Konsep Persediaan:
Persediaan adalah barang yang berwujud yang
tersedia untuk dikjual (barang dagangan/barang jadi); masih dalam proses
produksi untuk diselesaikan, kemudian dijual (barang dalam proses); akan
digunakan untuk produksi barang-barang jadi akan dijual (bahan baku dan bahan
pembantu)dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Istilah
persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva
berwujud (tangible assets) yang
memenuhi kriteria (PSAK: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No.
14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a)
tersedia untuk dijual dalam
kegiatan usaha normal.
b)
dalam proses produksi dan
atau perjalanan atau
c)
dalam bentuk bahan atau
perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Jenis-jenis persediaan:
a.
Pada perusahaan jasa: persediaan barang pembantu/ persediaan barang habis
pakai (Inventory of supplies)
b.
Pada perusahaan dagang:
- persediaan
barang habis pakai
- persediaan
barang dagangan
c.
Pada perusahaan industri dan manufaktur:
-
Persediaan bahan
pembantu/bahan habis pakai
- Persediaan
bahan baku dan bahan penolong
- Persediaan
baran dalam proses
- Produk jadi
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Berdasarkan kriteria di atas, persediaan mencakup
unsur-unsur sebagai berikut:
1.
Barang dagangan yaitu barang
yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah siap untuk
dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya persediaan pedagang
mobil akan terdiri dari mobil, persediaan toko bahan makanan akan terdiri dari
sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan roti dan kue, dan lain-lain.
2.
Bahan baku adalah
barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus
dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang
jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah
pipa baja.
3.
Bahan pembantu adalah
barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses produksi
sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda merupakan
bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.
4.
Barang dalam proses adalah
bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai
diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda berkunjung
ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa baja yang
sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.
5.
Barang jadi adalah produk
selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya
bahan, biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik secara tuntas. Misalnya
penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk
dijual.
Sistem pencatatan persediaan;
1.
Sistem periodik/fisik
Menghitung, menimbang
atau mengukur fisik persediaan yang ada pada akhir periode akuntansi guna
menentukan jumlah persediaan yang ada.
2.
Sistem perpetual/permanen
Pembelian dan penjualan
dicatat langsung ke dalam rekening persediaan pada saat pembelian atau pemakian
(penjualan) terjadi.
Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan pada
perusahaan dagang dan jasa.
Keterangan
|
Sistem
Perpetual
|
Sistem
Periodik
|
Jurnal pencatatan pembelian
|
Persediaan xx
Utang usaha xx
|
Pembelian
xx
Utang usaha xx
|
Jurnal pencatatan penjualan
|
Piutang usaha
xx
Penjualan xx
Harga pokok penjualan xx
Persediaan xx
|
Piutang usaha
xx
Penjualan xx
|
Jurnal penyesuaian
|
Tidak diperlukan
|
Hrg pokok penjualan xx
Persediaan awal xx
Persediaan akhir xx
Hrg Pokok Penjualan xx
Hrg pokok penjualan xx
Pembelian xx
|
Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan pada
perusahaan manufaktur.
Keterangan
|
Sistem
Perpetual
|
Sistem
Periodik
|
Jurnal pencatatan pembelian
|
Persediaan BB xx
Utang usaha xx
|
Pembelian
BB xx
Utang
usaha xx
|
Jurnal pencatatan penjualan
|
Biaya/pemakaian
Bahan Baku xx
Persediaan BB xx
|
Tidak diperlukan
|
Jurnal penyesuaian
|
Tidak diperlukan
|
Pemakian BB xx
Persediaan
BahanBaku awal xx
Pemakaian BB
xx
Pembelian
Bahan Baku xx
Perseidaan BB akhir xx
PemakianBB xx
|
Penilaian Persediaan
Secara umum barang-barang yang dicantumkan sebagai
persediaan berdasarkan pengalihan hak milik (transfer of title).
Keadaan khusus dalam praktek akuntansi persediaan
sebagai berikut:
a.
Barang dalam perjalanan (goods in transit)
- Pembelian
atas dasar perangko gudang penjual (Free
on Board Shipping Point/FOB Shipping point), maka perpindahan hak barang
terjadi pada saat barang dalam perjalanan.
Ongkos angkut menjadi
beban pembeli dan utang ongkos angkut timbul setelah perusahaan angkut selesai
mengantarkan barang.
- Pembelin
atas dasar perangko gudang pembeli (Free
on Board Destination/FOB Destination), maka perpindahan hak barang terjadi
pada saat barang diterima di gudang pembeli.
Ongkos angkut menjadi tanggung jawab penjual.
b.
Barang konsinyasi (penjualan titipan)
- Penjualan (consignor) mengirim barang kepada pihak
lain (consignee) yang akan bertindak
sebagai agen consignor untuk
menjualkan produknya.
- Barang
konsinyasi diluar tetap sebagai persediaan penjual sebesar harga beli/harga
pokok produksinya ditambah biaya pengepakan da pengiriman samapai ke pihak
lain.
- Pihak lain
tidak perlu mencatat penerimaan barang titipan sebagai persediaan.
-
Saat barang terjual oleh
pihak lain maka harga jual – komisi
penjualan.
c.
Kontrak penjualan khusus
- Perjanjian pembiayaan produk
Penjualan persediaan
dengan perjanjian membeli kembali; maka harga pembelian kembali persediaan
sebesar harga perolehan + biaya penyimpanan dan jumlah; jumlah persediaan dan
utang usaha dicantumkan dalam neraca penjual.
- Penjualan dengan tingkat pengembalian tinggi.
-
Bila retur dapat ditaksir,
maka barang dagangan dianggap sudah terjual.
-
Bila retur tidak dapat
ditaksir maka barang dagangan dianggap belum terjual.
Keterangan
|
Retur
dapat ditaksir
|
Retur
tidak dapat ditaksir
|
Jurnal penjualan
|
Piutang usaha
xx
Retur & kerinagan
Penjualan
xx
Penjualan xx
Harga pokok
Penjualan
xx
Persediaan toko
xx
Persediaan xx
|
Memo
|
Jurnal retur
|
Persediaan
xx
Persediaan
toko xx
|
Piutang usaha
xx
Penjualan xx
Harga pokok
Penjualan
xx
Persediaan xx
|
- Penjualan cicilan
Bila tingkat kerugian dapat
ditaksir, maka barang dagangan dikeluarkan dari persediaan penjual.
Efek kesalahan pencatatan persediaan:
1.
Persediaan dalam perjalanan tidak tercatat sebagai
pembelian ataupun dihitung sebagai persediaan akhir maka:
- Persediaan
dan utang usaha terlalu rendah.
-
Pembelian dan persediaan akhir
terlalu rendah.
- Laba bersih
tidak berubah
- Modal kerja
tidak berubah.
- Rasio
lancar lebih tinggi
2.
Persediaan akhir tidak dicantumkan dalam neraca
maka:
- Persediaan akhir
terlalu rendah.
- Harga pokok
penjualant terlalu besar.
- Laba bersih terlalu kecil
- Modal kerja terlalu kecil.
- Rasio lancar terlalu
rendah.
3.
Pembelian tidak dicatat, tapi dicantumkan sebagai
persediaan akhir maka: laba bersih, modal kerja dan rasio lancar terlalu besar.
4.
Persediaan akhir lebih rendah dari seharusnya maka
laba terlalu rendah.
5.
Persediaan akhir terlalu tinggi dari seharusnya
maka laba terlalu tinggi.
6.
Persediaan awal lebih rendah maka laba terlalu
tinggi.
7.
Persediaan awal lebih tinggi maka laba terlalu
tendah.
Metode Penilaian Persediaan
Metode penilaian persediaan untuk produk tunggal (single produckt) sebagai berikut:
1.
Identifikasi khusus (specifik identification)
Syarat: barang dagangan secara fisik
dapat dibedakan dengan mudah antara barang yang satu dengan yang lain.
Kelemahan:
- Dapat
digunakan untuk manipulasi laba bersih.
- Tidak dapat
menghitung produk (tidak dapat dibedakan) yang satu sama lain
- Subjektif
dalam melakukan alokasi beban-beban yang timbul sehubungan dengan persediaan.
2. Masuk
Pertama Keluar Pertama (First in First
out)
Asumsi: barang yang dibeli lebih dahulu digunakan/dijual
lebih dahulu.
Kebaikan:
- Penyajian persediaan
akhir mendekati harga yang berlaku.
- Menyediakan informasi nilai
persediaan yang mendekati nilai pengganti.
Kelemahan:
Harga perolehan
sekarang tidak ditandingkan dengan pendapatan sekarang sehingga mengakibatkan
distorsi terhadap data usaha.
3. Masuk
Terakhir Keluar Pertama (Last in First
out)
Asumsi: barang yang paling akhir diperoleh dipakai
terlebih dahulu. Digunakan dasar aliran harga perolehannya (cost).
Kebaikan:
-
Harga perolehan sekarang dapat
ditandingkan dengan pendapatan sekarang (konsep maching)
- Penundaan
pajak
- Arus kas
masuk akan meningkat
- Meminimumkan
pengaruh penurunan tingkat harga persediaan terhadap laba perusahaan.
Kejelekan:
- memperkecil laba
- pelaporan persediaan yang
terlalu rendah
- tidak menggunakan aliran
fisik
- tidak dapat mengukur laba
atas dasar biaya (current cost income)
- tidak bisa digunakan bila perusahaan likuiditas dengan
terpaksa (tanpa sengaja)
4. Rata-rata
Menggunakan harga yang
sama (harga rata-rata) sebagai dasar untuk menilai seluruh barang yang
tersedian untuk dijual yang sejenis dalam suatu periode.
5.
Persediaan Besi
Asumsi perusahaan harus
menyediakan jumlah persediaan minimal dengan harga perolehan yang normal (harga
terendah). Persediaan minimal tidak boleh dipengaruhi oleh perubahan tingkat
harga pembelian dan biaya pemeliharaan dan penggantian di bebankan sebagai
biaya usaha.
6. Harga
Perolehan standar
Biaya standar digunakan
sebagai dasar untuk menentukan harga pokok per unit dari produk jadi, bila
perusahaan bekerja pada kapasitas normal.
Metode penilaian persediaan untuk perusahaan yang
memiliki bermacam-macam barang pada akhir periode digunakan pendekatan kelompok
(grup) sebagai berikut:
a.
MTKP unit (pendekatan kelompok
kuantitas)
Dalam metode ini harga
perolehan rata-rata tertimbang per unit dari pembelian selama suatu periode
digunakan untuk menentukan harga perolehan setiap tambahan perseediaan untuk
periode yang sama.
Kelebihan:
Dapat mengurangi
perhitungan dan kegiatan pencatatan bila jumlah frekuensi pembelian dan
pemakaian (penjualan) sering terjadi dan jumlah persediaan banyak.
Kelemahan:
- tidak dapat
mengatasi masalah perubahan komposisi produk.
-
Ketidaklayakan nilai
persediaan pada tahun dasar.
b.
MTKP nilai rupiah (pendekatan
kelompok nilai rupiah)
Menentukan perubahan jumlah
unit persediaan perolehannya yang seduai. Metode ini membutuhkan faktor
konversi akhir tahun untuk mengubah nilai rupiah persediaan sekarang menjadi
nilai persediaan pada tahun dasar.
Indeks harga sekarang = Persediaan akhir pada harga sekarang
Persediaan akhir pada tahun dasar
Penentuan harga pokok
persediaan didasarkan pada harga perolehan (cost).
Harga perolehan persediaan yaitu seluruh pengeluaran/beban yang secara langsung
berhubungan dengan proses penempatan persediaan pada tempat yang dimaksudkan
oleh pembeli dan proses untuk merubah barang tersebut sehingga siap untuk dapat
dijual. (biaya transport pembelian barang, biaya tenaga kerja, biaya produksi)
Beban periode: biaya yang
tidak scara langsung berhubungan dengan perolehan dan pembuatan barang. (biaya
penjualan; biaya administrasi dan umum).
Biaya produksi terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik (biaya
tenaga kerja tak langsung, depresiasi, pajak, asuransi, listrik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar