ANALISIS TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM (USP)
ARTHA MANDIRI DI KECAMATAN BREBES DENGAN MENGGUNAKAN RASIO PERMODALAN, RASIO
RENTABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS
Akhmad Khojali
Universitas
Terbuka
018680626
ABSTRAKSI
Salah satu
faktor yang menjadi dasar penilaian tingkat kesehatan bank menurut SK Dir BI No.
30/12/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang tata cara penilaian kesehatan
adalah faktor yang termasuk dalam CAMEL rating system. Permasalahan yang di
kaji dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana tingkat kesehatan permodalan, rentabilitas, dan likuiditas
pada USP ARTHA MANDIRI di Kecamatan Brebes tahun 2011-2013. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat kesehatan permodalan, rentabilitas, dan
likuiditas pada USP ARTHA MANDIRI di Kecamatan Brebes tahun 2011-2013.
Populasi
penelitian ini adalah data dan informasi keuangan USP ARTHA MANDIRI di Kecamatan
Brebes tahun 2011-2013. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kesehatan
dengan subvariabel permodalan,
rentabilitas, dan likuiditas. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis kuantitatif.
Hasil penelitian
analisis tingkat kesehatan USP tersebut terkait dengan kondisi kesehatan tiap
komponen yang dinilai sebagai berikut: Aspek permodalan USP memperoleh
rata-rata nilai sebesar 30. Artinya USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 ini
memiliki permodalan yang sehat. Aspek rentabilitas USP memperoleh rata-rata
nilai sebesar 5. Artinya kemampuan USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 dalam
menghasilkan laba sudah sehat. Aspek likuiditas USP memperoleh rata-rata nilai
sebesar 4,43. Artinya USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 aspek likuiditas
dikatakan sehat atau mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Kata Kunci : Aspek Permodalan, Aspek Rentabilitas,
Aspek Likuiditas
PENDAHULUAN
Latar
Belakang Masalah
Koperasimerupakan
salah satu lembaga keuangan bukan bank yang sangat strategis sebagai awal
menuju kemandirian. Dalam mewujudkan koperasi yang mandiri, banyak yang harus
dihadapi baik masalah intern koperasi seperti permodalan, manajemen, maupun
masalah ekstern koperasi seperti mekanisme pasar, campur tangan pemerintah, dan
sebagainya. Dari segi kuantitatif perkembangan koperasi cukup banyak, namun
secara kualitatif belum sepenuhnya
menggembirakan.
Oleh
karena itu, koperasi harus diarahkan pada orientasi strategis dan gerakan koperasi harus menumbuhkan manusia-manusia yang
mampu menghimpun berbagai sumber daya
terutama dana yang dibutuhkan untuk memanfaatkan peluang usaha yang ada.
Penelitian
terdahulu mengenai tingkat kesehatan koperasi pernah dilakukan oleh Sri
Purniyanti (2007) dengan judul “Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Unit Desa (Studi
Kasus pada KUD di Kabupaten Semarang)”. Hasilpenelitian diperoleh dengan menggunakan
analisis CAMEL (capital, asset quality, management, earning, liquidity) pada 6
komponen rasio dan 2 komponen manajemen. Hasil analisis penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kesehatan KUD di Kabupaten Semarang cukup sehat, dan perlu
dibenahi. Dari 7 KUD hanya 2 KUD yang
berpredikat sehat. Pada faktor permodalan 4 KUD berpredikat sehat. Pada penilaian
faktor kualitas aktiva produktif di lihat dari rasio KAP semua KUD yang
berpredikat sehat. Begitu juga penilaian faktor PPAP semua KUD berpredikat
sehat. Untuk penilaian faktor manajemen secara keseluruhan berpredikat sehat.
Penilaian faktor rentabilitas di lihat dari 2 rasio yaitu Retur On Aset(ROA)
dan rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Untuk rasio
ROA terdapat 2 KUD yang berpredikat kurang sehat dan tidak sehat, sedangkan
untuk rasio BOPO hanya 1 KUD yang berpredikat tidak sehat. Untuk penilaian
faktor likuiditas di nilai dengan rasio current ratio dan LDR, penilaian terhadap
CR hanya 1 KUD yang berpredikat tidak sehat, yang lainnya berpredikat sehat
sedangkan LDR 5 KUD memperoleh predikat sehat dan yang lainnya berpredikat
cukup sehat dan kurang sehat.
Usaha-usaha
yang dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi, artinya bahwa usaha tersebut akan dikelola secara
efisien dan mampu menghasilkan
keuntungan usaha atau SHU dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga
kerja, modal dan teknologi. Keberadaan
koperasi tidak saja menguntungkan pada
anggota koperasi tetapi juga telah berperan dalam penyerapan tenaga
kerja, modal dan teknologi yang lebih
baik untuk komunitas dimana koperasi tersebut berada. Untuk mengetahui gambaran
tentang koperasi simpan pinjam, maka penulis mencoba untuk menganalisis laporan
keuangan yang ada padaUnit Simpan Pinjam (USP) Artha Mandiri. Alat yang
digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan koperasi adalah dengan menggunakan rasio permodalan, rasio
rentabilitas, dan rasio likuiditas.
Oleh
karena itu, dalam penelitian ini penulis mengangkat topik tentang kinerja
keuangan dengan judul “ANALISIS TINGKAT
KESEHATANUNIT SIMPAN PINJAM (USP) ARTHA MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN RASIO
PERMODALAN, RASIO RENTABILITAS, DAN RASIO LIKUIDITAS”.
Batasan
Masalah
Agar
penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang, penulis memberikan pembatasan
masalah yaitu penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahun 2011-2013 dan
dengan menggunakan rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis membuat rumusan masalah
yaitu : Bagaimana tingkat kesehatanUnit Simpan Pinjam (USP) Artha Mandiri tahun
2011-2013 dengan menggunakan rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan rasio
likuiditas?
Tujuan
Penelitian
Untuk
mengetahui tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam (USP) Artha Mandiri tahun 2011-2013
dengan menggunakan rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan rasio likuiditas
sesuai dengan SK Dir BI No.30/12/KEP/DIR.
Manfaat
Penelitian
Hasil
penelitian diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:
1.
Bagi Manajer/Pengurus Koperasi
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi manajer/pengurus
koperasi agar dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari koperasi
yang telah dicapai di waktu lalu dan waktu yang sedang berjalan, sehingga dapat
di ketahui kelemahan dari koperasi tersebut.
2.
Bagi Akademik
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi akademik untuk dapat
menambah referensi tentang perkoperasian.
3.
Bagi Penulis
Hasil
penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
mengetahui tingkat kesehatan koperasi.
KAJIAN
TEORI
A.Pengertian
Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi
Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan
usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur
dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara
mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.
Contohnya adalah unit-unit Simpan Pinjam dalam KUD, KSU, Credit Union, Bukopin, Bank Koperasi Pasar dan lain-lain. Tujuan
Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam menurut Ninik Widiyanti dan Y.W. Sunindhia,
hal 54 adalah :
1.
Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat
yang ringan.
2.
Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri.
3.
Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan
mereka.
4.
Menambah pengetahuan tentang perkoperasian.
B.
Aspek-aspek dan Komponen yang Dinilai dalam Penilaian Tingkat Kesehatan USP
1)
Permodalan
Modal
unit simpan pinjam berupa modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap
dimaksud adalah meliputi modal yang disetor pada awal pendirian, modal tambahan
dari koperasi yang bersangkutan, dan cadangan yangdisisihkan dari keuntungan koperasi.
Modal tidak tetap dimaksud adalah modal yang dapat diambil kembali sesuai
dengan perjanjian. Modal ini dapat berasal dari modal penyertaan atau pinjaman
pihak ketiga, sepanjang hal tersebut dilakukan melalui koperasi yang
bersangkutan. Modal tidak tetap dapat diperoleh unit simpan pinjam melalui
koperasinya sebagai pinjaman yang berasal dari anggota, koperasi lainnya dan atau
anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbitan obligasi dan surat
hutang lainnya, dan sumber lain yang sah (PP No. 9 Tahun 1995).
2)
Rentabilitas
Rentabilitas
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu (Riyanto, 1995:35). Dalam hal ini rentabilitas adalah kemampuan koperasi
untuk memperoleh sisa hasil usaha.
Cara
untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung pada
laba dan aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya.
Menurut Soediyono Reksoprayitno (1992:123) penilaian kesehatan rentabilitas
didasarkan pada posisi laba/rugi menurut pembukuan, perkembangan laba/rugi dua
tahun terakhir dan laba/rugi yang diperkirakan.
Adapun
penilaian tingkat kesehatan unit simpan pinjam untuk aspek rentabilitas ini
meliputi :
(a)
Rasio SHU sebelum pajak terhadap pendapatan operasional.
(b)Rasio
SHU sebelum pajak terhadap total asset.
(c)
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional.
3)
Likuiditas
Masalah
likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Dalam hal ini
adalah kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jumlah
alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahan pada
suatu saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” dari perusahaan yang
bersangkutan.Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu
dapat memenuhi segalakewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, atau
dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan
membayar”. Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai
“kekuatan membayar” sedemikian besar sehingga mampu memenuhi segala
kewajibanfinansialnya yang segera harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan yang
tidak mempunyai “kekuatan membayar” dikatakan mengalami illikuid (Riyanto, 1995:24-26).
METODE
PENELITIAN
Teknik
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara, antara lain :
a. Dokumentasi, dalam metode ini dilakukkan
dengan melakukan pencatatan data yang diperoleh berupa data yang dibutuhkan penulis
untuk objek penelitian dari laporan
keuangan Unit Simpan Pinjam (USP) Artha Mandiri untuk periode tahun 2011-2013.
b.
Studi Pustaka, metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang tidak terdapat
dalam objek penelitian dengan mempelajari buku, literaturdan referensi-referensi
yang relevan yang berkaitan dengan pembahasan karya ilmiah ini.
Teknik
Analisa Data
Teknik
analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
Analisis
Kuantitatif
Analisis
ini digunakan untuk menilai berbagai faktor dan komponen laporan keuangan
dengan cara menghitung lima komponen rasio dari tiga faktor sebagai berikut:
1.
Permodalan (Capital)
Dalam
menilai aspek permodalan digunakan Capital Adequacy Ratio(CAR). Capital
Adequacy Ratio (CAR)=
x
100%. Nilai Kredit (NK) =
+
1 (maksimal 100).
Pembobotan
bagi komponen ini ditetapkan sebesar 30% dari keseluruhan penilaian faktor
permodalan, rentabilitas, dan likuiditas.
2.
Aspek Rentabilitas
a. Rasio laba sebelum pajak terhadap total
aktiva/volume usaha.
Rasio
Rentabilitas 1 (ROA) =
x
100%.
Nilai
Kredit (NK) =
(maksimal 100).
b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan
operasional.
Rasio
Rentabilitas 2 (BOPO) =
x
100%.
Nilai
Kredit (NK) =
(maksimal 100). Cara untuk
mengukur rasio rentabilitas 1 (ROA) dan rentabilitas 2 (BOPO) dengan
menggunakan skala rasio.
3. Aspek Likuiditas
a. Perbandingan antara alat likuid terhadap
hutang lancar (Cash Ratio).
Rasio
likuiditas 1: Cash Ratio =
x
100%. Nilai Kredit =
.
Bobot
untuk penilaian komponen ini ditetapkan sebesar 5% dari keseluruhan panilaian
faktor permodalan, rentabilitas dan likuiditas.
b. Perbandingan antara kredit yang diberikan
terhadap dana yang diterima oleh koperasi (Loan to Deposit Ratio/LDR).
Rasio
Likuiditas 2: LDR =
x
100%.
Nilai
Kredit = (115 – Rasio LDR) x 4.
Cara
untuk mengukur aspek likuiditas yaitu dengan menggunakan skala rasio. Bobot
untuk komponen ini ditetapkan sebesar 10% dari keseluruhan faktor permodalan,
rentabilitas, dan likuiditas.
Tabel
1. Penilaian Faktor Permodalan, Faktor Rentabilitas dan Faktor Likuiditas.
Hasil Rasio CAR
|
Hasil Rasio ROA
|
Hasil Rasio BOPO
|
Hasil Rasio Likuiditas
|
Kriteria
|
≥ 8%
|
> 1,215%
|
≥ 93,52%
|
< 91,50%
|
Sehat
|
≥ 7,9% - < 8,0%
|
≥ 0,999 - < 1,215%
|
> 93,52% - ≤ 94,72%
|
> 94,75% - ≤ 98,50%
|
Cukup Sehat
|
≥ 6,5% - < 7,9%
|
≥ 0,765% - < 0,999%
|
> 94,72% - ≤ 95,92%
|
> 98,50% - ≤ 102,25%
|
Kurang Sehat
|
< 6,5%
|
< 0,765%
|
> 95,92%
|
> 102,25%
|
Tidak Sehat
|
Sumber:
SK Dir BI No.30/12/KEP/DIR.
ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Dalam
penelitian ini penulis menganalisis kinerja keuangan Unit Simpan Pinjam (USP)
Artha Mandiri dengan menggunakan rasio permodalan, rasio rentabilitas, dan
rasio likuiditas.
a.
Analisis Permodalan
Tabel 2. Perhitungan Faktor Permodalan
USP Artha Mandiri di Kecamatan Bebes Tahun 2011-2013.
Tahun
|
Rasio
CAR
|
Nk
Murni
|
Nk
Limit
|
Bobot
(%)
|
Nilai
(Nk limit x Bobot)
|
Kriteria
|
2011
|
11,85
|
119,5
|
100
|
30
|
30
|
Sehat
|
2012
|
13,56
|
136,6
|
100
|
30
|
30
|
Sehat
|
2013
|
10,79
|
108,9
|
100
|
30
|
30
|
Sehat
|
Sumber:
Data Diolah.
Dari
hasil perhitungan faktor permodalan diatas, dapat diketahui bahwa kondisi
permodalan pada USP Artha Mandiri secara rata-rata dalam kategori sehat.
Analisis
Rentabilitas
1) Rasio Laba terhadap Volume Usaha
Tabel 3. Perhitungan Rasio ROA USP Artha
Mandiri di Kecamatan Bebes Tahun 2011-2013.
Tahun
|
Rasio
|
Nk
Murni
|
Nk
Limit
|
Bobot
(%)
|
Nilai
Kredit (Nk limit x Bobot)
|
Kriteria
|
2011
|
6,6
|
440
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2012
|
6,6
|
440
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2013
|
2,4
|
160
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
Sumber:
Data Diolah.
Berdasarkan
tabel 3 diatas USP Artha Mandiri memperoleh predikat sehat, hal ini menunjukkan
bahwa USP tersebut mampu mengelola aktiva secara efisien sehingga mampu memperoleh
pendapatan untuk menutup biaya yang digunakan.
2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional
Tabel 4. Perhitungan Rasio BOPO USP
Artha Mandiri di Kecamatan Bebes Tahun 2011-2013.
Tahun
|
Rasio
|
Nk
Murni
|
Nk
Limit
|
Bobot
(%)
|
Nilai
Kredit (Nk limit x Bobot)
|
Kriteria
|
2011
|
70,5
|
368,75
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2012
|
69,8
|
377
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2013
|
83,9
|
201,25
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
Sumber:
Data Diolah.
Dari
tabel perhitungan diatas dapat dilihat bahwa kondisi USP sehat. Hal ini berarti
bahwa tingkat perputaran modal tersebut mampu mendapatkan penghasilan yang
menutup biaya yang ditanggung.
e. Analisis Likuiditas
1) Rasio Alat Likuid terhadap Hutang Lancar
Tabel 5. Perhitungan Cash Ratio USP Artha Mandiri di
Kecamatan Bebes Tahun 2011-2013.
Tahun
|
Rasio
|
Nk
Murni
|
Nk
Limit
|
Bobot
(%)
|
Nilai
Kredit (Nk limit x Bobot)
|
Kriteria
|
2011
|
319,58
|
6380
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2012
|
2857,83
|
57140
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2013
|
122,79
|
24720
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
Sumber:
Data Diolah.
Dari
tabel 5 menunjukkan bahwa Cash Ratio
USP Artha Mandiri dalam kondisi sehat. Hal ini menunjukkan bahwa USP Artha
Mandiri mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban yang sudah jatuh tempo dengan cash
assets yang dimilikinya.
2) Rasio Kredit terhadap Dana yang diterima
Tabel 6. Perhitungan Loan to Deposit Ratio USP Artha Mandiri
di Kecamatan Bebes Tahun 2011-2013.
Tahun
|
Rasio
|
Nk
Murni
|
Nk
Limit
|
Bobot
(%)
|
Nilai
Kredit (Nk limit x Bobot)
|
Kriteria
|
2011
|
88,2
|
107,2
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2012
|
81,56
|
133,76
|
100
|
5
|
5
|
Sehat
|
2013
|
98,54
|
65,84
|
65,84
|
5
|
3,29
|
Kurang
Sehat
|
Sumber:
Data Diolah.
Tingkat
LDR yang ditunjukkan pada tabel 6mengindikasikan bahwa USP Artha Mandiri memiliki
kemampuan yang cukup dalam membayar kembali kewajibannya kepada para deposan.
Kesimpulan
Analisis
tingkat kesehatan USP tersebut terkait dengan kondisi kesehatan tiap komponen
yang dinilai sebagai berikut: Aspek permodalan USP memperoleh rata-rata nilai
sebesar 30. Artinya USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 ini memiliki
permodalan yang sehat. Aspek rentabilitas USP memperoleh rata-rata nilai
sebesar 5. Artinya kemampuan USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 dalam
menghasilkan laba sudah sehat. Aspek likuiditas USP memperoleh rata-rata nilai
sebesar 4,43. Artinya USP Artha Mandiri pada tahun 2011-2013 aspek likuiditas
dikatakan sehat atau mampu dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Saran
Berkaitan
dengan kondisi permodalan USP yang memperoleh Nk murni melebihi Nk limit
sebesar 100 angka kredit dapat menyebabkan modal tidak terpakai. Kondisi ini
dapat ditanggulangi dengan meningkatkan jumlah kredit yang diberikan kepada
anggotanya, sehingga koperasi tersebut mampu untuk
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kondisi rentabilitas USP kategori yang
sehat, namum Nk murni yang di capai melebihi Nk limit yang ditentukan yaitu
sebesar 100 angka kredit,dengan kondisi seperti ini hendaknya manajer meningkatkan
kemampuan manajemen usaha untuk memperoleh laba. Likuiditas USP menunjukkan
kondisi yang sehat. Kondisi ini perlu dipertahankan yaitu berupa penjagaan agar
semua alat likuid dapat dipergunakan untuk memenuhitagihan dari nasabah atau masyarakat
yang tidak terduga.
DAFTAR
PUSTAKA
Bank Indonesia, 2004. SE BINo.6/23/DPNP
tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum.
Budiyanto, Albert Soleh.Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi Kuwera
Jaya Dengan Menggunakan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan
Menengah Republik Indonesia Nomor : 14/PER/M.KUKM/XII/2009.ESENSI, Vol.16
No.1 / 2013.
Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha
Kecil Dan Menengah RI Nomor : 194/KEP/M/IX/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan
Unit Simpan Pinjam.
Mayastuti,
Fadhila Retno. 2013. “Analisis Tingkat
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam atau Unit Simpan Pinjam di Kota Surakarta”.
Naskah Publikasi. Surakarta : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
UMS.
Purniyanti,
Sri. 2007.“Analisis Tingkat Kesehatan
Koperasi Unit Desa (Studi Kasus pada KUD di Kabupaten Semarang)”. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen UNNES.
Riyanto,
Bambang, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi keempat, Yogyakarta : BPFE.
Sukamdiyo. 1996. Manajemen Koperasi.
Jakarta : Erlangga
Widiyanti,
Nanik dan Y.W Sunindhia. 2003. Koperasi
dan Perekonomian Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta dan Bina Adiaksara.
Yuni
Astuti Dwi Suryani, 2015. Penilaian
Tingkat Kesehatan Unit Simpan Pinjam Koperasi Pegawai Republik Indonesia “PGP”
Kecamatan Prembun Kabupaten Kebumen Tahun 2011-2012. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi UNY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar