Akuntansi Persediaan Selain Berdasarkan Harga Pokok


AKUNTANSI PERSEDIAAN
(selain berdasar harga pokok)


A.     Penilaian Berdasarkan Harga Terendah diantara Harga Pokok dan Harga Pasar (Metode Lower cost or market/LOCOM)

Secara umum persediaan dinilai sebesar harga perolehannya. Namun dalam prakteknya persediaan yang dimiliki perusahaan tidak lagi mencerminkan manfaat potensial yang dimiliki persediaan tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor waktu, selera atau mode yang berubah, sehingga mengakibatkan perseidaan tersebut susut, cacat atau rusak dan lain-lain. Dalam keadaan seperti ini prinsip akuntansi memperkenankan penggunaan metode penilaian dengan dasar selain harga perolehan.

Metode LOCOM digunakan untuk menilai persediaan yang memiliki nilai dibawah harga pokok awal yang disebabkan oleh kejadian-kejadian seperti: perubahan tingkat harga, kerusakan barang, keusangan dan lain-lain. Kondisi tersebut menyebabkan kerugian bagi perusahaan, hal ini berarti perusahaan harus mengakui timbulnya kerugian sebesar selisih harga pokok dengan harga pasar (bila harga pasar lebih rendah). Digunakan harga pasar karena selalu merupakan nilai tengah dari tiga nilai berikut:
1.       Harga pokok pengganti/harga beli
Yaitu seluruh pengorbanan sumber ekonomik yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh suatu aktiva, biasanya dipakai dalam perusahaan dagang.
2.       Nilai reproduksi
Meliputi semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk menghasilkan suatu produk (bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik), biasanya dipakai dalam perusahaan manufaktur.
3.       Nilai bersih terealisasikan
Penilaian terhadap produk yang manfaat potensialnya tidak sebanding lagi dengan harga pokoknya, yaitu merupakan selisih antara taksiran harga jual dengan taksiran biaya penjualan.

Pada hakekatnya harga pasar merupakan harga pokok pengganti kini (current replacement cost) dengan batasan harga pasar tidak boleh:
1.       melebihi nilai bersih terealisasikan dan,
2.       lebih tendah dari nilai bersih terealisasikan setelah dikurangi laba normal yang diharapkan.

Tahap-tahap penilaian persediaan dengan menggunakan metode LOCOM sebagai berikut:
1.       Menentukan nilai pasar (market)
Nilai pasar ditentukan berdasarkan data, nilai pengganti, taksiran harga jual, taksiran biaya penjualan, taksiran laba normal yang diharapkan. Dalam tahap ini batas atas dan batas bawah, serta nilai pengganti dibandingkan untuk menentukan nilai pasar. Berikut merupakan istilah-istilah yang digunakan dalam metode LOCOM:
F Batas atas (ceilling) = nilai bersih dieralisasikan = taksiran harga jual - biaya penjualan. Jika nilai pengganti lebih tinggi dari batas atas, maka yang dipakai sebagai harga pasar adalah batas atas.
F Batas bawah (floor) = nilai bersih  direalisasikan - laba normal. Jika nilai pengganti lebih tendah dari batas bawah, maka yang dipakai sebagai harga pasar adalah batas bawah.
2.       Membandingkan harga pokok dengan harga pasar
Perbandingan ini dapat dilakukan secara individual produk (pada perusahaan dagang), kelompok produk (pada perusahaan manufaktur) dan keseluruhan jumlah persediaan.

Jika penerapan metode LOCOM menunjukkan harga pasar lebih rendah dibandingkan dengan harga pokok persediaan, maka kerugian harus diakui. Rekening rugi penurunan nilai persediaan dilaporkan dalam laporan laba rugi bukan sebagai pos luar biasa tetapi masukkan de dalam tubuh laporan laba rugi.

Pencatatan terhadap rugi penurunan nilai persediaan terpisah dari harga pokok penjualan ada 2 cara:
1.   Metode langsung
Persediaan langsung diakui sebesar harga pasar (jika lebih rendah) dan disajikan dalam laporan keuangan sebesar jumlah tersebut, dengan demikian pengaruh penurunan ada pada laporan keuangan langsung tanpa penyesuaian terlebih dahulu.
2.   Metode cadangan
Mengakui kerugian penurunan harga pada waktu akan menyusun laporan keuangan yaitu dengan mendebit rugi penurunan dan kredit cadangan penurunan harga.


B.  Metode Taksiran
1.       Metode Laba Kotor
Metode laba kotor adalah suatu prosedur yang umum digunakan untuk menentukan taksiran nilai persediaan tanpa dilakukan perhitungan fisik dan menguji ketelitian data persediaan yang dihasilkan oleh penggunaaan cara yang lain metode penilaian persediaan.
Asumsi metode laba kotor:
a.       persediaan awal ditambah pembelian sama dengan total barang yang diperhitungkan,
b.       barang-barang yang tidak terjual harus ada di dalam perusahan,
c.       jika terjadi penjualan maka jumlah tersebut dikurangkan dari barang yang tersedia untuk dijual.

Keuntungan digunakan metode laba kotor sebagai dasar penilaian persediaan adalah untuk:
a.       menaksir jumlah persediaan barang dalam laporan jangka pendek (contohnya laporan bulanan), dimana bila dilakukan perhitungan fisik tidak mungkin dijalankan.
b.       menaksir jumlah persediaan barang yang rusak karena terbakar. Sehingga dapat membantu menentukan besarnya jumlah asuransi yang akan dibayarkan.
c.       menguji keandalan penentuan nilai persediaan yang dihitung berdasar metode penilaian persediaan (sistem periodik dan perpetual) yang lain.
d.       menyusun taksiran harga pokok penjualan, persediaan akhir dan laba bruto.

Agar dapat meghitung nilai persediaan dengan menggunakan metode laba kotor akuntan membutuhkan informasi keuangan. Adapun informasi yang dibutukan untuk menerapkan metode laba kotor tersebut, dapat diproleh dari catatan akuntansi misalnya bukti transaksi, jurnal, buku besar hingga laporan keuangan. Jika catatan tersebut hilang, akuntan dapat menggunakan:
a.       taksiran berdasarkan informasi dalam laporan keuangan periode sebelumnya,
b.       meminta catatan bank yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran, dan menghubungi pemasok dan pelanggan.

Adapun cara menghitung persediaan dengan metode laba kotor ini, pertama  harus menentukan besarnya persentase laba kotor yang ditentukan dari tahun-tahun sebelumnya. Presentase ini dapat didasarkan pada penjualan dan harga pokok penjualan, adapun perhitungannya dapat digunakan rumus seperti dibawah ini:




1.       Berdasarkan penjualan.
Presentase laba kotor atas  penjualan

=

Presentase laba kotor atas harga pokok penjualan
100% x
presentase laba kotor atas harga pokok penjualan

atau dapat digunakan cara sebagai berikut:
Penjualan
100%
dikurangi

Harga Pokok Penjualan
dihitung
Laba Kotor
telah ditentukan

2.       Berdasarka harga pokok penjualan.
Presentase laba kotor atas  harga pokok penjualan

=
Presentase laba kotor atas penjualan
100% x
Presentase laba kotor atas penjualan

atau dapat digunakan cara sebagai berikut:
Penjualan
dihitung
dikurangi

Harga Pokok Penjualan
100%
Laba Kotor
telah ditentukan

Meskipun metode laba kotor memberikan beberapa keuntungan namun juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
a.       hanya memberikan suatu taksiran nilai persediaan, sehingga perlu perhitungan fisik setiap tahun,
b.       menggunakan persentase masa lalu untuk menentukan kenaikan atas harga pokok penjualannya (mark up),
c.       jika metode laba kotor diterapkan dalam perusahaan yang memiliki barang dengan tingkat laba kotor bervariasi, maka akan menghasilkan informasi yang salah. Sehingga perlu diterapkan per subsektor jenis barang atau dasar lain yang menggolongkan barang dagangan menurut tingkat laba korotnya.

2.       Metode Harga jual Eceran
Pencatatan persediaan dapat digunakan metode fisik, artinya jumlah persediaan akhir dapat diketahui sesudah dilakukan perhitungan fisik pada barang-barang yang ada. Pada usaha eceran (seperti: department store) yang menjual bermacam-macam barang secara eceran pencatatan persediaan dapat digunakan Metode Harga Eceran. Metode ini membantu perusahaan dalam menghitung jumlah persediaan akhir tanpa mengadakan perhitungan fisik. Adapun tujuan digunakan metode Harga Eceran adalah untuk:
a.       Menaksir jumlah persediaan barang untuk menyusun laporan keuangan jangka pendek.
b.       Mempercepat perhitungan fisik. Dalam hal ini jumlah yang dihitung itu dicantumkan dengan harga jualnya, maka untuk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan mengalikannya dengan persentase harga pokok tanpa perlu memperhatikan masing-masing fakturnya.
c.       Dapat mengawasi mutasi barang, yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan metode harga eceran.

Dalam metode harga eceran, harus ditentukan besarnya persentase harga pokok yang dihitung, yaitu dengan membandingkan barang-barang yang tersedia untuk dijual dengan harga pokok dan harga jual. Adapun tahap-tahap menghitung persediaan akhir dengan metode harga eceran yaitu:
a.       Barang yang tersedia untuk di jual (dengan harga jual) di kurangi jumlah penjualan. Hasilnya akan menunjukkan persediaan akhir menurut harga jual.
b.       Persediaan akhir dengan harga pokok dihitung dengan mengalikan persentase harga pokok dengan persediaan akhir menurut harga jual.

Metode harga eceran membutuhkan informasi mengenai:
a.       persediaan awal yang dinilai dengan harga pokok dan harga jual;
b.       pembelian yang dilakukan dengan harga pokok dan harga jual.
c.       perubahan-perubahan terhadap harga jual yang sudah ditetapkan. Perubahan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga, pembatalan kenaikan harga, penurunan harga, pembatalan penurunan harga dan potongan-potongan khusus;
d.       data penyesuaian lain seperti: transfer antara bagian dalam toko, pengembalian dan barang-barang rusak, dan
e.       jumlah penjualan.

Metode harga jual eceran dalam menentukan nilai persediaan juga perlu memperhitungkan kenaikan dan penurunan harga jual barang. Ada beberapa istilah yang sering digunakan dan perlu dipahami dalam menerapkan metode ini yaitu:
a.       Kenaikan (Mark-up), tambahan atas harga pokok.
b.       Pembatalan Mark-up (Mark-up cancellation), merupakan penurunan harga jual yang telah di mark-up sampai dengan harga jual awal.
c.       Penurunan (Mark-down), merupakan penurunan harga jual eceran sampai dibawah harga jual awal.
d.       Pembatalan Mark-down (Mark-down cancellatio), merupakan penurunan dan kenaikan harga jual eceran sampai dengan harga jual awal.
e.       Harga jual awal/mula-mula (original retail), merupakan harga jual per satuan yang ditentukan pertamakalinya.
f.        Kenaikan harga jual (additional mark-up), merupakan tambahan atas harga jual mula-mula menjadi harga jual yang baru.


Baik mark-up cancellation maupun mark-down cancellation tidak dapat melebihi mark-up dan mark-down.
Sehubungan dengan perubahan harga tersebut, maka dalam rangka menghitung persentase harga pokok terhadap harga jual eceran dapat digunakan : metode LOCOM (lower cost or market), MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama), MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama) dan metode rata-rata. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dahulu sifat-sifat khusus dari masing-masing dasar yang digunakan tersebut dan pengaruhnya terhadap perhitungan persentase harga pokok  yaitu sebagai berikut:

Dasar Pembebanan Harga Pokok
Perhitungan Persentase Harga Pokok
1. LOCOM
Penurunan netto tidak dimasukkan dalam perhitungan persentase harga pokok tetapi ditambahkan dalam penjualan.

2. MPKP
Persediaan awal tidak dimasukkan dalam perhitungan persentasi harga pokok.

3. MTKP
Menggunakan metode nilai rupiah (dengan angaka indeks)
Pendekatan ini menggunakan dua asumsi yaitu:
1.      Asumsi harga-harga stabil.
  Mark-up dan mark-down diterapkan hanya untuk barang yang dibeli selama periode kini dan tidak diterapkan terhadap persediaan awal. Persediaan awal dikeluarkan dari perhitungan rasio harga perolehan dengan harga jual eceran.
2.      Asumsi harga-harga berfluktuasi.
Tidak mengabaikan perubahan harga jual. Jika harga jual berubah, maka harus dieliminasi sebab penilaian persediaan harus dilakukan terhadap kenaikan riil dalam persediaan bukan dalam kenaikan rupiah.

4. Rata-rata (Average)
Persediaan awal dan penurunan netto terhadap harga jual maupun potongan khusus dimasukkan dalam perhitungan persentase harga pokok.


Ada dua kemungkinan penentuan rasio harga perolehan, yaitu:
1.      Rasio harga perolehan ditentukan setelah mark-up bersih, namun sebelum mark-down bersih.
2.      Rasio harga perolehan ditentukan setelah mark-up dan mark-down bersih.

Perhitungan taksiran harga pokok persediaan berdasar pembebanan harga pokok:
1.  LOCOM
Rasio yang digunakan adalah barang siap dijual tetapi tidak termasuk mark-down bersih (netto) sehingga persediaan dihituing sebagai berikut:

Nilai persediaan pada  harga pokok
=
Rasio barang siap dijual tanpa mark-down bersih
x
Nilai persediaan pada harga eceran

2.  MPKP
Nilai persediaan pada  harga pokok
=
Rasio harga pokok dengan harga eceran pada pembelian bersih
x
Nilai persediaan pada harga eceran

3.  MTKP
1. Rasio persediaan awal
2. Rasio pembelian bersih
x
x
Nilai persediaan awal
Sisa persediaan yang belum dihitung
==
x
x


Nilai persediaan pada harga pokok

xx

4. Rata-rata
Penggunaan metode rata-rata dalam harga eceran adalah perkalian antara ratio pada barang siap dijual dengan persediaan akhir pada harga eceran.

Nilai persediaan pada  harga pokok
=
Rasio harga pokok pada harga eceran dalam barang siap dijual
x
Nilai persediaan pada harga eceran





Penilaian persediaan pada perusahaan pengolahan dan kontrak jangka panjang.

D.  PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN
Biaya produksi terdiri dari: bahan baku mentah, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Pada akhir periode dibebankan pada rekening “barang dalam proses” dan “barang jadi”. Tingkat penyelesaian biaya bahan mentah tergantung pada dibutuhkannya bahan mentah pada:
a.       berbagai tingkat selama proses  produk.
b.       awal proses produksi.

E.  PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUSAHAAN KONTRAK JANGKA PANJANG
Dalam suatu pekerjaan proyek atau pembangunan jangka panjang (lebih dari satu periode akuntansi), pada akhir periode timbul masalah penilaian persediaan dan penentuan laba atau rugi untuk periode tersebut. Masalah tersebut timbul karena harga jual dari barang sudah ditentukan sebelum produksi dimulai. Sehingga realisasi harga jual tidak lagi melalui kegiatan penjualan melainkan melalui proses produksi atau pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu pengakuan pendapatan pada kontrak jangka panjang harus dikaitkan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Ada dua metode dalam mengakui pendapatan dan mencatat persediaan pada perusahaan kontrak jangka panjang yaitu:
1.      Metode Kontrak Selesai
-   Pekerjaan pembangunan jangka panjang yang belum selesai pada akhir periode tetap dicatat berdasarkan harga pokoknya.
-   Pendapatan/Laba rugi baru akan diakui pada saat pembangunan selesai.
-   Biaya yang terjadi > harga yang difakturkan maka selisih lebih disajikan sebagai aktiva lancar.
-   Biaya yang terjadi < harga yang difakturkan maka  (rekening jumlah yang difakturkan diatas biaya kontrak dalam pelaksanaan).
-   Perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:
a.       Bila mengerjakan satu kontrak maka dikapitalisasikan pada pekerjaan tersebut (ditangguhkan sampai kontrak selesai).
b.       Bila mempunyai beberapa kontrak maka dibebankan sebagai biaya priodik.
-   Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dalam pelaksanaan dan uang yang diterima dari pemesan, dikredit ke rekening “uang muka pesanan”.
-   Biaya yang dikeluarkan dalam kontrak pembangunan dikumpulkan dalam rekening “bangunan dalam pelaksanaan”.
-   Uang yang diterima dari pemesan dikreditkan ke rekening “uang muka pesanan”.
-   Persediaan bahan dalam proses, diakui sebesar biaya yang telah dibebankan.

2.      Metode Persentase Penyelesaian.
-       Pendapatan diakui selama masa pembangunan dan persediaan dinilai sebesar harga pokok (biaya pembangunan) yang telah terjadi ditambah dengan pendapatan yang diakui pada periode tersebut
-       Setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba rugi berdasarkan persentase penyelesaian atas pekerjaan yang belum selesai, dan dicatat diatas/dibawah harga pokoknya.
-       Biaya yang terjadi + penghasilan yang diakui > pembayaran (termin) yang telah difakturkan, maka selisih disajikan sbagai aktiva lancar (rekening biaya pelaksanaan kontrak diatas jumlah yang difakturkan).
-       Biaya yang terjadi + penghasilan yang diakui < pembayaran (termin) yang telah difakturkan, maka selisih disajikan sbagai hutang lancar.
-       Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dicatat dalam rekening “bangunan dalam pelaksanaan”.
-       Biaya administrasi dan umum diakui pada periode terjadinya biaya.
-       Penerimaan uang dari pemesan dikreditkan ke rekening “uang muka pesanan”.
-       Taksiran laba dicatat dengan mendebet rekening “bangunan dalam pelaksanaan” dan mengkredit rekening “pengakuan laba kontrak jangka panjang”.
-       Pengakuan pendapatan serta penilaian persediaan bahan dalam penyelesaian kontrak dilakukan:
1)  Pendapatan diakui berdasar perkiraan presentase penyelesaian dikali harga kontrak total. Laba merupakan selisih antara pengakuan pendapatan dengan total biaya.
2)  Penilaian kontrak dalam progres diakui sebesar biaya yang telah dikeluarkan ditambah laba kotor yang diakui atau sebesar revenue.
3) Presentase penyelesaian bisa dihitung dari perbandingan biaya atau perkiraan penyelesaian fisik.


Akuntansi Hutang


INISIASI 7
AKUNTANSI HUTANG

MATERI
Definisi Hutang:
Pengorbanan manfaat ekonomis yang paling mungkin di masa yang akan datang, yang timbul dari kewajiban lembaga tertentu untuk menyerahkan aktiva atau jasa kepada pihak lain di masa yang akan datang, sebagai akibat dari transaksi dan kejadian di masa lampau.
Dari pengertian itu terdapat 3 kharakteristik hutang :
1.    Kewajiban kepada pihak lain yang mungkin sekali dilunasi dengan meyerahkan aktiva seperti kas, barang dagangan dan lain-lain atau jasa pada tanggal tertentu di masa mendatang.
2.    Kewajiban tersebut melekat pada pihak tertentu, yang tidak dapat menghindari pengorbanan ekonomis di masa yang akan datang.
3.    Transaksi atau kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut telah terjadi di masa lalu.

Utang dapat dikelompokkan dari berbagai sudut pandang:
1.    Jangka waktu
a.    Utang Lancar
Adalah utang yang kewajiban melunasinya berada dalam interval waktu tak lebih dari satu tahun dilihat dari tanggal neraca  atau satu siklus operasi normal perusahaan.
Cakupan kewajiban jangka pendek/utang lancar, meliputi:
1.    Pinjaman bank pinjaman lainnya, sesuai jadwal pelunasan yang telah disepakati oleh kreditor.
2.    Bagian jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun sejak tanggal neraca.
3.    Utang usaha dan biaya yang masih harus dibayar.
4.    Uang muka penjualan.
5.    Utang pembelian aktiva tetap, pinjaman bank dan rupa-rupa utang lainnya yang harus diselesaikan dalam waktu 1 tahun.
6.    Penyisihan kewajiban pajak.
7.    Utang deviden.
8.    Pendapatan yang ditangguhkan dan uang muka dari pelanggan.
9.    Kewajiban kontinjen.

b.    Utang Jangka Panjang
Adalah utang yang kewajiban melunasinya berada dalam interval waktu lebih dari satu tahun dilihat dari tanggal neraca.

2.    Ada tidaknya perjanjian tertulis dan debitur
a.    Utang Biasa
Adalah utang yang tidak disertai dengan janji tertulis.
b.    Utang Wesel
Adalah utang yang disertai surat janji tertulis dari fihak perusahaan yang menjadi debitur.

3.    Kepastian timbulnya pelunasan.
a.    Utang Tertentu/Pasti
Adalah utang yang jumlah dan kewajiban melunasinya tidak tergantung suatu keadaan tertentu.
b.    Utang Kontinjen/Bersyarat
Adalah utang yang kewajiban melunasinya baru timbul jika telah terpenuhi keadaan tertentu.

4.    Hubungan dengan usaha perusahaan.
a.    Utang Dagang
Adalah utang sebagai akibat transaksi yang berhubungan dengan usaha perusahaan.
b.    Utang Bukan Dagang
Adalah utang yang timbul sebagai akibat transaksi bukan usaha.


Akuntansi Utang Lancar
1.    Utang Dagang
Keterangan
Utang dicatat Bruto
Utang dicatat Netto
Jurnal pembelian
Pembelian                xx
     Utang dagang           xx
Pembelian                xx
     Utang dagang           xx
Jurnal pelunasan masa potongan
Utang dagang          xx
     Kas                           xx
     Potongan pembelian   xx
Utang dagang          xx
     Kas                           xx

Jurnal pelunasan diluar masa potongan
Utang dagang          xx
      Kas                          xx
Utang dagang          xx
Potongan pembelian xx
      Kas                          xx

2.    Utang Wesel
Keterangan
Wesel tanpa bunga
Wesel berbunga
Jurnal pembelian
Pembelian                xx
     Utang wesel              xx
Pembelian                xx
     Utang wesel              xx
Jurnal saat jatuh tempo
Utang wesel             xx
     Kas                           xx
Utang wesel             xx
Biya bunga               xx
     Kas                           xx

3.    Utang Deviden
Adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang saham sebagai akibat distribusi laba yang diumumkan secara resmi oleh direksi.

Deviden saham tidak termasuk hutang karena :
a.    tidak berakibat timbulnya suatu kewajiban untuk membayar di kemudian hari dalam bentuk uang atau aktiva lainnya.
b.    Sewaktu-waktu dapat dibatalkan oleh manajemen.

Keterangan

Jurnal saat pengumuman
Laba ditahan                    xx
     Utang deviden                    xx
Jurnal saat deviden dibayar
Utang deviden                  xx
     Kas                                     xx

4.    Utang Pajak
Penghasilan yang diterima pegawai tetap dapat terdiri dari:
  1. Penghasilan teratur, misalnya: gaji, upah, honorarium, uang lembur, premi dll.
  2. Penghasilan tidak teratur. Penghasilan ini sifatnya tidak tetap dan biasanya diberikan sekali saja atau dalam satu tahun. Contoh: bonus, tunjangan hari raya, dll.

Sedangkan yang tidak termasuk penghasilan adalah:
  1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwi guna dan asuransi bea siswa.
  2. Penerimaan dalam bentuk natura (kenikmatan perjalanan cuti, kendaraan bermotor milik perusahaan, dll) dan kenikmatan lainnya termasuk pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
  3. Iuran pensium yang dibayarkan pada dana pensiun (taspen), tunjangan hari tuan dan jamsostek yang dibayar oleh pemberi kerja.

Gaji dan upah yang diterima pegawai akan dikenakan pajak penghasilan. Besarnya Pajak Penghasilan yang harus dibayarkan pegawai dihitung atas dasar Penghasilan Kena Pajak. Untuk memperoleh Penghasilan Kena Pajak tersebut penghasilan bruto harus dikurangi dengan pengurangan-pengurangan  yang dikenakan pajak.
Pengurangan-pengurangan tersebut berupa:
1.    Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memlihara penghasilan.
2.    Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk pegawai.

Kemudian Penghasilan Kena Pajak dikalikan tarif berdasarkan pasal 17 ayat 1 UU PPh tahun 2000 yaitu besarnya tarif pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam dan luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk bandan usaha tetap. Adapun tarif PPh orang pribadi sebagi berikut:

Lapisan penghasilan kena pajak
Tarif pajak
Sampai dengan Rp 25 juta
5%
Diatas Rp 25 juta s/d Rp 50 juta
10%
Diatas Rp 50 juta s/d Rp 100 juta
15%
Diatas Rp 100 juta s/d Rp 200 juta
25%
Diatas Rp200 juta
35%


Keterangan

Jurnal saat memotong gaji
Gaji dan upah                    xx
     Utang gaji dan upah           xx
     Utang PPh Karyawan          xx
Jurnal saat pembayaran gaji dan upah
Utang gaji dan upah          xx
     Kas                                    xx
Jurnal saat Utang PPh karyawan dibayar
Utang PPh karyawan          xx
     Kas                                     xx

5.    Utang biaya ayat antisipasi pasif
Adalah utang yang timbul adanya biaya-biaya yang sudah dinikmati manfaatnya tetapi belum dibayar.
Hutang Biaya adalah hutang yang timbul dari adanya ayat-ayat antipasi pasif.

6.    Utang pendapatan ayat transaksi pasif
Adalah utang yang timbul adanya pendapatan dari penjualan atau penyerahan jasa yang sudah diterima lebih dahulu meskipun transaksi penjualan dan atau penyerahan jasanya belum dilakukan.
Hutang pendapatan adalah hutang yang timbul dari adanya ayat transitoris pasif.
Contoh:  -  pendapatan diterima dimuka (uang muka dari pelanggan).

-  bonus:

Bonus sebelum dibayarkan merupakan hutang perusahaan. Bonus dapat didasarkan pada pendapatan kotor dan laba.Perhitungan bonus berdasarkan laba, penentuan besarnya bonus tergantung dari macam laba.
STRATEGI BELAJAR
Setelah mempelajari topik ini Anda diharapkan mampu menerapkan konsep-konsep akuntansi utang lancar. Strategi belajar yang dapat Anda gunakan untuk memperdalam pemahaman materi tentang Akuntansi Utang lancar adalah sebagai berikut:
1.    membaca berulang-ulang sehingga dapat menghafalkan pengertian utang lancar dan klasifikasi utang lancar.
2.    membuat ringkasan dan catatan penting berupa konsep-konsep akutansi utang lancar.          
3.    berlatih memberikan contoh dalam praktek akuntansi bebagai jenis utang; membuat jurnal transaksi utang dagang; membuat jurnal utang wesel; membuat jurnal transaksi deviden kas; membuat junal transaksi utang pajak; dan membuat junral transksi utnag biaya ayat transitoris.

Salah satu pemakai jasa saya yang mukanya mirip Gisel mamahnya Gempi (tapi sayang gak mungkin jadi mamahnya dr anak2 ku wkwkwk)

dia salah satu orang baik yang pernah memakai jasa saya, orangnya cantik, tidak neko2, mau aja percaya sama saya yang padahal dia gak kenal saya, mau melunasi sebelum nilai keluar, hanya bermodal qt sama2 percaya. Terimakasih mba,,, love youuuu 😗😗







Testimoni terbaru tahun 2019.2 (akhir) sampai 2020 (pengumuman karil 01 januari 2020

Salah satu pelanggan tetap yang setiap semesternya bawa minimal 3 orang 💗










hanya percakapan yang penting yang saya upload



yang terbaik

No whatsapp jasa karya ilmiah Universitas Terbuka

Untuk no whatsapp nya ganti di 085293796340 Untuk testimoni ada di galeri. Untuk yg lain2 gak tak post krna sdh mulai di rame pembahasan ter...