KARYA ILMIAH
ORANG TUA SEBAGAI MOTIVATOR UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI MEMBACA PESERTA DIDIK
DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI KEDUNGTUKANG 02
KECAMATAN JATIBARANG
NONE
UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ SEMARANG
POKJAR UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BREBES
2016
Abstrak
Dewasa ini
perpustakaan sekolah sedang marak digalakan oleh pemerintah, ada sebagian sekolah yang
sudah memiliki gedung perpustakaan sendiri, bahkan ada pula yang sama sekali
belum memiliki gedung perpustakaan karena berbagai kendala. Di SD Negeri
Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang, gedung perpustakaan sekolah sudah berdiri cukup
lama sebelum program pemerintah gencar disosialisasikan. Jika setiap orang
memiliki motivasi kuat terutama bagi peserta didik sekolah dasar, maka kebiasaaan membaca diperpustakaan sekolah akan meningkat, bahkan
akhirnya bisa memiliki kecintaan membaca dimanapun berada baik dirumah atau
diperpustakaan. Yang pertama motivasi (niat) membaca harus di tanamkan sejak
dini terhadap peserta didik. Karena tak
sedikit orang yang menjadi sukses dan
jadi orang besar berasal dari keluarga cinta membaca. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian
tentang upaya untuk meningkatkan motivasi membaca peserta didik SD Negeri
Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang dengan orang tua peserta didik, guru dan
pustakawan sebagai motivator. Dimaksudkan
agar penulis dapat mengajak seluruh peserta didik SD Negeri Kedungtukang 02
Kec.Jatibarang menjadikan bahwa gemar membaca merupakan sebuah kebutuhan bukan sebuah keterpaksaan. Dalam
karya ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode penelitian
deskriptif.
Kata kunci : motivasi membaca, orangtua,sekolah
(guru dan pustakawan )
Pendahuluan
Saat ini kesulitan dalam belajar anak banyak kita lihat, hal ini
dipengaruhi oleh dua factor yaitu faktor
internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi proses
belajar adalah kurangnya motivasi.
Motivasi
merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi belajar peserta didik merupakan hal yang sangat penting untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik . Motivasi juga merupakan kekuatan
yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap kearah tujuan
tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang ataupun dari luar
dirinya, motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang disebut motivasi
instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Memberi motivasi kepada peserta
didik mempunyai peranan yang sangat
penting dalam aktivitas belajar.
Tidak ada seorangpun yang belajar tanpa adanya motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar harus diterapkan dalam aktivitas belajar
mengajar.
Hubungan linier antara motivasi dan minat membaca seorang
anak. Semakin rendah tingkat motivasi membaca anak, akan semakin rendah pula
minat membacanya. Sebaliknya kian tinggi tingkat motivasi membaca seorang anak,
maka akan kian tinggi pula minat bacanya. Untuk memotivasi dan menumbuhkan
minat anak membaca, yang jika ditanamkan kuat-kuat pada setiap anggota keluarga
sesuai tingkat perkembangan jiwa dan penalarannya akan menggugah minat baca
mereka, yaitu dengan
menempatkan
anak pada kondisi kritis: mau tidak mau, dia harus membaca, yang dimaksud
menempatkan dalam kondisi kritis disini yaitu membuat anak ingin serba tahu
atau membuat anak kita itu penasaran, ingin tahu semua apa yang di sentuhnya. Kita beli buku
apa yang mereka suka dan menarik dibaca. Jadi, tidak ada alasan bagi dia
untuk tidak membaca, Otak anak-anak ini
berkembang luar biasa, mengapa kita tahan-tahan potensinya?. Kesempatan
berkembang itu luar biasa, kemampuan otak manusia itu luar biasa sekali sayang
kalau tidak dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dari kecil kita bisa gali semaksimal
mungkin potensinya dengan cara bermain sambil belajar. Ajak anak-anak ke perpustakaan
atau toko buku, Mencari
bahan bacaan bisa sebagai sarana rekreasi. Orang tua bisa mengajak anggota
keluarganya berkunjung ke perpustakaan dan ke toko buku membelikan dia buku
(bacaan) yang sesuai minat baca putra-putrinya, apalagi jika saatnya tepat di
hari ulang tahun mereka atau mendiskusikan secara serius tetapi santai-topik
bacaan apa saja yang aktual dan dapat menarik perhatiannya. Dampaknya sekarang sudah kelihatan Anak – anak sekarang
sudah mulai membaca novel atau buku cerita, misalnya buku cerita si Kancil dan
semacamnya cepat sekali, Satu buah buku cerita dua jam selesai dibacanya. Ajak
anak ke toko buku, beli dan borong buku sesuai minatnya. Walaupun buku-buku itu
berbahasa Inggris. Mula-mula memang dia tidak bisa, tetapi masih bisa dia
baca sedikit demi sedikit walaupun awalnya agak lama. Dia menempatkan diri pada
kondisi kritis, Jadi dia memaksakan diri untuk membaca bahasa Inggris. Belajar dari alam,
kakak membacakan buku untuk adik, Anak-anak diminta menceriterakan kembali apa
yang dibacanya, Meluangkan
waktu untuk membaca bersama anak-anak, kita harus menjadi contoh. Kalau ayah dan
ibunya malas membaca, jangan harap anak kita mau membaca.
Dengan
menumbuhkan minat membaca anak kita sebagai orang tua membantu memperbaiki rasa
percaya diri anak, mengembangkan kemampuan memanajemen emosinya, dan
meningkatkan kemampuan melakukan interaksi sosial positif di mana pun dan kapan
pun dia berada sekaligus membentuk karakter dan kepribadian anak ,
sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan, "Apa yang kita baca sekarang,
seperti itulah kita 20 tahun yang akan datang".
Metode penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah metode deskritif, yakni penelitian yang mempunyai
tujuan untuk mendeskripsikan apa yang sedang berlaku. Bertujuan guna memperoleh
informasi tentang keadaan saat ini dengan melihat kaitan variable-variabel yang
ada. Dalam penelitian ini juga dibutuhkan adanya interpretasi penalaran untuk
memaparkan suatu kondisi. Interpretasi ini berguna untuk membantu pencarian
solusi suatu permasalahan dalam suatu kondisi, karena bisa jadi suatu
permasalahan yang sama membutuhkan solusi yang berbeda karena adanya perbedaan
variabel dalam suatu penelitian.
Pembahasan
Lewat
berbagai kegiatan baik yang ada di kelas dan perpustakaan sekolah telah
berusaha untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik untuk mengajak dan mensosialisasikan tentang peran
perpustakaan. Tidak sekedar sebagai tempat untuk membaca dan melihat-lihat
koleksi yang ada di perpustakaan juga mengadakan berbagai lomba
Menurut
Karmidi Martoatmojo dalam bukunya “Pelayanan Bahan Pustaka” (1981) Berbagai
cara untuk meningkatkan mutu layanan perpustakaan tidak boleh dipisahkan dari
kegiatan pustakawan sehari-hari. Banyak upaya yang dapat dikerjakan antara lain
:
1. Sikap ramah dan penampilan yang baik
para pustakawan dalam memberikan layanan kepada pembaca menentukan berhasil
atau tidaknya pekerjaan. Melalui penampilan yang ramah, siap untuk memberikan
bantuannya, pustakawan dapat menggaet pembaca sebanyak mungkin. Sudah tentu
disamping kemampuan teknis yang memadai dalam bidang ini, juga memberikan
motivasi dan ide-ide apa yang dapat diperoleh dari perpustakaan. Pendekatan
yang baik dapat meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan.
2. Menyediakan brosur tentang kegiatan
yang ada di perpustakaan, dengan brosur pustakawan dapat menyampaikan berbagai
kegiatan yang sedang dan akan diajarkan. Mungkin kegiatan ini memerlukan
anggaran yang lumayan besar, tetapi kalau diperhitungkan dengan keuntungan yang
bakal diperoleh, kegiatan ini tentu menguntungkan perpustakaan.
3. Mengadakan berbagai perlombaan di
perpustakaan, seperti lomba membaca puisi, lomba pidato, mewarnai, menggambar.
Paling tidak, karena perlombaan diadakan di perpustakaan maka peserta lomba
akan mengetahui adanya perpustakaan untuk mendorong peserta mencari informasi
yang dibutuhkan diperpustakaan
4. Mengadakan studi tour bersama
diperpustakaan, memberikan informasi apa saja yang dikerjakan oleh pustakawan
untuk membantu pengunjung memperoleh informasi.
5. Mengundang tokoh masyarakat atau
seorang pakar untuk mengadakan ceramah, menceritakan pengalaman mereka, tokoh
masyarakat yang berpengalaman sangat potensial untuk diminta bantuannya
meningkatkan mutu layanan perpustakaan
6. Membuat jadwal kegiatan yang
teratur, memetik dari bahan yang dimiliki perpustakaan,
7. Berbagai kegiatan lainnya seperti
menyediakan bahan bacaan ringan seperti majalah dan surat kabar
8. Kemudahan menjadi anggota
perpustakaan, artinya setiap ada yang berminat menjadi anggota tidak dipersulit
walaupun tetap melalui prosedur yang ada.
Perlu adanya langkah-langkah jitu yang harus dilakukan oleh
pihak sekolah dalam hal ini khususnya pustakawan untuk menstimulus dengan
pemberian reward atau penghargaan kepada peserta didik yang berkunjung ataupun yang memanfaatkan
adanya perpustakaan. Penghargaan ini bisa diberikan per semester atau akhir
tahun ajaran atau saat momen-momen tertentu, seperti Hari Anak, Hari Pendidikan
Nasional.
Hurlock,E.B.(1995) .Hurlock(2000) juga menyebutkan bahwa minat adalah
sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang
diinginkannya. Motivasi dan perbuatan melakukan aktivitas sesuai dengan pilihannya
akan mendatangkan rasa puas atau kepuasan dalam diri seseorang. Akan tetapi,
apabila kepuasan yang diperoleh kurang, dapat diartikan bahwa minat orang
tersebut kurang sehingga motivasi yang muncul untuk melakukan aktivitasnya juga
berkurang.
Elin rosalin (2008) dalam tulisannya mengatakan bahwa
aktivitas membaca seseorang erat kaitannya dengan beberapa kesiapan yang
dimiliki oleh seseorang, kesiapan-kesiapan ini mencakup hal-hal berikut :
1. Kesiapan Mental (Mental
readiness for reading), karena kesehatan mental besar sekali pengaruhnya
terhadap keberhasilan membaca dan belajar. Apabila mentalnya kurang sehat, akan
timbul beberapa gejala.
2. Kesiapan Fisik (Physical readiness for reading), yang termasuk kesiapan fisik
antara lain adalah kapasitas pengelihatan dan pendengaran.
3. Kesiapan Emosi (Emotional readiness for reading), kematangan emosi seseorang tidak
bisa terlepas dari keadaan lingkungannya seorang yang memiliki sifat pemalu,
terlalu penakut menunjukan gejala kesulitan emosi.
4. Kesiapan Pengalaman (Experiental readiness for reading).
Tinggi rendahnya minat membaca seseorang dipengaruhi oleh
faktor dari luar dirinya sendiri, antara lain: bimbingan yang diberikan orang tua
terhadap anaknya memiliki pengaruh yang besar terhadap minat baca anaknya, baik
itu langsung maupun tidak langsung; bahan bacaan dirumah atau tersedianya bahan
bacaan yang ada dirumah, baik berupa majalah,surat kabar, buku-buku cerita,
maupun yang sejenis dan disimpan dalam perpustakaan keluarga. Ketersediaan buku
akan berpengaruh terhadap minat membaca anak. Tersedianya bahan bacaan yang
banyak dan bermacam-macam akan memunculkan minat dan rasa ingin tahu tentang
isi bahan bacaan tersebut. Untuk mengetahui isi bahan bacaan tersebut, tidak
ada jalan lain,kecuali membaca. Mungkin anak akan merasa senang membaca apabila
bahan bacaan yang ada menarik minatnya. Ketersediaan bahan baacaan anak yang
membiasakan anak membaca bukan lagi merupakan kegiatan yang memaksa dirinya,
melainkan merupakan kebiasaan dan kebutuhan. Lingkungan keluarga juga harus
memiliki kebiasaan untuk membaca, terutama orang tua. Sebaiknya antara orang
tua, guru, dan pustakawan di sekolah juga bekerjasama dengan memberikan
pekerjaan rumah kepada peserta didik . Peranan guru sangat menentukan
keberhasilan peserta didiknya dalam proses belajar disekolah, guru selain
mengajar, juga memberikan bimbingan terhadap peserta didiknya dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar dengan mencari jawabannya dari bahan bacaan.
Kegiatan bimbingan dengan memberikan tugas
membaca, membuat ringkasan, dan resume akan semakin mendorong peserta
didik untuk lebih aktif membaca agar
proses yang dijalaninya dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Dari hasil membaca yang baik pada akhirnya akan
menambah kemampuan belajar dan ilmu pengetahuan . Membaca adalah potensi
peserta didik yang harus dipupuk dan didorong agar memahami potensi yang ada
dalam dirinya. Pada akhirnya, masyarakat akan memiliki inisiatif, daya kreatif,
sikap kritis, rasional, dan objektif. Fungsi perpustakaan bagi masyarakat lainnya
adalah meningkatkan apresiasi seni dan sastra serta seni budaya lainnya melalui
cara membaca di perpustakaan.
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah pengunjung di Perpustakaan
SD Negeri Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang untuk periode waktu 3 tahun, mulai tahun
ajaran 2012/2013 sampai dengan tahun ajaran 2014/2015 hasilnya sebagai berikut:
Tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah total 178 peserta didik
dan jumlah koleksi perpustakaan SD
Negeri Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang 9.954
eksemplar dari 4.977 judul buku.
Bln
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
Jumlah
|
178
|
190
|
221
|
211
|
192
|
179
|
130
|
147
|
158
|
216
|
169
|
157
|
Tahun ajaran 2013/2014
dengan jumlah total 188 peserta didik dan jumlah koleksi perpustakaan SD Negeri
Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang 10.240 eksemplar dari 5120 judul buku.
Bln
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
jumlah
|
190
|
211
|
243
|
267
|
279
|
176
|
257
|
274
|
298
|
269
|
256
|
197
|
Tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah total 204 peserta didik
dan jumlah koleksi perpustakaan SD
Negeri Kedungtukang 02 Kec. Jatibarang 10.390 eksemplar dari 5135 judul buku.
Bln
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
jumlah
|
201
|
239
|
285
|
298
|
313
|
276
|
245
|
286
|
299
|
321
|
209
|
253
|
Penutup
Kesimpulan
Dari hasil pengamatan penulis menarik kesimpulan bahwa
dengan kerjasama antara orang tua peserta didik , guru dan pustakawan sekolah
sangat dibutuhkan untuk memotivasi dan mendorong gemar membaca peserta didik baik dirumah atau perpustakaan sekolah.
Membangkitkan budaya membaca dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadikan
sebuah kebiasaan, Semua elemen masyarakat (orang tua,guru,pustakawan) dapat
mengetahui arti penting adanya sebuah perpustakaan. Setiap kegiatan yang
terlaksana di sekolah yang melibatkan orang tua hasilnya akan lebih optimal,
jika dilihat dari jumlah koleksi yang dimiliki SD Negeri Kedungtukang 02 Kec.
Jatibarang dengan jumlah peserta didik yang ada sangat kurang sekali minat peserta
didik yang berkunjung ke perpustakaan,
padahal perpustakaannya cukup lengkap dan memadai.
Saran
Setelah penulis melihat hasil pengamatan, maka penulis
menyarankan :
1. Orang tua harus ikut berpartisipasi
untuk membimbing dirumah. dalam memotivasi anaknya untuk lebih giat membaca.
2. Guru sebagai pendidik dilingkungan
sekolah harus memberi motivasi membaca kepada peserta didik dengan cara memberi tugas peserta didik supaya sering berkunjung ke perpustakaan atau
taman membaca.
3. Profesionalisme pustakawan perlu
ditingkatkan lagi agar pelayanan perpustakan jadi lebih baik