INISIASI 7
A.
Harga
Faktor Produksi dan Penentuan Balas Jasa Faktor Produksi
Seperti juga output maka input atau
faktor-faktor produksipun mempunyai harga yang ditentukan oleh permintaan dan
penawaran pasar. Penawaran berasal dari sektor rumah tangga konsumen dan
permintaan dari sektor perusahaan produsen yang menggunakan untuk memproduksi
ouput. Karena itu, permintaan faktor produksi disebut permintaan turunan. Para
pemilik faktor produksi adalah penting dalam analisis ekonomi untuk dua sebab.
Pertama, harga faktor produksi bersama dengan kuantitas faktor produksi
menentukan besarnya pendapatan sektor konsumen rumah tangga dan dengan demikian
menentukan harga output. Kedua, harga
faktor produksi menjadi kendala dalam alokasi penggunaan faktor produksi diantara berbagai industri dan perusahaan.
Teori distribusi penghasilan
mencoba menjawab pertanyaan untuk siapa barang dan jasa diproduksi. Karena
berbagai faktor produksi yaitu, tanah, tenga kerja dan kapital dihargai atas
penggunaanya di pasar menururt permintaan dan penawaran maka distribusi
pendapatan berhubungan langusng dengan upah, rente, bunga dan keuntungan.
Penghasilan merupakan penerimaan uang oleh tenaga kerja dari penggunaan
tenaganya, dari kepemilikan, serta dari pembayaran transfer. Penghasilan atau
pendapatan nasional merupakan penjumlahan seluruh penghasilan perseorangan atau
rumah tangga. Pemerintah mengambil sebagian sebagai pendapatan nasional dalam
bentuk pajak yang kemudian dikeluarkan sebagai pembayaran transfer kepada
masyarakat atau untuk pembelian barang-barang untuk pelayanan masyarakat.
B.
Keseimbangan
Umum dan Kegagalan Pasar
Secara sederhana keseimbangan umum dapat digambarkan
sebagai model pasar dua output dan dua input. Penyesuaian keseimbangan yang
terjdi akibat perubahan pada suatu pasr akan mengakibatkan perubahan pada
keseimbangan pada pasar lain. Penyesuaian ini bisa terjadi dalam jangka pendek
dan jangka panjang. Penyesuaian yang pertama tak mencakup perubahan kapasitas
produksi, hanya meliputi perubahan harga dan kuantitas keseimbangan pasar.
Bila semua persyaratan dan asumsi dipenuhi,
mekanisme harga pasar persaingan yang logis akan menuntun ke haasil
penyelesaian kesejahteraan optimal. Syarat-syarat tersebut adalah pemenuhan
kepentingan pribadi dan kondisi persaingan.
Tabel input-output suatu perekonomian negara
merupakan upaya penggambaran hubungan yang erat dan kompleks anatar sektor,
industri atau dalam suatu perekonomian. Dengan anggapan bahwa koefisien
produksi konstan, tabel tersebut mencoba menggambarkan output suatu sektor
digunakan sebagai input, pada sektor-sektor lain. Tabel in bisa digunakan untuk
membuat perencanaan pembangunan ekonomi secara konsisten.
Pareto optimum atau efisiensi alokatif sumber daya pada sisi konsumsi dapat
digambarkan dengan menggunakan konsep Batas Kemungkinan Nilai Guna. Ini analog
dengan konsep Batas Kemungkinan Batas Produksi. Secara sederhana, dianggap
hanya ada dua individu konsumen yang mengonsumsi bermacam bundel kombinasi
barang-barang konsumsi. Garis atau kurva batas kemungkinan nilai guna yang
semakin menjauh dari titik asal ke kanan atas menunjukkan pencapaian nilai guna
atau kepuasan yang lebih tinggi.
Sutplus konsumen yang ditunjukkan dengan kurva
permintaan individual berlereng menurun karena berlakunya Hukum Nilaia Guna
yang semakin menurun., sementara konsumen membeli komoditi pada harga yang sama
yaitu harga pasar. Dengan demikian ada selisih antara nilai manfaat yang diperoleh dengan harga yang dibayar yang disebut sebagai
surplus konsumen. Konsumen akan terus
menambah pembelian barang-barangnya sampai tingkat dimana surplus konsumen nol,
atau dimana nilai guna yang diperoleh atas konsumsi barang tersebut sama dengan
harga.
Sistem mekanisme harga pasar memiliki kebaikan dan
juga sekaligus keburukan. Kebaikan utama adalah efisiensi alokasi dan kebebasan
mengambil keputusan ekonomi. sedangkan kritik utama mengatakan ia cenderung
membuat distribusi pendapatan semakin tidak merata serta meningkatkan kegagalan
pasar.
Tangan gaib yang menuntun mekanisme pasar persaingan
gagal mencapai hasil terbaik pertama (first
best) karena ada unsure kegagalan pasar yaitu persaingan tidak sempurna,
eksternalitsa serta barang publik. Eksternalitas terjadi bila kegiatan ekonomi
menimbulkan dampak pihak lain di luar pelaku pasar yang bersangkutan.
Eksternalitas dapat berupa ekternalitas disekonomi yang menimbulkan biaya
sosial dan eksternalitas ekonomi yang
menimbulkan manfaat sosial. Keadaan ini menyebabkan keputusan ekonomi
(produksi) atau alokasi sumber daya menjadi tidak optimal. Biaya eksternal
menyebabkan output yang diproduksi oleh pihak swasta terlalu banyak karena ia
tak harus menanggung biaya tersebut.
Penanggulangan atau pengendalian eksternalitas pada
pokoknya merupakan upaya internalisasi biaya atau manfaat eksternal. Tanpa
campur tangan atau perturan pemerintah, sektor swasta yang bersangkutan dapat
menanggulangi dan menyelesaikan secara optimal melalui pendekatan perundingan
dan negosiasi, atau dengan metode liability
rule. Bila pemerintah turut campur tangan mengatur hal ini, maka cara yang
ditenmpuh adalah dengan peraturaran berdasarkan hukum serta pengenaan pajak
pencemaran disertai dengan ketentuan ambang batas. Hasil yang diperoleh
bukanlah penghapusan atau menghilangkan pencemaran secara total, tetapi
mengendalikan sampai ke tingkat optimal.
Barang public merupakan barang yang bersifat
noneksklusif yang berbeda dengan barang privat. Di sini tak dapat dipisahkan
mereka yang membayar (dan kemudian memperoleh manfaat) dan mereka yang tidak
membayar. Bila barang itu telah tersedia maka siapa pun juga baik yang membayar
atau tidak, dapat memperoleh manfaat. Meknisme pasar tak bisa berfungsi dalam
kasus barang public. Karenanya harus disediakan dan diproduksi oleh sektor
pemerintah atau public, selaian itu ada juga barang kuasi publik.
Perusahaan swasta cenderung mengadakan konsentrasi
dan penggabungan untuk meniingkatkan efisiensi usaha baik secara horizontal,
vertikal, maupun konglomerasi. Mereka bisa berbentuk perusahaan perorangan,
perusahaan persekutuan, maupun berbentuk perseroan terbatas, masing-masing
tergantung pada tanggung jawab keuangan. Asumsi sederhana yang dikemukakan
adalah mereka berusaha mencari keuntungan maksimum pada semua bentuk pasar. Ini
merupakan asumsi jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam kasus lebih umum
dijumpai bentuk pasar oligopoli dan persaingan monopolistik, keduanya sering
disebut sebagai pesaingan tidak sempurna. Asumsi keuntungan maksimum jangka pendek perlu
direvisi dan dipertimbangkan lagi. Mereka dianggap berusaha memaksimumkan
keuntungan jangka panjang yaitu memmaksimumkan nilai harapan sekarang dari
keuntungan. Hal ini berhubungan dengan upaya merintangi masuknya perusahaan
pesaing ke dalam industri.
C. MIKROEKONOMIKA ENERGI
DAN DAYA LISTRIK
Komoditi energy merupakan anugerah alam yang bisa diklasifikasikan
menurut berbagai kriteria serta digunakan oleh umat manusia secara yang paling
efisien untuk kepentingan kesejahteraan hidupnya. Dari berbagai klasifikasi
tersebut, maka klasifikasi menurut keterbaruannya memiliki arti ekonomi sangat penting terutama dalam konteks
keberlanjutannya dengan adanya sumber daya energi substitusi serta pengganti
atau alternatifnya.
Daya listrik lebih lanjut bisa dipertimbangkan
sebagai komoditi daripada suatu kebutuhan. Keputusan yang dibuat masyarakat
lebih banyak dilakukan dengan sistem atau mekanisme pasar, walupun sangat umum
adanya campur tangan pemerintah lewat kebijakan atau regulasi. Pasar industri
daya listrik umumnya tidak bersaing sempurna tetpi monopoli atau oligopoli.
Untuk memproduksi atau menyediakan daya listrik
dibutuhkan biaya dan ini bersesuian dengan fungsi teknis produksi. Sektor
pembangkit dan transmisi mempunyai cirri biaya yang menurun (decreasing cost) dengan volume investasi
uang yang besar terutama dalam skala dan lingkup jangka panjang. Berbagai
konsep biaya dalam pengambilan keputusan dan pencatatan dibedakan antara konsep
biaya ekonomi dan akuntansi, biaya total, rata-rata dan marginal. Konsepp
permintaan khusus komoditi energi diuraikan dengan nilai netback untuk berbagai
penggunaan serta substitusinya.
REFERENSI:
Modul 7, 8 dan 9
Pengantar Ekonomi Mikro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar