akuntansi piutang


AKUNTANSI PIUTANG

A.  PENGERTIAN PIUTANG
Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:
1.     Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung oleh instrumen kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
2.    Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke pihak yang berhutang (debitur).
Mempertimbangkan relevansinya dengan praktek akuntansi piutang pada instansi pemerintah khususnya pada kementerian negara/lembaga, bab ini akan lebih banyak membahas mengenai piutang usaha biasa.

B.  PIUTANG USAHA BIASA
1.     Timbulnya piutang dan akuntansinya
Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual.
1)    Penjualan barang/jasa
Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2006
Jan    5

Piutang Usaha
       Pendapatan Usaha

5.000.000


5.000.000  

2)   Pemberian Pinjaman
Piutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang pada perusahaan lain. Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2006
Jan  15

Piutang Pegawai
       kas

500.000


500.000  

2.    Kerugian Piutang
Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu:
1)    Metode Langsung
Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
2)   Metode Cadangan/Penyisihan
Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang.
Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat:
-       pembentukan Cadangan; dan
-       penyesuaian saldo Cadangan.
Berikut ini contoh ikhtisar akuntansi kerugian piutang dengan metode Cadangan:
a.     Pada tanggal 31 Desember 2005 dibentuk cadangan kerugian piutang Rp 5.000,00
b.     Pada tanggal 19 September 2006 dihapuskan piutang sebesar Rp 3.000,00
c.     Pada tanggal 14 Desember 2006 diterima piutang yang telah dihapus Rp 2.500
Transaksi
Jurnal
Membentuk Cadangan
Beban Kerugian Piutang
      Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
5.000

5.000
Menghapus Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
       Piutang

3.000

3.000
Menerima Piutang yang telah dihapus
Piutang
      Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
2.500

2.500
Kas
      Piutang
2.500

2.500
Menyesuaikan akun Cadangan
Pada akhir tahun dilakukan penyesuian berdasarkan:
a.     Penjualan                  b. Saldo Piutang

c. Menyesuaian saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang
            1) Dasar Penjualan
Pertama, tentukan besarnya penjualan kredit selama setahun, jika tidak ada data gunakan total penjualan selama satu periode. Besarnya taksiran kerugaian ditentukan dengan mengalikan % kerugian dengan penjualan tersebut, lalu dijurnal. Misalkan penjualan kredit selama tahun 2005 sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan ditaksir kerugian piutang adalah 5% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 50.000.000,00. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Beban Kerugian Piutang
       Penyisihan Ker. Piutang

50.000.000


50.000.000  
                       
2) Dasar Piutang
                Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
(a)  Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
(b) Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan;
(c)  Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.

Langkah pertama:
Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari, dapat didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur masing-masing tagihan.
(1)  Didasarkan pada Total Piutang
Caranya dengan mengalikan total piutang dari rekening “Piutang” dengan % yang telah ditetapkan. Misalnya dari PT ABC diperoleh data sebagai berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total piutang.
DEBITUR
JUMLAH
TGL FAKTUR
TGL JATUH TEMPO
PT A
2.000
20/12/2005
20/01/2006
PT B
2.500
15/10/2005
15/11/2005
PT ABC
1.000
15/11/2005
15/12/2005
PT X
3.000
3/10/2005
3/11/2005
PT Y
2.500
3/7/2005
3/8/2005
PT Z
1.000
3/8/2005
3/9/2005
JUMLAH
12.000


      Taksiran kerugian piutang = 15% x Rp 12.000,00 = Rp 1.800,00.

(2) Didasarkan pada Umur Piutang
Caranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31 Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember.
(a)  Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31 Desember
Karena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang
% Taksiran Kerugian Piutang
Belum jatuh tempo
10%
Lewat waktu s.d. 30 hari
15%
Lewat waktu lebih dari 30 hari
20%

Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur
Jumlah
Belum Jatuh Tempo
Lewat s.d 30 Hari
Lewat Waktu > 30 Hari
PT A
2.000
2.000


PT B
2.500


2.500
PT ABC
1.000

1.000

PT X
3.000


3.000
PT Y
2.500


2.500
PT Z
1.000


1.000
Jumlah
12.000
2.000
1.000
9.000
% Penyisihan

10%
15%
20%
Jumlah Penyisihan
2.150
200
150
1.800
     
(b)  Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31 Desember
Karena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang
% Taksiran Kerugian Piutang
s.d. 30 hari
10%
31 s.d. 60 hari
15%
lebih dari 60 hari
20%

Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur
Jumlah
s.d. 30 hari
31 s.d. 60 hari
Lebih dari 60 hari
PT A
2.000
2.000


PT B
2.500


2.500
PT ABC
1.000

1.000

PT X
3.000


3.000
PT Y
2.500


2.500
PT Z
1.000


1.000
Jumlah
12.000
2.000
1.000
9.000
% Penyisihan

10%
15%
20%
Jumlah Penyisihan
2.150
200
150
1.800

Langkah kedua:
Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah dihitung dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Dari perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu:
(a)  Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
(b) Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran kerugian piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal penyesuaian.
(c)  Rekening  Cadangan bersaldo Kredit lebih besar dari taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, perlu dikurangi dengan membuat jurnal penyesuaian.
(d) Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun lalu kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo debet ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil perhitungan.

Langkah ketiga:
                   Kasus I
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian.

      Kasus II
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Beban Kerugian Piutang
       Penyisihan Ker. Piutang

150


150  

Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:


Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah



Des 31

2.000



31
AJP
150

Beban Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah
Des 31
AJP
150










Kasus III
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 3.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Penyisihan Ker. Piutang
      Beban Kerugian Piutang

850


850  
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah
31
AJP
850
Des 31

3.000







Beban Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah



Des 31
AJP
850







Kasus IV
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp 1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Beban Kerugian Piutang
     Penyisihan Ker. Piutang

3.150


3.150  
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah
Des 31

1.000
Des 31
AJP
3.150







Beban Kerugian Piutang
Tgl
Uraian
Jumlah
Tgl
Uraian
Jumlah
Des 31
AJP
3.150










  1. Penyajian di Neraca
Piutang di sajikan di neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini adalah jumlah yang akan diterima berupa nilai nominal dikurangi dengan taksiran kerugian piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih.
Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut:





PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
 


               Harta Lancar:
               Kas                                                                                                           xx
               Piutang                                                     Rp 12.000,00
                  Penyisihan Kerugian Piutang             (Rp  2.150,00)                       Rp 9.850,00

Kadangkala perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk mengembalikan barang (retur penjualan). Jika perusahaan telah menjual barang dengan syarat di atas, maka ada kemungkinan pembeli akan membayar dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar nilai realissi, maka pada akhir tahun perusahaan membuat jurnal untuk mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dmaksudkan untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah sebesar nilai yang dapat direalisir. Misalkan pada akhir tahun 2005 diperkirakan bahwa debitur akan membayar dengan diskon Rp 20,00 dan melakukan retur  Rp 100,00, maka perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005 akan membuat jurnal:

Tgl.
Akun
Debet
Kredit
2005
Des 31

Potongan Tunai Penjualan
     Cadangan Pot. Tunai Penjualan

20


20
Retur Penjualan
     Cadangan Retur Penjualan
100

100





PT ABC
Neraca
31 Desember 2005
 


               Harta Lancar:
               Kas                                                                                                                xx
               Piutang                                                                      Rp 12.000,00
                    Cadangan Pot Tunai & Retur         Rp     120,00
                    Penyisihan Kerugian Piutang          Rp  2.150,00     (Rp   2.270,00)     Rp 9.730



akuntansi kas


AKUNTANSI KAS

A. PENGERTIAN KAS
Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dpat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya/not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo rekening koran yang diblokir.

B. REKONSILIASI SALDO KAS
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
  1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
- setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.
- Cek yang masih beredar (outstanding check), yaitu cek yang sudah dibuat dan diserahkan oleh perusahaan kepada penerima tetapi sampai akhir periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
2.      Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti:
-          Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu pada saat menerima rekening koran.
-          Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan , kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.
3.      Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun  oleh bank, misalnya cek untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.

C.  DANA KAS KECIL
Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:
1.  Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali (replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti-bukti pengeluaran dari petugas kas kecil.
Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya atau aset dan meng-kredit rekening ”Kas Kecil”. Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian ini dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi kembali.
1)    Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah cek nominal Rp 500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas kecil. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Jan  31
Kas Kecil
       Kas
500

500
2)   Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor Rp 200, membayar ongkos angkut barang yang dibeli Rp 150 serta biaya lain-lain Rp 75. petugas akan menerima bukti-bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal.
3)   Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp 425 ke bagian keuangan, kemudian petugas menerima cek sebesar Rp 425. Tindakan ini disebut pengisian kembali (replenishment). Jurnal yang dibuat:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Des 30
Supplies Kantor
Transportation-in
Biaya Lain-lain
       Kas
200
150
75



425
4)   Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Des 31
Biaya Lain-lain
       Kas Kecil
50


50

5)   Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut:
Tgl.
Akun
Debet
Kredit
Des 31
Kas Kecil
       Biaya Lain-lain
50


50

2.  Metode Saldo Berfluktuasi
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi Kas Kecil.
Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment. Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta tertentu.
Karena metode saldo berfluktuasi tidak dipakai oleh pemerintah, maka modul ini tidak memberikan ilustrasi rinci mengenai metode saldo berfluktuasi.


cursors lucu, cantik, dan unik

temen2 bosen sama tapilan cursors yang gtu gtu aja ???
jangan kawatir ni saya punya kumpulan cursors lucu bergambar naruto untuk cwo,,alat2 ninja,, ada juga macam2 cursors untuk cwe2 termasuk cursors  hello kitty
download jha 
  klik disini

khasiat bonahong


23 Khasiat Tanaman Binahong untuk Menyembuhkan Penyakit

1. Obat Luka.
Bahan:
Daun binahong beberapa lembar.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci, diremas-remas hingga menjadi lembut dan berlendir.

Cara menggunakan:
Tempelkan pada bagian luka, setelah itu tunggu sebentar, maka lukanya akan menjadi kering.

2. Obat Ambeien.
Bahan:
Daun Binahong sebanyak 16 lembar, air 3 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

3. Obat Batuk.
Bahan:
Daun binahong 10 lembar.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tersisa 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

4. Obat borok aku yang menahun.
Bahan:
Daun binahong 12 lembar, 3 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

5. Obat darah rendah.
Bahan:
Daun binahong 8 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

6. Obat disentri.
Bahan:
Daun binahong 10 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

7. Obat Gatal-gatal, eksim kulit.
Bahan:
Daun binahong 10-15 lembar. 3 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahon dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

8. Obat Gegar Otak.
Bahan:
Daun binahong 10 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus hingga mendidih dan tinggal 2 gelas.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari.

9. Obat Gusi berdarah.
Bahan:
Daun binahong 4 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

10. Obat Hidung Mimisan.
Bahan:
Daun binahong 4 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus hingga mendidih sampai tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

11. Obat Jerawat.
Bahan:
Daun binahong 8 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus hingga mendidih sampai tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

12. Untuk melancarkan haid.
Bahan:
Daun binahong 3 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus hingga mendidih sampai tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

13. Obat Kencing manis.
Bahan:
Daun binahong 11 lembar, air 3 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

14. Obat Kurang Nafsu makan.
Bahan:
Daun binahong 5 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

15. Obat Lemah Syahwat.
Bahan:
Daun binahong 3-10 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

16. Untuk menjaga stamina tubuh.
Bahan:
Daun binahong 1 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

17. Obat sakit paru-paru.
Bahan:
Daun binahong 10 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

18. Obat Patah Tulang.
Bahan:
Daun binahong 10-20 lembar, air 3 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

19. Obat Radang Ginjal.
Bahan:
Daun binahong 7 lembar, air 2 gelas.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

20. Obat sehabis bersalin.
Bahan:
Daun binahong 7 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

21. Sehabis Operasi.
Bahan:
Daun binahong 20 lembar, 3 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

22. Obat Sesak Nafas.
Bahan:
Daun binahong 7 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

23. Obat Usus Bengkak.
Bahan:
Daun binahong 3 lembar, 2 gelas air.

Cara membuat:
Daun binahong dicuci lalu direbus sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.

Cara menggunakan:
Diminum 1 kali sehari.

Itulah resep-resep ampuh dari daun binahong. Begitu banyak khasiatnya, tak ada salahnya menanam tanaman binahong ini di pekarangn rumah, siapa tahu suatu saat kita membutuhkannya. Formasi daun per lembar yang dipakai sangatlah penting, selain buat keamanan juga kemanjuran obat.

Jadi simpan baik-baik resep di atas biar tinggal buka saja saat akan menggunakan daun binahong untuk obat sakit.


Sumber:
Sajiku.
http://obatsakit2011.blogspot.com/2013/05/23-khasiat-tanaman-binahong-serta-resep.html
Gambar:
www.se7.org
healthtohappinies.blogspot.com

accounting deviden !!


Kebijakan Dividen (Dividend Policy)

a. Dividen
Menurut Rofelawaty (2006: 108) Dividen adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Dividen tersebut dapat berupa uang, skrip (script), saham perusahaan (berupa saham investasi atau barang lainnya). Dividen timbul setelah direksi mengumumkan akan membagikan dividen, dan kebijaksanaan pembagian harus berdasarkan persetujuan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). KUHD pasal 49 menyebutkan bahwa perusahaan boleh membagikan dividen kalau perusahaan tersebut memiliki laba, tetapi tidak setiap perusahaan yang memperoleh laba dapat membagikan dividen. Karena untuk membagikan dividen memerlukan uang atau aktiva lain. Puspita (2009: 34) menyatakan Dividen merupakan sebagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karenanya dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh laba. Laba yang layak dibagikan kepada para pemegang saham adalah laba setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak. Karena dividen diambil dari laba bersih maka laba tersebut mempengaruhi besarnya dividen. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 
  
b. Jenis-jenis Dividen 

Dilihat dari bentuk dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, dividen dibedakan menjadi:
  1. Dividen tunai (Cash Dividend), yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai (kas).
  2. Dividen Skrip (Script Dividend), yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk skrip (surat tanda hutang).
  3. Dividen saham (Stock Dividend), yaitu dividen yang dibagikan dalam bentuk modal saham perusahaan tersebut.
  4. Dividen Barang (Property Dividend), yaitu dividen yang dibagikan tidak berupa uang tunai atau modal saham tetapi dalam bentuk barang (aktiva tetap) atau investasi (surat-surat berharga).
  5. Dividen Likuidasi (Liquidation Dividend), yaitu dividen yang dibagikan sebagai akibat dilikuditaskannya perusahaan. dividen ini dibagikan dengan tujuan pengembalian modal penyertaan kepada para pemegang saham. Dividen yang dibagikan  adalah selisih antara nilai realisasi aset perusahaan dikurangi dengan semua kewajibannya.  
Ada 3 macam tanggal yang relevan dengan dividen yaitu, tanggal pengumuman yaitu tanggal direksi mengumumkan akan membagikan dividen, tanggal pencatatan yaitu tanggal registrasi para pemegang saham, dan tanggal pembayaran yaitu tanggal  pembayaran dividen.
    c. Kebijakan Dividen
    Kebijakan dividen merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena mempengaruhi kesempatan investasi, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Menurut Intan (2009 : 21) “kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan pihak manajemen untuk menentukan perlakuan terhadap earning after tax (EAT), apakah dibagikan sebagai dividen, diinvestasikan kembali, atau sebagian dividen, sebagian lagi diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan”. Pengalokasian laba yang tepat, sangat penting bagi suatu perusahaan sehingga pertumbuhan perusahaan (rate of growth) dan kesejahteraan para pemegang saham dapat terjamin. Aspek utama dalam kebijakan dividen adalah penentuan alokasi laba (earning) sebagai dividen atau laba ditahan (retained earning). Menurut Purwanti (2009: 2) “dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Dan laba ditahan adalah bagian dari laba yang tersedia bagi para  pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan perusahaan (rate of growth)”. Laba sebaiknya tidak dibagikan seluruhnya sebagai dividen, sebagian harus disisihkan atau ditahan. 

    d. Teori Kebijakan dividen

    Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat 3 konsep tentang kebijakan dividen, yaitu:irrelevance theory, bird in the hand theory, dan tax preference theory.
    a. Irrelevance theory
    Irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun terhadap biaya modalnya. Menurut teori ini, kebijakan dividen tidak mempengaruhi harga saham ataupun cost of capitalperusahaan. Oleh karena itu, kebijakan dividen menjadi tidak relevan (irrelevant). Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1961), yang menyatakan bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh expected earnings dan risiko perusahaan. Nilai perusahaan hanya tergantung pada laba yang diekspektasikan dari aktiva, bukan dari pemisahan laba menjadi dividen dan laba ditahan. Teori ini menganggap bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai perusahaan.

    b. Bird in the hand theory
    Teori dari Lintner (1962), Gordon (1963), dan Bhattacharya (1979) menjelaskan bahwa investor menyukai pendapatan dividen yang tinggi karena pendapatan dividen yang diterima seperti burung di tangan (bird in the hand) yang mempunyai nilai yang lebih tinggi dan risiko yang kecil daripada pendapatan modal (bird in the bush) karena dividen lebih pasti dari pendapatan modal. Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain. Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh besarnya dividen yang dibagikan. Peningkatan dividen akan meningkatkan harga saham yang akan berdampak pula pada nilai perusahaan.

    c. Tax preference theory
    Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Mereka berpendapat bahwa karena adanya pajak, maka pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak. Teori ini merujuk kepada pengenaan pajak yang diberlakukan bagi setiap investor yang mendapatcapital gain atau dividen. Pada umumnya besarnya pajak yang diberlakukan berbeda, dimana pajak untuk dividen lebih besar dibandingkan pajak untuk capital gain. Para investor lebih menyukai capital gain karena dapat menunda pembayaran pajak. Sudah tentu present value(PV) pembayaran pajaknya akan turun. Dengan dua alasan ini (pajak lebih rendah serta dapat ditundakan) maka Litzenberger dan Ramaswamy menyatakan pandangan negatif dividen bagi nilai (value) perusahaan.
    Meskipun tiga konsep tersebut dianggap sebagai teori-teori utama mengenai kebijakan dividen, perkembangan ilmu keuangan modern memunculkan pendekatan baru yang lebih relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu:
    a. Signalling theory
                Signalling theory is based on the assumption that information is not equally available to all parties at same time, and that information asymmetry is the rule. Information asymmetries can result in very low valuations or a suboptimum investment policy. Signalling theory states that corporate financial decisions are signals sent by the company’s managers o investors in order to shake up these asymmetries. These signals are the cornerstone of financial communications policy.
    Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan dividen dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan dividen. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal yaitu dividen itu sendiri tidak menyebabkan kenaikan/penurunan harga, tetapi prospek perusahaan yang ditunjukkan oleh meningkat/menurunnya dividen yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dari dividen (Information Content of Dividend). Menurut teori tersebut, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa mendatang. Prinsip signalling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymmetric information. Asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal.

    b. Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividends)
    Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

    cara menghilangkan jerawat


    Manfaat Khasiat Daun Dan Buah Belimbing Wuluh Untuk Kesehatan

    Nah berikut ini adalah manfaat dan khasiat daun dan buah belimbing wuluh bagi kesehatan, serta sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit seperti: mengobati jerawat, darah tinggi, sakit batuk dan lainnya.


    Manfaat Daun Dan Buah Belimbing Wuluh

    Jangan bayangkan belimbing ini memiliki bentuk seperti belimbing pada umumnya. Belimbing sayur yang dikenal juga dengan sebutan belimbing wuluh adalah jenis buah yang biasanya digunakn ole para ibu untuk memasak. Rasanya yang asam dapat memperkuat rasa masakan . 

    Belimbing wuluh atau belimbing sayur ini terkadang dianggap sebagai tanaman pekarang saja, padahal tanaman teropis ini memiliki banyak khasiat untuk mengobati berbagai penyakit. Bagiyan yang bisa digunakan, yaitu buwah, batang, daun, dan bunganya. 

    Keempat bagian tersebut banyyak mengandung senyawa yang berkhasiat, di antaranya saponin, tannin, glukosida, hingga. kalsium. Salah satu yang paling dikenal orang, belimbing wuluh sebagai obat sariyawan. Konon, rasanya yang masam mengandung vitamin C yang tinggi, caranya dengan mengunyah atau ditempelkan pada bagiyan sariyawan. 

    Khasiat lain adalah sebagai obat asam atau sesak nafas. Cukup dengan merebus bunga belimbing wuluh dengan air dan gula batu. Lalu diminum 2-3 kali sehari sampai asma dan alerginya sembuh. Belimbing wuluh juga mampu mengobati batuk kering, kandungan kaliumnya mampu melancarkan dahak dan menurunkan panas. Sementara bagi penderita hipertens, atasi juga dengan belimbing wuluh yakni dengan merebus 3 buah belimbing wuluh yang di iris dengan 3 gelas air sampai tinggal setengahnya. Kemudiyan, saring dan minum dipagi hari. 

    Manfaat dan Khasiat Daun dan Buah Belimbing Wuluh: 

    Adapun khasiat dari belimbing wuluh adalah sebagai berikut. 

    1. Pengobatan jerawat

    Untuk mengobati jerawat siapkan 3 buwah belimbing wuluh segar. Cuci hingga bersih. Buah diparut dan diberi sedikit garam. Tempelkan pada kulit yang berjerawat. Lakukan 2 kali sehari. Atau siapkan 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari. 

    2. Pengobatan Tekanan Darah Tinggi

    Siapkan 3 buah belimbing wuluh dan biji sari gading 25gr yang sudah dicuci bersih. Biji sari gading ditumbuk halus. Masukan kedalam panci berisi 4 gelas air dan rebuslah bersama belimbing wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum 1 gelas sehari. Buah yang besar dan berwarna hijau diparut, ambil air nya dan diminum. Atau bisa juga dengan cara menyiapkan 3 buah belimbing wuluh yang dicuci lalu dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tinggal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, Minum setelah makan pagi. 

    3. Obat batuk 

    Caranya: Daun, bunga, buah yang masing-masing sama banyaknya direbus dalam air yang mendidih selama 1/2 jam, dan minum air nya. Untuk batuk pada anak, ambilah 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temugiring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dupotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin lalu disaring, diminum dengan madu seperlunya. sehari 3 kali 3/4 gelas. 

    4. Pengobatan Diabetes 

    Sementara unutuk anda yang menderita diabetes, siapkan 6 buah belimbing wuluh, lalu dilumatkan, direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah, Saring, minum 2 kali sehari. 

    5. Pengobat Gondongan 

    Caranya: Setengah genggam daun belimbing wuluh ditumbuk dengan 3 bawang putih. Kompreskan pada bagiyan gondongan. 10 ranting muda belimbing wuluh berikit daunya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Barurkan ketempat yang sakit. 

    6. Rematik 

    Caranya: Segenggam daun belimbing wuluh dicuci, tumbuk sampai halus, tambahkan kapur sirih, gosokan kebagiyan yang sakit itu. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkih dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempet yang sakit. Atau bisa juga dengan cara menyiapan 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia Champaca L.), 15 biji cengkih, 15 butir lada hitam, di cuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagiyan tubuh yang sakit. Lakukan dengan 2-3 kali sehari. 

    7. Pegal linu 

    Caranya: Satu genggam daun belimbing wuluh yang masih muda, 10 biji cengkih, 15 biji lada, digiling halus lalu ditambahkan cuka secukupnya. Lumukan ke tempat yang sakit. 

    8. Panu 

    Caranya: Sepuluh buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terasa panu. Lakukan 2 kali sehari. 
    dan juga manfaat kulit manggis

    ====================

    Itulah manfaat daun belimbing wuluh untuk kesehatan, baca juga artikel tentangmanfaat daun sirih.

    TUGAS 2 penganggaran


    TUGAS 2
    penganggaran
    Irdatama santia anindita
    018680547
     


    Toko Edellweis selama bulan Januari 2012 mempunyai data transaksi anggaran sebagai berikut:
    a. Beli barang dagangan Rp15.000,- tunai 60%, sisanya kredit sebulan
    b. Jual barang dagangan Rp30.000,- tunai 40%, sisanya kredit sebulan.
    c. Bayar sewa Rp1.000,-
    d. Gaji Rp500,-
    e. Sisa barang dagangan akhir Januari sebesar Rp4.000,-
    Berdasarkan data tersebut, buatlah anggaran kas dengan metode langsung.

    jawabannya !!!

    yang terbaik

    No whatsapp jasa karya ilmiah Universitas Terbuka

    Untuk no whatsapp nya ganti di 085293796340 Untuk testimoni ada di galeri. Untuk yg lain2 gak tak post krna sdh mulai di rame pembahasan ter...