TEKNIK
PENGUMPULAN DATA
Saudara
mahasiswa, minggu yang lalu kita sudah mendiskusikan tentang materi pengumpulan
data. Kita juga sudah mengetahui bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan
sebelum melakukan proses pengumpulan data adalah melakukan validitas dan
reabilitas. Pada minggu ini kita akan mencoba mendiskusikan materi tentang
teknik pengumpulan data yang dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu teknik pengumpulan data penelitian kualitatif
dan teknik pengumpulan data penelitian kuantitatif.
Namun, sebelum
kita membahas lebih lanjut tentang bagaimana teknik pengumpulan data, ada
baiknya kita ketahui terlebih dahulu perbedaan antara penelitian kualitatif
dengan penelitian kuantitatif. Penelitian
kualitatif merupakan suatu proses penelitian, yang mirip dengan pekerjaan
detektif. Dari sebuah penelitian akan dihimpun data-data utama dan sekaligus
data tambahannya. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan. Sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah
data tambahan. Dengan demikian biasanya data penelitian kualitatif, adalah data
yang tidak bisa diukur atau dinilai dengan angka secara langsung.
Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah penelitian
ilmiah yang dilakukan secara sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena
serta untuk mengukur hubungan-hubungan yang terjadi. Dengan demikian, proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan emperis dan ekspresi
matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Untuk memudahkan membedakan penelitian
kualitatif dengan penelitian kuantitatif dapat Anda lihat pada tabel 1.
Tabel
1. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif
Penelitian
Kualitatif
|
Penelitian
Kuantitatif
|
Desain
tidak terinci, fleksibel, timbul "emergent" serta berkembang sambil jalan antara lain
mengenai tujuan, subjek, sampel, dan sumber data.
|
Desain terinci dan mantap. |
Desain
sebenarnya baru diketahui dengan jelas setelah penelitian
selesai (retrospektif). |
Desain direncanakan sebelumnya
pada tahapan persiapan (projektif) |
Tidak
mengemukakan hipotesis sebelumnya, hipotesis lahir sewaktu penelitian
dilakukan; hipotesis berupa "hunches", petunjuk yang bersifat
sementara dan dapat berubah; hipotesis berupa pertanyaan yang mengarahkan
pengumpulan data.
|
Mengemukakan hipotesis
sebelumnya, yang akan diuji kebenarannya. |
Hasil
penelitian terbuka, tidak diketahui sebelumnya karena jumlah variabel
penelitian tidak terbatas
|
Hipotesis menentukan hasil
yang diharapkan; hasil telah diramalkan (apriori); hasil penelitian telah
terkandung di dalam hipotesis, jumlah variabel terbatas |
Desain fleksibel, langkah-langkah
tidak dapat dipastikan sebelumnya dan hasil penelitian tidak dapat diketahui
atau diramalkan sebelumnya
|
Dalam desain jelas
langkah-langkah penelitian serta hasil yang diharapkan |
Analisis
data dilakukan sejak mula penelitian dan dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data, walaupun analisis akan lebih banyak pada tahap-tahap
selanjutnya.
|
Analisis data dilakukan
setelah semua data terkumpul pada tahap akhir. |
Sumber :
diadaftasi dari berbagai sumber
Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Kualitatif
Dibandingkan
dengan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif memliki sifat fleksibel.
Fleksibel diartikan sebagai peneliti bisa saja memulai mengumpulkan data di
lapangan terlebih dahulu, baru setelah itu peneliti menyusun proposal. Jika
dalam penelitian kuantitatif instrumen penelitian (teknik pengumpul data) yang
digunakan umumnya dalam bentuk kuesioner, tetapi di dalam penelitian kualitatif
selalu mengandalkan pada peneliti sebagai instrumen penelitian, karena itu
dalam pengumpulan data sebaiknya peneliti sendirilah yang harus turun ke
lapangan.
Untuk dapat
melakukan pengumpulan data dengan baik ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, yaitu; melakukan persiapan, menentukan site penelitian, menentukan strategi yang dilakukan, mendapatkan
akses, membangun rapport, serta mengumpulkan data.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif
Terdapat
beberapa teknik dalam pengumpulan data, dan yang paling utama adalah menggunakan teknik angket atau kuesioer. Angket
atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat
pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan
untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.
Instrumen
penelitian merupakan alat bantu peneliti melakukan pengumpulan data. Mutu instrumen
akan menentukan mutu dari data yang dikumpulkan, sehingga hubungan instrumen
dengan data adalah sebagai jantungnya penelitian yang saling terkait antara;
latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, kerangka pemikiran, asumsi dan
hipotesis penelitian.
Terkait dengan
validitas dan reabilitas yang sudah kita jelaskan minggu lalu, maka penyusunan
pertanyaan yang akan diajukan di dalam instrumen penelitian juga harus
diperhatikan oleh peneliti. Langkah
awal yang perlu dilakukan adalah menyusun operasionalisasi konsep dengan baik. Operasionalisasi
konsep ini merupakan upaya peneliti untuk menjabarkan konsep ke dalam indikator
yang sifatnya emperik, sehingga dengan berbekal pada operasionalisasi konsep
peneliti bisa menyusun instrumen penelitian.
Langkah-langkah dalam menyusun instrumen
penelitian
1.
menentukan
konsep-konsep
2.
mengidentifikasi
variabel
3.
menentukan
kategori
4.
menjabarkan
variabel menjadi sub-variabel (dimensi)
5.
mencari
indikator/aspek setiap sub variabel
6.
merumuskan
setiap deskriptor menjadi butir-butir instrumen
Kita coba melihat operasionalisasi konsep
dari tingkat kesejahteraan yang didefenisikan sebagai terpenuhinya kebutuhan
sandang, panangan, dan papan.
Konsep
|
Variabel
|
Kategori
|
Dimensi
|
Indikator
|
No Pertanyaan
|
Kesejahteraan
|
Tingkat Kesejahteraan
|
·
Tinggi
·
Rendah
|
Pangan
|
- makan tiga kali sehari
- pola empat sehat lima sempurna
|
1,2,3,4
|
|
|
|
Sandang
|
- Frekuensi membeli pakaian dalam sebulan
|
5
|
|
|
|
Papan
|
- Status kepemilikan rumah
- Tipe bangunan rumah
|
6, 7
|
Dengan dibuatnya operasionalisasi konsep
tentang kesejahteraan, maka peneliti dengan mudah menyusun instrumen
penelitian. Caranya, peneliti tinggal memindahkan indikator yang sudah
dibuatnya menjadi pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Contoh instrumen yang
bisa dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. Berapa kali dalam sehari Anda mengkonsumsi
makanan utama?
1. 1
kali
2. 2
kali
3. 3
kali
4. >
3 kali
2. Apakah dalam menu makanan utama setiap hari
Anda mengonsumsi daging?
1. Ya
2. Tidak
3. Apakah dalam menu makana utama setiap hari Anda
mengonsumsi nasi?
1. Ya
2. Tidak
4. pakah dalam menu makana utama setiap hari Anda
mengonsumsi buah?
1. Ya
2. Tidak
5. Berapa kali Anda membeli pakaian
baru dalam sebulan?
1. Tidak pernah
2. 1 kali
3. 2 kali
4. 3 kali
5. > 3 kali
6. Apakah Anda sudah memiliki rumah?
1. Ya
2. Tidak
7. Bagaimana tipe bangunan rumah Anda?
1. semi
permanen
2.
permanen
Untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam kuesioner ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu antara
lain:
1.
Jangan
membuat pertanyaan yang double barelled, atau pertanyaan yang
mengandung lebih dari satu pertanyaan
2.
Jangan membuat pertanyaan yang me-leading atau mengarahkan jawaban responden
3.
Jangan membuat pertanyaan yang kategori jawabannya
tidak muttualy exclusive,
atau kategori jawaban yang ada saling tumpang tindih
4.
Jangan membuat pertanyaan yang kategori jawabannya
tidak exhaustive atau tidak
tuntas.
Nah, sekarang,
coba Anda buat pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan 4 (empat) ketentuan yang ada
di atas. Akan lebih baik jika Anda bisa membuat lebih dari satu contoh untuk
masing-masing ketentuan tersebut.