara
fungsional bertali satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
10. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, abilitas dan keterampilan.
Hasil
belajar adalah bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan
merupakan nilai yang diperoleh siswa dari proses belajar. Ketercapaian suatu
tujuan pembelajaran salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
diukur melalui tes.
Hasil
belajar adalah suatu indeks yang dapat menentukan berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar ( Surachman, 1989) dan menurut Sujana (1995) mengemukakan bahwa
hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan tingkat kemajuan yang telah dicapai
oleh siswa dalam kurun waktu tertentu.Mulyono (1986) yang dikutip oleh Winkel
(1999) mengemukakan bahwa :
Hasil
Belajar adalah kemampuan yang diproleh anak setelah melalui kegiatan belajar,
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari sseorang yang berusaha untuk
memperoleh bentuk perubahan perilaku yang relative mantap.
Berdasarkan
pendapat Mulyono dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang
dialami seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar.Untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka
atau nilai tertentu. Selain pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil belajar
siswa saja tetapi dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada siswa. Hal ini
tentu saja dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan
pernah dialami sebelumnya.
C. Aktivitas Belajar
Aktivitas
merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sardiman
(2001 : 93 ) mengemukakan bahwa : Pada prinsipnya belajar adalah berbuat,
berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas.
Aktivitas
siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di
sekolah – sekolah tradisional. Dalam prosesbelajaran, guru perlu membangkitkan
aktivitas siswa dalam berfikir dan berbuat. Slameto (1995 : 36) menyatakan :
Penerimaan
pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu
begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk
yang berbeda : seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat,
menimbulkan diskusi dengan guru.
Diedrich
yang dikutip oleh Sardiman ( 2001:95 ) membuat suatu daftar yang berisi macam –
macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut : (1) Visual activities, (2) Oral Activities,
(3) Listening avtivities, (4) Writing activities, (5) Drawing activities, (6)
Motor activities. Bila siswa menjadi partisipan yang aktif, maka siswa akan
memiliki pemahaman yang lebih baik. Pada kegiatan pembelajaran, perhatian siswa
merupakan kesadaran yang menyertai aktivitas siswa. Hamalik (1994:74)
berpendapat :
Kegiatan
atau aktivitas siswa dalam pembelajaran bermanfaat bagi siswa yaitu siswa
memperoleh pengalaman langsung, memupuk kerja sama, disiplin belajar, kemampuan
berfikir kritis, dan suasana pembelajaran di kelas mennjadi hidup dan dinamis.
Siswa
dikatakan aktif belajar jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang sesuai
dengan tujuan belajarnya, memberikan tanggapan terhadap suatu peristiwa yang
terdiri, dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses
belajarnya.untuk itu aktivitas siswa dalam pembelajaran perlu diperhatikan.
Beberapa aktivitas siswa yang tidak sesuai dengan kegiatan pembelajaran dimana
siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran (off task) seperti (1) berbicara yang
tidak sesuai dengan pembelajaran, (2) tidak mendengarkan/ memperhatikan
penjelasan guru, (3) mengerjakan tugas lain. (4) mengganggu teman kelompok, (5)
mencari perhatian. (Hopkins, 1993 :105).
Menurut
pendapat WS.Winkel (1983:48) menyatakan bahwa aktivitas belajar ata kegiatan
belajar adalah : Segala bentuk kegiatan belajar siswa yang menghasilkan suatu
perubahan belajar yaitu hasil belajar yang dicapai.
Menurut
Abdurrahman (2006:34) menyatakan bahwa aktivitas belajar adalah : Seluruh
kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun kegiatan rohani yang mendukung
keberhasilan belajar.
Semakin
banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin
memahami dan menguasai pelajaran yang disampaikan guru. Salah satu pembelajaran
menggunakan alat peraga Seqip IPA adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V pada SDN 1 Sritejokencono pada pembelajaran
dikelompokkan menjadi 5 kelompok terdiri dari 4 siswa sebagai anggotanya dengan
jumlah siswa pada satu kelas terdiri dari 20 siswa.
2. Setting Penelitian
Penelitian
ini akan dilaksanakan pada semester gasal pada siswa kelas V di SDN 1
Sritejokencono tahun 2011/2012. Karakteristik yang diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1) Hasil belajar relatif rendah
2) Aktivitas siswa kurang
3. Langkah-Langkah Tindakan
A. Perencanaan
Kegiatan
yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah
a.
Membuat
skenario pembelajaran
b. Membuat rencana pembelajaran
B. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar melalui metode
permainan.
- Observasi lembar kerja
teknologi produksi masa lalu dan masa sekarang.
- Melakukan pemantauan RPP untuk
melihat bagaimana aktivitas siswa ketika seluruh proses tindakan
dilakukan.
- Melakukan evaluasi atau tes
hasil belajar setelah melakukan metode permainan.
C. Observasi
Dilaksanakan
terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi dan hasil belajar.
4. Instrumen
Dalam
mengadakan pengamatan dan wawancara, digunakan beberapa perlengkapan yaitu:
1) Mengunakan lembar observasi untuk
mengamati aktifitas siswa, minat belajar siswa serta guru dalam prose
pembelajaran.
2) Menggunakan lembar tes formatif
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
3) Tes yang berfungsi sebagai indikator
untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran.
Tabel 1. Jenis data dan metode pengumpulan data
No
|
Jenis Data
|
Metode
|
1
|
Aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran
|
Lembar
observasi
|
2
|
Aktivitas guru selama kegiatan
pembelajaran
|
Lembar
observasi
|
3
|
Hasil belajar siswa
|
Tes
akhir
|
5. Teknik Analisis Data
Data yang
diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis dengan teknik kualitatif
deskriptif dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Pengelompokan data pendahuluan
- Pengelompokan data akhir
- Interpretasi
- Tindakan lanjut
Data
Kuantitatif
Tabel 2. Data hasil belajar
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Peningkatan
|
|
Tes Awal
|
Tes Akhir
|
|||
1
|
||||
2
|
||||
3
|
Keterangan:
Nilai
= jumlah jawaban yang benar
Peningkatan = nilai tes akhir – nilai tes awal
Data
Kualitatif
Tabel 3. Data untuk melihat aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
Skor
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
||||||||
2
|
||||||||
3
|
Keterangan :
- Aktif dalam diskusi
- Mengeluarkan pendapat
- Bekerja sama
- Membuat catatan
- Bertanya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Dari hasil pelaksanaan penelitian
ini penulis mendapatkan hasil sebagai berikut :
Data
Kuantitatif
Tabel 4. Data hasil belajar
No
|
Nama Siswa
|
Nilai
|
Peningkatan
|
|
Tes 1
|
Tes 2
|
|||
1
|
Adi Saputra
|
55
|
60
|
5
|
2
|
Ainun Markhamah
|
60
|
70
|
10
|
3
|
Anggik Hartian
|
65
|
70
|
5
|
4
|
Anggit Ardiyanto
|
65
|
70
|
5
|
5
|
Doni Anggara
|
55
|
60
|
5
|
6
|
Echya Munica
|
60
|
65
|
5
|
7
|
Kholifatul Musholla
|
60
|
70
|
10
|
8
|
Leni Nofita Sari
|
75
|
75
|
0
|
9
|
Leny Tiana
|
75
|
85
|
10
|
10
|
Mella Septiana
|
65
|
70
|
5
|
11
|
Mia Wahyu Pertiwi
|
60
|
65
|
5
|
12
|
Nanang Arbi P
|
60
|
65
|
5
|
13
|
Nanang Ardiansyah
|
75
|
80
|
5
|
14
|
Nur Usai P
|
65
|
75
|
10
|
15
|
Pixka Yuliyanti
|
60
|
70
|
10
|
16
|
Rahmat Adi
|
70
|
80
|
10
|
17
|
Riyan Yuda
|
70
|
80
|
10
|
18
|
Roni Prastiyo
|
65
|
70
|
5
|
19
|
Serly Masahul
|
60
|
65
|
5
|
20
|
Tin Yuniawati
|
60
|
65
|
5
|
Jumlah
|
1.280
|
1.410
|
130
|
Keterangan:
Nilai
= jumlah jawaban yang benar
Peningkatan
= nilai tes akhir – nilai tes awal
Nilai Tes
1
= nilai yang didapat sebelum tanpa menggunakan metode
permainan
Nilai
Tes 2
= nilai yang didapat menggunakan metode permainan
Data
Kualitatif
Tabel 5a.
Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebelum menggunakan metode
permainan
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
Skor
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
Adi Saputra
|
Ö
|
1
|
|||||
2
|
Ainun Markhamah
|
Ö
|
1
|
|||||
3
|
Anggik Hartian
|
Ö
|
1
|
|||||
4
|
Anggit Ardiyanto
|
Ö
|
1
|
|||||
5
|
Doni Anggara
|
Ö
|
1
|
|||||
6
|
Echya Munica
|
Ö
|
1
|
|||||
7
|
Kholifatul Musholla
|
Ö
|
1
|
|||||
8
|
Leni Nofita Sari
|
Ö
|
1
|
|||||
9
|
Leny Tiana
|
Ö
|
1
|
|||||
10
|
Mella Septiana
|
Ö
|
1
|
|||||
11
|
Mia Wahyu Pertiwi
|
Ö
|
1
|
|||||
12
|
Nanang Arbi P
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
13
|
Nanang Ardiansyah
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
14
|
Nur Usai P
|
Ö
|
1
|
|||||
15
|
Pixka Yuliyanti
|
Ö
|
1
|
|||||
16
|
Rahmat Adi
|
Ö
|
1
|
|||||
17
|
Riyan Yuda
|
Ö
|
1
|
|||||
18
|
Roni Prastiyo
|
Ö
|
1
|
|||||
19
|
Serly Masahul
|
Ö
|
1
|
|||||
20
|
Tin Yuniawati
|
Ö
|
1
|
|||||
Jumlah Skor
|
22
|
Tabel
5b. Data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran menggunakan metode permainan
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
Skor
|
Keterangan
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||
1
|
Adi Saputra
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
2
|
Ainun Markhamah
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
3
|
Anggik Hartian
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
4
|
Anggit Ardiyanto
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
5
|
Doni Anggara
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
6
|
Echya Munica
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
3
|
|||
7
|
Kholifatul Musholla
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
3
|
|||
8
|
Leni Nofita Sari
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
3
|
|||
9
|
Leny Tiana
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
3
|
|||
10
|
Mella Septiana
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
11
|
Mia Wahyu Pertiwi
|
Ö
|
Ö
|
2
|
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
|
Jumlah
Skor
|
Keterangan
|
||||
12
|
Nanang Arbi P
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
13
|
Nanang Ardiansyah
|
Ö
|
Ö
|
Ö
|
3
|
|||
14
|
Nur Usai P
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
15
|
Pixka Yuliyanti
|
Ö
|
1
|
|||||
16
|
Rahmat Adi
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
17
|
Riyan Yuda
|
Ö
|
1
|
|||||
18
|
Roni Prastiyo
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
19
|
Serly Masahul
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
20
|
Tin Yuniawati
|
Ö
|
Ö
|
2
|
||||
Jumlah Skor
|
43
|
Keterangan :
- Aktif dalam diskusi
- Mengeluarkan pendapat
- Bekerja sama
- Membuat catatan
- Bertanya
B. Pembahasan
Dari hasil yang didapat dari data
kuantitatif pada tabel 4 terlihat bahwa total tes 1 (tes sebelum mendapat
metode permainan) adalah 1.280. Setelah mendapat metode permainan kemudian
diberikan tes kembali, yakni tes 2 mendapat total nilai 1.410 sehingga mengalami
peningkatan sebesar 130. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya metode
permainan dapat meningkatkan hasil prestasi anak didik.
Kemudian pada tabel 5a, yakni untuk
mengetahui data kualitif anak, dapat dilihat bahwa jumlah skor sebelum mendapat
metode permainan sebesar 22. Setelah mendapat metode permainan yang dapat
dilihat pada tabel 5b didapat 43 skor nilai. Hal ini juga menunjukkan bahwa
metode permainan pada pelajaran IPA juga dapat meningkatkan kualitas belajar
anak didik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari hasil yang didapat serta
analisis dari penulis yang dilaksanakan pada SDN 1 Sritejokencono Kecamatan
Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2011/2012 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan metode permainan pada mata pelajaran IPA Kelas V
dapat meningkatkan prestasi serta kualitas belajar anak didik.
B. SARAN
Berdasarkan analisa data di atas
yang telah diperoleh maka penulis mempunyai saran :
1. Bagi Bapak/Ibu guru yang mengajar di
SDN 1 Sritejokencono hendaknya juga menggunakan metode bermain untuk dapat
meningkatkan prestasi dan kualitas belajar anak didik pada mata pelajaran IPA
2. Bagi orang tua wali murid supaya
tidak melarang putra-putrinya untuk bermain, karena memang masa mereka masih
ada di situ sepanjang permainan tersebut tidak berbahaya, aman bagi anak, dan
selalu diawasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman
dan Erlita. YP. 2006. Meningkatkan
Aktivitas dan Penguasaan Konsep Materi Pokok Usaha dan Energi Menggunakan
Analogi dan Demonstrasi Dengan Pendekatan Konstruktivisme. BL. FKIP Unila.
Hamalik, Oemar. 1982. Ciri-Ciri Belajar. Jakarta: Depdikbud.
Hopkins,
D. 1983. A. Techers Guide tto Classroom
Research. Philadelphia: Open University Press.
Kingsley, Haward. 1990. Penuntun Belajar Yang Sukses. Jakarta:
Nina Karya Jaya.
Sardiman,
A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sujatmiko,
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : Depdiknas, 2004
TIM
SEQIP. 2003. IPA Guru Kelas V. Depdiknas.
Winkel,
WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan
Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.
Read more at http://bukupinta.blogspot.com/2012/04/contoh-karya-ilmiah-universitas-terbuka.html#KgJZ5hPhuzWEmBh1.99