PERAN AKUNTANSI
DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
DI INDONESIA TAHUN 2013
Noorina Hartati, S.E., M.Sc.
Yasir Riady, M.Hum
UPBJJ UT-Jakarta
Kompleks UNJ Jl.
Pemuda Rawamangun Jakarta Timur 13220,
telp. (021)
4751172, 4893638 fax. (021) 4701577
Abstract:
Recently the economic development in Indonesia, accounting is expected to get
along with these developments. This is because the accounting functions as a
provider of information for making decision in economic. In 2013, economic
growth was 6.8%, this is reason why it is increased by investment to 11.2%.
Therefore, accountants are expected to be more responsive to seize
opportunities on the rate of economic growth. This is to maintain the
confidence of stakeholders in the accounting profession.
Economic
globalization is characterized by the emergence of multinational corporations
who conduct cross-border transactions. International transactions must be
supported by global accounting standards that can be compared. Global
accounting standards referred to the International Financial Accounting
Standards (IFRS). This is a challenge faced by the profession of accounting.
Therefore, the convergence of IFRS is a real step to addressing these
challenges.
Key Words :Economic Growth, International
Trading, Global Accounting Standard, IFRS
Abstrak:
Seiring dengan perkembangan ekonomi di Indonesia, akuntansi diharapkan mampu
mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini dikarenakan akuntansi berfungsi
sebagai penyedia informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi. Pada tahun
2013, target pertumbuhan ekonomi adalah 6,8%. Hal ini disebabkan oleh investasi
yang meningkat menjadi 11,2%. Oleh karena itu, akuntan diharapkan lebih
responsif untuk menangkap peluang terhadap laju perkembangan ekonomi. Hal ini
untuk menjaga kepercayaan stakeholders
terhadap profesi akuntan.
Globalisasi
ekonomi ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan multinasional yang
melakukan transaksi antar-negara. Transaksi internasional ini harus didukung
oleh standar akuntansi global yang dapat diperbandingkan. Standar akuntansi
global yang dimaksud adalah International Financial Accounting Standards
(IFRS). Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi oleh profesi akuntan. Oleh
karena itu, konvergensi IFRS merupakan langkah nyata untuk menyikapi tantangan
tersebut.
Kata kunci: perkembangan ekonomi, perdagangan
internasional, standar akuntansi global, IFRS
I.
PENDAHULUAN
Seiring dengan perkembangan ekonomi di
Indonesia, akuntansi diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut. Hal ini
dikarenakan akuntansi berfungsi sebagai penyedia informasi untuk pengambilan
keputusan ekonomi. Pada tahun 2013, target pertumbuhan ekonomi adalah 6,8%. Hal
ini disebabkan oleh investasi yang meningkat menjadi 11,2%. Oleh karena itu,
akuntan diharapkan lebih responsif untuk menangkap peluang terhadap laju
perkembangan ekonomi. Hal ini untuk menjaga kepercayaan stakeholders terhadap
profesi akuntan.
Akuntansi merupakan proses pencatatan,
pengikhtisaran, dan pengelompokkan transaksi-transaksi keuangan yang berguna
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Peran akuntansi dalam ekonomi
secara global tidak dapat dianggap remeh karena berhubungan dengan kepercayaan stakeholder. Pada tahun 2012, Indonesia
sudah menerapkan konvergensi ke IFRS,
sehingga akan berpengaruh terhadap laporan keuangan emiten yang dipengaruhi
oleh standar akuntansi yang digunakan. Dari local GAAP menuju IFRS, meskipun masih not fully compliance. Hal ini juga
berlaku untuk auditing.
Dalam era globalisasi, ekonomi Indonesia semakin kompleks. Akuntansi
memegang peranan penting dalam perekonomian karena dalam setiap pengambilan
keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Kondisi
ini menyebabkan akuntansi menjadi suatu profesi yang sangat dibutuhkan dalam
dunia perekonomian.
Globalisasi ekonomi ditandai dengan
munculnya perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan transaksi
antar-negara. Transaksi internasional ini harus didukung oleh standar akuntansi
global yang dapat diperbandingkan. Standar akuntansi global yang dimaksud
adalah International Financial Accounting
Standards (IFRS). Hal ini
merupakan tantangan yang dihadapi oleh profesi akuntan. Oleh karena itu,
konvergensi IFRS merupakan langkah
nyata untuk menyikapi tantangan tersebut.
II.
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Ekonomi 2013
Menkeu, Agus Martowardojo tetap meyakini
pertumbuhan ekonomi 2013 dapat mencapai kisaran 6,8% walaupun target tersebut
dirasakan terlalu tinggi akibat kondisi perekonomian global yang masih diliputi
ketidakpastian. Menurut menkeu, untuk mewujudkan target tersebut, pemerintah
mengupayakan percepatan penyerapan anggaran serta mendorong keterlibatan BUMN
dan swasta dalam pembangunan proyek yang tercantum dalam masterplan percepatan
pembangunan dan perluasan ekonomi Indonesia (MP3EI). Selain itu, pemerintah
akan memperbaiki iklim investasi dan membangun infrastruktur, meningkatkan
industri hilirisasi, memberikan insentif kepada para pelaku usaha serta
menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak menjadi Rp 24 juta per tahun yang
dapat meningkatkan konsumsi masyarakat agar ekonomi makin tumbuh.
Jakarta
(ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution menilai tantangan
menjaga ekonomi nasional pada 2013, akan lebih berat dibanding 2012 seiring
dengan kondisi global yang belum kondusif. "Ekonomi Indonesia cukup stabil pada tahun ini. Pada
2013, tantangannya lebih berat untuk menjaga kondisi ekonomi tetap stabil
seperti saat ini menyusul ekonomi eksternal yang masih belum kondusif,"
ujar Darmin di Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa. Ia menambahkan, meski ekonomi AS menunjukan tanda-tanda
perbaikan namun kondisinya masih berjalan lambat dan belum berpengaruh
signifikan.
Menurut Nugraha, mengingat
peran ekonomi zona Euro dan negara maju lainnya yang dominan, tentu tidak dapat
dihindari bahwa situasi ekonomi yang suram ini akan mewarnai perekonomian
global secara keseluruhan. Hal ini telah ditunjukan dengan melambatnya
pertumbuhan ekonomi Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada kuartal kedua 2012
menjadi sebesar 7.6% (year-on-year) dibandingkan kuartal sebelumnya
sebesar 8.1%. Sebagai kekuatan ekonomi yang menyumbang seperlima dari output
dunia, menurunnya pertumbuhan ekonomi RRT akan berdampak cukup besar terutama
bagi kawasan Asia yang selama ini telah menjadi motor pertumbuhan ekonomi
dunia.
Pada tingkat
nasional, Indonesia sebenarnya telah menunjukan ketahanan ekonomi yang cukup
mapan. Selama krisis ekonomi global 2009, Indonesia mampu mempertahankan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4.5%, disaat ekonomi dunia mengalami kontraksi
0.8%. Namun meskipun demikian, Indonesia tetap tidak imun terhadap memburuknya
kondisi ekonomi global saat ini. pertumbuhan kuartal pertama tahun 2012 telah
menunjukkan perlambatan menjadi 6.3% yang antara lain dikarenakan menurunnya
tingkat ekspor ke manca negara (Nugraha, 2011).
Sebagai salah satu
sasaran pembangunan dalam RKP 2013, perekonomian nasional diharapkan mampu
tumbuh lebih baik pada tahun 2013 yang ditandai dengan harapan mulai pulihnya
perekonomian global. Pemulihan ini akan berdampak positif pada meningkatnya
volume perdagangan dunia, yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan
permintaan akan barang ekspor dari negara-negara tujuan ekspor Indonesia.
Koordinasi yang semakin baik antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil diharapkan
mampu mengendalikan laju inflasi pada tingkat yang stabil sehingga akan
meningkatkan daya beli masyarakat, yang berarti pula peningkatan pada konsumsi
masyarakat (Nota Keuangan dan RAPBN 2013).
Meningkatnya ekspor
dan konsumsi masyarakat tersebut pada gilirannya akan meningkatkan kinerja
investasi dan impor. Dengan pertimbangan arah kebijakan ekonomi makro dan
lingkungan eksternal internal, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 diperkirakan
mencapai 6,8 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut diperkirakan didorong oleh
konsumsi masyarakat dan pemerintah, serta PMTB/investasi. Dari sisi produksi, sektor
pertanian, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan,
hotel, dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi diperkirakan masih
tetap menjadi sektor pendorong pertumbuhan ekonomi (Nota Keuangan dan RAPBN
2013).
Perubahan mendasar
yang terjadi pada perkembangan ekonomi di tahun 2013 adalah diperkirakan
terjadinya pergeseran dalam sumber pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Diharapkan pada tahun 2013 investasi menjadi penggerak utama pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Hal tersebut tercermin dalam angka kontribusi investasi pada
tahun 2013 yang mengalami peningkatan tinggi bahkan melebihi kontribusi
konsumsi masyarakat.Konsumsi masyarakat yang selama ini selalu menjadi
kontributor atau penyumbang terbesar dalam pertumbuhan ekonomi, pada tahun 2013
perannya mulai tergeser oleh investasi/PMTB yang semakin meningkat (Nota
Keuangan dan RAPBN 2013).
Ketika kita
merujuk pada pada
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah 2010-2014, terlihat bahwa
7 dari 11 prioritas nasional terkait erat dengan kepentingan ekonomi. Keputusan
Presiden No.32 Tahun
2011 mengenai MP3EI
bahwa menetapkan target
untuk menjadikan Indonesia menjadi
negara maju pada tahun 2025. Sebuah target yang ambisius yang memerlukan
strategi yang ambisius pula. Jika kita mengacu pada RPJMN dan Keppres No. 31
Tahun 2011 tersebut, terlihat bahwa bidang ekonomi menjadi salah satu prioritas
kepentingan nasional yang harus dicapai. Pertanyaan selanjutnya adalah
bagaimana menformulasikan kebijakan luar negeri dan diplomasi yang efektif
untuk merealisasikan sasaran tersebut? (Nugraha, 2011)
B. Perdagangan
Internasional
Perdagangan
internasional
adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa
antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu
negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GDP.
Perdagangan internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan
transportasi, globalisasi dan kehadiran perusahaan multinasional. (wikipedia)
Dari sisi
perdagangan internasional, kinerja ekspor-impor mengalami peningkatan
pertumbuhan, yaitu sebesar 11,7 persen (yoy) dan 13,5 persen (yoy). Kondisi
perekonomian global di tahun 2013 diharapkan mengalami pemulihan. Dengan
membaiknya pertumbuhan ekonomi global, volume perdagangan dunia kembali akan
meningkat sehingga secara tidak langsung juga akan meningkatkan ekspor
Indonesia ke beberapa negara sebagai pasar tujuan ekspor Indonesia. Sejalan
dengan kinerja ekspor, impor juga mengalami peningkatan. Impor barang modal dan
bahan baku masih diperlukan untuk menunjang kegiatan investasi dan sektor
produksi. Sementara itu, sebagian konsumsi masyarakat juga masih memerlukan
impor barang konsumsi meskipun persentasenya relatif kecil. (Nota Keuangan dan
RAPBN 2013)
Fokus kebijakan
ekspor terbagi dalam 3 (tiga), yaitu (1) peningkatan diversifikasi pasar tujuan
ekspor, berupa (a) peningkatan kualitas promosi dan kelembagaan ekspor, (b)
pengembangan pasar dan informasi ekspor, (c) peningkatan peran dan kemampuan
diplomasi perdagangan internasional, (d) peningkatan kerjasama dan perundingan
ASEAN, (e) peningkatan kerjasama dan perundingan bilateral, serta (f)
pengembangan promosi dan citra; (2) peningkatan kualitas dan keberagaman produk
ekspor, berupa (a) pengembangan produk ekspor dan ekonomi kreatif, (b)
pengembangan standardisasi bidang perdagangan, (c) pengembangan SDM bidang
ekspor, dan (d) koordinasi peningkatan dan pengembangan ekspor; dan (3) peningkatan
fasilitasi ekspor, berupa (a) dukungan sektor perdagangan terhadap pengembangan
kawasan ekonomi khusus, (b) pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor, (c)
peningkatan pengamanan dan perlindungan akses pasar, (d) pengembangan
fasilitasi perdagangan luar negeri daerah, (e) perumusan kebijakan dan
pengembangan teknologi informasi kepabeanan dan cukai, (f) perumusan kebijakan
dan bimbingan teknis fasilitas kepabeanan, (g) koordinasi pengembangan dan
penerapan sistem national single window (NSW) dan ASEAN single
window (ASW), (h) koordinasi pengembangan kerjasama ekonomi dan pembiayaan
Eropa, Afrika, dan Timur Tengah, (i) koordinasi pengembangan kerjasama ekonomi
dan pembiayaan Asia, serta (j) koordinasi pengembangan kerjasama ekonomi dan
pembiayaan regional (ASEAN dan APEC). (Nota Keuangan dan RAPBN 2013)
Dengan hanya
mengandalkan permintaan domestik
tentu tidak akan
cukup untuk mengantarkan Indonesia
menjadi negara maju.
Untuk itu, perdagangan
internasional diperlukan untuk
mengatasi keterbatasan ekonomi
nasional untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan
berkelanjutan. Sepanjang tahun 2010-2011, ditandai dengan tercapainya beberapa
rekor ekspor bulanan Indonesia sebelum akhirnya melambat pada tahun 2012 dikarenakan pengaruh ekonomi
global. Namun setidaknya hal tersebut
menunjukkan potensi ekspor
Indonesia yang tinggi
dan untuk itu,
Indonesia memiliki kepentingan
besar untuk menjaga tetap terbukanya akses pasar di negara mitra dagangnya.
Belajar dari pengalaman sebelumnya, krisis ekonomi global kerap diikuti oleh
merebaknya kebijakan perdagangan proteksionis. Bahkan laporan monitoring
yang dilakukan WTO pada mulai Mei 2012, menunjukkan telah
terdapat peningkatan dan akumulasi kebijakan proteksionis. Hal ini semakin
menegaskan perlunya Indonesia meningkatkan trade
policy intelligence dalam diplomasi ekonominya. (Kompas, 2011)
Diplomasi
abad ke-21 bercirikan
dengan semakin meningkatnya
interdependensi antar
negara. Thomas Freidman
menggambarkan globalisasi kontemporer
sebagai ‘farther, faster, cheaper and
deeper’ . Globalisasi terjadi hampir
di semua aspek kehidupan mulai dari ekonomi, militer, budaya dan juga
lingkungan. Sehingga saat ini tidak dapat dihindarkan bahwa kerja sama dan kolaborasi antar-negara menjadi prasyarat
utama tercapainya tatanan global yang mapan.
C. Standard
Akuntansi Global
Globalisasi ekonomi ditandai dengan
munculnya perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan transaksi antar
negara. Transaksi internasional ini harus didukung oleh standar akuntansi
global yang dapat diperbandingkan. Akuntansi berfungsi sebagai penyedia
informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, organisasi
profesi akuntansi gencar menggalakkan konvergensi IFRS.
Gaung IFRS sudah santer terdengar di dunia
akuntansi, bahkan Indonesia tak ketinggalan untuk berpartisipasi dalam
implementasi IFRS, meskipun belum
menerapkannya tetapi rencananya tahun 2012. Dulunya digalakkan standardisasi,
namun gagal karena banyak negara yang tidak mau menggunakan satu standar yang
sama secara global karena perbedaan budaya dan latar belakang, kemudian
mengarah ke harmonisasi yang mentolerir adanya perbedaan dan mengutamakan
keharmonisan dalam penerapan standar akuntansi antar negara. Kemudian, menuju konvergensi
(pengerucutan) IFRS yang mengarah
pada implementasi IFRS secara
serempak di seluruh dunia. Seperti yang dinyatakan oleh Kusuma (2007), pada
awal pembentukannya, “jiwa” IAS yang
ditanamkan oleh IASC adalah
standardisasi. Namun, upaya standardisasi ini gagal. Akhirnya, beralih pada
upaya harmonisasi yang berbeda “jiwa” dengan standardisasi. Rupanya,
harmonisasi lebih diminati oleh dunia internasional. Bahkan, sekarang sedang
digalakkan konvergensi menuju penggunaan standar akuntansi global yang seragam,
yaitu IFRS.
Namun,
semua itu pasti ada plus-minusnya. seperti kita tahu bahwa negara amerika
sebagai negara adikuasa yang sangat berpegang teguh pada rule-based accounting standards, yaitu standar akuntansi yang
sangat ketat yang kita kenal dengan nama US-GAAP.
Amerika belum mau bersatu dengan negara-negara lain di dunia karena merasa
bahwa standarnya jauh lebih bagus daripada negara lain. Tetapi kemudian dunia
kompak untuk menggalakkan adopsi IFRS
(principle-based accounting standards)
yaitu standar akuntansi yang lebih longgar dan yang lebih banyak di sukai dan
diharapkan dapat diterapkan secara harmonis di seluruh dunia. Keseragaman
standar ini dapat meningkatkan perdagangan internasional yang mengarah kepada
kerja sama yang baik antara negara yang satu dengan negara yang lain. Namun,
hal ini dapat ditunggangi motivasi politik karena laporan keuangan suatu negara
dapat diketahui dan dipahami oleh negara lain. Ancaman ini terutama untuk
negara maju yang ingin menguasai negara berkembang, hal ini dapat memicu
penjajahan kolonial terulang lagi. Karena itu diperlukan integritas yang tinggi
dan kesadaran banyak pihak.
D.
Peran
Akuntansi dalam Perkembangan Ekonomi di Indonesia Tahun 2013
Akuntansi merupakan proses pencatatan,
pengikhtisaran, dan pengelompokkan transaksi-transaksi keuangan yang berguna
dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. Peran akuntansi dalam ekonomi
secara global tidak dapat dianggap remeh karena berhubungan dengan kepercayaan stakeholder. Pada tahun 2012, Indonesia
sudah menerapkan konvergensi ke IFRS,
sehingga akan berpengaruh terhadap laporan keuangan emiten yang dipengaruhi
oleh standar akuntansi yang digunakan. Dari local GAAP menuju IFRS, meskipun masih not fully compliance. Hal ini juga
berlaku untuk auditing.
Dalam era globalisasi, ekonomi Indonesia semakin kompleks. Akuntansi
memegang peranan penting dalam perekonomian karena dalam setiap pengambilan
keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Kondisi
ini menyebabkan akuntansi menjadi suatu profesi yang sangat dibutuhkan dalam
dunia perekonomian.
Perkembangan profesi akuntansi maju pesat sejak tahun 1985, berbarengan
dengan BEJ. Bunga bank yang tinggi mendorong orang untuk berinvestasi.
Persaingan antar perusahaan mendorong pengusuha untuk memutar otak untuk
merumuskan strategi pemasaran yang paling jitu untuk mengusai pasar. Hal ini
tentunnya para pengusaha sangat membutuh informasi akuntansi yang handal,
akurat dan reliable dalam rangka pengambilan keputusan.
Akuntansi mengalami perkembangan pesat
seiringan dengan perkembangan surat-surat berharga, khususnya saham di pasar
modal. Dalam bertransaksi, para investor maupun calon investor menggunakan
informasi akuntansi untuk membuat prediksi-prediksi dalam mengambill keputusan
bisnis.
Globalisasi menuntut adanya efisiensi dan
daya saing dalam dunia usaha. Good Corporate
Governance, tata kelola perusahaan yang baik dapat mengatasi hal tersebut. Good Corporate Governance tidak hanya
berfokus pada profit, tapi juga pada stakeholder. Oleh karena itu, informasi
akuntansi yang transparan, akuntabel, handal dan akurat sangat dibutuhkan baik
organisasi swasta maupun organisasi sektor publik.
III.
SIMPULAN
Pada
tahun 2013, Indonesia berpeluang untuk turut bersaing dalam perdagangan
multinasional yang melibatkan transaksi-transaksi antar-negara. Transaksi
internasional semakin rumit. Akuntansi berperan penting dalam perekonomian
multinasional yang ditandai adanya perdagangan internasional 2013, karena
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena transaksi-transaksi
yang dicatat sudah multinasional yang melibatkan antar negara, maka akuntansi
harus menggunakan standar akuntansi internasional yang diakui oleh negara-negara,
yaitu IFRS (International Financial
Reporting Standards). Akuntansi
tidak boleh dianggap remeh karena berkaitan dengan kepercayaan stakeholders.
Dalam era globalisasi, ekonomi Indonesia semakin kompleks. Akuntansi
memegang peranan penting dalam perekonomian karena dalam setiap pengambilan
keputusan yang bersifat keuangan harus berdasarkan informasi akuntansi. Kondisi
ini menyebabkan akuntansi menjadi suatu profesi yang sangat dibutuhkan dalam
dunia perekonomian.
Akuntansi mengalami perkembangan pesat
seiringan dengan perkembangan surat-surat berharga, khususnya saham di pasar
modal. Dalam bertransaksi, para investor maupun calon investor menggunakan
informasi akuntansi untuk membuat prediksi-prediksi dalam mengambill keputusan
bisnis.
DAFTAR
PUSTAKA
Friedman,
T. L. (1999). The Lexus and the Olive Tree: Understanding Globalization.
New York: Farrar, Straus, and Giroux.
Kusuma, Indra
Wijaya. 2007. Pengadopsian International
Financial Reporting Standards: Implikasi untuk Indonesia. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar. Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nugraha, Judha. 2011. Diplomasi Ekonomi
Indonesia, G20, dan Tantangan Global Tahun 2013.
Republik
Indonesia. 2011. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Inodnesia (MP3EI). Jakarta: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Republik Indonesia. 2013. Nota Keuangan dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jakarta
BUKA JASA PEMBUATAN KARIL WA 081902465337
Tidak ada komentar:
Posting Komentar