MEMBANGUN
PEREKONOMIAN YANG MANDIRI (Kec Lingga utara, Kab Lingga, Kepulauan Riau)
MELALUI INDUSTRI PARIWISATA BAHARI
Disusun oleh ;
NAMA
: ISMAIL
INSTITUSI
: UPBJJ-UT
PRODI : S1 AKUNTANSI
ABSTRAK
Kabupaten Lingga
merupakan salah satu kabupaten di provinsi
Kepulauan Riau, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas 2.206 km² dengan jumlah
penduduk sekitar 93.783 jiwa dengan ragam tradisi, kebudayaan dan ciri khas
daerahnya sendiri. Kabupaten Lingga memiliki 9 Kecamatan, 7 kelurahan, dan 74
desa. Salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Lingga yaitu Kecapatan Lingga
Utara yang terdiri dari 12 Desa/Kampung/Kelurahan. Sebagai kecamatan yang
memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah tidak berlebihan jika penulis
menyebutnya sebagai surga yang tersembunyi yang di miliki Indonesia yang
terletak di hamparan Kepulauan Riau.
Potensi
pariwisata bahari di Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga sebenarnya sudah
sejak lama diketahui oleh masyarakat luas, hanya saja pengelolaan dan
pemberdayaan SDM serta pembangunan infrastruktur di Kecamatan ini sedikit
lambat. Sebagai daerah yang jauh dari Ibu Kota Negara mungkin itu menjadi hal yang
amat lumrah, namun tidak selayaknya hal tersebut menjadi alasan untuk selalu
kendor dalam hal pembangunan SDM dan Insfrastruktur di daerah perbatasan.
Kata
Kunci : Kabupaten Lingga,Lingga Utara, Wisata Bahari, Pembangunan Ekonomi.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kecamatan
Lingga Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau merupakan daerah yang memiliki
banyak potensi kepariwisataan dari Sumber Daya Alam (SDA), hingga seni dan
budaya. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan
masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah daerah, dan pengusaha (UU No
10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan).
Potensi
kepariwisataan di Kabupaten Lingga tersebar di beberapa wilayah barat dan timur
pulau Lingga. Dari beberapa potensi yang kaya akan sumber daya alam tersebut
salah satunya terdapat di Kecamatan Lingga Utara dengan potensi yang sangat
luar biasa di sektor pariwisata utamanya yaitu potensi wisata pantai atau
bahari (laut). Wisata pantai dan bahari merupakan salah satu potensi yang
sangat menonjol di Kecamatan Lingga Utara sebagai ciri khas daerah yang
dikelilingi oleh Pulau dan laut pastinya. Untuk itulah perlu adanya
pemeliharaan cagar budaya dan laut agar kawasan wisata dapat dikembangkan dan
berdampak positif. Sebagai mana dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kabupaten
Lingga Nomor 13 2011(Pasal 14) bahwa seluruh penyelenggara kegiatan usaha daya
tarik wisata alam wajib memperhatikan menjaga pelestarian lingkungan alam dan
budaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undang yang berlaku.
Berdasarkan penjelasan diatas wilayah kawasan wisata yang kaya akan cagar
budaya alam, laut, serta terumbu karang harus dikelola dengan baik dan sesuai
ketentuan agar terciptanya tujuan pariwisata untuk pembangunan daerah.
Tanggung
jawab pemerintah dalam pengembangan Destinasi Pariwisata Unggulan Daerah (DPUD)
dikawasan objek wisata tertuang dalam peraturan Bupati Lingga Nomor 13 Tahun
2011 pasal 5 diuraikan bahwa pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap :
Pembangunan daya tarik wisata, pembangunan sarana dan prasarana umum, fasilitas
umum dan fasilitas pariwisata, pembangunan aksesibilitas dan atau transportasi
dan pemberdayaan masyarakat.
Program
yang dilaksanakan di kawasan wisata diatas bertujuan untuk memperkenalkan
Kabupaten Lingga dan potensi wisatanya kepada wisatawan yang berkunjung melalui
media masyarakat sebagai pelakunya. Posisi masyarakat sangatlah penting karena
pariwisata dapat dijadikan sarana bagi masyarakat untuk berkembang melalui
kegiatan ekowisata, sehingga potensi manusia dapat diberdayakan dengan baik dan
tidak lagi menjadi penonton melainkan dapat berinteraksi secara langsung dengan
wisatawan mancanegara yang berkunjung. Program itulah yang perlu dikembangkan
oleh pemerintah dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga sebagai
implementasi tujuan awal pemerintahan yaitu sebagai wujud hubungan antara
kebijakan pemerintah dengan masyarakat.
Namun
pada prateknya tidak semudah membalikan telapak tangan dalam hal pembangunan
dan pemanfaatan Sumber Daya Alam secara maksiamal. Berbagai hambatan atau
masalah muncul seiring dengan keniatan pemerintah untuk membangun daerah
perbatasan, dari masalah dana atau modal sampai masalah Sumber Daya Manusia
yang belum siap untuk bersaing dengan daerah lainya. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengupas lebih dalam lagi permasalah yang ada dalam proses
pembangunan daerah perbatasan dari sektor pariwisata bahari dengan menarik
judul “MEMBANGUN PEREKONOMIAN YANG MANDIRI (Kec Lingga Utara Kab Lingga
Kepulauan Riau) MELALUI INDUSTRI PARIWISATA BAHARI”.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis akan
membahas tiga permasalahan yang amat menarik yaitu ;
1) Potensi
apa saja yang dimiliki Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau ?
2) Masalah
apa saja yang menjadi penghambat pembagunan di Kecamatan Lingga Utara Kabupaten
Lingga Kepulauan Riau ?
3) Apa
saja yang harus dibenahi agar pariwisata bahari di Kecamatan Lingga Utara Kabupaten
Lingga Kepulauan Riau dapat bersaing ?
C.
Tujuan
Penulisan
Dalam
karya ilmiah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu ;
1) Untuk
mengetahui potensi yang dimiliki Kecamatan Lingga Utara terutama di industri
Pariwisata Bahari.
2) Untuk
mengatahui apa saja yang menjadi penghambat dalam proses pembangunan di
Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.
3) Dan
untuk mengetahui apa saja yang harus dibenahi atau cara menyikapi segala
permasalahan yang muncul dalam proses pembangunan ekonomi di Kecamatan Lingga
Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau.
D.
Manfaat
Penulisan
1) Bagi
Penulis, untuk menambah pengetahuan dan memberikan wawasan mengenai hal
pembangunan di daerah perbatasan.
2) Bagi
Pemerintah, untuk dijadikan bahan referensi dalam hal penanganan masalah yang
timbul dalam proses pembangunan daerah melalui melalui industri pariwisata
bahari.
3) Bagi
Masyarakat, untuk memberikan pengetahuan lebih tentang membangun dan
melestarikan lingkungan dalam rangka memajukan perekonomian di daerahnya.
PEMBAHASAN
A.
Potensi
yang dimiliki Kecamatan Lingga Utara Kab Lingga Kep Riau.
Kabupaten
Lingga yang dikenal sebagai Negeri Bunda Tanah Melayu, merupakan surga wisata
alam di wilayah perbatasan Kepulauan Riau (Kepri), Singapura dan Malaysia.
Potensi kepariwisataan di Kabupaten Lingga tersebar di beberapa wilayah pulau
Lingga. Dan dari segala keindahan alam pulau Lingga tersebut terdapat pada Kecamatan
Lingga Utara yang tersebar di 12 Desa/Kampung/Kelurahan. Dari beberapa potensi
tersebut di antaranya ;
Potensi Pariwisata Bahari
1) Pantai
Dungun
Pantai
Dungun terletak di Desa Belungkur, Kecamatan Lingga Utara, Kepulauan Riau,
Indonesia. Pantai ini disebut – sebut sebagai pantai paling eksotis di
Kecamatan Lingga Utara. Keindahan Pantai Dungun ini bukan hanya pemandangan
luas dan lepas, namun landai pantai dan pasir putih yang luas cukup mempesona
siapa saja yang berkunjung. Keindahan Pantai Dungun
tersebut bukan dari sudut pantai saja. Akan tetapi, apabila dilihat dari atas
bukit jalan baru menuju Pantai Dungun, keindahan biru laut dan pasir putih
sangat menyejukkan pandangan mata. Selain itu, ombak yang bergulung ke pinggir
pantai, sering dimanfaatkan anak anak pantai setempat untuk bermain. Apalagi di
musim utara, ada sebagian anak-anak yang bermain surfing di pantai tersebut.
Selain pantai dan laut, terdapat juga beberapa
pohon cemara yang rindang untuk dimanfaatkan pengunjung berteduh kala terik
mentari menusuk kulit kepala.
Namun bagi para pelancong yang dari luar Kab. Lingga
jangan mengaharapkan di tempat tersebut ada penginapan, karena letaknya yang
jauh dari pedesaan membuat fasilitas seperti Hotel/penginapan, Minimarket atau
pusat perbelanjaan lainya itu tidak ada. Akan tetapi jangan kawatir bagi
pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman, di sepanjang jalan menuju
Pantai Dungun terdapat warung-warung yang menyediakan makanan dan minuman khas
pesisir.
2)
Goa Kelelawar dan
Pantai Pasir Putih Desa Teluk
Desa Teluk Kecamatan
Lingga Utara miliki potensi alam yang tak kalah indah dengan desa-desa yang
berada di Kabupaten lainnya. Kecamatan ini terletak paling timur pulau Lingga, Desa
Teluk menyimpan potensi wisata Goa Kelelawar dan Pantai Pasir Putih yang indah.
Keindahannya tak usah diragukan lagi, pasir putih yang terbentang luas di
bumbui serpihan kerang dan batu karang yang tergerus ombak. Disamping pantainya
yang bagus, Pantai Pasir Putih juga mempunyai destinasi wisata lainnya yaitu
Goa Kelelawar yang di dalamnya menyuguhkan pemandangan hujan di atap goa
melalui Stalaktit dan Stalagmit yang terbentuk dari endapan batu kapur serta
material bumi lainnya.
Sayangnya akses jalan yang buruk
membuat potensi wisata ini belum tereskpose penuh ke dunia luar. Warga sekitar
yang rata-rata SDM-nya kurang juga belum mampu mengelola potensi alam yang ada
sehingga kebanyakan dari mereka pergi melaut untuk memenuhi kebutuhan. Padahal,
potensi wisata yang ada di desa mereka begitu besar yang nantinya diharapkan
mampu menggenjot perekonomian warga ke arah yang lebih mandiri.
3)
Air Terjun Resun
Selain
wisata pantai atau wisata bahari, Kecamatan Lingga Utara juga menyimpan keindahan
lainnya di dataran tinggi yaitu Air Terjun Resun. Air Terjun Resun merupakan
salah satu kawasan obyek wisata yang berada di Desa Resun, Kecamatan Lingga
Utara, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau. Beberapa keistimewaan dari
air terjun ini adalah airnya yang sangat jernih dan masih sangat alami. Airnya
sendiri berasal dari beberapa sungai yang bersumber dari Gunung Daik. Selain
dari airnya yang sangat jernih, di air terjun ini para wisatawan juga dapat
menikmati suasana alam yang masih asri dan alami. Kondisi di sekitar air terjun
yang masih terdapat banyak pohon-pohon yang tinggi, gemericik air yang yang
jatuh dilengkapi dengan suara-suara alam mampu menghadirkan suasana relaksasi
yang dapat menenangkan jiwa.
Air
Terjun Resun ini berketinggian sekitar 100 meter dengan landasan terjun sekitar
45 derajat yang mengakibatkan airnya tidak langsung terjatuh ke dasar melainkan
tetap mengalir di dinding landasan tersebut. Keunikannya lainnya, air terjun
ini memiliki dua belas tingkatan. Di beberapa tingkatan, wisatawan juga dapat
merasakan kesegaran airnya dengan mandi dan berenang. Di antara tingkatan
tersebut yang dapat digunakan adalah pada tingkatan ke empat dan tingkatan
terakhir atau bagian bawah yang membentuk kolam yang dalam sehingga sangat cocok
untuk mandi dan berenang.
Di
Lokasi ini, para wisatawan juga dapat menyaksikan event tahunan yakni Mandi
Syafar. Menurut masyarakat sekitar, kegiatan ini sudah dilakukan turun-temurun
yang berlangsung sejak Sultan Lingga Riau terakhir, Sultan Abdurrahman
Muazamsyah hingga saat ini. Mandi Syafar sendiri merupakan sebuah ritual yang
dipercaya mampu menjauhkan diri dari bencana dan keburukan.
B.
Masalah
yang menjadi penghambat pembagunan di Kecamatan Lingga Utara
Keadaan
perbatasan negara di wilayah Indonesia kurang lebih tidak akan jauh dari
kondisi 3-ter (terisolasi, termiskin, terbelakang). Selain menjadi penghambat
dari cita-cita yang ingin menjadikan perbatasan sebagai beranda depan negara
yang mandiri, keadaan ini memperlihatkan pada kita bahwa masih banyak ‘PR’ yang
mesti dilakukan pemerintah dalam menjaga keutuhan negara. Kondisi 3-ter ini
pula membuat daerah perbatasan menjadi lebih rentan, entah itu gempuran dari
luar maupun dari dalam negeri sendiri yang berkaitan dengan konteks pertahanan
negara, politik, ekonomi, ideologi dan sosial budaya, yang mana dari
masing-masing konteks ini menjadi cabang-cabang lain dari hambatan dalam
mewujudkan perbatasan daerah yang mandiri.
Dalam
rangka menyelesaikan permasalahan terkait 3-ter, pembangunan yang mesti dilakukan
oleh pemerintah antara lain perbaikan infrastruktur; pembangunan jalan yang
akan memudahkan akses ke dan dari perbatasan, pembangunan fasilitas umum untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat dan kualitas SDM di wilayah perbatasan,
yang diharapkan dapat mendorong aktivitas ekonomi di daerah ini. Bukan hanya
itu, diharapkan juga hal ini akan berdampak baik di berbagai bidang yang lain.
Pada
umumnya daerah-daerah perbatasan termasuk ke dalam kriteria desa miskin dengan
pertumbuhan cenderung lebih lambat dibandingkan dengan desa-desa di sekitarnya.
Beberapa faktor penyebab lambatnya pertumbuhan desa-desa di daerah perbatasan
diantaranya:
1) Belum
ditemu-kenalinya secara mendalam dan menyeluruh mengenai potensi sosial-ekonomi
masyarakat di daerah perbatasan, yang pada dasarnya merupakan faktor pendukung
ketahanan masyarakat di wilayah perbatasan tersebut
2) Lemahnya
kemampuan pelayanan sosial dan ekonomi masyarakat di wilayah perbatasan
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang harus dilayani; dan
3) Kurang
terdistribusinya secara merata pelayanan sosial dan ekonomi di wilayah
perbatasan dilihat atas dasar lokasi atau agihan keruangan (spatial
distribution) (Listiyah Miniarti, 1996).
Di
samping faktor-faktor tersebut, lambatnya perkembangan daerah-daerah perbatasan
juga masih ditambah lagi oleh imbas dampak kesenjangan antara desa-kota,
seperti investasi ekonomi (dalam bidang infrastruktur dan kelembagaan) yang
cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan, yang berakibat pada lebih
cepatnya wilayah perkotaan tumbuh dan berkembang, sedangkan wilayah perdesaan
relatif tertinggal (urban bias).
Namun,
pembangunan di wilayah perbatasan tidak akan lepas dari kendala yang menerjang
dari berbagai faktor, seperti yang sudah disebutkan di atas. Kecemburuan daerah
lain mengenai pembangunan di daerah perbatasan juga tidak dapat diindahkan.
Bisa jadi, ada permainan politik yang dapat menghambat pembangunan di wilayah
perbatasan, dan ini kemudian akan berdampak pula pada perwujudan wilayah
perbatasan sebagai beranda depan negara.
Walaupun
begitu, perhatian pemerintah pusat sekarang yang dicurahkan dalam pembangunan
di wilayah perbatasan patut disyukuri, dan akan terus berlanjut hingga
perbatasan sebagai beranda depan negara berhasil terwujud. Karena seyogyanya,
pemerintah pusat memegang wewenang tertinggi dalam menyetir negara, termasuk
peranannya dalam keputusan untuk pembangunan di wilayah perbatasan.
C.
Apa
yang harus dibenahi agar Potensi Pariwisata Bahari di Kecamatan Lingga Utara
dapat dimanfaatkan secara maksiamal.
Pembangunan
daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Pengelolaan daerah
yang ingin dicapai perhatian yang lebih fokus agar terjadi peningkatan kualitas
pembangunan dan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Secara garis besar,
masalah pembanguanan daerah. masalah yang berdimensi lokal menjadi kemiskinan;
masalah yang berdimensi nasional dengan kegiatan ekonomi ilegal; dan
permasalahan yang berdimensi regional seperti kesenjangan sosial antara
penduduk negeri dengan penduduk negara tetangga, serta garis batas tapal batas;
dan masalah berdimensi ekonomi,
Pembangunan
daerah yang membutuhkan pembangunan gedung, koordinasi, dan kerja sama yang
efektif mulai dari pusat sampai ke tingkat kabupaten / kota, yang dijabarkan
melalui kebijakan makro yang pelaksanaannya strategis dan operasional dengan.
Dalam hal ini, pembangunan daerah terbuka perlu dilandasi semangat,
konsistensi, dan etika / moral yang baik dari pihak penyelenggara baik dari
pusat maupun di daerah kabupaten / kota, demi ke negara dan negara, serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Demi
percepatan pertumbuhan ekonomi di daerah perbatasan, pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah harus cepat, tepat dan sigap dalam mengambil keputusan fokus
pembangunan. Karena keputusan pemerintahlah yang dapat menentukan cepat atau
lambatnya perkembangan ekonomi di suatu daerah tersebut. Pemerintah harus
mempunyai konsep terpadu dalam pembangunan agar pembangunan tersebut lebih
terfokus dan tidak terlihat seperti sedang menghambur-hamburkan uang negara.
Pembangunan yang menjadi fokus utama ada 2 yaitu Pembangunan Infrastruktur dan
Pembangunan SDM.
1) Pembangunan Infrastrukur
Pembangunan
infrastruktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk mempercepat
proses pembangunan nasional. Infrastruktur juga memegang peranan penting
sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Ini mengingat gerak laju
dan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat pisahkan dari ketersediaan
infrastruktur. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini menjadi fondasi dari pembangunan
ekonomi selanjutnya.
Fokus Pembangunan infrastruktur
dapat dibagi menjadi beberapa bagian di antaranya ;
a) Pembangunan
Akses Jalan
Pembangunan
ini terfokus terhadap pembangunan jalan Tol, jalan raya perkotan maupun jalan
desa yang menghubungkan antara perkotaan dan pedesaan, ataupun jalan-jalan
kecil yang menghubungkan antara masyarakat ke fasilitas sosial seperti
fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan juga akses jalan menuju obyek
pariwisata.
b) Pembangunan
Fasilitas Transportasi
Pembangunan
ini berfokus pada pembangunan Pelabuhan, Bandara dan Terminal yang dapat
memudahkan pendistribusian dari Ibu Kota Negara. Dan juga fasilitas tersebut
dapat memudahkan turis dari manca Negara untuk masuk kewilayah tersebut.
c) Pembangunan
Fasilitas Sosial
Penbangunan ini
berfokus terhadap pembangunan fasilitas pendidikan, kesehatan dan pusat
perbelanjaan untuk kebutuhan sehari-hari agar dekan dengan masyarakat.
2)
Pembangunan
Sumber Daya Manusia
Pengembang sumber daya manusia
Indonesia adalah bagian dari proses dan tujuan dalam pembangunan nasional
Indonesia. Oleh karena itu, pikiran-pikiran pembangunan yang berkembang di
Indonesia dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan
tidaknya terhindarnya keikutsertaan bangsa Indonesia dalam proses global yang
sedang berlangsung itu. Diharapkan proses ini membawa keuntungan dan mendorong proses
pembangunan nasional. Hal yang ingin dicegah adalah bahwa bangsa Indonesia
hanyut tanpa kendali dalam arus globalisasi itu dan tenggelam didalamnya, dan
bahwa proses globalisasi akan berwujud proses dehumanisasi. Pada waktu yang
bersamaan, bangsa Indonesia juga menghadapi tantangan untuk mengejar
ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Oleh
karena itu, pembangunan bangsa yang maju dan mandiri, untuk mewujudkan
kesejahteraan, mengharuskan dikembangkannya konsep pembangunan yang bertumpu pada
manusia dan masyrakatnya. Atas dasar itu untuk mencapai tujuan pembangunan yang
demikian, titik berat pembangunan diletakkan pada bidang ekonomi dengan kualitas
sumber daya manusia.
Dalam konteks
pembangunan nasional, pembangunan manusia yang seutuhnya, kemampuan profesional
dan kematangan kepribadian saling memperkuat satu sama lain. Profesionalisme
dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh,
sementara kepribadian yang tangguh merupakan prasyarat dalam membentuk
profesionalisme. Minimal ada empat kebijkasanaan pokok dalam upaya peningkatan
sumber daya manusia (SDM), yaitu:
a) Peningkatan
kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya seperti jasmani, rohani,
dan keuangan, maupun kualitas kehidupannya seperti perumahan dan pemukiman yang
sehat,
b) Peningkatan
kualitas SDM yang produktif dan upaya pemerataan penyebarannya,
c) Peningkatan
kualitas SDM yang berkemampuan dalam memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai
iptek yang berwawasan lingkungan, serta
d) Pengembangan
pranata yang meliputi kelembagaan dan peran hukum yang mendukung upaya
peningkatan kualitas SDM.
Kebijaksanaan
ini merupakan kebijaksanaan yang bersifat lintas sektoral serta menjadi dasar
keterpaduan kebijaksanaan dan program yang bersifat sektoral. Secara
operasional upaya peningkatan kualitas SDM dilaksanakan melalui berbagai sektor
pembangunan, antara lain sektor pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, kependudukan,
tenaga kerja, dan sektor-sektor pembangunan lainnya.
Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas, maka koordinasi antar lembaga
pemerintah, maupun antara lembaga-lembaga dimasyarakat dalam pengembangan SDM
perlu lebih dikembangkan. Masyarakat, termasuk dunia usaha (swasta), koperasi
dan organisasi kemasyarakatan lainnya didorong untuk lebih partisipatif dalam
berbagai upaya peningkatan kualitas SDM.
PENUTUP
Kesimpulan
Alam Indonesia
adalah surga, debu-debu dari surga itu turun dan tersebar rata dihamparan pulau
Indonesia. Hampir setiap pulau yang ada Indonesia mempunyai keindahan dan
keunikan masing-masing. Kekayaan hayati, hewani dan hasil bumi yang tak
terhitung jumlahnya membuat Negara lain iri dan ingin memiliki kekayaan alam
seperti Indonesia.
Kepulauan Riau
misalnya, Riau merupakan potret kecil kekayaan alam yang dimiliki Negara yang
kita cintai ini. Di kawasan kepulauan Riau terdapat pulau pulau kecil yang
memiliki keindahan alam yang belum banyak tersentuh oleh pembangunan sehingga
masih sangat asri. Salah satunya ada di Kecamatan Lingga Utara Kabupaten Lingga
Kepulauan Riau. Alamnya yang indah membuat siapa saja yang pernah berkunjung tidak
akan rela untuk angkat kaki pergi meninggalkan Pulau Lingga ini.
Namun sayangnya
keindahan alam yang dimiliki pulau lingga tersebut tidak dibarengi dengan
pembangunan Infrastruktur dan fasilitas lainnya yang memadai. Jalan akses
menuju ke lokasi wisata menjadi masalah utama enggannya pengunjung untuk mengeksplor
wisata di Kabupaten Lingga Utara ini. Medan yang susah dilewati dan jalan yang
berlubang menuju lokasi wisata sering menjadi keluhan para wisatawan. Fasilitas
seperti penginapan dan perbelanjaan juga sangat minim, padahal tujuan berwisata
adalah bermalam menikmati alam dan berbelanja.
Saran
Dari semua masalah yang ada, penulis mempunyai
beberapa saran untuk kemajuan perekonomian Kecamatan Lingga
Utara Kabupaten Lingga Kepulauan Riau sebagai berikut ;
a)
Pembangunan infrastruktur yang terarah dan terprogram dengan fokus
pembangunan jangka panjang misalnya dengan membangun akses luar pulau seperti
Pelabuhan dan Bandara. Dan juga pembangunan jalur darat seperti pembuatan
Terminal, jalan Tol, jalan penghubung antara kota dan desa, serta membangun
jalan akses menuju objek pariwisata.
b)
Membangun fasilitas penunjang seperti hotel/penginapan,tempat perbelanjaan, dan tempat
kesehatan agar pengunjung dapat mengaksesnya dengan mudah.
c)
Memberikan
pelatihan yang terfokus terhadap produk Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan
bernilai tinggi yang mampu bersaing, mengelola dan memanfaatkan seluruh Sumber
Daya Alam yang dimiliki tanpa merusaknya.
Sumber Daya Alam yang
melimpah bukanlah jaminan untuk menjadikan suatu Negara tersebut maju, kesiapan
pemerintah dalam hal pengelolaan SDA dengan menyiapkan SDM yang berkualitaslah
yang akan menjadi penentu Negara tersebut akan maju atau selamanya tetap
tertinggal. Jika Infrastruktur dikelola dengan baik dan SDM di Kecamatan Lingga
Utara dilatih menjadi SDM yang berkualitas dan mampu mengambil segala peluang
yang ada, bukan tidak mungkin kecamatan ini bisa menjadi kecamatan yang
mempunyai ketahanan ekonomi yang mandiri di kawasan perbatasan.
DAFTAR PUSTAKA
Irdatama. 2016. “Refleksi
Pembangunan Perekonomian Desa Guna Menghidupkan Perekonomian Bangsa”. Artikel
diambil dari internet pada 25 Februari 2018 melalui : https://tama-anindita.blogspot.co.id/search?q=Refleksi+Pembangunan+Perekonomian+Desa+Guna+Menghidupkan+Perekonomian+Bangsa.
Landoala, Tasrif. 2013. “Permasalahan
Daerah Perbatasan”. Artikel diambil dari internet pada 23 Februari 2018 melalui : http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/09/permasalahan-daerah-perbatasan_3409.html.
Riyad.
2017. “Pantai Dungun, Surga Eksotis
Dengan Pasir Putih Kabupaten Lingga”. Artikel diambil dari internet pada 26 Februari 2018 melalui : https://www.tempat.me/wisata/Pantai-Dungun.
“Air Terjun Resun”. Artikel diambil dari internet pada 27 Februari 2018 melalui : https://utiket.com/id/obyek-wisata/tanjung_pinang/227-air_terjun_resun_.html.
“Air Terjun Resun di Kabupaten Lingga, Riau, Puncak
Keramaian Saat Ritual Mandi Syafar”. Artikel diambil dari internet pada 27 Februari 2018 melalui : http://www.tribunnews.com/travel/2015/06/02/air-terjun-resun-di-kabupaten-lingga-riau-puncak-keramaian-saat-ritual-mandi-syafar.
“Goa Kelelawar dan Pantai Pasir Putih Jadi Daya tarik
Desa Teluk Lingga” , Artikel diambil dari internet pada 27
Februari 2018 melalui : http://batampos.co.id/2016/12/30/goa-kelelawar-dan-pantai-pasir-putih-jadi-daya-tarik-desa-teluk-lingga/.
“Kabupaten Lingga” ,Artikel diambil dari internet pada 27 Februari 2018 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lingga#Sejarah.
“Lingga, Surga Wisata Alam di Wilayah Perbatasan”. Artikel
diambil dari internet pada 28 Februari 2018 melalui : http://terkininews.com/2017/11/14/Lingga-Surga-Wisata-Alam-di-Wilayah-Perbatasan.html.
“Lingga Utara, Lingga”. Artikel diambil dari internet pada 27 Februari 2018 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Lingga_Utara,_Lingga.
“Pengembangan sumber daya manusia Indonesia”. Artikel
diambil dari internet pada 23 Februari 2018 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_sumber_daya_manusia_Indonesia.
“Peran Pariwisata Dalam Pembangunan”. Artikel
diambil dari internet pada 25 Februari 2018 melalui : http://anakulibali.blogspot.com/2014/01/peran-pariwisata-dalam-pembangunan.
“Potensi Pariwisata” ,Artikel diambil dari internet
pada 27
Februari 2018 melalui : http://www.linggakab.go.id/f-potensi-pariwisata/114-potensi-pariwisata.
“Pesona air terjun resun Lingga”. Artikel
diambil dari internet pada 25 Februari 2018 melalui : http://lifestyle.kontan.co.id/news/pesona-air-terjun-resun-lingga.
“Workshop Pembangunan Daerah
Perbatasan Indonesia”. Artikel diambil dari internet pada 28 Februari 2018
melalui : http://lipi.go.id/berita/workshop-pembangunan-daerah-perbatasan-indonesia/186.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar