CONTOH KARIL UT YANG SUDAH LOLOS PLAGIAT


Pembinaan Atlet Sepakbola Usia Muda Untuk Menyiapkat Altet Berprestasi di Kabupaten Brebes


Disusun oleh ;
MULUS
018460877
UPBJJ UT PURWOKERTO
S1 ILMU PEMERINTAHAN


Abstrak
Sepakbola adalah salah satu olahraga yang digemari hampir 80% warga penduduk dunia, termasuk indonesia. Olahraga yang dimainkan oleh 11 pemain ini termasuk olahraga yang murah dan cukup mudah sehingga dapat dimainkan oleh siapa saja tanpa melihat umur, status ekonomi dan status sosial. Kepopuleran olahraga ini mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1920 dibawa oleh bangsa Belanda saat Negara kita dijajah.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak dan memiliki masyarakat dengan minat yang sangat tinggi terhadap olahraga sepakbola. Begitu juga di Kabupaten Brebes dengan jumlah pemuda yang cukup banyak menjadikan Kabupaten ini berpotensi menghasilkan bibit-bibit baru atlet berbakat di dunia Sepakbola Nasional. Untuk menghasilkan Atlet berbakat butuh proses dan keseriusan dalam hal pembinaan usia muda agar potensi yang ada di setiap anak dapat diketahui sejak dini.

Kata Kunci : Pembinaan Atlet, Sepakbola, Usia Muda.





PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi sarana strategis untuk membangun kepercayaan diri, identitas bangsa, dan kebanggaan nasional. Berbagai kemajuan pembangunan di bidang keolahragaan yang bermuara pada meningkatnya budaya dan prestasi olahraga. Melalui pembinaan olahraga yang sistematis, kualitas sumber daya manusia dapat diarahkan pada peningkatan pengendalian diri, tanggung jawab, disiplin, sportivitas yang pada akhirnya dapat memperoleh prestasi olahraga yang dapat membangkitkan kebanggaan nasional. Oleh sebab itu, pembangunan olahraga perlu mendapatkan perhatian yang lebih proporsional melalui pembinaan, manajemen, perencanaan dan pelaksanaan yang sistematis dalam pembangunan nasional.
Prestasi di bidang olahraga dapat mengangkat nama baik klub olahraga, sekolah, daerah serta mengharumkan nama bangsa dan negara di dunia. Persaingan olahraga prestasi dewasa ini semakin ketat. Prestasi bukan lagi milik perorangan, tetapi sudah menyangkut harkat dan martabat suatu bangsa. Itulah sebabnya berbagai daya dan upaya dilakukan oleh suatu sekolah atau daerah, maupun negara untuk menempatkan atletnya sebagai juara di kegiatan-kegiatan olahraga.
Pembinaan olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam mencapai prestasi olahraga. Namun banyak klub-klub olahraga yang kurang memperhatikan hal ini, sehingga tidak dapat bersaing dalam hal prestasi maupun keberlangsungan latihan tidak terencana dengan baik, sistematis dan bertahan lama. Sistem pembinaan prestasi olahraga di Indonesia adalah pemanduan bakat dan pengembangan bakat. Jadi, untuk mencapai jenjang prestasi tinggi di butuhkan sistem pembinaan yang baik. Tanpa pembinaan yang tersistem dengan maksimal maka tahap pencapaian prestasi tidak akan tercapai. Untuk itu penulis tertarik dan ingin membahas lebih dalam lagi dengan menarik judul “Pembinaan Atlet Sepakbola Usia Muda Untuk Menyiapkat Altet Berprestasi di Kabupaten Brebes”.



B.     Rumusan Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis ingin membahas beberapa hal di antaranya ;
1)      Bagaimana sejarah dan perkembangan sepakbola di Indonesia sampai ke Kabapaten Brebes ?
2)      Bagaimana kondisi sepakbola Kabupaten Brebes saat ini ?
3)      Pembinaan Atlet yang seperti apa yang harusnya pemerintah lakukan ?
C.    Tujuan Penulisan
1)      Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan sepakbola di Indoesia.
2)      Untuk mengetahui kondisi sepakbola di Kabupaten Brebes.
3)      Untuk mengetahui pembinaan seperti apa yang harus dilakukan oleh pemerintah agar dapat menghasilkan Atlet sepakbola yang berkwalitas.
D.    Manfaat Penulisan
1)      Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah dan perkembangan sepakbola di Indonesia.
2)      Bagi Pemerintah, untuk bahan bacaan dan referensi dalam menyikapi perkembangan sepakbola di dunia.
3)      Bagi Masyarakat, untuk memberikan pengertian bahwa prestasi di dunia olahraga terutama di olahraga sepakbola Kabupaten Brebes butuh perhatian.










PEMBAHASAN
A.    Sejarah dan Perkembangan Olahraga Sepakbola
Hakekat Permainan Sepakbola
Sepakbola adalah cabang olahraga yang menggunakan bola yang umumnya terbuat dari bahan kulit dan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang pemain inti dan beberapa pemain cadangan. Memasuki abad ke-21, olahraga ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepakbola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola ke gawang lawan. Sepakbola dimainkan dalam lapangan terbuka yang berbentuk persegi panjang, di atas rumput atau rumput sintetis.
Secara umum, hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain lainnya diizinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk menyundul bola. Tim yang mencetak gol paling banyak pada akhir pertandingan menjadi pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, bergantung pada format penyelenggaraan kejuaraan. Dari sebuah pertandingan resmi, 3 poin diberikan kepada tim pemenang, 0 poin untuk tim yang kalah dan masing-masing 1 poin untuk dua tim yang bermain imbang. Meskipun demikian, pemenang sebuah pertandingan sepakbola dapat dibatalkan sewaktu-waktu atas skandal dan tindakan kriminal yang terbukti di kemudian hari. Sebuah laga sepakbola dapat dimenangkan secara otomatis oleh sebuah tim dengan 3-0 apabila tim lawan sengaja mengundurkan diri dari pertandingan (Walk Out). Peraturan pertandingan secara umum diperbarui setiap tahunnya oleh induk organisasi sepakbola internasional (FIFA), yang juga menyelenggarakan Piala Dunia setiap empat tahun sekali.
Sejarah dan Perkembangan Sepakbola Indonesia
Sejarah olahraga sepakbola (permainan menendang bola) dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok. Pada masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepakbola modern mulai berkembang di Inggris dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh banyak kalangan. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepakbola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepakbola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepakbola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepakbola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepakbola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepakbola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara. Olahraga ini juga digemari terutama mulai abad ke-16.
Sejarah sepakbola di Indonesia diawali dengan berdirinya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 dengan pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Dalam kongres PSSI di Solo, organisasi tersebut mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia. Sejak saat itu, kegiatan sepakbola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan makin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun tempat Kompetisi I Perserikatan diadakan. Sebagai bentuk dukungan terhadap kebangkitan "Sepakbola Kebangsaan", Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.
Sepeninggalan Soeratin Sosrosoegondo, prestasi tim nasional sepakbola Indonesia tidak terlalu memuaskan karena pembinaan tim nasional tidak diimbangi dengan pengembangan organisasi dan kompetisi. Pada era sebelum tahun 1970-an, beberapa pemain Indonesia sempat bersaing dalam kompetisi internasional, di antaranya Ramang, Sucipto Suntoro, Ronny Pattinasarani, dan Tan Liong Houw. Dalam perkembangannya, PSSI telah memperluas kompetisi sepakbola dalam negeri, di antaranya dengan penyelenggaraan Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi Satu, dan Divisi Dua untuk pemain non amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir. Selain itu, PSSI juga aktif mengembangkan kompetisi sepakbola wanita dan kompetisi dalam kelompok umur tertentu (U-15, U-17, U-19,U21, dan U-23).
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI, adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepakbola di Indonesia. PSSI berdiri pada tanggal 19 April 1930 dengan nama awal Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Ketua umum pertamanya adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo. PSSI bergabung dengan FIFA pada tahun 1952, kemudian dengan AFC pada tahun 1954. PSSI menggelar kompetisi Liga Indonesia setiap tahunnya, dan sejak tahun 2005, diadakan pula Piala Indonesia. Ketua Umum PSSI sejak 10 November 2016 adalah Edy Rahmayadi.
Di akhir tahun 1920, pertandingan voetbal atau sepakbola sering kali digelar untuk meramaikan pasar malam. Pertandingan dilaksanakan sore hari. Sebenarnya selain sepakbola, bangsa Eropa termasuk Belanda juga memperkenalkan olahraga lain, seperti kasti, bola tangan, renang, tenis, dan hoki. Hanya, semua jenis olahraga itu hanya terbatas untuk kalangan Eropa, Belanda, dan Indo. Alhasil sepakbola paling disukai karena tidak memerlukan tempat khusus dan pribumi boleh memainkannya.
Lapangan Singa (Lapangan Banteng) menjadi saksi di mana orang Belanda sering menggelar pertandingan panca lomba (vijfkam) dan tienkam (dasa lomba). Khusus untuk sepakbola, serdadu di tangsi-tangsi militer paling sering bertanding. Mereka kemudian membentuk bond sepakbola atau perkumpulan sepakbola. Dari bond-bond itulah kemudian terbentuk satu klub besar. Tak hanya serdadu militer, tetapi juga warga Belanda, Eropa, dan Indonesia membuat bond-bond serupa.
Dari bond-bond itu kemudian terbentuklah Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang pada tahun 1927 berubah menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU). Sampai tahun 1929, NIVU sering mengadakan pertandingan termasuk dalam rangka memeriahkan pasar malam dan tak ketinggalan sebagai ajang judi. Bond China menggunakan nama antara lain Tiong un Tong, Donar, dan UMS. Adapun bond pribumi biasanya mengambil nama wilayahnya, seperti Cahaya Kwitang, Sinar Kernolong, atau Si Sawo Mateng.
Pada 1928 dibentuk Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ) sebagai akibat dari diskriminasi yang dilakukan NIVB. Sebelumnya bahkan sudah dibentuk Persatuan Sepakbola Djakarta (Persidja) pada 1925. Pada 19 April 1930, Persidja ikut membentuk Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di gedung Soceiteit Hande Projo, Yogyakarta. Pada saat itu Persidja menggunakan lapangan di Jalan Biak, Roxy, Jakpus.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepakbola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) yang berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) pada tahun 1936 yang merupakan milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) milik bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Pamor bintang lapangan Bond NIVB, G Rehatta dan de Wolf, mulai menemui senja berganti bintang lapangan bond China dan pribumi, seperti Maladi, Sumadi, dan Ernst Mangindaan. Pada 1933, VIJ keluar sebagai juara pada kejuaraan PSSI ke-3.
Pada 1938 Indonesia lolos ke Piala Dunia. Pengiriman kesebelasan Indonesia (Hindia Belanda) sempat mengalami hambatan. NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) atau organisasi sepakbola Belanda di Jakarta bersitegang dengan PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) yang telah berdiri pada bulan April 1930. PSSI yang diketuai Soeratin Sosrosoegondo, insinyur lulusan Jerman yang lama tinggal di Eropa, ingin pemain PSSI yang dikirimkan. Namun, akhirnya kesebelasan dikirimkan tanpa mengikutsertakan pemain PSSI dan menggunakan bendera NIVU yang diakui FIFA.
Pada masa Jepang, semua bond sepakbola dipaksa masuk Tai Iku Koi bentukan pemerintahan militer Jepang. Pada masa ini, Taiso, sejenis senam, menggantikan olahraga permainan. Baru setelah kemerdekaan, olahraga permainan kembali semarak.
Tahun 1948, pesta olahraga bernama PON (Pekan Olahraga Nasional) diadakan pertama kali di Solo. Di kala itu saja, sudah 12 cabang olahraga yang dipertandingkan. Sejalan dengan olahraga permainan, khususnya sepakbola, yang makin populer di masyarakat, maka kebutuhan akan berbagai kelengkapan olahraga pun meningkat. Pada tahun 1960-1970-an, pemuda Jakarta mengenal toko olahraga Siong Fu yang khusus menjual sepatu bola. Produk dari toko sepatu di Pasar Senen ini jadi andalan sebelum sepatu impor menyerbu Indonesia. Selain Pasar Senen, toko olahraga di Pasar Baru juga menyediakan peralatan sepakbola.
Pengaruh Belanda dalam dunia sepakbola di Indonesia adalah adanya istilah henbal, trekbal (bola kembali), kopbal (sundul bola), losbal (lepas bola), dan tendangan 12 pas. Istilah beken itu kemudian memudar manakala demam bola Inggris dimulai sehingga istilah-istilah tersebut berganti dengan istilah persepakbolaan Inggris. Sementara itu, hingga 1950 masih terdapat pemain indo di beberapa klub Jakarta. Sebut saja Vander Vin di klub UMS; Van den Berg, Hercules, Niezen, dan Pesch dari klub BBSA. Pemain indo mulai luntur pada tahun 1960-an.
Sejarah PSSI
PSSI dibentuk pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta dengan nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia. Sebagai organisasi olahraga yang lahir pada masa penjajahan Belanda, kelahiran PSSI ada kaitannya dengan upaya politik untuk menentang penjajahan. Apabila mau meneliti dan menganalisa lebih lanjut saat-saat sebelum, selama, dan sesudah kelahirannya hingga 5 tahun pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terlihat jelas bahwa PSSI lahir dibidani oleh muatan politis, baik secara langsung maupun tidak, untuk menentang penjajahan dengan strategi menyemai benih-benih nasionalisme di dada pemuda-pemuda Indonesia yang ikut bergabung.
PSSI didirikan oleh seorang insinyur sipil bernama Soeratin Sosrosoegondo. Ia menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Teknik Tinggi di Heckelenburg, Jerman, pada tahun 1927 dan kembali ke tanah air pada tahun 1928. Ketika kembali, Soeratin bekerja pada sebuah perusahaan bangunan Belanda, Sizten en Lausada, yang berkantor pusat di Yogyakarta. Di sana dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang duduk sejajar dengan komisaris perusahaan konstruksi besar itu. Akan tetapi, didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi, dia kemudian memutuskan untuk mundur dari perusahaan tersebut.
Setelah berhenti dari Sizten en Lausada, Soeratin lebih banyak aktif di bidang pergerakan. Sebagai seorang pemuda yang gemar bermain sepakbola, dia menyadari kepentingan pelaksanaan butir-butir keputusan yang telah disepakati bersama dalam pertemuan para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 (Sumpah Pemuda). Soeratin melihat sepakbola sebagai wadah terbaik untuk menyemai nasionalisme di kalangan pemuda sebagai sarana untuk menentang Belanda.
Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Soeratin rajin mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh sepakbola di Solo, Yogyakarta, dan Bandung. Pertemuan dilakukan dengan kontak pribadi secara diam-diam untuk menghindari sergapan Polisi Belanda (PID). Kemudian, ketika mengadakan pertemuan di hotel kecil Binnenhof di Jalan Kramat 17, Jakarta, Soeri, ketua VIJ (Voetbalbond Indonesische Jakarta), dan juga pengurus lainnya, dimatangkanlah gagasan perlunya dibentuk sebuah organisasi sepakbola nasional. Selanjutnya, pematangan gagasan tersebut dilakukan kembali di Bandung, Yogyakarta, dan Solo yang dilakukan dengan beberapa tokoh pergerakan nasional, seperti Daslam Hadiwasito, Amir Notopratomo, A. Hamid, dan Soekarno (bukan Bung Karno). Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, pematangan dilakukan dengan cara kontak pribadi atau melalui kurir, seperti dengan Soediro yang menjadi Ketua Asosiasi Muda Magelang.
Kemudian pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil dari VIJ (Sjamsoedin, mahasiswa RHS), BIVB - Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (Gatot), PSM - Persatuan sepakbola Mataram Yogyakarta (Daslam Hadiwasito, A. Hamid, dan M. Amir Notopratomo), VVB - Vortenlandsche Voetbal Bond Solo (Soekarno), MVB - Madioensche Voetbal Bond (Kartodarmoedjo), IVBM - Indonesische Voetbal Bond Magelang (E.A. Mangindaan), dan SIVB - Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Pamoedji). Dari pertemuan tersebut, diambillah keputusan untuk mendirikan PSSI, singkatan dari Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia. Nama PSSI lalu diubah dalam kongres PSSI di Solo pada tahun 1930 menjadi Persatuan sepakbola Seluruh Indonesia sekaligus menetapkan Ir. Soeratin sebagai ketua umumnya.
Daftar ketua umum PSSI dari awal berdiri sampai sekarang ;
No
Nama
Masa Jabatan
1
Soeratin Sosrosoegondo
1930
-          1940
2
Artono Martosoewignyo
1941
-          1949
3
Maladi
1950
-          1959
4
Abdul Wahab Djojohadikoesoemo
1960
-          1964
5
Maulwi Saelan
1964
-          1967
6
Kosasih Poerwanegara
1967
-          1974
7
Bardosono
1975
-          1977
8
Ali Sadikin
1977
-          1981
9
Sjarnoebi Said
1982
-          1983
10
Kardono
1983
-          1991
11
Azwar Anas
1991
-          1999
12
Agum Gumelar
1999
-          2003
13
Nurdin Halid
2003
-          1 April 2011
14
Djohar Arifin Husin
9 Juli 2011  -
18 April 2015
15
La Nyalla Mattalitti
18 April 2015 - 
3 Agustus 2016
16
Edy Rahmayadi
10 November 2016 -
petahana

B.     Prestasi Sepakbola Kabupaten Brebes
Persab (singkatan dari Persatuan Sepakbola Brebes) adalah sebuah klub sepakbola Indonesia yang berbasis di Kabupaten Brebes. Persab saat ini berlaga di Liga Nusantara. Persab didirikan sebagai pusat pengembangan bakat sepakbola putra Kabupaten Brebes.Persab brebes di dirikan pada tahun 1964 ,persab juga melahirkan pemain sepakbola ternama contoh :widodo kiper timnas tahun 70an.
Persab Brebes mempunyai beberapa Julukan yaitu ; Sapi Jabres, Brebes sangat terkenal dengan sapinya yang bernama Sapi Jabres yang besar, kuat dan lincah. diharpakan dengan diberi julukan Sapi Jebres semoga klub Persab bisa menjadi klub sepakbola yang besar, kuat, dan lincah. Laskar Jaka Poleng, Jaka Poleng adalah sosok tokoh masyarakat dari Brebes yang cerdas, bersemangat, dan pantang menyerah. diharpakan dengan diberi julukan Laskar Jaka Poleng semoga klub Persab bisa menjadi klub sepakbola yang yang cerdas, bersemangat, dan pantang menyerah. Kuda Putih, Brebes selain sangat terkenal dengan sapinya juga terkenal dengan kudanya yaitu Kuda Putih, kuat dan lincah. diharpakan dengan diberi julukan Kuda Putih semoga klub Persab bisa menjadi klub sepakbola yang kuat, dan lincah.
Satu satunya prestasi Persab Brebes yaitu ketika Persab mencetak sejarah di pentas sepakbola nasional. Mereka merengkuh gelar juara Piala Soeratin 2016 usai mengalahkan Askot Balikpapan 4-1 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (10/12/2016). Sebelumnya, prestasi terbaik Persab adalah berada di 5 Besar ajang serupa tahun 1970-an. Tak hanya itu, tim berjuluk Laskar Jaka Poleng itu juga dinobatkan sebagai tim fair play. Gelandang mereka, Egy Maulana Vikri dinobatkan sebagai pemain terbaik, sekaligus top skor turnamen dengan 22 gol.

C.    Pembinaan Atlet Usia Muda
Pengertian kata pembinaan menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses, cara, perbuatan membina atau pembaharuan atau penyempurnaan, usaha atau tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Dengan kata lain pola pembinaan olahraga prestasi sepakbola adalah, pelaksanaan usaha penyempurnaan olahraga sepakbola agar mendapatkan prestasi yang lebih baik. Pembinaan olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam mencapai prestasi olahraga. Sistem pembinaan prestasi olahraga di Indonesia adalah pemanduan bakat dan pengembangan bakat. Jadi, untuk mencapai jenjang prestasi tinggi di butuhkan sistem pembinaan yang baik.
Permainan sepakbola adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa baik pria maupun wanita. Permainan sepakbola dalam perkembangan di zaman modern dapat diterima dan dapat digemari oleh masyarakat, hal ini disebabkan karena permainan sepakbola merupakan permainan yang cukup menarik dilihat dari variasi bertahan serta dalam melakukan variasi serangan yang keseluruhannya mengacu pada tingkat penguasaan teknik dalam permainan sepakbola.
Permainan sepakbola saat ini tidak hanya merupakan olahraga yang bersifat reakreasi, sekedar alat untuk meningkatkan kesegaran jasmani saja melainkan telah menuntut kualitas prestasi yang setinggi-tingginya. Dalam usaha pemain sepakbola untuk mencapai prestasi maksimal, persiapan pemain bukan hanya ditekankan pada penguasaan teknik dan taktik saja, tetapi juga kondisi fisik yang sempurna berkat latihan, merupakan syarat penting bagi pemain sepakbola. Sehingga setelah mengalami proses coaching yang baik maka akan dihasilkan pemain sepakbola yang berprestasi tinggi.
Sepakbola merupakan salah satu bagian dari olahraga prestasi. Olahraga prestasi merupakan olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan. Untuk mencapai prestasi yang bagus bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi harus juga ada partisipasi dari masyarakat.
Prestasi tinggi dalam suatu cabang olahraga, membutuhkan prasyarat berupa karakteristik yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga yang bersangkutan. Sebab setiap cabang olahraga memiliki sifat yang spesifik dan karena itu pula pembinaan olahraga merupakan bantuan secara sengaja dan sistematis untuk memenuhi tuntutan tersebut agar dapat dicapai prestasi yang lebih tinggi. Salah satu upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi olahraga khususnya sepakbola adalah dengan mengembangkan perkumpulan olahraga atau klub olahraga melalui sentra pembinaan dan pelatihan.
Di Indonesia permainan sepakbola merupakan olahraga yang sangat merakyat, sehingga olahraga ini sangat memasyarakat di Indonesia. Salah satu kelebihan olahraga sepakbola ini tidak memandang siapa yang ingin melakukannya. Walaupun sepakbola di negara ini sangat populer, tetapi untuk kawasan ASEAN apalagi di tingkat asia dan dunia, tim nasional Indonesia prestasinya masih belum menggembirakan. Hal ini dapat dilihat dari prestasi sepakbola Indonesia yang masih jauh tertinggal dan belum menunjukan prestasi maksimal. Keberhasilan pencapaian prestasi yang maksimal tidak lepas dari pola pembinaan yang ada di Indonesia mulai dari usia dini. Pembinaan yang dilakukan dari usia dini salah satunya melalui Sekolah Sepakbola (SSB), yang merupakan wadah sepakbola yang paling tepat. Sekolah Sepakbola (SSB) saat ini sudah banyak dimana-mana, PSSI sebagai induk organisasi olahraga sepakbola tiap tahunnya selalu mengadakan kompetisi untuk usia-usia dini, seperti Piala Suratin, Liga Danone, dan lain-lain.
Untuk meningkatkan prestasi PSSI perlu dilakukan pembinaan yang serius sejak usia dini. Setiap sekolah sepakbola diberikan dukungan sarana – prasarana dan juga ikut berperan aktif meningkatkan kualitas pelatih agar bisa meningkatkan prestasi dari sekolah sepakbola itu sendiri dan alangkah bagusnya jika itu tidak dilakukan hanya dikota - kota besar tetapi juga diseluruh daerah yang ada di Indonesia sehingga tercipta manusia – manusia muda yang tidak hanya sehat dan bugar tetapi juga berprestasi yang bisa mengharumkan nama bangsa dan negara.
Di kabupaten Brebes, juga mulai banyak berdiri Sekolah Sepakbola (SSB) yang tiap tahun rutin mengadakan kompetisi usia dini. Semua itu tidak lepas dari usaha PSSI Pengcab Brebes untuk membina atlet usia dini. Hal ini sebagai peremajaan pembuatan bibit yang berkualitas di wilayah Brebes. Di kabupaten Brebes sendiri kurang lebih ada 13 SSB yang membina anak usia dini. Salah satunya di kecamatan Bulakamba, di daerah pinggiran pantura terlihat SSB Porsegi Desa Grinting. SSB Porsegi Desa Grinting adalah salah satu SSB yang ada di kecamatan Bulakamba kabupaten Brebes. SSB Porsegi Desa Grinting saat ini memiliki siswa yang terdiri dari usia 13 – 15 tahun. Latihan dilaksanakan di lapangan sepakbola Desa Grinting dimana latihan dilakukan setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu mulai pukul 15’00 – 18’00. Dalam perjalanan waktu SSB Porsegi Desa Grinting telah menghasilkan bibit-bibit pemain sepakbola yang berkualitas dan bisa diambil seleksi untuk bergabung pada tim sepakbola Brebes. Karena SSB ini didirikan untuk menampung bakat dan menyalurkan bakat anak usia dini di Bulakamba dan sekitarnya. Dalam perkembangannya SSB Porsegi Desa Grinting menjadi salah satu SSB yang berprestasi ditingkat kabupaten, ini bisa dilihat karna SSB Porsegi Desa Grinting pernah menjuarai turnamen ditingkat kabupaten. Pada tahun 2013 SSB Porsegi Desa Grinting sanggup merajai dan menjadi jawara di piala Dandim 0713 yang diikuti oleh 13 SSB se-Kabupaten Brebes. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa prestasi sepakbola Brebes di tinggkat Nasional masih sangat kurang, karena masih belum bisa berkiprah di ajang liga-liga profesional. Untuk itu pembinaan Atlet sepakbola di usia dini harus lebih serius lagi agar Kabupaten Brebes bisa memiliki bibit bibit pemain sepakbola berkualitas yang mampu bersaing di tingkat Nasional.















PENUTUP
Kesimpulan
Sepakbola merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua tim yang berbeda dimana masing-masing tim beranggotakan sebelas pemain. Sepakbola merupakan olahraga paling populer di dunia, hampir di seluruh negara menempatkan sepakbola sebagai olahraga paling populer. Begitu juga di Indonesia, sepakbola juga sebagai olahraga paling populer. Hal ini dapat dibuktikan dengan mudahnya permainan sepakbola dapat dijumpai di desa maupun di kota.
Untuk memainkan sepakbola dibutuhkan teknik yang baik, mental yang baik serta pengertian tentang taktik permainan yang baik. Tujuan melakukan olahraga ini pun berbeda-beda. Dari yang hanya untuk menjaga kebugaran, menyalurkan hobi, sampai dengan untuk tujuan pencapaian prestasi atau pemain professional. Untuk menguasai keterampilan dan teknik bermain sepakbola yang baik, dan memiliki fisik prima, serta mental yang bagus, seseorang tentulah harus mengikuti proses pembinaan yang berjenjang dan berkesinambungan sehingga tujuan yang jelas akan dicapai pada tiap jenjang mulai dari sekolah sepakbola (SSB), usia dini, remaja, sampai pada prestasi yang tertinggi pada usia senior. Proses pembinaan juga harus dilakukan secara serius, sesuai dengan program pembinaan dan ilmu-ilmu kepelatihan sepakbola yang benar.
Saran
Untuk mendapatkan bibit muda berprestasi di dunia sepakbola khususnya di Kabupaten Brebes pemerintah harus lebih konsen lagi dalam melakukan pembinaan atau pelatihan terhadap anak muda di wilayah Kabupaten Brebes dengan cara mendirikan sekolah sepakbola (SSB) di setiap kecamatan dengan didampingi oleh tenaga pelajar yang profesional. Karena pada dasarnya Sekolah sepakbola (SSB) memang menjadi salah satu sarana yang tepat untuk melakukan proses pembinaan dan pembentukan mental Atlet sepakbola pada usia dini. Karena pada prinsipnya, di sekolah sepakbola (SSB) tersebut anak-anak akan dilatih keterampilan dasar bermain sepakbola serta akan dibina kualitas fisik dan mentalnya berdasarkan dengan tingkatan umur dan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam latihan agar menghasilkan Atlet muda yang berbakat yang mempunyai kualitas dan prestasi.

DAFTAR PUSTAKA
Prabowo, Ronald. 2016.“Juara Piala Soeratin, Persab Cetak Sejarah” , Artikel diambil dari internet pada 28 Oktober 2019 melalui : https://www.bola.com/indonesia/read/2675276/juara-piala-soeratin-persab-cetak-sejarah
Setiawan, Wawan. 2012.“Karya Ilmiah Sepak Bola” , Artikel diambil dari internet pada  28 Oktober 2019  melalui : http://cabang-olahraga-olahraga.blogspot.co.id/2012/03/karya-ilmiah-sepak-bola.html.
“PEMBINAAN USIA DINI” , Artikel diambil dari internet pada 28 Oktober 2019  melalui : http://persabbrebes12.blogspot.co.id/2013/11/pembinaan-usia-dini.html.
“Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia” ,  Artikel diambil dari internet pada 28 Oktober 2019 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Persatuan_Sepak_Bola_Seluruh_Indonesia.
“Persab Brebes” , Artikel diambil dari internet pada 28 Oktober 2019 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Persab_Brebes.
Pembinaan Atlet Usia Muda” , Artikel diambil dari internet pada 29 Oktober 2019 melalui : http://digilib.unimed.ac.id/24621/3/9.%20KORESTA%20SITUMORANG%20NIM%206103321075%20BAB%20I.pdf
“Sepak bola” , Artikel diambil dari internet pada 28 Oktober 2019 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_bola.
Sekolah Sepakbola (SSB)” , Artikel diambil dari internet pada 29 Oktober 2019 melalui : http://eprints.uny.ac.id/7687/2/BAB%201%20-%2008602241039.pdf
“Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan SSB (Sekolah Sepak Bola) Menggunakan Metode Topsis Berbasis Web” , Artikel diambil dari internet pada 29 Oktober 2019 melalui : https://www.researchgate.net/publication/313644018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...