Di era multimedia ini, telah merebak berbagai macam
teknologi yang mempengaruhi minat baca manusia, seperti televisi, gadget,
dan berbagai macam teknologi yang mengaburkan keinginan untuk membaca. Beberapa
ahli menemukakan bahwa kehadiran media elektronik bersamaan dengan fragmentasi
dari hypertext justru mengancam keberlanjutan kegiatan membaca
Hal ini dapat dilihat pada persentase minat baca di
Indonesia masih sangat kurang. Untuk anak usia 15 tahun mereka memiliki tingkat
intensitas membaca koran sebanyak 55.11%, majalah atau tabloid 29.22%, buku
cerita 16.72%, buku pelajaran 44.28%, ilmu pengetahuan lainnya 21.07%. hasil
ini sesuai dengan persentase minat baca ideal dari 80% total penduduk.
Menurut hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2006, bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai
sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih memilih menonton TV (85,9%) dan
atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Terlalu sering berada di depan media elektronik juga
memberi dampak negatif bagi kesehatan. Dampak buruk akibat terlalu banyak
menonton TV disampaikan oleh Ian Morgan dari the Australian National University
Canberra. Hasil analisa 40 kasus, faktor terlalu banyak menonton TV merupakan
sebuah hal yang patut disalahkan karena mengurangi daya lihat mata.
Sedangkan penggunaan laptop berdasarkan sebuah
penelitian yang dilakukan tim
dari Universitas Boston, terungkap sekitar 50 persen mahasiswa pengguna laptop
kerap mengeluhkan rasa nyeri setelah menggunakan komputer selama satu jam.
Penelitian dilakukan terhadap 18 juta mahasiswa pada tahun 2008. Sehingga lebih
aman bagi kesehatan ketika kita membaca buku dari pada membaca sebuah bacaan di
media elektronik.
Akibat buruk kecenderungan anak-anak usia
sekolah terlalu sibuk mengakses media internet dan alat-alat media komunikasi
dan elektronik adalah malas, kurang kreatif, asyik sendiri dan kurang peduli
dengan lingkungan sekitar (asyik bermain sendiri). Sebaliknya, nilai-nilai
positif tidak terbangun seperti solidaritas, toleransi dan tolong-menolong
(sebab mereka lebih banyak asyik dan sibuk dengan diri sendiri), tugas-tugas
sekolah dan rumah terabaikan, kehangatan hubungan dengan orangtua makin menipis
(sebab mereka lebih banyak mengurung diri di kamar atau keluar ke warung
internet.
Selain itu, anak-anak juga akhirnya bermental
konsumtif (sebab mereka hanya tahu mengkonsumsi informasi, tanpa mampu berpikir
dan bertindak kreatif), keinginan untuk menikmati berbagai jenis makanan yang
ditawarkan pasar maupun yang disuguhkan dalam iklan, keinginan memiliki barang
elektronik yang terbaru dan canggih.
Namun teknologi seperti social media juga dapat
menambah minat baca, namun lebih ke bentuk visual melalui gadget yang
ada. Apapun itu sebagai generasi muda kita harusnya tetap menjaga minat baca,
karena semboyan ”Buku adalah Jendela Dunia” belum tergantikan dengan “Gadget
adalah Jendela Dunia”.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/17/dampak-multimedia-terhadap-minat-baca-masyarakat/
http://www.sesawi.net/2012/02/03/tradisi-baca-dan-dampak-buruk-teknologi-informasi-2/
terima kasih gan atas infonya ...
BalasHapusVimax
Viagra
Obat Kuat
Obat Pembesar Penis
Klg