CONTOH KARIL UT ( MENERIMA JASA PEMBUATAN KARIL 081902465337 PIN BB 55147BE9 )





MENINGKATKAN MINAT MEMBACA PESERTA DIDIK
MELALUI E-BOOK ATAU BUKU ELEKTRONIK



 


NONE

UNIVERSITAS TERBUKA UPBBJ SEMARANG
POKJAR UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN BREBES


Abstrak

Buku adalah jendela dunia, dan kegiatan membaca buku merupakan suatu cara untuk membuka jendela tersebut agar kita bisa mengetahui lebih tentang dunia yang belum kita tahu sebelumnya. Buku merupakan sumber berbagai informasi yang dapat membuka wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek-aspek kehidupan lainnya. Selain itu, dengan membaca, dapat membantu kita mengubah masa depan, serta dapat menambah kecerdasan akal dan pikiran kita.
Tanpa kita sadari, manfaat membaca buku dapat memberikan banyak inspirasi bagi kita. Namun sayangnya kegiatan membaca buku akhir-akhir ini telah banyak diabaikan oleh para Peserta didik  yang notabene mereka adalah generasi penerus bangsa dengan alasan kesibukan, maupun karena adanya media yang lebih praktis untuk mendapatkan informasi seperti televisi, radio, maupun media internet.
Perkembangan teknologi merupakan factor paling utama menurunnya minat membaca para Peserta didik . Kehadiran gadget atau smartfone seakan menjadikan waktu para Peserta didik  tersita hanya untuk bermain-main dengan social media. Tapi seiring perkembangan teknologi muncullah aplikasi positif yaitu E-Book atau buku elektronik. Untuk itu kita sebagai seorang guru harus bisa mengarahkan para Peserta didik  untuk menggunakan gadget mereka sebagai buku firtual yang bisa mengakses berbagai jenis buku bacaan.
Kata kunci : Membaca, Buku, Jendela Dunia, Buku firtual, Buku elektronik.

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membaca adalah suatu kegiatan yang wajib untuk dilakukan oleh para generasi muda dan peserta didik . Dengan membaca, berbagai informasi dapat kita peroleh. Membaca dapat membuat seseorang mengetahui apa yang sebelumya belum diketahui, dan membaca cenderung membuat seseorang menjadi lebih pintar.
Namun, dewasa ini membaca kurang di minati oleh para generasi penerus bangsa. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai macam hal seperti berkembangnya teknologi yang menyebabkan peserta didik  lebih banyak bermain dari pada membaca, kurangnya keingintahuan generasi muda, pengaruh pergaulan, sifat malas yang susah dirubah, dan lainnya. Kurangnya kegemaran membaca di kalangan peserta didik  terjadi karena peserta didik  terbiasa dicekoki oleh informasi instan yang biasa diperoleh dari siaran TV dan media elektronik lainnya. Disamping itu, remaja menganggap membaca adalah hal yang membosankan. Padahal dengan membaca cakrawala intelektual kita bisa terbuka dan menjadikan kita lebih tanggap akan lingkungan sekitar. Banyak sekali akibat dari kurangnya minat membaca pada peserta didik  sekarang ini. Seperti tidak akan melatih diri untuk berfikir dan menganalisis, sering di anggap bodoh, dan tentunya pengetahuan yang sempit. Dalam mengurangi dampak yang di timbulkan dari kurangnya minat baca, banyak sekali upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal tersebut seperti menerapkan motto kehidupan yang sangat berguna untuk meningkatkan minat baca, menyediakan tempat-tempat yang nyaman untuk membaca, dan tentunya menyedikan buku-buku elektronik bisa di akses melalui gadget yang menarik untuk dibaca. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan para peserta didik  menjadi lebih sadar akan pentingya membaca. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengupas lebih dalam lagi cara-cara menanamkan hoby membaca sejak dini kepada para peserta didik  melalui buku elektronik dengan mengambil judul “Meningkatkan Minat Membaca Peserta didik  Melalui E-Book Atau Buku Elektronik”.
B.     Rumusan Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis ingin menjelaskan beberapa hal antara lain ;
1)      Sejarah lahirnya buku bacaan di dunia dan di Indonesia ?
2)      Apa saja yang membuat para peserta didik  malas untuk membaca buku ?
3)      Seberapa penting hoby membaca dan apa manfaatnya dalam kehidupan ?
4)      Apa yang akan terjadi jika kita kurang membaca ?

C.    Tujuan penulisan
Dalam karya ilmiah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu ;
1)      Untuk mengetahui sejarah lahirnya buku bacaan.
2)      Untuk mengetahui alasan para peserta didik  meninggalkan kegiatan membaca buku.
3)      Untuk mengetahui pentingnya hoby membaca dan manfaat membaca.
4)      Untuk mengetahui dampak dari kurangnya membaca buku.

D.    Manfaat Penulisan
1)      Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai cara meningkatkan minat membaca para peserta didik  melalui Buku Elektronik.
2)      Bagi Masyarakat, untuk memberikan pengertian bahwa menanamkan hoby membaca sejak dini sangatlah penting demi cerahnya masa depan anak cucu kita.
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Buku di Dunia dan Indonesia
Apa itu Buku ??. Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).
Sejarah Perkembangan Buku pada zaman kuno
Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do’a-do’a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno.
Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil. Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno.
Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter. Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex.
Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid.
Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden.Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan.
Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina. Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia.
Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.
Buku di Era Modern
Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih. Mesin-mesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan lay out (tata letak halaman). Diikuti pula penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas, scanner (alat pengkopi gambar, ilustrasi, atau teks yang bekerja dengan sinar laser hingga bisa diolah melalui computer), dan juga printer laser (alat pencetak yang menggunakan sumber sinar laser untuk menulis pada kertas yang kemudian di taburi serbuk tinta).
Semua penemuan menakjubkan itu telah menjadikan buku-buku sekarang ini mudah dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat bagus, serta hasil cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak mengherankan bila sekarang ini kita dapati berbagai buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin menarik. Bahkan sampai sekarang ini pun, di Negara kita Indonesia, kendati sedang diterpa krisis, kondisi ekonomi masih gonjang-ganjing, tapi penerbit-penerbit buku malahan bermunculan. Banyak sekali jumlahnya, hingga tak terhitung jumlahnya.

Sejarah Perkembangan Buku di Indonesia
Di Indonesia, awalnya bentuk buku masih berupa gulungan daun lontar. Menurut Ajib Rosidi (sastrawan dan mantan ketua IKAPI), secara garis besar, usaha penerbitan buku di Indonesia dibagi dalam tiga jalur, yaitu usaha penerbitan buku bacaan, usaha penerbitan buku bacaan umum (termasuk sastra dan hiburan), dan usaha penerbitan buku agama.
Pada masa penjajahan Belanda, penulisan dan penerbitan buku sekolah dikuasai orang Belanda. Kalaupun ada orang pribumi yang menulis buku bacaan, umumnya mereka hanya sebagai pembantu atau ditunjuk oleh orang Belanda. Usaha penerbitan buku agama dimulai dengan penerbitan buku-buku agama Islam yang dilakukan orang Arab, sedangkan penerbitan buku –buku agama Kristen umumnya dilakukan oleh orang-orang Belanda.
Penerbitan buku bacaan umum berbahasa Melayu pada masa itu dikuasai oleh orang-orang Cina. Orang pribumi hanya bergerak dalam usaha penerbitan buku berbahasa daerah. Usaha penerbitan buku bacaaan yang murni dilakukan oleh pribumi, yaitu mulai dari penulisan hingga penerbitannya, hanya dilakukan oleh orang-orang Sumatera Barat dan Medan. Karena khawatir dengan perkembangan usaha penerbitan tersebut, pemerintah Belanda lalu mendirikan penerbit Buku Bacaan Rakyat. Tujuannya untuk mengimbangi usaha penerbitan yang dilakukan kaum pribumi. Pada tahun 1908, penerbit ini diubah namanya menjadi Balai Pustaka. Hingga jepang masuk ke Indonesia, Balai Pustaka belum pernah menerbitkan buku bacaan karena bidang ini dikuasai penerbit swasta belanda.
Sekitar tahun 1950-an, penerbit swasta nasional mulai bermunculan. Sebagian besar berada di pulau Jawa dan selebihnya di Sumatera. Pada awalnya, mereka bermotif politis dan idealis. Mereka ingin mengambil alih dominasi para penerbit Belanda yang setelah penyerahan kedaulatan di tahun 1950 masih diijinkan berusaha di Indonesia. Pada tahun 1955, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih dan menasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Kemudian pemerintah berusaha mendorong pertumbuhan dan perkembangan usaha penerbitan buku nasional dengan jalan memberi subsidi dan bahan baku kertas bagi para penerbit buku nasional sehingga penerbit diwajibkan menjual buku-bukunya dengan harga murah.
Pemerintah kemudian mendirikan Yayasan Lektur yang bertugas mengatur bantuan pemerintah kepada penerbit dan mengendalikan harga buku. Dengan adanya yayasan ini, pertumbuhan dan perkembangan penerbitan nasional dapat meningkat dengan cepat. Menurut Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang didirikan 1950, penerbit yang menjadi anggota IKAPI yang semula berjumlah 13 pada tahun 1965 naik menjadi 600-an lebih.
Munculnya E-Book atau Buku Elektronik
Jika kita berbicara mengenai buku, berarti kita juga berbicara mengenai kemajuan budaya dan umat manusia. Dari buku perkembangan ilmu pengetahuan berjalan lebih cepat, perkembangan ilmu pengetahuan dan penyebaran informasi sejak ribuan tahunpun lahir dari buku. Buku memang jendela dunia, buku telah menyumbangkan pembauran, ungkapan serta penjagaan daripada pengetahuan dan pemikiran-pemikiran serta peristiwa dunia.
Dari buku, sejarah dan ilmu pengetahuan yang sudah ribuan tahun masih terjaga sampai sekarang bahkan berkembang menjadi sesuatu hal yang luar biasa, karena melalui buku yang di baca perkembangan pemikiran-pemikiran dan inspirasi muncul.Ketika zaman primitive penyebaran informasi memang sangat tersendat karena belum mengenal tulisan, namun setelah manusia mengenal tulisan mereka mencatat pengetahuan-pengetahuan maupun peristiwa untuk di lestarikan dalam bentuk catatan-catatan. Tulisan-tulisan tersebut dulunya mungkin hanya di tulis di dinding-dinding, di batu atau prasasti, lalu berkembang ke lembaran kayu, tanah liat, papirus,lembaran kulit dan terus berkembang sampai di kenal kertas seperti yang sering kita temui sekarang.
Cara penulisan di dunia ini memang berbeda-beda, karena selain memiliki bahasa yang berbeda-beda cara penulisan atau bentuk tulisan pun banyak yang berbeda.Dulunya mungkin dalam bentuk catatan-catatan pun penyebaran informasi, ilmu dan pengetahuan masih sulit. Namun, semua berubah setelah alat cetak di temukan. Hal tersebut bermula dari keinginan untuk memperbanyak catatan lebih cepat.
Saat ini telah jutaan buku cetak yang sudah di cetak. Buku-buku tersebut berisi beragam ilmu dan pengetahuan dengan berbagai kategori ilmu. Pada perkembangannya karena tekhnologi terus berkembang dan melaju sangat cepat, buku pun telah melalui transformasi yaitu dengan hadirnya buku dalam bentuk elektronik atau E-book. Yang mana E-book ini sudah di kenal luas dalam beberapa waktu terakhir.
E-book atau Buku Elektronik ialah publikasi buku dalam bentuk atau format digital yang memerlukan perangkat lunak tertentu dalam menyimpan maupun membacanya. Pada mulanya, e-book merupakan bentuk digital dari buku buku cetak yang sudah ada. Yang mana pada dekade tahun 80-an, berubah jadi sesuatu yang di komersilkan. E-book adalah publikasi buku dalam format digital yang membutuhkan perangkat tertentu. Puncak dari perkembangan E-book yaitu di abad 21 yang mana dalam abad ini E-book mulai banyak bertebaran dimana-mana karena telah banyak software yang memudahkan dalam pembuatan E-book. E-book ini memiliki berbagai kelebihan, dan bernilai baik bagi penulisnya sendiri, editor da juga pembacanya.
B.     Permasalahan Yang Melatarbelakangi Rendahnya Minat Membaca Di Kalangan Peserta didik
Pertama, sistem pembelajaran belum memuat anak-anak, peserta didik  , dan maka peserta didik  harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasikan karya-karya ilmiah, filsafat, sastra, dan sebagainya. Kadang, pemerintah kurang tepat dalam menentukan kurikulum yang harus dilaksanakan di Indonesia ini. Dengan banyak waktu yang dihabiskan di sekolah untuk belajar, anak kadang berfikir bahwa waktu yang dihabiskan untuk belajar dan membaca di sekolah saja sudah cukup dan mereka cenderung tidak membaca materi guru di rumah. Mereka membaca atau mengulang materi dari guru jika esoknya akan ada ulangan ataupun ada PR saja.
Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian peserta didik  dari buku. Selain itu, browsing di internet terkadang lebih asyik bagi para peserta didik  ketimbang harus membaca buku Peserta didik an yang mereka pikir terlalu membosankan. Peserta didik  rela menghabiskan waktu dengan HP, laptop, ataupun gadget mereka untuk membuka internet seperti bermain facebook, twitter, youtube, ataupun media lain dari pada mencari hal-hal yang bermanfaat untuk kehidupan mereka ataupun membaca buku.
Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, tempat karaoke, night club, mall, supermarket. Tempat-tempat seperti ini kadang digunakan oleh para peserta didik  dewasa untuk bermain setelah pulang sekolah. Jika mereka bisa membagi waktu antara bermain di luar dengan belajar, maka itu tidak akan masalah. Tetapi kadang para peserta didik  ini lupa waktu jika sudah berada di tempat hiburan. Misalnya saja di mall, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk melihat baramh-barang yang dijual di mall walaupun kadang mereka tidak bermaksud membelinya. Karena terlalu lama, mereka kadang lupa waktu untuk belajar dan terus jalan-jalan walaupun sampai malam. Dan itu membuat para peserta didik  untuk lupa akan waktu belajarnya, apalagi membaca.
Keempat, budaya baca memang belum pernah diwariskan nenek moyang kita. Kita hanya terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal dikemukakan orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang Indonesia lebih senang mendengar ataupu berbicara dari pada membaca. Ini terbukti dari sebagian besar Peserta didik  lebih suka mendengar berita ataupun menonton sinetron di televisi, dan jika sedang berkumpul dengan teman sejawat, mereka akan lebih suka untuk ngerumpi untuk membicarakan hal-hal yang menurut mereka asyik untuk dibicarakan, seperti menggosip ataupun bercerita tentang isi hati mereka masing-masing.
Kelima, para ibu orang tua kita senantiasa disibukkan berbagai kegiatan, serta membantu mencari tambahan nafkah untuk penghidupan keluarga. Kadang itu membuat para peserta didik  merasa kehilangan kasih sayang dan mencari kegiatan lain untuk mencari cara menghilangkan kejenuhan dan itu cenderung mengarah ke hal yang negative.
Keenam, sarana untuk memperoleh bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan, masih merupakan barang aneh dan langka. Itu membuat para Peserta didik  menjadi malas untuk membaca karena mereka tidak bisa dengan mudah mencari bahan bacaan. Di internet juga tidak semua informasi ada, selain itu terlalu lama berada di depan laying computer ataupun sejenisnya bisa membuat mata tidak sehat atau bahkan bisa membuat kita memakai kaca mata.
Ketujuh, mempunyai sifat malas yang merajalela dikalangan anak-anak maupun dewasa untuk membaca dan belajar demi kemajuan diri masing-masing untuk menambah ilmu pengetahuan. Ini merupakan masalah terbesar bagi rendahnya minat baca para peserta didik  karena ini merupakan masalah dari dalam diri Peserta didik  yang harus mereka lawan sendiri. Sifat malas tersebut muncul secara tiba-tiba atau sudah menjadi kebiasaan seoraang peserta didik  malas untuk membaca.
Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca pada Peserta didik
Rendahnya minat baca para peserta didik  dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya sebagai berikut :
a)      Kemajuan Teknologi
Minat baca peserta didik  yang rendah dewasa ini disebabkan oleh  faktor, perkembangan teknologi dan pusat-pusat informasi yang lebih menarik,, perkembangan tempat-tempat hiburan (entertainment), acara televisi. Sehingga  status dan kedudukan perpustakaan, serta citra perpustakaan dalam pandangan Peserta didik  sangat rendah. Hal ini secara lebih luas, dengan menengok sendi-sendi budaya masyarakat yang pada dasarnya kurang mempunyai landasan budaya baca, atau pewarisan secara intelektual. Masyarakat dalam memberitakan sesuatu termasuk cerita-cerita terdahulu lebih mengandalkan budaya tutur daripada tulisan. Latar budaya lisan itulah yang agaknya menjadi salah satu sebab lemahnya budaya baca masyarakat, termasuk minat pada pustaka dan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi dan ilmu pengetahuan.
b)      Kurangnya Dukungan Keluarga dan Lingkungan
Rendahnya minat baca di kalangan anak dapat disebabkan oleh kondisi keluarga yang tidak mendukung, terutama dari orang tua anak-anak yang tidak mencontohkan kegemaran membaca kepada anak-anak mereka. Selain itu, kurangnya perhatian dan pengawasan orang tua mereka terhadap kegiatan anak-anaknya. Hal ini dapat dikaitkan pula dengan konsep pendidikan yang diterapkan dan dipahami orang tua. Sementara terkait dengan fasilitas, minimnya ketersediaan  bahan bacaan di rumah juga dapat membuat anak kurang berminat pada kegiatan membaca karena tidak ada atau kurangnya sumber bacaan yang tersedia di rumah. Selain dari sisi keluarga, terdapat juga pengaruh dari lingkungan. Karena pengaruh ajakan yang begitu kuat dari lingkungan (teman), anak lebih memilih bermain dengan teman-temannya dibanding membaca buku. Dan terakhir, ketersediaan waktu yang kurang, membuat anak kurang berminat untuk membaca.  Seperti kondisi beberapa informan anak yang bersekolah dengan sistem full day school, tentu sebagian besar waktu dalam sehari sudah banyak dihabiskan di sekolah. Kesempatan memiliki waktu luang sangat terbatas. Apalagi jika masih ada kegiatan-kegiatan rutin yang mereka jalani setelah pulang sekolah. Kalaupun masih ada sisa waktu, mereka lebih memanfaatkan untuk bersantai dan melepas lelah.
Rendahnya minat baca peserta didik  , tentu tidak hanya sebatas masalah kuantitas dan kualitas buku saja, melainkan terkait juga pada banyak hal yang saling berhubungan. Misalnya, mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung. Orang kota mungkin kesulitan membangkitkan minat baca Peserta didik  karena serbuan media informasi dan hiburan elektronik. Sementara di pelosok desa, peserta didik  lebih suka keluyuran ketimbang membaca. Sebab, di sana lingkungan/tradisi membaca tidak tercipta. Orang lebih suka ngerumpi atau menonton acara televisi dari pada membaca.
C.    Pentingnya Membaca Dan Manfaatnya Dalam Kehidupan
Kita tahu bahwa buku adalah jendela dunia, untuk mengetahu isi sebuah buku kita perlu memiliki kemampuan membaca. Banyak sekali manfaat yang akan didapat dengan membaca. Manfaat dari membaca untuk kita adalah :
1)      Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2)      Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.
3)      Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.
4)      Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
5)      Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.
6)      Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.
7)      Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mendidik peserta didik  disiplin ilmu dan aplikasi di dalam hidup.
8)      Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku - buku keagaman. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
9)      Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.
10)  Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mendidik peserta didik  berbagai model kalimat, lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “di antara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).
Manfaat membaca menurut para ahli
Manfaat membaca menurut Gray & Rogers (1995) seperti yang dikutip oleh Oleh Supriyono (1998:3):
1)      Meningkatkan Pengembangan Diri
Dengan membaca seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga daya nalarya berkembangan dan berpandangan luas yang akan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Seorang pustakawan harus banyak membaca untuk mengembangkan prestasi dan meningkatkan karir mereka.
2)      Memenuhi Tuntutan Intelektual
Dengan membaca buku, pengetahuan bertambah dan perbendaharaan kata-kata meningkat, melatih imajinasi dan daya pikir sehingga terpenuhi kepuasan intelektual.
3)      Memenuhi Kepentingan Hidup
Dengan membaca akan memperoleh pengetahuan praktis yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dengan membaca cara perawatan buku, maka akan diperoleh pengetahuan perawatan buku.
4)      Meningkatkan Minatnya Terhadap Suatu Bidang
Seseorang yang senang buku internet misalnya dengan makin membaca buku-buku tentang internet, minatnya akan meningkatkan untuk memPeserta didik inya lebih mendalam.
5)      Mengetahui Hal-hal yang Aktual
Dengan membaca seseorang dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan tanpa harus pergi ke lokasi, misalnya : adanya gempa bumi, banjir, kebakaran dan peristiwa wayang lain.
Manfaat membaca menurut Widyamartaya (1992: 140-141), antara lain:
1)      Dapat membuka cakrawala kehidupan bagi pembaca
2)      Dapat menyaksikan dunia lain-dunia pikiran dan renungan
3)      Merubah pembaca menjadi mempesona dan terasa nikmat tutur katanya.
Manfaat membaca menurut Suyitno (1985: 37-38), yaitu:
1)      Untuk penyempurnaan teknik membaca;
2)      Untuk penyempurnaan pemahaman isi bacaan;
3)      Untuk mendapatkan pemahaman kosakata;
4)      Untuk mendapatkan penumbuhan kesadaran untuk kepentingan membaca sebagai sarana mendapatkan informasi;
5)      Untuk mendapatkan penumbuhan sikap suka mencari kesenangan, kenikmatan, dan kepuasan batin.
Manfaat membaca yang dipublikasikan oleh Healt-Detik yang bersumber dari Lifemojo (12-03-2011), Setidaknya ada 5 manfaat membaca untuk kesehatan, yaitu:
1)      Melatih otak
Salah satu keuntungan membaca buku adalah sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut untuk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang semakin cerdas. Tapi untuk latihan otak ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin.
2)      Meringankan stress
Stres adalah faktor risiko dari beberapa penyakit berbahaya. keindahan bahasa dalam tulisan dapat memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku fiksi sebelum tidur. Cara ini dianggap bagu untuk mengatasi stres.
3)      Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer
Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit Alzheimer.Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka-teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh.
4)      Mengembangkan pola tidur yang sehat
Bila anda terbiasa membaca buku sebelum tidur, maka itu bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Ini akan membantu  anda mendapatkan tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari.
5)      Meningkatkan konsentrasi
Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.

D.    Dampak yang akan terjadi jika kita tidak membaca
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, sebab dengan rendahnya minat baca, tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia, di mana pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh negara-negara tetangga, perlu kita kaji apa yang menjadikan mereka lebih maju. Ternyata meraka lebih unggul di sumber daya manusianya. Budaya membaca mereka telah mendarah daging dan sudah menjadi kebutuhan mutlak dalam kehidupan sehari harinya. Untuk mengikuti jejak mereka dalam menumbuhkan minat baca sejak dini perlu kita tiru dan kita terapakan pada masyarakat kita, terutama pada tunas-tunas bangsa yang kelak akan mewarisi negeri ini.
Adapun beberapa akibat jika Anda tidak rajin membaca ;
1)      Orang yang tidak suka membaca cenderung pengetahuannya tidak bertambah
Apakah Anda pernah mendengar kalimat kiasan ini '' Buku adalah gudang ilmu '' atau '' Buku adalah Jendela Dunia''. ya kalimat-kalimat kiasan ini memiliki makna bahwa, seseorang yang rajin membaca akan mengetahui isi dunia, dalam hal ini seseorang yang rajin membaca mempunyai pengetahuan yang lebih dibanding mereka yang malas membaca.
2)      Ketinggalan Informasi
Orang yang malas membaca tidak akan berkembang, hal ini diakibatkan karena ia malas mencari atau membaca informasi-informasi yang sayang untuk dilewatkan.
3)      Memicu Faktor Kebodohan
Salah satu dampak yang fatal adalah bodoh, mereka yang tak sering membaca dan tak mengetahui apa-apa tentang berbagai informasi atau pengetahuan akan dicap sebagai orang bodoh, sebenarnya tak ada satupun manusia yang bodoh didunia ini, yang ada adalah orang-orang yang malas.
4)      Tidak memiliki kwalitas diri
Orang-orang yang malas membaca tidak akan berkembang dan tidak akan memiliki kwalitas diri yang baik, mengapa? karena mereka lebih cenderung malas melakukan segala hal, terutama malas membaca akan menimbulkan kepribadian yang monoton atau tidak berkembang dalam bidang apapun.
5)      Tidak Bisa Memajukan Peradaban Bangsa
Peradaban suatu bangsa ditentukan oleh kecerdasan dan pengetahuannya, sedangkan kecerdasan dan pengetahuan di hasilkan oleh seberapa ilmu pengetahuan yang di dapat, sedangkan ilmu pengetahuan di dapat dari informasi yang diperoleh dari lisan maupun tulisan. Semakin banyak penduduk suatu wilayah yang haus akan ilmu pengetahuan semakin tinggi peradabannya .
Rendahnya minat baca masyarakat kita sangat mempengaruhi kualitas bangsa Indonesia, sebab dengan rendahnya minat baca, tidak bisa mengetahui dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi di dunia, di mana pada akhirnya akan berdampak pada ketertinggalan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh Negara-Negara tetangga, perlu menumbuhkan  minat baca sejak dini.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca sangatlah penting bagi perkembangan peserta didik . Disamping dapat menambah wawasan, membaca juga dapat membentuk karakter anak didik kita menjadi lebih disiplin dan bertanggungjawab. Kemajuan teknologi yang terus meningkat, menciptakan aplikasi pendidikan seperti E-Book ataupun buku elektronik lainya, seharusnya fenomena tersebut bisa kita manfaatkan agar para Peserta didik  lebih sering membaca buku elektronik ketimbang bermain facebook atau social media lainnya.
Untuk itu kita sebagai seorang guru ataupun orang tua harus mampu menanamkan hoby membaca kepada anak didik kita sejak dini agar generasi penerus bangsa ini mempunyai wawasan yang tinggi, ilmu yang bermanfaat dan mempunyai kedisiplinan agar mereka mampu membawa negara Indonesia menjadi negara yang bermartabat dan makmur.
Saran
Untuk mencapai semua itu penulis mempunyai beberapa saran diantaranya ;
1)      Mengenalkan sejak dini hoby membaca buku atau komik kepada anak kita sebelum mereka mengenal game atau social media.
2)      Membatasi waktu menonton tv dan bermain game.
3)      Menyediakan buku, fasilitas dan tempat membaca yang nyaman.
Jika semua telah kita upayakan, maka bukan tidak mungkin Negara Indonesia menjadi Negara yang cerdas, berwibawa dan bermartabat sehingga Negara lainpun akan segan melihat kemajuan negara kita ini.

DAFTAR PUSTAKA
Irdatama. 2016. 15 Manfaat Membaca Buku. Artikel diambil dari internet pada 3 April 2016 melalui : http://tama-anindita.blogspot.co.id/2016/04/manfaat-membaca-buku.html
Wally, Anisa. 2015. Akibat dan Dampak Yang Akan Timbul Jika Anda Malas Membaca. Artikel diambil dari internet pada 30 Maret 2016 melalui : https://blog.duitpintar.com/jika-budaya-malas-membaca-tetap-dipelihara-jangan-mengeluh-jadi-orang-yang-tertindas
Wati, Widia. 2013.Minat Membaca di Perpustakaan Kelas XI Ips 1 SMA Negeri 3 Singkawang. Artikel diambil dari internet pada 20 Maret 2016 melalui : http://widiya11.blogspot.co.id/2013/05/karya-ilmiah-tentang-penelitian-minat_10.html
Sofyan. 2011. Meningkatkan Minat Baca Peserta didik  SMA NEGERI 1 LILIRIAJA. Artikel diambil dari internet pada 20 Maret 2016 melalui : http://sofyanida.blogspot.co.id/p/karya-ilmiah.html
Noer, M. 2014. Karya Ilmiah Meningkatkan Minat Baca Di Kalangan Peserta didik . Artikel diambil dari internet pada 22 Maret 2016 melalui : http://khalidahmnoer.blogspot.com/2014/01/karya-ilmiah-meningkatkan-minat-baca-di.html
Berlian, Vicky. 2008. Upaya Meningkatkan Minat Baca. Artikel diambil dari internet pada 22 Maret 2016 melalui : https://salsaaner.wordpress.com/2014/03/12/karya-tulis-ilmiah-upaya-meningkatkan-minat-baca-dikalangan-remaja/.
Firdani, Afrizaldi. 2014. Menurunnya Minat Baca Buku di Kalangan Peserta didik  SMAN 1 LHOKSEUMAWE. Artikel diambil dari internet pada 18 Maret 2016 melalui : https://ipanpanur.wordpress.com/2010/11/07/karya-ilmiah-menurunnya-minat-baca-Peserta didik -sman-1-lhokseumawe/.
Rahmi, Miftahur. 2013. Kurangnya Minat Baca Peserta didik  Terhadap Buku Ilmu Pengetahuan. Artikel diambil dari internet pada 11 Maret 2016 melalui : http://dnisaulh.blogspot.com/2014/09/makalah-rendahnya-minat-baca-di.html.
Poetra. 2012. MINAT BACA PESERTA DIDIK . Artikel diambil dari internet pada 12 Maret 2016 melalui : http://makalahsekolah.com/2015/05/16/karya-ilmiah-upaya-meningkatkan-minat-baca-di-kalangan-Peserta didik /.
Salsa. 2014. Upaya Meningkatkan Minat Baca Dikalangan Remaja. Artikel diambil dari internet pada 12 Maret 2016 melalui : http://makalahsekolah.com/2015/05/16/karya-ilmiah-upaya-meningkatkan-minat-baca-di-kalangan-Peserta didik /.
Sari, Eka. 2012. Kurangnya Kegemaran Membaca. Artikel diambil dari internet pada 1 April 2016 melalui : http://ekanatasari.blogspot.com/2012/10/kurangnya-kegemaran-membaca-di-kalngan.html
Rastika. 2013. Manfaat Membaca Menurut Para Pakar. Artikel diambil dari internet pada 1 April 2016 melalui : http://www.rastika.com/2013/05/manfaat-membaca-menurut-para-pakar.html#sthash.ksTziRhf.dpuf
Bayu. 2015. Pengertian Dan Tujuan Membaca Menurut Para Ahli. Artikel diambil dari internet pada 2 April 2016 melalui : http://infodanpengertian.blogspot.com/2015/04/pengertian-dan-tujuan-membaca-menurut.html.
Fadila. 2013. Sejarah lahirnya Buku Elektronik. Arikel diambil dari internet pada 22 Maret 2016 melalui : http://umum.galihpamungkas.com/sejarah-lahirnya-buku-elektronik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...