jasa pembutan karil ut, joki tugas, joki ujian THE 0878 9797 9399

 

SOAL OBYEKTIF PER MODUL PENGANTAR EKONOMI MIKRO (ESPA 4111)

 

Modul 1

1.      Barang ekonomi memiliki kualifikasi utama, yaitu…

A.    Kuat dan tahan lama

B.     Mengandung unsure seni dan keindahan

C.     Langka dan jumlah terbatas

D.    Update dan ngetrend

Jawaban : C

Ilmu Ekonomi timbul karena keinginan manusia yang tidak terbatas, sedangkan sumber daya terbatas. 3 hal pokok dalam hal ini adalah Kelangkaa, Pilihan dan Biaya Alternatif (Biaya Oportunitas)

 

2.      Pernyataan berikut yang menggambarkan definisi ekonomi adalah….

A.    Sumber daya langka, memiliki kegunaan-kegunaan alternatif

B.      Harga dan jumlah yang diminta berhubungan terbalik

C.     Harga dan jumlah yang diminta berhubungan searah

D.    Distribusi barang-barang ekonomi yang merata merupakan tujuan sebagian besar sistem ekonomi

Jawaban : D

Ilmu Ekonomi menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : APA yang akan diproduksi, BERAPA jumlahnya, BAGAIMANA memproduksinya dan untuk SIAPA.

3.      Dalam proses produksi pemilik tanah menerima balas jasa dalam bentuk…

A.    bunga

B.     sewa

C.     bonus

D.     gaji

Jawaban : B

Ada 3 faktor produksi utama yaitu, tenaga kerja memperoleh imbalan upah, Tanak memperoleh balas jasa sewa, dan modal memperoleh pendapatan berupa bunga.

4.      Hukum penawaran menunjukkan hubungan antara dua variabel yaitu…

A.    Harga dan jumlah barang yang diminta

B.     Harga dan jumlah barang yang ditawarkan

C.     Harga dan barang yang terjual

D.    Jumlah barang yang ditawarkan dan yang diminta

Jawaban : B

Hukum penawaran menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah yang ditawarkan yang bersifat searah. Jika harga naik jumlah yang ditawarkan bertambah dan jika harga turun yang ditawarkan berkurang. Secara grafis kurve permintaan berslope positif, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas.

5.      Asumsi dalam teori ekonomi yaitu cateris paribus artinya….

A.    Bila harga turun jumlah yang diminta naik

B.     Bila harga naik jumlah yang ditawarkan naik

C.     Semua hal-hal lain tetap sama tak berubah

D.    Ssemua variabel ekonomi memiliki hubungan

Jawaban : C

Harga naik jumlah permintaan turun dan sebaliknya dalam hokum permintaan dengan asumsi ceteris paribus, yang artinya….semua factor yang mempengaruhi permintaan, yaitu pendapatan, selera dll….dianggap tetap. Jadi disederhanakan yang mempengaruhi permintaan hanya variable harga.

 

 

Modul 2

1.      Yang menyebabkan kenaikan jumlah yang ditawaran barang adalah…

A.    Penurunan harga

B.     Kenaikan harga

C.     Pertumbuhan pendapatan

D.    Kenaikan pendapatan

Jawaban : B

Kurve penawaran berslope positif menggambarkan, jika harga naik, penjual bersedia melepas atau menawarkan barangnya lebaih banyak. Dan sebaliknya, jika harga turun, jumlah yang ditawarkan akan berkurang.

 

 

2.      Penurunan penawaran mengakibatkan….

A.    Penurunan harga barang

B.     Kenaikan harga barang

C.     Penurunan kualitas barang

D.    Kenaikan kualitas barangharga akan lbh tinggi pada titik ekuilibrium yang baru.

Jawaban : B

Dengan asumsi ceteris paribus, penurunan penawaran akan menaikkan harga barang. Kurve penawaran bergeser kekiri atau keatas, perpotongan permintaan dan penawaran begeser dan  lebih tinggi pada titikekuilibrium yang baru.

3.      Yang akan menggeser kurva permintaan ke kanan adalah…

A.    Harga naik

B.     Harga turun

C.     Selera naik

D.    Selera turun

Jawaban : C

 

Selera naik akan menggeser kurve permintaan kekanan atau keatas.Pada titik keseimbangan yang baru harga lebih tinggi dari sebelumnya. Dengan asumsi, faktor2 lain dianggap tetap{ceteris paribus).

4.      Elastisitas permintaan mengukur ….

A.    Derajat kepekaan perubahan permintaan karena ada perubahan penawaran

B.     Derajat kepekaan perubahan permintaan karena ada perubahan permintaan

C.     Derajat kepekaan perubahan permintaan karena ada perubahan pendapatan

D.    Derajat kepekaan perubahan permintaan karena ada perubahan teknologi

Jawaban : A

Elastisitas harga mengukur derajat kepekaan perubahan permintaan jika ada perubahan harga. Elastis jika angka elastisitasnya lebaih besar dari 1. Inelastis jika angka elastisitasnya kurang dari 1. Secara grafis, kurve permintaan yang landau menggambarkan elastisitasnya besar dan tegk jika angka elastisitasnya kecil.

5.      Penurunan harga barang apabila permintaannya inelastis menyebabkan pendapatan total…

A.    Naik

B.     Turun

C.     Tetap

D.    Dapat naik atau turun

Jawaban : B

Pada permintaan barang2 yang inelastis, Penurunan harga justru akan mengurangi penerimaan total. Karena, tambahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dari pada penurunan harga. Dan sebaliknya, jika harga dinaikkan justru akan meningkatkan total penerimaan.

Modul 3

1.      Daya guna marjinal adalah….

A.    Kenaikan daya guna total karena perubahan selera

B.     Penurunan daya guna total perubahan harga barang

C.     Perubahan daya guna total karena pengurangan konsumsi 1 unit

D.    Perubahan daya guna total karena tambahan konsumsi 1 unit

Jawaban : D

Apabila konsumsi barang  ditambah  1 unit, maka total daya guna akan meningkat. Tambahan atau perubahan daya guna total tersebut dinamai daya guna marjinal. Tambahan daya guna tersebut cenderung menurun, sampai titik nol, terus negative. Itulah makna the law of diminishing marginal utility.

 

2.      Setiap titik pada suatu kurva permintaan seorang konsumen….

A.    Menunjukkan hubungan proporsional antara jumlah yang diminta dengan jumlah yang ditawarkan

B.     Menunjukkan titik-titik maksimisasi kepuasan

C.     Menunjukkan posisi ekuilibrium konsumen

D.    Menunjukkan posisi ekuilibrium penjual

Jawaban : B

Tiap titik menunjukkan pada harga tertentu, jumlah barang yang diminta tertentu. Pada titik tersebut pembeli mendapatkan kepuasan yang maksimum dibandingkan titik titik yang lain. Jika jumlah barang lebih banyak atau lebih sedikit dari pilihan itu, pembeli akan memperoleh kepuasan yang lebih rendah.

3.      Kurva indiferensi digambarkan sebagai…

A.    Cembung berslope negatif

B.     Cembung berslope positif

C.     Garis lurus berslope negatif

D.    Garis lurus berslope positif

Jawaban : A

Salah satu sifat kurva indiferensi adalah cembung berslope negative, tidak saling berpotongan dan…kurva yang lebaih jauh dari titik origen menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi.

4.      Pernyataan berikut yang benar adalah…

A.    Kurva indiferensi cembung berslope positif

B.     Kurva indiferensi merupakan garis lurus

C.     Kurva indiferensi dapat saling berpotongan

D.    Kurva indiferensi tidak mungkin berpotongan

Jawaban : D

Seperti disebutkan diatas, kurva indiferensi tidak mungkin saling berpotongan, cembung kearah titik nol, berslope negative dan semakin jauh dari nol menunjukkan tingkat kepuasan yang lbh tinggi.

5.      Titik keseimbangan konsumen terjadi jika…

A.    Lereng garis anggaran lebih besar dari lereng kurva indiferensi

B.     Lereng garis anggaran lebih kecil dari lereng kurva indiferensi

C.     Lereng garis anggaran sama dengan lereng kurva indiferensi

D.    Lereng garis anggaran mendekati nol

Jawaban : C

Titik keseimbangan konsumen dimana kombinasi dua barang dengan harga tertentu dan dengan anggaran tertentu, konsumen memperoleh kepuasan yang maksimum….dibandingkan dengan kombinasi barang yang lain. Secara grafis, titik ini terletak pada saat garis anggaran bersinggungan dgn kurva indiferensi. Dengan perkataan lain, kedua garis tsb mempunyai slope yang sama.

 

Modul 4

1.      Fungsi produksi menunjukkan…

A.    Hubungan antara satu input dengan beberapa output

B.     Hubungan antara satu output dengan beberapa input

C.     Hubungan antara input dengan output

D.    Hubungan antara input variabel dengan output variablh

Jawaban : C

Fungsi produksi menggambarkan pola hubungan input dan output. Bila input ditambah, maka output akan bertambah dengan pola yg tidak tetap sehingga berbunyilah….the law of diminishing marginal product. Pertambahan produk yang semakin menurun jika setiap kali input ditambah 1 unit(dengan asumsi ceteris paribus).

2.      Biaya oportunitas bagi perusahaan…

A.    Termasuk biaya implisit tapi tidak untuk biaya eksplisit

B.     Termasuk biaya eksplisit tapi tidak untuk biaya implisit

C.     Termasuk biaya implisit dan eksplisit

D.    Termasuk biaya implisit, eksplisit dan biaya tetap

Jawaban : C

Biaya oportunitas didefinisikan sebagai pengorbanan tertentu karena dipilih suatu peluang tertentu. Jika 20 iru rupiah dibelikan nasi goring, maka kenikmatan nasi goring mengorbankan nikmatnya bakmi goreng. Biaya oportunitas nasi goreng adalah hilangnya peluang bakmi goreng. Didalamnya termasuk biaya implisit maupun biaya eksplisit.

3.      Secara grafis biaya tetap digambarkan berupa…

A.    Garis lurus vertical

B.     Garis lurus horizontal

C.     Garis lengkung slope negatif

D.    Garis lengkung slope positif

Jawaban : B

Garis lurus horizontal menunjukkan makna biaya tetap….berapapun outputnya biayanya sama. Dalam sehari2, setoran sewa tukang taksi merupakan biaya tetap. Berapa kali dan jauhnya dia mengantar penumpang, setorannya ke bos sama.

4.      Pernyatan berikut ini yang merupakan pernyataan salah adalah…

A.    Biaya rata-rata berbentuk u-shape

B.     Biaya marginal berbentuk u-shape

C.     Biaya variabel rata-rata berbentuk u-shape

D.    Biaya-biaya variabel berbentuk u-shape

Jawaban : D

Biaya variable tidak berbentuk u-shape. Semakin banyk output, maka biaya variabelnya semakin tinggi. Contohnya ya bensin untuk abang taksi….semakin banyak perjalanannya, semakin besar pengeluarannya untuk biaya beli bensin.

5.      Ketika kura iso produk bersinggungan dengan kurva iso biaya, maka terjadi…

A.    Ekuilibrium produsen

B.     Ekuilibrium konsumen

C.     Produsen mendapatkan kepuasan maksimum

D.    Konsumen mendapatkan keuntungan maksimum

Jawaban : A

Secara grafis persinggungan 2 kurva tersebut menunjukkan ekuilibrium produsen. Sejumlah output tertentu yang dihasilkan dgn kombinasi 2 input ttn yang menghasilkan laba maksimum bagi produsen. Ini menggambarkan ekuilibrium produsen dengan 2 input variable.

Modul 5

1.      Dalam pasar persaingan murni harga ditentukan oleh…

A.    Pemerintah

B.     Pasar

C.     Faktor-faktor internal

D.    Faktor-faktor eksternal

Jawaban : B

Seorang penjual dalam pasar persaingan murni menghadapi apa yang disebut harga datum yang ditentukan oleh pasar. Dia akan mengikuti harga yg sudah ada. Disamping itu, dalam jangka panjang seorang penjual juga hanya akan memperoleh laba normal.

2.      Diferensiasi produk terjadi dalam struktur pasar…

A.    Persaingan murni

B.     Monopoli

C.     Oligopoli

D.    Oligopsoni

Jawaban : C

Produk nya sama, hanya berbeda dalam kemasan, bungkus dll. Contohnya pasar oligopoly antara lain….industri rokok, soft drink, gocar dll. Dalam suatu pasar terdapat beberapa penjual yang inti produknya sama tapi berbeda tampilannya saja.

3.      Kurva permintaan yang dihadapi seorang penjual dalam pasar persaingan murni berbentuk…

A.    Lurus berslope negatif

B.     Lurus berslope positif

C.     Vertical

D.    Horizontal

Jawaban: D

Kueva horizontal menggambarkan harga tak berubah dan sdh tetap tertentu dalam struktur pasar persaingan murni. Produk homogeny, bebas keluar masuk pasar….itulah beb karakteristik pasar persaingan murni yang juga disebut pasar persainagn sempurna.

4.      Keuntungan maksimum terjadi pada perpotongan antara harga dan produk ketika…

A.    Kurva MC dengan harga

B.     Kurva MR dengan harga

C.     Kurva MC dengan kurva MR

D.    Kurva total biaya dengan kurva total pendapatan

Jawaban : C

Keuntungan maksimum…harga minus biaya rata2, terjadi saat kurva MC berpotongan dengan kurva MR. Pada harga tertentu dan jumlah produk tetentu, disitu produsen memperoleh laba maksimum.

5.      Salah satu kelemahan dari struktur pasar persaingan murni adalah…

A.    Keuntungan normal

B.     Keuntungan super normal

C.     Pilihan konsumen terhadap produk terbatas

D.    Pilihan konsumen terhadap produk tidak terbatas

Jawaban : C

Dalam pasar persaingan murni, produk yang di jual bebagai produsen bersifat homogeny saling mensubtitusi secara sempurna, sehingga pembeli tak punya pilihan macam2 variasi seperti dalam pasar oligopoly yang produknya bersifat diferensiasi….sama tapi berbeda, berbeda tapi sama. Itulah kelemahannya pasar persaingan murni.

Modul 6

1.      Monopoli terjadi apabila…

A.    Hanya ada 1 penjual harga tunggal

B.     Rintangan penjual untuk masuk ke pasar terbatas

C.     Rintangan penjual untuk masuk ke pasar terbuka

D.    Rintangan penjual untuk masuk ke pasar tertutup

Jawaban : D

Ada hambatan masuk 100 persen kedalam pasar badi penjual lain kecuali penjual tunggal satu2 nya dipasar. Dalam hal ini monopolis tak memiliki pesaing dan menentukan harga pasar sehingga memungkinkan penjual memperoleh laba maksimum. Bahkan monopolis dapat menerapkan diskriminasi harga…harga lain untuk konsumen lain dalam rangka meningkatkan labanya..

2.      Diantara hal berikut yang merupakan ciri dari pasar persaingan monopolistik adalah…

A.    Produk homogen

B.     Produk heterogen

C.     Persaingan bukan harga dan diferensiasi produk

D.    Persaingan harga dan diferensiasi produk

Jawaban : C

Produk heterogen adalah sifat produk dalam pasar persaingan monopolistis> agak miri pasar oligopoly, tapi kurva permintaan yg dihadapi penjual lebih landau, ini menggambarkan jumlah penjual dalam pasar lebih banyak dibandingkan pasar oligopoly.

3.      Industri rokok merupakan struktur pasar yang berjenis…

A.    Persaingan monopolistik

B.     Oligopoli

C.     Monopoli

D.    Persaingan sempurna

Jawaban : A

Penjual lebih banyak diatas 6 sampai 20an. Industri rokok lbh mencerminkan pasar persaingan monopolistis dibandingkan industry mobil, minuman segar dll yang lebih mirip disebut pasar oligopoly, dimana jumlah penjual dalam pasar beberapa.

4.      Industri mobil merupakan struktur pasar yang berjenis…

A.    Oligopoli

B.     Oligopsoni

C.     Persaingan monopolistik

D.    Monopsoni

Jawab : Pasar oligopoly lebih cocok untuk mobil atau speda motor….diferensiasi produk, jumlah penjual beberapa dan persaingaqn sangat ketat. Dengan asumsi mereka tidak bersekutu atau bergabung sebagai monopoli dalam menetapkan harga.

5.      Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik struktur pasar oligopoli adalah…

A.    Rinntangan masuk lewat skala ekonomi

B.     Kesadaran perusahaan akan bereaksi terhadap perubahan harga

C.     Dalam jangka panjang keuntungan ekonomi akan menjadi nol

D.    Dominasi beberapa perusahaan saja

Jawaban : C

Itu merupakan sifat2 pasar oligopoly. Kecuali jawaban C…karena penjual dalam pasar oligopoly tetap dapat menetapkan harga dan volume produksi yang tepat yang memberikan keuntungan. Artinya harga produk masih lebih tinggi dari biaya produksi.

 

Modul 7

1.      Permintaan jasa seperti permintaan akan insinyur disebut sebagai permintaan turunan karena…

A.    Permintaan semula meningkat tajam

B.     Industri konstruksi berkembang pesat

C.     Balas jasa insinyur sipil

D.    Balas jasa tukang kayu rendah

Jawaban : Permintaan insinyur naik jika industry kontruksi berkembang pesat. Artinya yang awal teerjadi adalah industry kontruksi maju, kemudian ada permintaan insinyur sipil meningkat. Disini permintaan insinyur disebut sebagai permintaan turunan. Ada permintaan tertentu lalu terjadi turunanya permintaan tertentu.

2.      Eksploitasi faktor tenaga kerja terjadi karena…

A.    Pasar input persaingan sempurna dan pasar output monopoli

B.     Pasar input persaingan sempurna dan pasar output oligopoly

C.     Monopoli di pasar input dan persaingan sempurna di pasar output

D.    Monopsoni di pasar input dan persaingan sempurna di pasar output

Jawaban : C

Monopoli selalu menentukan harga karena tidak ada persaingan. Dalam pasar input yg monopoli, pembeli tenaga kerja menentukan upah tenaga kerja secara sepihak sehingga terjadi eksploitasi, krn tidak ada pilihan lain bagi yg menawarkan tenaga kerja.

3.      Status sosial ekonomi seseorang ditentukan oleh…

A.    Penghasil dan pendidikannya

B.     Penghasilan dan kemampuannya

C.     Warisan dan lingkungannya

D.    Situasi politik dan kemampuannya

Jawaban : C

Warisan dan lingkungan seseorang akan menentukan status sosialnya, walaupun dalam jangka panjang sangat memungkinkan untuk berubah status social seseorang.

4.      Koefisien Gini dan Kurva Lorentz mengukur…

A.    Distribusi pendapatan dan penghasilan

B.     Distribusi pendapatan dan kekayaan

C.     Kemiskinan dan standar hidup layak

D.    Kemiskinan dan kekayaan.

Jawaban : A

Angka gini dan kurva Lorenz mengukur distribusi pendapatan dan penghasilan. Semakin cembung kurva Lorenz akan menghasilkan angka gini yang semakin besar dan ini semakin menggambarkan ketak merataan penghasilan dan distribusinya. Kurva lorennz diagonal menggambarkan tingkat pemerataan yang sempurna.

5.      Distribusi pendapatan yang merata ditunjukkan oleh kurva Lorenz yang…

A.    Menjauhi garis diagonal

B.     Mendekati garis diagonal

C.     Vertikal

D.    Horizontal

Jawaban : B

Semakin mendekati garis diagonal, kuva Lorenz menunjukkan tingkat pembagian pendapatan yang merata. Dan sebaliknya, semakin cembung atau menjauhi garis diagonal, kurva Lorenz menggambarkan krtidak merataan yang semakin tajam.

Modul 8

1.      Analisis yang membahas hubungan antara berbagai pasar input dan output disebut sebagai…

A.    Keseimbangan parsial

B.     Keseimbangan marginal

C.     Keseimbangan umum

D.    Keseimbangan internal-eksternal

Jawaban : C

 Keseimbangan umum merupakan analisis yang memasukkan bebagai pasar baik input maupun output secara keseluruhan, jadi bukan pasar parsial atau bersifat terbatas. Disini dikenal general equilibrium atau keseimbangan umum.

 

2.      Pareto optimum menunjukkan posisi dimana…

A.    Win-win solution

B.     Jika ada yang untung pasti ada yang rugi

C.     Semuanya dalam keadaan rugi

D.    Semuanya dalam keadaan untung

Jawaban : B

Posisi dimana jika terjadi perubahan pasti ada yang untung dan pihak lain rugi, bukan win-win….karena posisinya sudah optimum.

3.      Surplus konsumen dapat digambarkan sebagai …

A.    Kesediaan maksimum konsumen membayar

B.     Kesediaan minimum konsumen membayar

C.     Konsumen dengan produsen sepakat menanggung rugi

D.    Perbedaan kesediaan membayar dan harga barang

Jawaban : D

Harga barang lebih rendah dibandingkan kesediaan membayar disebut surplus kosumen. Sedangkan, jka harga barang lebih tinggi dari kesediaan menjual, itu disebut surplus produsen. Dalam analisis supply dan demand, pada titik ekulibrium, terdapat surplus konsumen dan surplus produsen.

4.      Dampak yang terjadi akibat adanya transaksi antara penjual dengan pembeli disebut sebagai…

A.    Pajak

B.     Subsidi

C.     Eksternalitas

D.    Biaya social

Jawaban : C

Akibat transaksi penjual dan pembeli disebut eksternalitas, bias bersifat positif dan negative. Contoh yang paling jelas eksternalitas negative adalah jika perusahaan membuang limbah disungai sehingga air menjadi tecermar.

5.      Berikut ini yang merupakan latar belakang dan tujuan dari adanya BUMN, kecuali…

A.    Memeratakan distribusi pendapatan

B.     Mencapai efisiensi alokasi sumber daya ekonomi

C.     Mencari laba untuk anggaran negara

D.    Menjual harga murah, tidak efisien untuk mendapatkan subsidi

Jawaban : D

Biasanya untuk produk2 yang menyangkut hajat hidup orang banyak, harga harus murah dan pemerintah harus mensubsidi agar perusahaan tetap hidup. BUMN mempunyai latar belakang dan motif tarsebut.

 

Modul 9

1.      Klasifikasi sumber daya energy dilaksanakan berdasarkan faktor…

A.    Komersial dan ketersediannya

B.     Komersial, ketersedian dan penggunaan

C.     Komersial dan kemanfaatan rakyat

 

D.    Komersial dan kebutuhan yang mendesak

 

Jawaban : C

Sumber daya energy yang terutama yang tak tergantikan dan menyangkut rakyat banyak, perlu dengan prinsip komersial dan kemanfaatan.

2.      Alokasi sumber energy tidak akan bisa mencapai optimal efisien apabila tidak…

A.    Melibatkan pihak lain seperti pemerintah

B.     Mempertimbangkan sisi permintaan

C.     Mempertimbangkan berbagai sisi permintaan dan penawaran

D.    Mempertimbangkan berbagai sisi permintaan, penawaran, biaya pengurasan dan eksternalitas

Jawaban : D

Optimalisasi alokasi sumber daya energy harus mempertimbangkan dgn ketat pertimbangan ekonomi, termasuk bisaya pengurasan dan eksternalitas.

3.      Industri daya listrik mempunyai sifat skala besar dan biaya menurun jangka panjang, maka dia….

A.    Memiliki skala produksi ekonomis

B.     Memiliki skala produksi tetap

C.     Memiliki skla produksi disekonomis

D.    Memiliki skala produksi ekonomis dan beroperasi pada tingkat output pada biaya marjinal terendah jangka panjangterendah jangka panjang.

Jawaban : D

Industri daya listrik memiliki skala produksi ekonomis dan beroperasi pada tingkat output pada biaya marjinal

4.      Ekonomika energy dan sumber daya alam terkait erat analisisnya dengan …

A.    Ekonometrik

B.     Mikro, statistic dan engineering

C.     Makro dan statistika

D.    Mikro dan analisis kuantitatif

Jawaban : D

Mikro ekonomi dan analisis kuantitatif menjadi alat analisis nya. Perilaku ekonomi individual yang efisien dan model2 kuantitatif.

5.      Harga listrik di Indonesia ditentukan oleh…

A.    Permintaan dan penawaran pasar

B.     Pemerintah dengan kebijakan subsidi

C.     Bantuan luar negeri

D.    Tingkat kesejahteraan masyarakat

Jawaban : B

 Harga listrik di Indonesia ditentukan oleh pemerintah dengan kebijakan subsidi, karena sektor ini dianggap vital dan menyangkut hajat hidup masyarakat banyak sehingga pemerintah perlu mengendalikan dan mengelola dan mengelolanya.

 

 

joki tugas ut, joki ujian THE, Jasa pembuatan karil UT 0878 9797 9399

 

INISIASI 7

 

A.    Harga Faktor Produksi dan Penentuan Balas Jasa Faktor Produksi

Seperti juga output maka input atau faktor-faktor produksipun mempunyai harga yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar. Penawaran berasal dari sektor rumah tangga konsumen dan permintaan dari sektor perusahaan produsen yang menggunakan untuk memproduksi ouput. Karena itu, permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan. Para pemilik faktor produksi adalah penting dalam analisis ekonomi untuk dua sebab. Pertama, harga faktor produksi bersama dengan kuantitas faktor produksi menentukan besarnya pendapatan sektor konsumen rumah tangga dan dengan demikian menentukan harga output. Kedua, harga faktor produksi menjadi kendala dalam alokasi penggunaan faktor produksi diantara  berbagai industri dan perusahaan.

Teori distribusi penghasilan mencoba menjawab pertanyaan untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Karena berbagai faktor produksi yaitu, tanah, tenga kerja dan kapital dihargai atas penggunaanya di pasar menururt permintaan dan penawaran maka distribusi pendapatan berhubungan langusng dengan upah, rente, bunga dan keuntungan. Penghasilan merupakan penerimaan uang oleh tenaga kerja dari penggunaan tenaganya, dari kepemilikan, serta dari pembayaran transfer. Penghasilan atau pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh penghasilan perseorangan atau rumah tangga. Pemerintah mengambil sebagian sebagai pendapatan nasional dalam bentuk pajak yang kemudian dikeluarkan sebagai pembayaran transfer kepada masyarakat atau untuk pembelian barang-barang untuk pelayanan masyarakat.

B.     Keseimbangan Umum dan Kegagalan Pasar

Secara sederhana keseimbangan umum dapat digambarkan sebagai model pasar dua output dan dua input. Penyesuaian keseimbangan yang terjdi akibat perubahan pada suatu pasr akan mengakibatkan perubahan pada keseimbangan pada pasar lain. Penyesuaian ini bisa terjadi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Penyesuaian yang pertama tak mencakup perubahan kapasitas produksi, hanya meliputi perubahan harga dan kuantitas keseimbangan pasar.

Bila semua persyaratan dan asumsi dipenuhi, mekanisme harga pasar persaingan yang logis akan menuntun ke haasil penyelesaian kesejahteraan optimal. Syarat-syarat tersebut adalah pemenuhan kepentingan pribadi dan kondisi persaingan.

Tabel input-output suatu perekonomian negara merupakan upaya penggambaran hubungan yang erat dan kompleks anatar sektor, industri atau dalam suatu perekonomian. Dengan anggapan bahwa koefisien produksi konstan, tabel tersebut mencoba menggambarkan output suatu sektor digunakan sebagai input, pada sektor-sektor lain. Tabel in bisa digunakan untuk membuat perencanaan pembangunan ekonomi secara konsisten.

Pareto optimum atau efisiensi  alokatif sumber daya pada sisi konsumsi dapat digambarkan dengan menggunakan konsep Batas Kemungkinan Nilai Guna. Ini analog dengan konsep Batas Kemungkinan Batas Produksi. Secara sederhana, dianggap hanya ada dua individu konsumen yang mengonsumsi bermacam bundel kombinasi barang-barang konsumsi. Garis atau kurva batas kemungkinan nilai guna yang semakin menjauh dari titik asal ke kanan atas menunjukkan pencapaian nilai guna atau kepuasan yang lebih tinggi.

Sutplus konsumen yang ditunjukkan dengan kurva permintaan individual berlereng menurun karena berlakunya Hukum Nilaia Guna yang semakin menurun., sementara konsumen membeli komoditi pada harga yang sama yaitu harga pasar. Dengan demikian ada selisih antara nilai  manfaat yang diperoleh dengan harga  yang dibayar yang disebut sebagai surplus  konsumen. Konsumen akan terus menambah pembelian barang-barangnya sampai tingkat dimana surplus konsumen nol, atau dimana nilai guna yang diperoleh atas konsumsi barang tersebut sama dengan harga.

Sistem mekanisme harga pasar memiliki kebaikan dan juga sekaligus keburukan. Kebaikan utama adalah efisiensi alokasi dan kebebasan mengambil keputusan ekonomi. sedangkan kritik utama mengatakan ia cenderung membuat distribusi pendapatan semakin tidak merata serta meningkatkan kegagalan pasar.

Tangan gaib yang menuntun mekanisme pasar persaingan gagal mencapai hasil terbaik pertama (first best) karena ada unsure kegagalan pasar yaitu persaingan tidak sempurna, eksternalitsa serta barang publik. Eksternalitas terjadi bila kegiatan ekonomi menimbulkan dampak pihak lain di luar pelaku pasar yang bersangkutan. Eksternalitas dapat berupa ekternalitas disekonomi yang menimbulkan biaya sosial  dan eksternalitas ekonomi yang menimbulkan manfaat sosial. Keadaan ini menyebabkan keputusan ekonomi (produksi) atau alokasi sumber daya menjadi tidak optimal. Biaya eksternal menyebabkan output yang diproduksi oleh pihak swasta terlalu banyak karena ia tak harus menanggung biaya tersebut.

Penanggulangan atau pengendalian eksternalitas pada pokoknya merupakan upaya internalisasi biaya atau manfaat eksternal. Tanpa campur tangan atau perturan pemerintah, sektor swasta yang bersangkutan dapat menanggulangi dan menyelesaikan secara optimal melalui pendekatan perundingan dan negosiasi, atau dengan metode liability rule. Bila pemerintah turut campur tangan mengatur hal ini, maka cara yang ditenmpuh adalah dengan peraturaran berdasarkan hukum serta pengenaan pajak pencemaran disertai dengan ketentuan ambang batas. Hasil yang diperoleh bukanlah penghapusan atau menghilangkan pencemaran secara total, tetapi mengendalikan sampai ke tingkat optimal.

Barang public merupakan barang yang bersifat noneksklusif yang berbeda dengan barang privat. Di sini tak dapat dipisahkan mereka yang membayar (dan kemudian memperoleh manfaat) dan mereka yang tidak membayar. Bila barang itu telah tersedia maka siapa pun juga baik yang membayar atau tidak, dapat memperoleh manfaat. Meknisme pasar tak bisa berfungsi dalam kasus barang public. Karenanya harus disediakan dan diproduksi oleh sektor pemerintah atau public, selaian itu ada juga barang kuasi publik.

Perusahaan swasta cenderung mengadakan konsentrasi dan penggabungan untuk meniingkatkan efisiensi usaha baik secara horizontal, vertikal, maupun konglomerasi. Mereka bisa berbentuk perusahaan perorangan, perusahaan persekutuan, maupun berbentuk perseroan terbatas, masing-masing tergantung pada tanggung jawab keuangan. Asumsi sederhana yang dikemukakan adalah mereka berusaha mencari keuntungan maksimum pada semua bentuk pasar. Ini merupakan asumsi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam kasus lebih umum dijumpai bentuk pasar oligopoli dan persaingan monopolistik, keduanya sering disebut sebagai pesaingan tidak sempurna. Asumsi  keuntungan maksimum jangka pendek perlu direvisi dan dipertimbangkan lagi. Mereka dianggap berusaha memaksimumkan keuntungan jangka panjang yaitu memmaksimumkan nilai harapan sekarang dari keuntungan. Hal ini berhubungan dengan upaya merintangi masuknya perusahaan pesaing ke dalam industri.

C.     MIKROEKONOMIKA ENERGI DAN DAYA LISTRIK

Komoditi energy merupakan anugerah alam yang bisa diklasifikasikan menurut berbagai kriteria serta digunakan oleh umat manusia secara yang paling efisien untuk kepentingan kesejahteraan hidupnya. Dari berbagai klasifikasi tersebut, maka klasifikasi menurut keterbaruannya memiliki arti ekonomi sangat  penting terutama dalam konteks keberlanjutannya dengan adanya sumber daya energi substitusi serta pengganti atau alternatifnya.

Daya listrik lebih lanjut bisa dipertimbangkan sebagai komoditi daripada suatu kebutuhan. Keputusan yang dibuat masyarakat lebih banyak dilakukan dengan sistem atau mekanisme pasar, walupun sangat umum adanya campur tangan pemerintah lewat kebijakan atau regulasi. Pasar industri daya listrik umumnya tidak bersaing sempurna tetpi monopoli atau oligopoli.

Untuk memproduksi atau menyediakan daya listrik dibutuhkan biaya dan ini bersesuian dengan fungsi teknis produksi. Sektor pembangkit dan transmisi mempunyai cirri biaya yang menurun (decreasing cost) dengan volume investasi uang yang besar terutama dalam skala dan lingkup jangka panjang. Berbagai konsep biaya dalam pengambilan keputusan dan pencatatan dibedakan antara konsep biaya ekonomi dan akuntansi, biaya total, rata-rata dan marginal. Konsepp permintaan khusus komoditi energi diuraikan dengan nilai netback untuk berbagai penggunaan serta substitusinya.

 

REFERENSI:

Modul 7, 8 dan 9 Pengantar Ekonomi Mikro    

joki tugas ut, joki ujian the, jasa pembuatan karil UT semua jurusan 0878 9797 9399

 Seorang produsen yang rasional akan selalu mencari keuntungan yang paling maksimuml atau kerugian yang paling minimuml baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Ada dua pendekatan untuk menentukan tingkat ouput di mana produsen akan mendapatkan keuntungan maksimum atau mengalami kerugian minimum, yaitu pertama, pendekatan penerimaan total dan biaya total, atau sering disebut pendekatan total; dan kedua adalah pendekatan penerimaan marjinal dan biaya marginal, atau biasa disebut pendekatan marginal. Kedua pendekatan-pendekatan ini akan dibicarakan secara berurutan berikut ini.

Pendekatan Total

Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang terjadi di pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output. Dalam jangka pendek, biaya dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah output yang dihasilkan.

Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat mengambil contoh suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini mempunyai gedung tempat usaha, mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun perusahaan tidak berproduksi akan tetapi biaya tetap harus selalu dikeluarkan, seperti biaya penyusutan gedung, penyusutan mesin dan biaya gaji karyawan tetap. Sedangkan, yang termasuk biaya variabel adalah biaya untuk pembelian bahan baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain lain. Biaya variabel ini dapat diubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, apabila permintaan pasar naik maka output yang dihasilkan dapat ditambah dengan menambah biaya variabel, misalnya menambah jam kerja tenaga kerja tidak tetap (untuk lengkapnya lihat teori biaya pada modul 4)

Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar. Untuk lebih lengkapnya perhatikan data hipotesis berikut ini.

  • Tabel 1 Tingkat Output dan Keuntungan Total Produsen pada Pasarpersaingan Murni dengan Pendekatan Total

Q

(unit)

P

(000 Rp)

TR

(000 Rp)

TC

(000 Rp)

Π

(000 Rp)

080800-800
1008

800

2.000-1.200

200

8

1.600

2.300

-700

300

8

2.400

2.400

0

400

8

200

2.524

+676

500

8

4.000

2.775

+1.225

600

8

4800

200

+1.600

650

8

5.200

3.510

+1.690

700

8

5.600

4.000

+1.600

800

8

6.400

6.400

0

 

Keterangan:
 
Kerugian minimal
 
Titik Pulang Pokok (BEP)
 
 
Keuntungan maksimal 

Pada tabel diatas, Q adalah kuantitas output yang dihasilkan, P adalah tingkat harga, TR adalah penerimaan total (yaitu P dikali Q), TC adalah biaya total dan Π adalah keuntungan. Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, keuntungan maksimum yang diperoleh produsen pada pasar persaingan murni adalah sebesar Rp 1.690.000 yaitu pada tingkat output sebesar 650 unit. Sedangkan kerugian total mencapai maksimum adalah sebesar Rp 1.200.000 yaitu pada tingkat output sebesar 100 unit. Perpotongan antara TR dan TC merupakan titik pulang pokok (break even point), yaitu pada tingkat output sebesar 300 dan 800 unit. Tabel hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut

Berdasarkan gambar di atas, kurva penerimaan total atau TR dimulai dari titik origin (titik nol), hal ini disebabkan produsen tidak akan mendapatkan penerimaan apabila perusahaan belum menghasilkan output. Apabila perusahaan telah mulai berproduksi atau menghasilkan output maka perusahaan akan mendapatkan penerimaan sebesar tingkat output dikali dengan harga (PxQ). Semakin besar output yang dihasilkan maka penerimaan produsen semakin besar. Karena tingkat harga adalah datum (tetap) bagi produsen dalam pasar persaingan sempurna maka kurva TR akan membentuk garis diagonal yang dimulai dari titik origin ke kanan atas.

Sedangkan kurva biaya total atau TC tidak dimulai dari titik origin karena walaupun perusahaan belum berproduksi akan tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya, yaitu sebesar jumlah biaya tetap. Seperti diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menghasilkan output dibagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Pada tingkat produksi yang rendah perusahaan masih mengalami kerugian, kemudian apabila produksi terus ditambah maka kerugian semakin menurun dan mencapai titik pulang pokok (Break Even Point, BEP) pada titik tertentu (dalam gambar adalah di titik B), setelah titik BEP terlampaui maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan mencapai maksimum di titik C, yang merupakan jarak terjauh antara kurva TR dan kurva TC. Apabila produksi terus menerus ditingkatkan setelah tercapai keuntungan maksimum maka tingkat keuntungan mulai menurun dan akan mencapai titik pulang pokok kembali ditititk D. Selanjutnya apabila produksi terus ditingkatkan maka produsen atau perusahaan akan mengalami kerugian.

Terjadinya tingkat keuntungan yang menurun ini sesuai dengan hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return), hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan suatu faktor produksi (faktor produksi tetap) untuk dikombinasikan dengan faktor produksi lain (faktor produksi variabel), apabila faktor produksi variabel terus ditambah.

Misalnya pada sebidang lahan pertanian (dianggap faktor produksi tetap) yang dikerjakan oleh seorang pekerja (dianggap faktor produksi variabel), maka output yang dihasilkan tidak efektif. Apabila lahan pertanian tersebut dikerjakan oleh dua pekerja maka produksi akan meningkat. Sampai tambahan pekerja menjadi 6 orang maka akan tercapai keuntungan maksimum dalam menggarap lahan tersebut, tetapi apabila pekerja terus menerus ditambah (misalnya sampai 15 pekerja), sedangkan lahan yang digarap tetap maka biaya total akan bertambah dan tingkat keuntungan akan menurun dan sampai pada titik tertentu akan mengalami kerugian.

Jadi dapat disimpulkan apabila TR>TC , maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan apabila selisih TR<TC maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan apabila TR=TC maka perusahaan dalam kondisi break even point

Pendekatan marginal

Pendekatan marginal merupakan alternatif dari pendekatan total. Dalam memproduksi suatu barang dan menawarkannya di pasar, produsen atau perusahaan harus membandingkan antara biaya marjinal dengan penerimaan marjinal. Biaya marjinal (marginal cost, MC) adalah tambahan biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen karena menambah memproduksi 1 unit ouput (MC = TCt � TCt-1 , di mana TC adalah biaya total)Sedangkan penerimaan marjinal (marginal revenue, MR) adalah tambahan penerimaan karena menambah produksi output 1 unit (MR = TRt � TRt-1)

Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya sehingga karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya marginal lebih besar dari penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan sehingga kerugian menjadi bertambah. Keuntungan maksimum (atau kerugian minimum) akan terjadi apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).

Untuk melihat lebih jauh penggunaan pendekatan marjinal, maka Tabel 3.1 kita reproduksi kembali dengan berbagai tambahan dibawah ini.

Tabel 2 Maksimisasi keuntungan dengan Pendekatan Marjinal

Q

(unit)

P= MR

TC

MC

(00)

AC

Keuntungan Per unit

Keuntungan

Total

1

2

3

4=TCt-TCt-1

5=3/1

6= TRt-TRt-1

7=6x1

100
200
300
400
500
600
650
700
800

8
8
8
8
8
8
8
8
8

2.000
2.300
2.400
2.525
2.775
200
3.510
4.000
6.400

12
3
1
1.25
2.50
4.25
(8)
8
24

20
11.5
8
6.31
5.55
5.33
5.40
5.71
8.00

-12
-3.5
0
1.69
2.45
2.67
2.60
2.29
0

-1.200
-700
0
+676
+1.225
+1.602
+1.690
+1.600
0

Berdasarkan tabel 2 di atas, terlihat bahwa keuntungan maksimum produsen dalam pasar persaingan murni akan tercapai pada tingkat output 650 unit, yaitu dengan tingkat keuntungan sebesar Rp 1.690.000. Perhatikan bahwa biaya marginal mengacu pada titik tengah antara dua tingkat output yang berurutan, maka nilai MC pada tingkat output 650 dan 750 unit output adalah sama yaitu 8. Tingkat keuntungan per unit tertinggi adalah 2,67, akan tetapi suatu perusahaan bukan mencari keuntungan per unit tertinggi, akan tetapi adalah mencari keuntungan total maksimum.

Dari Tabel 2 di atas, kita dapat mengilustrasikan keseimbangan produsen dalam satu gambar seperti yang terlihat pada Gambar 2. Kurva d (permintaan) dan kurva MR bagi produsen dalam pasar persaingan murni merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal. Hal ini disebabkan produsen dalam pasar persaingan murni adalah sebagai pengambil harga (price taker) karena sesuai asumsi yang dijelaskan sebelumnya bahwa jumlah penjual sedemikian banyaknya sehingga tidak seorang produsenpun dapat mempengaruhi harga dengan menambah atau mengurangi produksi. Produsen dapat menjual berapapun pada harga pasar yang berlaku.

Konsumen akan mendapatkan keuntungan maksimum apabila MR=MC. Dalam gambar, ada dua titik perpotongan antara MR dan MC, yaitu di titik A dan di titik B. Tingkat output terbaik perusahaan dalam pasar persaingan murni terjadi di titik B, di mana MR=MC dan kurva MR memotong kurva MC dari bawah. Selama MR melebihi MC maka masih relevan untuk meningkatkan produksi karena penerimaan perusahaan naik lebih tinggi dari pada biaya sehingga keuntungan total naik. Apabila MC melebihi MR maka tidak ada gunanya bagi perusahaan untuk meningkatkan produksinya karena biaya naik lebih tinggi dari penerimaan sehingga keuntungan total produsen akan menurun. Jadi peningkatan produksi setelah titik B akan menurunkan keuntungan produsen.

Gambar 2 Keseimbangan Konsumen

Keuntungan produsen akan terjadi di titik B, di mana P=MR=MC=8. Output yang dihasilkan produsen adalah sebanyak 650 unit dan tingkat keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp 1.690.000,-

Minimisasi Kerugian

Harga pasar dapat naik atau turun tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila harga yang diterima produsen dalam persaingan sempurna di atas kurva biaya rata-rata (kurva AC) maka produsen akan mendapatkan keuntungan sebesar selisih antara kurva d dikurangi kurva MR dikali jumlah produksi. Keadaan keuntungan maksimum dapat dilihat seperti yang dijelaskan dalam Gambar 2.

Apabila harga yang diterima produsen di bawah kurva biaya rata-rata maka produsen akan mengalami kerugian. Seberapa jauh produsen dapat meminimumkan kerugian agar terus dapat berproduksi dan di titik mana produsen sudah harus menutup usahanya akan dijelaskan berikut ini.

Produsen dapat meminimumkan kerugian dan dapat terus berproduksi apabila perpotongan MR dan MC terjadi diantara kurva AC dan AVC, atau dengan kata lain perpotongan kurva MR dan kurva MC terjadi dibawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC. Perhatikan Gambar 3.3 di bawah ini.

Gambar 3 Minimisasi Kerugian

Dari Gambar diatas, ada tiga kemungkinan perpotongan kurva MR dan kurva MC.

  • Pertama, kurva MR berada di bawah kurva AC tetapi masih di atas kurva AVC (dijelaskan oleh kurva d=MR), yaitu berpotongan di titik B. Produsen akan menderita kerugian per unit sebesar P1P2, dan apabila dikalikan dengan jumlah produksi maka kerugian minimum adalah sebesar kotak persegi empat PBAP3. Dengan kondisi ini produsen masih terus dapat berproduksi karena dengan melanjutkan produksi maka produsen masih dapat menutup sebagian biaya tetapnya.

  • Kedua, apabila kurva MR berada di titik terendah AVC (dijelaskan oleh kurva d1=MR1), yaitu di titik C maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar biaya tetap , yaitu sebesar jarak AC dan AVC dikali jumlah produksi, sedangkan biaya variabel masih dapat ditutupi. Titik ini dinamakan titik tutup usaha.

  • Ketiga, apabila kurva MR berada dibawah kurva AVC (dijelaskan oleh kurva d2=MR2), yaitu MR dan MC berpotongan di titik D maka produsen tidak layak untuk melanjutkan produksi karena produsen akan menderita kerugian sebesar biaya tetap ditambah sebagian biaya variabel

  • Kurva Penawaran

    Dari Gambar 2 dan Gambar 3 kita telah melihat bagaimana perusahaan dalam persaingan murni memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan kerugian dengan menentukan tingkat output yang diproduksi dan ditawarkan pada berbagai tingkat harga.

    Sampai sejauh ini kita belum menentukan di mana produsen mulai akan berproduksi dan menawarkan outputnya di pasar pada tingkat harga yang berlaku, hal ini terkait dengan apa yang telah dijelaskan sebelumnya, apabila harga yang terjadi di atas kurva AVC, atau kurva MR berpotongan dengan kurva MC diatas kurva AC, seperti yang telah dijelaskan pada Gambar 2 maka produsen tentu dan mau melanjutkan produksi karena akan mendapatkan keuntungan total maksimum. Sebaliknya apabila harga yang diterima produsen di bawah kurva AVC, atau kurva MR dan kurva MC berpotongan di bawah kurva AVC maka produsen tentu tidak akan mau berproduksi karena di samping mengalami kerugian sebesar biaya tetap (yaitu sebesar jarak AV dan AVC) juga mengalami kerugian sebagian biaya variabelnya.

    Sedangkan kondisi kritis terjadi apabila tingkat harga terjadi diantara titik terendah AVC sampai dengan titik terendah AC. Dalam Gambar 3.3 yaitu jarak antara C dan B. Apabila tingkat harga terjadi di titik terendah AVC maka kerugian yang diderita produsen adalah sebesar biaya tetap tetapi, dan produsen masih bisa terus berproduksi dengan harapan harga akan naik dan produksi dapat ditingkatkan. Apabila kurva MR di bawah AVC maka produsen tidak layak untuk melanjutkan produksi. Jadi kesimpulannya kurva penawaran bagi produsen dalam pasar persaingan murni adalah kurva MC dimulai dari tirik terendah AVC

    yang terbaik

    No whatsapp jasa karya ilmiah Universitas Terbuka

    Untuk no whatsapp nya ganti di 085293796340 Untuk testimoni ada di galeri. Untuk yg lain2 gak tak post krna sdh mulai di rame pembahasan ter...