akuntansi manajemen inisiasi 4



INISIASI 4

Analisis Kos – Volume – Laba
(Cost Volume Profit Analysis)

Analisis kos-volume-laba (CVP) adalah salah satu alat utama untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Analisis ini mempunyai manfaat pada awal tahap perencanaan karena menyajikan suatu kerangka pemikiran yang sederhana dalam mendiskusikan isu-isu perencanaan dan pengelolaan data yang relevan. Analisis CVP menggunakan sistem kalkulasi kos di mana kos produk (cost  of product) menggunakan Variable Costing
Terdapat beberapa asumsi dasar untuk penerapan analisis CVP, yaitu berikut ini.
1.    Fungsi pendapatan dan fungsi kos berbentuk linier.
2.    Harga jual produk, total kos tetap, dan kos variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
3.    Unit yang diproduksi semuanya dapat terjual.
4.    Untuk analisis multiproduk, bauran penjualan dapat dihentikan dengan pasti.
5.    Harga jual dan kos diketahui dengan pasti.

Langkah langkah dalam analisis CVP adalah sebagai berikut.

1.   Menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas atau menghasilkan target laba.
      Pada penghitungan produk tunggal, titik impas (BEP) dalam unit dapat dihitung dengan membagi total kos tetap dengan marjin kontribusi per unit. Marjin kontribusi per unit adalah selisih antara harga jual per unit dengan kos variabel per unit.  
      Untuk analisis multiproduk harus diketahui bauran penjualan yang diharapkan. Pada bauran penjualan tertentu, masalah multiproduk dapat dialihkan ke dalam analisis produk tunggal. Namun, harus diingat bahwa hasil akan berubah jika bauran penjualan juga berubah. Perubahan bauran penjualan mengakibatkan titik impas juga akan berubah.
2.   Menghitung jumlah pendapatan yang diperlukan untuk mencapai titik impas atau menghasilkan target laba.
      Titik impas dalam rupiah penjualan untuk produk tunggal dapat dihitung dengan membagi total kos tetap dengan rasio marjin kontribusi. Rasio marjin kontribusi adalah marjin kontribusi dibagi harga jual per unit.
      Untuk analisis multiproduk, cara penghitungan tidak berbeda dengan produk tunggal, hanya saja dalam multi produk harus diperhitungkan bauran penjualan dari produk yang dijual.
3.   Membuat grafik volume laba dan grafik CVP.
      CVP didasarkan atas beberapa asumsi yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan masalah-masalah dalam bisnis. Analisis ini mengasumsikan bahwa fungsi kos dan pendapatan adalah linear, tidak ada persediaan akhir barang jadi, bauran penjualan diketahui dengan pasti, dan adanya kepastian harga jual, kos tetap dan kos variabel. Asumsi-asumsi tersebut membentuk landasan bagi analisis grafik sederhana dengan menggunakan grafik volume laba dan grafik CVP.
4.   Rumus persamaan-persamaan yang penting.
      Rumus perhitungan dari persamaan – persamaan penting dari analisis CVP disajikan pada tabel berikut ini.

     Tabel Persamaan-Persamaan Penting

1. Pendapatan (penjualan) = Harga jual per unit x Unit jual
2. Laba operasi = (Harga jual per unit x Unit jual) – (Kos variabel per unit x Unit jual) –total kos tetap
3. Titik impas dalam unit = Total kos tetap / Marjin Kontribusi per unit
4. Marjin Kontribusi  = Harga jual per unit – Kos variabel per unit
5. Titik impas dalam rupiah penjualan = Total kos tetap / rasio marjin kontribusi
6. Rasio marjin kontribusi = Marjin kontribusi / harga jual per unit
7. Laba setelah pajak = Laba operasi – (tarif pajak penghasilan x laba operasi)
8. Laba operasi = Laba setelah pajak / (1 – tarif pajak penghasilan)


Resiko dan Ketidakpastian
Pada analisis CVP harga dan kos seharusnya  diketahui dengan pasti, namun hal tersebut tidak selalu terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari pengambilan keputusan bisnis dan bagaimanapun hal itu harus ditangani. Secara formal, risiko berbeda dari ketidakpastian. Untuk risiko, distribusi probabilitas variabelnya diketahui, sementara untuk ketidakpastian, distribusi probabilitas variabelnya tidak diketahui. Ada beberapa metode yang digunakan oleh manajer dalam menangani risiko dan ketidakpastian. Pertama, manajemen harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, kos, dan kuantitas di masa depan. Kedua, manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang bisa disebut “kisaran titik impas”. Dengan kata lain, karena sifat data yang tidak pasti mungkin suatu perusahaan mencapai titik impas ketika 1.800 sampai 2.000 unit terjual. Jadi, titik impas tidak diestimasi pada satu titik tertentu, misalnya 1,900 unit. Terakhir, manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas atau analisis “bagaimana jika” (If-Then Analysis).  Terdapat dua konsep yang bermanfaat bagi manajemen dalam mengukur risiko dan ketidakpastian adalah margin pengaman (margin of safety) dan pengungkit operasi (degree of operating leverage). Kedua konsep ini dapat dipertimbangkan untuk mengukur risiko. Masing-masing konsep mensyaratkan pengetahuan mengenai kos tetap dan kos variabel.
Analisis CVP dapat digunakan dengan perhitungan kos berdasarkan aktivitas, namun analisisnya harus dimodifikasi. Berdasarkan ABC, kos tetap dipisahkan menjadi berbagai jenis kos yang berubah-ubah sesuai penggerak kos (cost driver) tertentu. Pada tahap ini, cara yang paling mudah adalah mengelompokkan biaya variabel menjadi tingkat unit, tingkat batch dan tingkat produk. Kemudian, dampak keputusan terhadap batch dan produk dapat diuji berdasarkan analisis CVP. Rumus persamaan-persamaan yang penting dari analisis CVP adalah:

1.   Margin Pengaman (margin of safety) = Penjualan – Penjualan pada titik impas
2.   Tingkat Pengungkit Operasi  (degree of Operating Leverage=DOL) = Total Margin kontribusi / Laba operasi
3.   Persentase Perubahan Laba = DOL x persentase perubahan penjualan
4.  Total kos ABC = Total kos tetap + (kos variabel per unit x unit jual) + kos tingkat batch x penggerak batch) + (kos tingkat produk x penggerak produk)
5.  Unit impas ABC = Total kos ABC / Margin kontribusi per unit


Contoh soal :
PT Toba Travel adalah agen perjalanan yang khusus melayani penerbangan antara pulau Nias - Medan. Agen ini mengenakan tarif tiket Merpati Airlines untuk penerbangan pulang pergi sebesar Rp1.800.000. Sampai dengan bulan lalu, Merpati Airlines membayar komisi sebesar 10% dari harga tiket per penumpang kepada agen tersebut, di mana komisi ini merupakan satu-satunya sumber pendapatannya. Kos tetap per bulan yang ditanggung agen ini sebesar Rp18.000.000 (untuk membayar gaji, sewa, dan lain-lain), sedangkan kos variabel per unit sebesar Rp40.000 per tiket.
Merpati Airlines pada bulan ini melakukan revisi pemberian komisi kepada seluruh agen perjalanannya, di mana komisi akan diberikan sebesar 10% per tiket sampai maksimum Rp100.000, mana yang lebih tinggi. Bagi tiap tiket dengan harga lebih dari Rp1.000.000  maka Merpati Airlines hanya akan membayar komisi sebesar Rp100.000 berapa pun harga tiket tersebut. Pajak atas pendapatan 30%.

Diminta:
1.   Berdasarkan struktur pemberian komisi yang lama, berapakah tiket pulang pergi yang harus dijual agen perjalanan per bulan  untuk mencapai:
a)   titik impas (BEP);                          
b)   laba operasi per bulan Rp12.000.000.
2.   Berdasarkan struktur pemberian komisi yang baru, berapakah tiket pulang pergi yang harus dijual agen perjalanan per bulan untuk mencapai:
a)   titik impas (BEP);                          
b)   laba operasi setelah pajak per bulan Rp4.200.000.

Jawaban
1)   Komisi sebesar 10% dari tiap tiket = 10% x Rp1.800.000,- = Rp180.000
Jadi,
                  Pendapatan              = Rp180.000
      Kos variabel per unit           = Rp40.000
      Marjin kontribusi per unit    = Rp180.000 – Rp 40.000 = Rp140.000
      Kos tetap per bulan = Rp18.000.000
a)   Q         = Kos Tetap/Marjin kontribusi
                  = Rp18.000.000 / Rp140.000 = 129 tiket
b)   Jika target laba operasi per bulan sebesar Rp12.000.000
      Q         = (Total Kos Tetap + Laba Operasi) / Marjin kontribusi
                  = (Rp18.000.000 + Rp12.000.000) / Rp140.000 = 214 tiket

2)   Dengan sistem komisi yang baru:
      Agen hanya akan menerima Rp100.000 dari harga tiket Rp1.800.000
      Jadi,
      Pendapatan              = Rp100.000
      Kos Variabel per unit          = Rp40.000
      Marjin Kontribusi per unit   = Rp100.000 – Rp40.000 = Rp60.000
      Kos tetap per bulan = Rp18.000.000

a)  Q = Total Kos Tetap / Marjin kontribusi
          = Rp18.000.000 / Rp60.000  = 300 tiket

b)   Target laba setelah pajak (dalam unit)
       Q  =  (Total Kos Tetap + Laba setelah pajak)/Marjin kontribusi
            = [Rp18.000.000 + {4.200.000/(1- 30%)}/Rp60.000
           = (Rp18.000.000 + Rp6.000.000) / Rp60.000  = 400 tiket



akuntansi manajemen inisiasi 3



Inisiasi 3: Analisis Biaya Pesanan


Metode akumulasi berdasarkan pesanan dikenal dengan istilah aslinya, yaitu Job-order costing.   Metode ini hanya dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk atau jasa berdasarkan pesanan. Adapun karakteristik job-order costing adalah sebagai berikut.
1.       Jasa atau produk yang diproduksi sangat bervariasi, sesuai pesanan.
2.       Biaya diakumulasi per pesanan setiap kali satu pesanan selesai dikerjakan.
3.       Biaya per unit dihitung dengan cara membagi total biaya pesanan dengan jumlah unit produk yang diproduksi untuk pesanan bersangkutan.
4.       Setiap komponen biaya produksi dapat diidentifikasi langsung ke masing-masing pesanan, kecuali biaya bersifat umum dan bersama, misalnya overhead. Oleh karena itu, dalam job-order costing biaya produksi diklasifikasikan menjadi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead.
5.       Setiap pesanan harus dibuatkan kartu pesanan untuk mencatat setiap biaya yang dibebankan untuk pesanan bersangkutan.

Ketika menerima pesanan, perusahaan harus segera mencatat kualifikasi produk yang dipesan secara cermat dan rinci. Kemudian dimasukkan ke dalam kartu biaya pesanan.  Kartu biaya pesanan adalah sebuah dokumen yang dipergunakan untuk mengakumulasi setiap biaya yang dibebankan ke pesanan tertentu dalam sebuah metode akumulasi biaya berdasarkan pesanan. Perusahaan harus sudah memiliki sistem yang memadai untuk menghitung perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk memproduksi pesanan tersebut dan perkiraan laba kotor yang diinginkan sehingga dengan segera dapat memberikan informasi tentang harga pesanan ke pelanggan.

Masalah akuntansi dalam metode akumulasi biaya berdasarkan pesanan mencakup berikut ini.
1.       Akuntansi untuk bahan baku: mencakup pencatatan baik pada saat pembelian maupun pada saat pemakaian.
2.       Akuntansi untuk tenaga kerja: mencakup pencatatan pada saat terjadinya, saat distribusi, dan pada saat pembayaran.
3.       Akuntansi untuk biaya overhead pabrik: mencakup pencatatan pada saat pembebanan (didahului menghitung tarif), saat pencatatan overhead aktual, dan pada saat menghitung dan menutup di akhir periode.
4.       Akuntansi untuk Penyelesaian Pesanan.
5.       Akuntansi untuk penjualan: mencakup pencatatan pada saat penyerahan barang dan pada saat pengakuan pendapatan.

Untuk memperjelas pemahaman anda, berikut ini contoh soal untuk anda pelajari :

Soal 1
PT. Indah Cipta meruapakan sebuah produsen yang menerima pesanan pembuatan keramik. Beberapa transaksi yang terjadi pada bulan Agustus 2011 adalah swbagai berikut:

1 Agustus. Dibeli material secara kredit Rp59.000.000
3 Agustus. Material dipakai seharga Rp48.000.000 terdiri dari:
·   Rp41.000.000 untuk membeli bahan baku langsung yang dipergunakan untuk mengerjakan Job#007 = Rp5.500.000, JoB#008 = Rp31.000.000, dan Job #009 = Rp4.500.000.
·   Rp7.000.000 untuk membeli bahan baku tidak langsung.
6 Agustus. Gaji dan upah yang harus dibayarkan sebesar Rp52.000.000 terdiri dari:
·   Rp42.000.000 untuk membayar tenaga kerja langsung yang dipergunakan untuk mengerjakan Job#007 = Rp. 6.500.000, Job#008 = Rp30.250.000, dan Job#009 = Rp5.250.000.
·   Rp10.000.000 untuk membayar tenaga kerja tidak langsung.
Berdasarkan transaksi pada tanggal 3 sampai dengan tanggal 6 Agustus 2011 tersebut, anda diminta untuk membantu PT. Indah Cipta untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut kedalam buku jurnal umum.

Petunjuk Jawaban Latihan
Tgl
Akun-akun
Debit
Kredit
1.
Sediaan Bahan Baku
Rp59.000.000


Utang Usaha

Rp59.000.000
Mencatat pembelian bahan baku secara kredit
2.
Biaya Overhead Aktual
Barang Dalam Proses Job#007
Barang Dalam Proses Job#008
Barang Dalam Proses Job#009
Rp7.000.000
Rp5.500.000
Rp31.000.000
Rp4.500.000


Sediaan Bahan Baku

Rp48.000.000
Mencatat pemakaian bahan baku ke masing-masing job
3a
Gaji dan Upah
Rp52.000.000


Utang Gaji dan Upah

Rp52.000.000
Mencatat gaji dan upah yang terutang
3b
Biaya Overhead Aktual
Barang Dalam Proses Job#007
Barang Dalam Proses Job#008
Barang Dalam Proses Job#009
Rp10.000.000
Rp6.500.000
Rp30.250.000
Rp5.250.000


Gaji dan Upah

Rp52.000.000
Mencatat pendistribusian Gaji dan Upah
3c
Utang Gaji dan Upah
Rp52.000.000


Kas

Rp52.000.000
Mencatat pembayaran utang gaji dan upah









yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...