Karil UT Pasti Lolos Plagiasi !!!!





SKEMA DAN SISTEM PEMBAGIAN DANA BANTUAN LANGSUNG UNTUK WARGA TERDAMPAK COVID – 19 DI DAERAH PEDALAMAN (Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat)

 

 

Disusun oleh ;


UPBJJ UT SORONG

S1 Administrasi Negara

 

 

Abstrak

Pandemi virus COVID-19 atau yang umum disebut virus Korona di masyarakat kian hari semakin menjangkiti perekonomian Indonesia. Dampak ekonomi akibat virus ini semula hanya menggerus sisi eksternal perekonomianIndonesia melalui kenaikan sejumlah komoditas impor dari China. Namun, seiring penyebaran virus yang sangat cepat. (Sampai dengan 23 April 2020, Positif 7,775, Sembuh 960, Meninggal 647), stabilitas perekonomian pun terkena dampak. Nilai tukar rupiah terus melemah tajam, sementara pasar bursa pun meradang seiring laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi dalam. Pertumbuhan ekonomi pun diperkirakan akan melambat drastis, terkikis oleh penjalaran dampak virus ke berbagai sektor di perekonomian.

Praktik social distancing membuat shock pada sisi produksi (supply) yang terlihat dari penutupan pabrik dan kegiatan produksi. PHK tidak terelakan dan akan menurunkan daya beli masyarakat, akibatnya konsumsi barang menurun. Pemerintah memiliki tanggungjawab yang sangat besar untuk memastikan keselamatan warga serta jaminan kebutuhan dasar warga terutama kelompok miskin dan rentan miskin, ditambah pekerja informal yang terputus dari sumber penghasilan harian. Selain itu, dengan terus bertambahnya jumlah korban yang terpapar Covid-19 (PDP, OPD, dan Positif) memaksa mereka untuk tidak bisa melangsungkan pekerjaannya.

 

Kata Kunci : Covid-19, Gelombang PHK, Dana Bantuan Langsung, Skema Pembagian.

 

 

 

 

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pandemi global virus corona Covid-19 telah membawa sentimen negatif bagi pasar saham, dan diperkirakan bisa memberi dampak buruk pada ekonomi. Pemerintah telah mengumumkan sejumlah stimulus untuk menjaga ekonomi Indonesia, Sepanjang Maret 2020, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menjadi acuan pasar modal Indonesia terkoreksi 16,76 persen dan telah turun 27,95 persen sejak awal tahun. Indeks obligasi pemerintah juga telah turun 2,5 persen secara year to date (YTD). Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah tertekan 15 persen ke level Rp16.367 per dolar AS.

Banyak yang mengira bahwa dampak Pandemi virus corona Covid-19 ini terhadap ekonomi akan mirip dengan krisis pada 2008. Meskipun demikian, kebijakan stimulus yang diberikan oleh pemerintah kali ini berbeda dengan 12 tahun lalu. Andre, Researcher dari Sinarmas Asset Management menilai bahwa Pemerintah Indonesia saat ini tidak punya pilihan selain memberikan stimulus untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi. Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan anggaran sebesar Rp405 triliun untuk mengatasi Covid-19.

Ini cara yang harus ditempuh untuk menyelamatkan ekonomi di periode selanjutnya. Kita tidak bisa melakukan pembatasan tanpa ekonomi berjalan. Jangan sampai seperti di India yang menerapkan lockdown tetapi tidak persiapan, bisa chaos, memang dampak dari pemberian stimulus ini adalah pelebaran fiskal, sehingga defisit bisa semakin membengkak. Kementerian Keuangan memperkirakan skenario terburuk defisit bisa mencapai 5 persen. menurut Andre, besaran stimulus yang sekitar 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sudah terbilang cukup. Sebab akan sangat sulit ke depannya bila harus melebarkan defisit lebih dari 5 persen.

Sementara itu, Eastpring Investments Indonesia, dalam buletin yang disampaikan pada investor, mengatakan perbedaan stimulus kali ini. Menurut buletin tersebut, stimulus ekonomi yang diberikan pasca krisis ekonomi global 2008 adalah stimulus moneter dalam bentuk penurunan suku bunga dan pembelian surat utang pemerintah, maupun perusahaan. Sedangkan stimulus yang diberikan dalam menanggulangi Covid-19 adalah stimulus yang diberikan kepada para pekerja yang kehilangan nafkahnya. Perbedaan utama dari kedua strategi ini yaitu strategi kebijakan moneter yang sifatnya deflasi untuk pemulihan pasca krisis 2008, sementara kebijakan fiskal Covid-19 kali ini sifatnya inflasi.

Oleh karena itu, Eastpring memperkirakan penurunan suku bunga akan terbatas di global. Meski Indonesia masih memiliki kesempatan penurunan suku bunga, ruangnya tidak selebar sebelumnya. Selain karena tingkat bunga sudah rendah, program cetak uang di 2020 ini akan lebih bersifat inflasi karena penerimanya akan segera membelanjakannya. Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk membahasnya lebih jauh lagi tentang sistem pembagian dana bantuan sosial dari pemerintah untuk daerah terpencil dan dampaknya ketika skema yang dibuat oleh pemerintah tidak dapat diterapkan di daerah yang jauh dari akses Bank atau Kantor POS yang direncanakan sebagai tangan panjangnya pemerintah di daerah terisolir dengan menarik judul “SKEMA DAN SISTEM PEMBAGIAN DANA BANTUAN LANGSUNG UNTUK WARGA TERDAMPAK COVID – 19 DI DAERAH PEDALAMAN (Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat)”.

B.     Rumusan Masalah

1)      Bagaimana kondisi Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat ?

2)      Kondisi ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni saat ada wabah Covid-19 ?

3)      Skema yang bisa diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dalam rangka percepatan penyaluran dana bantuan sosial Covid-19 ?

C.     Tujuan Penulisan

1)      Untuk mengenal lebih jauh lagi tentang kondisi Kabupaten Teluk Bintuni.

2)      Mengetahui kondisi ekonomi Kabupaten Teluk Bintuni saat terjadi wabah Covid-19.

3)      Mengetahui skema penyaluran dana bantuan sosial yang bisa diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.

D.     Manfaat Penulisan

1)      Bagi Penulis, untuk mengetahui kondisi terkini di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat saat terjadi wabah Covid-19.

2)      Bagi Pembaca, untuk mengetahui konsep pembagian dana bantuan sosial yang diterapkan oleh Pemerintah di Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PEMBAHASAN

A.     Potret Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat

Kabupaten Teluk Bintuni adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Teluk Bintuni adalah 18.114 Km² atau meliputi 13,02 % wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari 24 kecamatan, 2 kelurahan, dan 115 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 28.978 jiwa dengan luas wilayah 11.529,18 km² dan sebaran penduduk 3 jiwa/km². Pada awal pembentukannya, Kabupaten Teluk Bintuni terdiri dari 10 distrik.

Jumlah Penduduk Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Teluk Bintuni sementara adalah 52.403 orang, yang terdiri atas 29.022 laki-laki dan 23.381 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Teluk Bintuni bertumpu di Distrik Bintuni yakni sebesar 35,40 persen, kemudian diikuti oleh Distrik Sumuri sebesar 12,5 persen, dan Distrik Manimeri sebesar 10,14 persen sedangkan distrikdistrik lainnya di bawah 7 persen.

Distrik Bintuni, Distrik Sumuri, dan Distrik Manimeri adalah 3 distrik dengan urutan teratas yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yang masing-masing berjumlah 18.552 orang, 6.571 orang, dan 5.313 orang. Dengan luas wilayah Kabupaten Teluk Bintuni sekitar 18.637 kilo meter persegi yang didiami oleh 52.403 orang maka rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Teluk Bintuni adalah sebanyak 3 orang per kilo meter persegi.

Laju Pertumbuhan Penduduk Secara kumulatif, Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Teluk Bintuni per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000 hingga 2010 sebesar 4,64 persen. Laju pertumbuhan penduduk Distrik Sumuri adalah yang tertinggi dibandingkan distrik-distrik lain di Kabupaten Teluk Bintuni yakni sebesar 14,31 persen, kemudian diikuti oleh Distrik Bintuni yakni sebesar 11,09 persen, dan Distrik Babo sebesar 9,03 persen. Sedangkan yang terendah di Distrik Moskona Barat yakni sebesar -10,64 persen. Distrik Manimeri walaupun menempati urutan teratas ketiga dari jumlah penduduk namun dari sisi laju pertumbuhan penduduknya masih dibawah laju pertumbuhan penduduk secara kumulatif yakni sebesar 2,74 persen. Sebaliknya, Distrik Biscoop yang menempati urutan terbawah ketiga dari jumlah penduduk namun dari sisi laju pertumbuhan penduduknya masih di atas laju pertumbuhan penduduk secara kumulatif yakni sebesar 4,85 persen.

Potensi Ekonomi

Pemerintah pusat telah memasukkan Kabupaten Teluk Bintuni sebagai proyek prioritas nasional. Saat ini pemerintah sedang melakukan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Direktur Industri Kimia Hulu, Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam mengatakan, usulan Kabupaten Teluk Bintuni menjadi salah satu kawasan yang pembangunannya masuk dalam proyek percepatan pemerintah sudah dibawa ke Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) di bawah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Pemerintah pusat menjelaskan, Teluk Bintuni sangat cocok dijadikan sebagai kawasan prioritas pemerintah yang dipercepat pengerjaannya. Sebab, di sana dekat dengan sumber energi dan jika dijadikan kawasan industri akan menciptakan multiplayer efek yang berganda. Terlebih lagi jika dihitung, menginvestasikan dana sebesar USD2 miliar untuk dibangun satu pabrik petrokimia di sana maka akan tercipta 200 pabrik turunan level intermediate dan sebanyak 6.000 pabrik di sektor hulu. Khayam menambahkan, dalam mengembangkan kawasan tersebut, pemerintah juga akan memberikan kemudahan dalam berinvestasi. Termasuk kemudahan dalam hal perizinan dan sistem kerja sama swasta dengan pemerintah. Kawasan industri Teluk Bintuni sebelumnya sudah tercatat menjadi salah satu proyek strategis nasional di Papua Barat. Kawasan Industri Teluk Bintuni terletak di Desa Onar Baru Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat dengan luas lahan ±2.112 Ha. Industri yang akan dikembangkan berbasis pupuk dan petrokimia, dengan nilai investasi Rp31,4 triliun.

B.     Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Kabupaten Teluk Bintuni

Serangan Virus Corona yang menjangkit Wuhan Cina diwaspadai Pemerintah Daerah Teluk Bintuni, pasalnya Teluk Bintuni menjadi kabupaten dengan mobilisasi tinggi harus diwaspadai apa lagi terdapat perusahaan besar LNG tangguh yang mengekspor gas ke cina. Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Teluk Bintuni Frangki Mobilala ketika dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan, hingga saat ini belum ada terdeteksi masyarakat yang terserang virus corona.

Sementara itu, Direktur rumah sakit Umum Daerah Teluk Bintuni Dr. Eka Suradji mengatakan, pihak Rumah sakit tentunya siap menangani jika kemungkinan terjadi adanya pasien terdeteksi virus, pasalnya fasilitas rumah sakit seperti laboratorium dan ruang isolasi sudah mampu untuk menampung. Eka suradji menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik dan terus menjaga kesehatan seperti utamakan kebersihan mencuci tangan sebelum makan, istirahat yang cukup, serta mengkonsumsi vitamin, sehingga masyarakat bisa terlindungi dengan baik.

Akibat dampak pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni melalui Tim Dampak Covid-19 menyalurkan bantuan paket sembako kepada masyarakat di Distrik Babo. Putu Suratna menjelaskan, Covid-19 sangat berdampak terhadap sendi perekonomian masyarakat, sehingga pusat menyarankan agar pemda membantu jaring pengaman sosial berupa bansos, baik berupa tunai dan non tunai. Kebetulan yang dibagikan di Distrik Babo ini non tunai berupa sembako. Sasaranya masyarakat tidak mampu, dan karyawan yang terkena dampak dari pandemi global ini.

Sejumlah warga di Babo cukup mengalami dampak akibat wabah Corona, karena sebelmnya ada beberapa kapal yang masuk di daerah itu, saat ini hanya ada satu kapal, sehingga mengurangi pendapatan warga. Begutupula dengan penjualan kepiting yang sebelumnya mereka dapatkan hasil yang cukup, tetapi saat ini penghasilan berkurang akibat dari di tutupnya akses masuk dan keluar.

Putu Suratna mengatakan, Pemerintah Teluk Bintuni berupaya meringankan beban masyarakat dengan pembagian sembako. Dan ini nanti akan di evaluasi, apakah diberikan selama 2/3 bulan tergantung dari apakah virus ini masih lama atau tidak. Kita semua berdoa agar wabah ini cepat berlalu sehingga aktifitas bisa berjalan seperti biasanya. Warga yang menerima sembako, disesuaikan dengan data yang akan diberikan kepala kampung sesuai kriteria-kriteria, seperti masyarakat tidak mampu dan karyawan yang terkena dampak dari Covid-19.

Dampak dari pemutusan mata rantai pandemi infeksi corona virus disease (COVID-19) masyarakat harus dirumahkan sehingga pemutusan itu benar-benar maksimal, hal ini yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Bupati Teluk Bintuni, Ir Petrus Kasihiw,M.T telah memastikan bahwa stok bahan pokok (Bapok) hingga tiga bulan kedepan di daerah pemerintahannya telah tersedia sehingga sektor ekonomi masih aman. Namun karena dalam situasi tanggap darurat serta antisipasi kedepanya maka Bupati bersama tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) akan merelokasikan anggaran APBD 2020 untuk dialokasikan kepada pos penanganan penanggulangan virus COVID-19.

Untuk itu maka disepakati beberapa langkah yang anstisipatif diantaranya, pemerintah akan merevisi APBD tahun 2020 untuk kebutuhan mendesak seperti mendukung penuh tugas satgas COVID-19 yang sementara berjalan. Kasihiw mengungkapkan bahwa belum memastikan nominal anggaran yang dibutuhkan tetapi TAPD sedang melakukan penyisiran pos-pos dana dana APBD seperti perjalanan dinas keluar daerah, rapat koordinasi, diklat dan bimtek-bimtek perlu direvisi atau dipangkas.

Bila perlu Dana pilkada yang telah dialokasikan kepada KPU, Bawaslu dan Kepolisian jika pemerintah pusat menunda pesta demokrasi tersebut maka anggaran itu dapat dialokasikan untuk COVID-19. Pemerintah daerah akan menyiapkan tim yang dituangkan dalam SK Bupati dalam rangka persiapan menjamin kehidupan sosial masyarakat Teluk Bintuni, karena dampak dari penyebaran virus corona ini membuat kita membuat surat edaran untuk masyarakat tetap di rumah, otomatis mereka tidak bisa berusaha sehingga pemerintah ambil langkah setelah Bapok itu habis terutama ketersediaan bahan-bahan makanan.

Pemerintah Kabupaten memprediksi bahwa ketika kondisi saat berjalan hingga waktu yang ditetapkan maka ekonomi akan mengalami Stagnan bahkan bisa sampai pada lumpuh, sebab itu pemerintah tetap memberikan perhatian kepada dunia usaha terutama masyarakat kecil. Ada semacam kebijakan insentif yang kita buat untuk membantu mereka misalnya keringanan dalam usahannya kita akan dorongan melalui skema-skema bantuan di bank, bahkan Pemerintah Kabupaten juga sedang berupaya memberikan program bantuan langsung tunai (BLT) kepada kepala keluarga yang kurang sejahtera yang diberikan dalam bentuk uang tunai.

C.     Skema Yang Disiapkan Pemerintah Dalam Percepatan Penyaluran Dana Bantuan Sosial

Menteri Sosial Juliari P Batubara memastikan program perlindungan sosial dan stimulus ekonomi untuk jaring pengaman sosial saat menghadapi dampak Covid-19 di Indonesia segera dilaksanakan. Kementerian Sosial segera menyalurkan semua bantuan, baik dalam Program Sembako maupun Program Keluarga Harapan atau PKH, sesuai keputusan Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo mengumumkan penetapan status kedaruratan kesehatan masyarakat di Indonesia atas dampak pandemi Covid-19. Bersamaan dengan itu, disampaikan juga pemerintah memberikan jaring pengaman sosial untuk masyarakat bawah selama menghadapi penyakit akibat virus korona baru itu. Kebijakan ini memperbesar jumlah penerima dan dana yang diberikan kepada masyarakat dari program yang selama ini dijalankan Kementerian Sosial, selain juga ada beberapa program tambahan lain. Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial, yang terdiri dari tiga komponen.

Pertama, penambahan penyaluran PKH untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Jika penyaluran PKH yang sebelumnya dilakukan per tiga bulan, saat ini menjadi per bulan. Adapun kebutuhan per bulan mulai April 2020 sebesar Rp 2,6 triliun. Untuk bulan April sampai Juni 2020, KPM akan menerima PKH 2 kali. Ada percepatan target dari 9,2 juta KPM menjadi 10 juta KPM, yang semula akan dilaksanakan di kuartal IV dimajukan menjadi di kuartal II. Adapun sisa alokasi PKH dalam APBN 2020 Rp 14,7 triliun dari pagu Rp 29,1 triliun sehingga dibutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp 8,3 triliun (alokasi PKH setelah tambahan menjadi Rp 37,4 triliun).

Kedua, tambahan sembako untuk 4,8 juta KPM, dari 15,2 juta menjadi 20 juta KPM. Penerima eksisting 15,2 juta KPM akan menerima tambahan bantuan sebesar Rp 50.000 per bulan selama 9 bulan. Untuk tambahan 4,8 juta KPM akan menerima Rp 200.000 per bulan selama 9 bulan. Total kebutuhan sebesar Rp 15,5 triliun. Alokasi dari cadangan sebesar Rp 4,6 triliun sehingga dibutuhkan tambahan Rp 10,9 triliun. Adapun total alokasi kartu sembako menjadi Rp 43,6 triliun.

Ketiga, tambahan kartu prasejahtera. Program prasejahtera akan diperkuat untuk 5,6 juta orang pekerja informal/pelaku usaha mikro dan kecil (biaya pelatihan sekitar Rp 1 juta, insentif pasca-pelatihan Rp 600.000 per bulan untuk 4 bulan, dan insentif survei Rp 150.000. Kebutuhannya sebesar Rp 20 triliun, termasuk manajemen, dibutuhkan tambahan Rp 10 triliun.

 

Dana Desa Untuk BLT

Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui penggunaan dana desa untuk masyarakat miskin yang terdampak oleh Covid-19. Dalam rapat terbatas, Selasa (7/4), Jokowi menjelaskan bahwa penanganan pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan dana desa bisa melalui dua cara, yakni penyaluran bantuan sosial bagi warga yang terdampak dan pelaksanaan program padat karya tunai desa (PKTD).

Sayangnya, penyaluran dana desa di kuartal pertama 2020 ini belum optimal. Dana desa yang sudah cair baru Rp 9,3 persen atau 13 persen dari alokasinya pada 2020 ini sebesar Rp 72 triliun. Menurut rencana, dana desa akan disalurkan dalam empat tahap dengan pagu tahap pertama sebesar Rp 28 triliun. Selain untuk bantuan sosial, dana desa juga akan diarahkan untuk pelaksanaan program padat karya tunai desa. Program ini menyasar banyak orang sekaligus dalam satu kali pelaksanaan dengan skema pemberian upah bisa harian atau mingguan atau bentuk lain yang disepakati. PKTD di desa misalnya adalah membuat jalan desa, membangun embung, pengembangan desa mandiri benih, atau bisa juga pembangunan rumah secara swadaya.

Penyaluran bantuan sosial dari dana desa PKTD diprioritaskan bagi keluarga miskin, pengangguran, setengah menganggur, dan kelompok marjinal lain di desa. Pemberian upah pun diharapkan bisa diberikan secara harian atau maksimal mingguan, demi meringankan beban ekonomi masyarakat akibat Covid-19. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar menambahkan bahwa pendataan program PKTD dan bansos melalui dana desa akan fokus pada kelompok masyarakat miskin, pengangguran, setengah pengangguan dan kelompok marjinal lainnya. Khusus untuk bantuan sosial akan diberikan kepada kelompok-kelompok tersebut yang selama ini belum menerima bantuan lain dari pemerintah dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan non tunai (BPNT), atau program lainnya.

Dengan arti lain, penerima bantuan sosial melalui dana desa adalah warga yang rentan miskin dan terimbas oleh Covid-19. Pendataan warga yang menerima bansos melalui dana desa ini dilakukan oleh pemerintah desa dibantu oleh RT dan RW, kemudian diverifikasi melalui Musyawarah Desa. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar menyampaikan Padat Karya Tunai Desa akan menyasar banyak orang tetapi dalam tetap dalam cara yang aman. Dalam program tersebut, masyarakat desa yang terlibat akan diberikan upah setiap hari, tiga hari sekali atau seminggu sekali agar dapat menopang atau meningkatkan daya beli masyarakat di desa. Kemudian dana desa berupa bantuan sosial, akan menyasar semua masyarakat desa yang termasuk rumah tangga miskin namun belum mendapat Program Keluarga Harapan, Bantuan Langsung Non-Tunai dan sebagainya.

Dalam hal ini desa akan melakukan pendataan, verifikasi melalui musyawarah desa untuk mengetahui siapa saja yang berhak menerima Bansos itu. Pada dasarnya Mendes menyampaikan, Pemerintah ingin memastikan tidak ada masyarakat rumah tangga miskin yang terdampak Covid-19, yang tidak mendapatkan fasilitas yang dikembangkan Pemerintah. Beberapa daerah sudah mulai menggunakan dana desa untuk penanggulangan dampak Covid-19 terutama dalam ruang lingkup Kabupaten Teluk Bintuni.

Sementara untuk skema penyaluran yang tepat yaitu dengan cara cashless, baik melalui rekening bank maupun e-money. Penyaluran secara cashless disebutnya untuk menghindari kerumunan warga yang berpotensi terjadinya penyebaran virus dan praktik korupsi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Selain bantuan langsung tunai ada juga bantuan non-tunai seperti paket sembako yang bernilai Rp 200 ribu dan menggratiskan bagi pelanggan listrik 450 VA, serta memberikan diskon 50 persen kepada pelanggan listrik 900 VA selama tiga bulan (April, Mei, dan Juni), pemerintah juga perlu mensubsidi masyarakat terdampak dengan gas elpiji 3 kilogram (kg). Sebagaimana diketahui, pemerintah menyiapkan kebijakan BLT untuk menyokong kelompok masyarakat terbawah di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia saat ini. Penyaluran BLT merupakan satu dari beberapa paket stimulus lanjutan yang kini sedang dipersiapkan oleh pemerintah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Tahun 2020 merupakan tahun yang cukup berat bagi perekonomian bangsa Indonesia. Dari bencana banjir yang melanda di berbagai daerah di Indonesia di awal tahun 2020 yang mengakibatkan banyak sektor pertanian maupun perikanan yang terganggu produksinya karena faktor cuaca yang lumayan ekstrim. Misalnya gagal panen petani padi di Jawa Timur, petani bawang merah di Jawa Tengah, dan banyaknnya prahu nelayan yang tidak bisa berlayar mencari ikan karena ombak besar. Sekarang Dunia sedang di uji dengan adanya wabah pandemik Covid-19 atau biasa disebut Virus Corona. Virus ini merupakan wabah terparah yang pernah melanda Dunia 10 tahun terakhir, dampaknya hampir dirasakan oleh setiap Negara yang ada di dunia ini.

Indonesia merupakan salah satu Negara terdampak Virus Covid-19 yang terbilang cukup parah. Bukan hanya kesehatan saja yang terganggu, namun aktivitas ekonomi di sejumlah daerah turut lumpuh. Kebijakan pemerintah tentang social distancing bagaikan buah simalakama, saat kebijakan tersebut tidak dilaksanakan maka yang terjadi adalah penularan yang semakin meluas, namun ketika kebijakan tersebut dilaksanakan maka yang terjadi adalah melemahnya perekonomian daerah tersebut. Terlebih berbagai daerah sudah banyak yang melakukan karantina wilayah atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengakibatkan berkurangnya aktivitas keluar masuk ke suatu daerah dan berpengaruh langsung terhadap aktivitas ekonomi.

Kabupaten Teluk Bintuni merupakan salah satu daerah yang terdapak Covid-19, walau belum banyak yang terkonfirmasi positif Covid-19 namun aktivitas ekonomi sudah mulai terganggu. Dari mulai menurunnya aktivitas keluar masuknya kapal dipelabuhan sampai ditutupnya berbagai sektor indutri rumahan dikarenakan berhentinya aktivitas pariwisata di daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah daerah membuat suatu kebijakan sebagai langkah cepat  untuk meringankan beban warga terdampak Covid-19 dengan memberikan stimulus ekonomi dari percepatan pembagian PKH, Kartu Prakerja sampai pembagian dana Bantuan Langsung Tunia.

Namun menurut penulis pembangian dana Bantuan Langsung Tunia yang anggarannya di ambil dari Dana Desa masih belum menemukan komposisi skema yang tetap dalam kasus ini. Karena jika BLT tersebut dibagikan menggunakan skema seperti BLT tahun-tahun sebelumnya maka yang terjadi adalah berkumpulnya masa dalam jumlah besar yang akhirnya melanggar prinsip social distancing dan physical distancing. Dan parahnya akan membuat celah baru bagi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan tindak pidana korupsi.

Keputusan pemerintah untuk menyalurkan berbagai bantuan sosial (bansos) termasuk BLT, haruslah tepat dan terarah. Agar penyaluran BLT ampuh untuk mendorong daya beli masyarakat di tengah darurat corona. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan warga yang wajib menerima BLT. Agar BLT bisa menjaga daya beli masyarakat di kategori rentan miskin dan hampir miskin. Mereka yang berhak mendapatkan BLT adalah orang yang bekerja dengan upah harian dan mingguan. Para pekerja itu sulit mendapatkan pemasukan semenjak social distancing dan work from home (WFH) diterapkan. Dan masyarakat yang menjadi korban PHK akibat wabah Corona. Selain itu juga bagi mereka para pedagang kecil yang kehilangan omzet. Pemerintah pun harus bergerak cepat agar menyalurkan BLT itu secara tepat. Salurkan bagi mereka yang paling terdampak seperti mereka yang terkena PHK, pekerja harian, ojol dan taksi online hingga pedagang kaki lima hingga warga kurang mampu lainnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Rizaldi. 2020. Pemkab Teluk Bintuni, Ambil langkah Terhadap Serangan Virus Corona.”,Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui : http://rri.co.id/manokwari/post/berita/777471/gaya_hidup/pemkab_teluk_bintuni_ambil_langkah_terhadap_serangan_virus_corona.html

Hellen, Sonya. 2020. “Mensos: Program Bantuan Sosial Selama Pandemi Covid-19 Segera Disalurkan” ,Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui : https://bebas.kompas.id/baca/bebas-akses/2020/04/01/mensos-program-bantuan-sosial-selama-pandemi-covid-19-segera-disalurkan/

Perdana, Denza. 2020. “Delapan Skema Bantuan dari Pemerintah untuk Warga Terdampak Covid-19” , Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/delapan-skema-bantuan-dari-pemerintah-untuk-warga-terdampak-covid-19/

Rizkiesari. Indira. 2020. Skema Penggunaan Dana Desa untuk Menekan Dampak Covid-19”, Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui : https://republika.co.id/berita/q8eq1h328/skema-penggunaan-dana-desa-untuk-menekan-dampak-covid19

Pemerintah Didesak Segera Jelaskan Skema dan Besaran BLT. Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui : https://www.nu.or.id/post/read/118697/pemerintah-didesak-agar-dalam-minggu-ini-jelaskan-skema-dan-besaran-blt

“Sri Mulyani siapkan skema bantuan langsung tunai (BLT) untuk pekerja informal” ,Artikel diambil dari internet pada 24 April 2020 melalui : https://nasional.kontan.co.id/news/sri-mulyani-siapkan-skema-bantuan-langsung-tunai-blt-untuk-pekerja-informal?page=all

Kusuma, Hendra. 2020. “Catat! Ini Sederet Bansos Pemerintah Selama Darurat Corona”, Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4972353/catat-ini-sederet-bansos-pemerintah-selama-darurat-corona

“WASPADA, BLT SALAH SASARAN”. Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : http://mediasulut.co/berita-3412-waspada-blt-salah-sasaran.html

“Dampak COVID-19, Pemda Teluk Bintuni Akan Biayai Hidup Masyarakat”. Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : http://teropongnews.com/berita/dampak-covid-19-pemda-teluk-bintuni-akan-biayai-hidup-masyarakat/

“Dampak Covid -19, Kapolres Teluk Bintuni Beri Bantuan Sembako Kepada Warga Bintun”. Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : http://tribratanewspapuabarat.com/2020/04/11/dampak-covid-19-kapolres-teluk-bintuni-beri-bantuan-sembako-kepada-warga-bintun

Fajarudin, Muchlis. 2020. Hasil Kajian INDEF Soal Penanganan Wabah COVID-19 dan Dampak Ekonominya. Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2020/hasil-kajian-indef-soal-penanganan-wabah-covid-19-dan-dampak-ekonominya/

Ika, Pipit. 2020. HEADLINE: Kucuran Dana Rp 405,1 Triliun untuk Tangani Pandemi Corona, Bagaimana Penyalurannya?. Artikel diambil dari internet pada 25 April 2020 melalui : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4216090/headline-kucuran-dana-rp-4051-triliun-untuk-tangani-pandemi-corona-bagaimana-penyalurannya

Novia, Fitri. 2020. Ini Rangkaian Stimulus Ekonomi Kedua untuk memasang Dampak Virus Corona. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e6bd744c6f55/ini-rangkaian-stimulus-ekonomi-kedua-untuk-menangani-dampak-virus-corona/

“Pastikan Investasi, Kemenperin Tinjau Progres Kawasan Industri Teluk Bintuni”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://pressrelease.kontan.co.id/release/pastikan-investasi-kemenperin-tinjau-progres-kawasan-industri-teluk-bintuni

Ayu, Annisa. 2020. “Kawasan Industri Teluk Bintuni Masuk Proyek Percepatan”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.medcom.id/ekonomi/makro/5b25YM4N-kawasan-industri-teluk-bintuni-masuk-proyek-percepatan

lizza. 2020. “Pemerintah Anggarkan Dana Penanganan Corona Covid-19 Sebesar Rp 405,1 Triliun”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.liputan6.com/bisnis/read/4215881/pemerintah-anggarkan-dana-penanganan-corona-covid-19-sebesar-rp-4051-triliun

“Pemkab Teluk Bintuni Salurkan Paket Sembako ke  Distrik Babo”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://klikpapua.com/papua-barat/teluk-bintuni/pemkab-teluk-bintuni-salurkan-paket-sembako-ke-distrik-babo.html

Margrit, Annisa. 2020. “Pemerintah Alokasikan Dana Rp405,1 Triliun untuk Atasi COVID-19, Ini Perinciannya”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://ekonomi.bisnis.com/read/20200401/9/1220785/pemerintah-alokasikan-dana-rp4051-triliun-untuk-atasi-covid-19-ini-perinciannya

Yuniar, woro. 2020. “Virus corona: Bantuan ekonomi pemerintah dinilai 'kurang dan perlu diperluas'”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-52127554

Dewi, Kusuma. 2020. “Stimulus Ekonomi Hadapi Covid-19 Diluncurkan, Angin Segar Bagi Investor?”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.bareksa.com/id/text/2020/04/09/stimulus-ekonomi-hadapi-covid19-diluncurkan-angin-segar-bagi-investor/24759/news

“Situasi virus corona (COVID-19) Indonesia”. Artikel diambil dari internet pada 26 April 2020 melalui : https://www.covid19.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...