PERAN E-COMMERCE
TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
Disusun oleh ;
Shandy Efril
Suwardi
XXXXXXXXX
UPBJJ UT
PALANGKARAYA
S1 AKUNTANSI
Abstrak
Dunia digital
diprediksi akan menjadi poin krusial bagi seluruh aktivitas manusia, termasuk
aktivitas bisnis. Beberapa indikator yang bisa digunakan saat ini antara lain
naiknya pengeluaran iklan digital, pertumbuhan kepemilikan smartphone yang
menyediakan kemudahan akses internet, perbaikan infrastruktur telekomunikasi
dalam rangka peningkatan kualitas akses data, serta diluncurkannya layanan 4.5G.
Menurut data Facebook, 74% pengguna internet di Indonesia menggunakan perangkat
mobile (Utomo, 2016). Semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia
menjadikan pasar yang sangat bagus untuk pelaku industri e-commerce. Maka
tidaklah heran jika di Indonesia bermunculan e-commerce dan marketplace besar
dengan modal yang fantastis bagi ukuran industri di Indonesia, sebut saja Matahari
Mall, Bukalapak, Lazada, Blibli, Tokopedia dan lain-lain. Tidak hanya situs
berbelanja yang resmi bermunculan, tetapi ada juga yang hanya menggunakan akun
pribadi dari pelaku e-commerce di media sosial seperti Instagram, Facebook,
BBM, Twitter. Situs, media sosial, dan aplikasi mobile messaging merupakan
media yang sangat penting bagi pelaku UKM dalam berinteraksi dengan konsumen
(Deloitte, 2015). Sebanyak 38% pemilik dan manager bisnis menyatakan bahwa
situs merupakan hal yang sangat penting bagi mereka untuk berinteraksi dengan
konsumen, sedangkan 32% dan 23% memilih media sosial dan aplikasi mobile
messaging dalam berinteraksi dengan konsumen.
Kata Kunci : E-Commerce, UMKM,
Marketplace, Jaringan Internet.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi dewasa ini semakin pesat, manfaat kecanggihan teknologi dapat
digunakan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan jual-beli secara online.
Hanya dengan satu genggaman melalui aplikasi jual-beli online yang ada pada
smartphone kita dapat membeli barang
yang kita inginkan tanpa harus keluar rumah. Adanya e-Commerce yang menggunakan
sistem pembayaran dengan cara transfer atau non tunai maka dapat mendorong
terciptanya masyarakat Less Cash Society (LCS) yang dirasa lebih cepat, efisien
dan praktis. Peningkatan jumlah anggota online shop juga membuat nilai
transaksi e-commerce di Indonesia mengalami peningkatan dimana pada tahun 2016
dengan pengguna belanja online yang mencapai
8,7 juta dan nilai transaksi $4.89 miliar membuat bisnis melaui e-Commerce
semakin menggiurkan.
Pada
era globalisasi yang semakin berkembang ini, internet bukan lagi menjadi suatu
hal yang tabu bagi seluruh masyarakat di dunia ini. Hampir tidak ada orang yang
tidak tahu internet. Internet menghubungan berjuta hingga milyaran pengguna
tidak hanya di suatu tempat melainkan di seluruh dunia. Dewasa ini internet
tidak terbatas hanya pada pemanfaat informasi yang dapat diakses melalui satu
media melainkan dapat juga digunakan sebagai sarana untuk melakukan transaksi
yang dapat memunculkan sebuah market place baru dan sebuah jaringan bisnis yang
luas dan tidak tebatas oleh tempat dan waktu.
Internet
merupakan jaringan yang luas dari server dan komputer yang terhubung antara
satu sama lain melalui saluran telepon, gelombang mikro, satelit, dll. Dalam
perkembangannya, internet sekarang bukan hanya berfunggsi sebagai media
informasi dan media komunikasi saja. Namun, internet juga dapat menambah
pendapatan seseorang dalam bidang perekonomian. Apalagi di zaman seperti
sekarang ini, manusia menyukai semua hal yang berbau praktis dan otomatis untuk
menjalankan kelangsungan hidupnya terutama dalam hal menjalankan transaksi jual
beli.
Sekarang
ini dalam dunia perdagangan sudah tidak ada jangkauan ruang dan waktu. Manusia
dituntut untuk melakukan perdagangan dengan menyediakan layanan jasa dan barang
secara cepat. Disamping dengan perkembangan teknologi informasi kini dapat
meningkatkan kinerja secara cepat, tepat dan akurat. Kemajuan teknologi
informasi mendorong perusahaan-perusahaan melakukan praktek penjualan dan
pemasaran yang baru sampai dengan layanan penyediaan jasa dan barang dapat
dilakukan secara cepat. Internet menjadi salah satu bagian dari kemajuan
teknologi informasi. Konsumen yang berada di seluruh dunia dapat mengakses internet
dimana saja. Gaya hidup konsumen yang kini menjadi lebih instan.
Salah
satu peluang yang harus dimanfaatkan oleh usaha mikro kecil dan menengah adalah
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi yang dapat dilakukan Usaha Mikro Kecil
Menengah dalam penyediaan layanan cepat, tepat dan akurat adalah dengan
Penggunaan Electronic Commerce atau E-Commerce. Menurut Bryan A. Garner dikutip
oleh Abdul Halim Barakatullah dalambukunya yaitu (2005 : 12) menyatakan sebagai
berikut : E - Commerce praktek jual beli barang dan jasa konsumen online
melalui internet telah menjadi awalan populer untuk istilah lain yang terkait
dengan transaksi elektronik. maka akan memberikan kesempatan kepada konsumen
untuk melakukan keputusan pembelian.
Peluang
lain yang didapatkan UMKM yaitu adanya kebijakan pemerintah yang sudah
mengupayakan agar pelaku usaha kecil dan menengah dapat memperluas wawasannya
mengenai peluang dan tantangan melalui sitem ponline atau yang biasa dikenal
dengan e-commerce. Penyusunan rancangan peraturan pemerintah yang merupakan
regulasi e-commerce ini di amanakatkan oleh Undang-undang 7/2014 tentang
perdagangan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut
tentang online shoping dengan menarik judul “Peran E-Commerce Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)”.
B. Rumusan
Masalah
Dalam karya
ilmiah ini penulis ingin menjelaskan beberapa hal diantaranya ;
1)
Apa
itu E-Commerce dan perkembangannya sekarang ?
2)
Apa
peran E-Commerce terhadap perekonomian global ?
3)
Apa
dampak dari adanya fenomena belanja online di Indonesia ?
C. Tujuan
Penulisan
1)
Mengetahui
apa itu E-Commerce dan perkembangannya di Indonesia.
2)
Mengetahui
peran E-Commerce terhadap perekonomian global.
3)
Mengetahui
dampak dari adanya fenomena belanja online di Indonesia.
D. Manfaat
Penulisan
1)
Bagi
Penulis, menambah wawasan tentang apa itu E-Commerce dan perkembangannya di
Indonesia.
2)
Bagi
Pemerintah, untuk mengetahui peran E-Commerce terhadap perekonomian global.
3)
Bagi
Masyarakat atau Pelaku Usaha, untuk mengetahui bahwa fenomena belanja online
sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM di Indonesia
PEMBAHASAN
A. E-Commerce
dan perkembanganya di Indonesia
Seiring berjalannya waktu, teknologi
dan internet sudah semakin berkembang dan menjadi salah satu alat atau media
yang digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satu contoh dari kegunaan
teknologi yang dilengkapi dengan manfaat internet adalah e-commerce. E-commerce atau
yang lebih dikenal sebagai electronic commerce atau perdangangan elekronik
merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik. E-commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem
manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis (BOC
Indonesia, 2008). Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-commerce ini
sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan
transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply
chain management), pemasaran elektronik (e-marketing), atau pemasaran online
(online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction
processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI),
dll.
E-commerce merupakan bagian dari
e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekadar
perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan
nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-commerce juga
memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat
elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya
sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini. Beberapa
contoh yang merupakan perusahaan yang menganut system e-commerce adalah eBay, Yahoo, Amazon.com,
Google, dan Paypal.
Ecommerce sendiri berasal dari
layanan EDI (Electronic Data Interchange), layanan EDI ini telah berkembang
sedemikian pesatnya di negara-negara yang mempunyai jaringan komputer dan
telepon. Jika sebelumnya kita telah sering menggunakan media elektronik seperti
telepon, fax, hingga handphone untuk melakukan perniagaan / perdagangan,
sekarang ini, kita dapat menggunakan internet untuk melakukan perniagaan.
E-Commerce memiliki beberapa jenis, yaitu: Business to business (B2B), Bisnis
antara perusahaan dengan perusahaan lain. Business to consumer (B2C) Retail,
sifatnya melayani pelanggan yang bervariasi. Consumer to consumer (C2C), Sifarnya
lelang (auction). Government: G2G, G2B, G2C, melakukan layanan terhadap
perusahaan untuk keperluan bisnis hingga melayani masyarakat.
Perkembangan e-commerce telah menyebar ke berbagai negara,
seperti Amerika Serikat dan beberapa negara di ASEAN. Pertumbuhan e-commerce di negara ASEAN, khususnya Indonesia,
telah berkembang pesat dengan jumlah pengguna internet mencapai 88.1 juta (PresidenRI, 2016) dan nilai
transaksi yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia mencapai angka 130 triliun rupiah(Mitra, 2014). Angka tersebut
didapat bukan hanya dari transaksi di kota-kota besar Indonesia, tapi juga dari
kota-kota kecil yang telah mengikuti perkembangan zaman pasar e-commerce.
Berdasarkan data dari sebuah lembaga
riset, pasar e-commerce Indonesia akan
semakin meningkat dan lebih tinggi dibandingkan negara ASEAN lainnya seperti
Malaysia, Thailand, dan Filipina. Beberapa contoh perusahaan yang telah menjadi
“raksasa” dalam dunia e-commerce Indonesia
adalah BukaLapak, Blibli.com, Lazada, Zalora, Berrybenka, Tokopedia, dan masih
banyak lagi. Perusahaan-perusahaan tersebut telah sukses memanfaatkan peluang
pasar e-commerce di Indonesia yang sedang naik daun
(Mitra, 2014).
Berdasarkan data Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Indonesia ada sekitar 93,4 juta pengguna
internet dan 71 juta pengguna perangkat telepon pintar di Indonesia dan terus
bertambah setiap tahunnya. Menelaah hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
prospek pasar ekonomi digital Indonesia tidak dapat lagi dipandang sebelah
mata. Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara berkembang yang berusaha untuk
mengembangkan perekonomiannya, tentunya sangat membutuhkan sektor baru yang membantu
untuk merangsang pertumbuhannya. Dan bisnis ini merupakan salah satu sektor
yang dirasa mampu untuk melakukan pertumbuhan bagi perekonomian indonesia
tersebut.
Perkembangan bisnis yang mengandalkan
jaringan internet ini kini cukup pesat dan memberikan dampak positif bagi
bisnis yang baru. Karena dalam bisnis ini tidak memerlukan biaya yang besar,
serta tempat fisik untuk membuat usaha. Sehingga dengan modal terbataspun,
seorang pebisnis atau pelaku UMKM dapat tetap memulai usahanya. Tak perlu repot
untuk pergi ke kantor, karena kita bisa melakukan bisnis ini dimanapun dengan
menggunakan komputer yang terhubung ke internet. Dengan kemudahan tersebut,
secara tak langsung, memberikan pengaruh terhadap perekonomian Indonesia lewat
terbukanya beragam peluang usaha yang dapat dilakukan oleh pebisnis lokal
sekalipun.
Tak dapat dipungkiri, bisnis jenis
ini memiliki beberapa keunggulan, baik dari sisi local, maupun perekonomian
Indonesia. Dari segi waktu, biaya, dan tenaga, bisnis ini seakan memanjakan
penggunanya dengan banyak keunggulan. Dan tentunya hal ini akan memberikan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap bisnis, terutama untuk pengusaha lokal.
Dapat dilihat, kini pengusaha barang jadi tak hanya memiliki toko offline, tapi
dengan adanya sistem online, mereka mulai untuk melebarkan sistem penjualannya.
Data yang di proyeksikan McKinsey & Co. nilai pasar e-commerce Indonesia
akan mencapai US$ 65 miliar atau sekitar 910 triliun rupiah pada tahun 2022.
Angka tersebut naik delapan kali lipat dibandingkan tahun 2017 yang nilainya
US$ 8 miliar atau sekitar 112 triliun rupiah.
Dalam laporan berjudul The Digital
Archipelago, McKinsey menyebut beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan
ekonomi digital Indonesia. Di antaranya, penetrasi pengguna smartphone, peningkatan
daya beli masyarakat, serta adopsi teknologi masyarakat yang relatif cepat. Berbanding
lurus dengan perkembangan e-commerce, Perekonomian Indonesia akan diuntungkan
dalam beberapa hal. Pertama, bisnis online semakin mendorong perilaku
konsumtif. Dalam risetnya McKinsey menunjukkan bahwa 30% belanja online bukan
merupakan kebutuhan rutin melainkan tambahan yang nilainya mencapai
kurang-lebih 42 triliun rupiah pada tahun 2017. Dan dikarenakan bisnis online
diprediksi akan merambah ke berbagai daerah di Indonesia proporsi belanja
online juga diprediksi meningkat nilainya sekitar tujuh kali lipat di tahun
2022. Selain itu e-commerce secara khusus turut andil dalam meningkatnya
partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Kurang-lebih 35% usaha yang dikelola
perempuan akan berkontribusi terhadap total transaksi e-commerce. Yang terakhir
adalah terbentuknya kesetaraan sosial. Menurut data barang yang diperdagangkan
melalui e-commerce harganya 11-25% lebih rendah dibandingkan pasar offline.
Sehingga konsumen didaerah terpencil mendapatkan pilihan produk yang lebih
beragam serta harga yang lebih murah.
Berikut merupakan peningkatan jumlah
penjualan e-commerce pada beberapa
negara, termasuk Indonesia (Mitra, 2014):
Sumber: http://startupbisnis.com/
Dari data di atas, dapat dilihat dari tahun 2013 sampai
dengan 2016, peluang penjualan e-commercemeningkat
semakin tinggi tiap tahunnya, yang menandakan bahwa perkembangan e-commerce di Indonesia menunjukan hal yang
positif.
B. Peran
E-Commerce bagi UMKM dan perekonomian global
E-commerce, transaksi barang dan jasa melalui media internet,
diharapkan tidak hanya memberikan keuntungan bagi para pelakunya tetapi juga
pada perekonomian, salah satunya diukur melalui tingkat pertumbuhan ekonomi. Arti pertumbuhan ekonomi
sendiri dalam arti luas adalah pertambahan total nilai kegiatan ekonomi atau pertukaran
barang dan jasa yang terjadi di suatu perekonomian dari tahun ke tahun. Dampak perkembangan
e-commerce yang sampai pada lingkup makro ekonomi itu dipertegas pula oleh
pemerintah pusat karena telah meluncurkan paket kebijakan ekonomi terkait penerapan e-commerce. Dikutip dari ASEAN
(2015), penerapan e-commerce dapat mengurangi barriersto entry dan mereduksi
biaya produksi. Penggunaan komputer dan internet dalam bisnis juga membuat masyarakat
semakin mudah menemukan peluang untuk berinovasi karena informasi beterbangan
dimana-mana dan dapat diakses kapanpun dengan biaya murah. Kombinasi tersebut
pada tahap selanjutnya membuat entrepreneur tumbuh lebih cepat sebagai sebuah
sumber pertumbuhan ekonomi di era modern.
Inovasi dalam teknologi dalam pengaruhnya dalam
perekonomian memang sudah mulai diungkapkan oleh ekonom Schumpeter pada tahun
1911, namun perkembangan dari inovasi sangat terasa ketika dunia mulai mengenal
istilah revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang melanda dunia saat
ini ditandai dengan industri maju yang telah megombinasikan teknologi robotik,
otomatisasi, big data, artificial inteligent (AI), penggunaan internet dan
lain-lain. Kanselir Jerman, Angela Markel, dalam pertemuan tahunan WEF
menyebutkan bahwa revolusi industri 4.0 adalah integrasi antara dunia online
dengan produksi industri. Klaus Schwab, ekonomi dan Pendiri World Economy Forum
(WEF) menyebutkan bahwa perekonomian sekarang sudah diambang era baru dan
konsep-konsep ekonomi tradisional tidak dapat lagi diandalkan. Bahkan revolusi
industri 4.0 menjadi tema besar pertemuan tahunan WEF Davos 2016, Mastering the
Fourth Industrial Revolution.
Seiring dengan perkembangan revolusi industri 4.0, perubahan
pola bisnis terjadi karena perubahan pola konsumsi masyarakat yang lebih banyak
mengandalkan internet. Pada saat ini, pola konsumsi masyarakat sedikit demi
sedikit mengalami pergeseran dari pola belanja ke toko ritel konvensional
menjadi toko ritel online. Di Indonesia sendiri, mulai tumbuh menjamur
toko-toko online (e-commerce) ataupun marketplace. Bahkan pada tahun 2016
kemarin, porsi konsumsi di e-commerce terhadap total ritel mencapai 2,2% bahkan
pada tahun depan diproyeksikan menapai 4,4%. Pertumbuhan ini diyakini akan
semakin meningkat seiring dengan tumbuhnya masyarakat kelas menengah Indonesia.
Jadi inovasi teknologi bukan hanya terjadi di bidang inovasi dalam mesin
produksi namun semua aspek mempunyai perkembangan yang sangat pesat.
Besarnya potensi dari e-commerce ini ditegaskan lagi
oleh Indef melalui publikasinya pada Februari 2018. Dengan total investasi yang
mencapai US$4,8 miliar pada tahun 2017, e-commerce menumbuhkan pertumbuhan
ekonomi sebesar 0,712% atau kurang lebih Rp93 triliun. Hasil itu didapatkan
secara langsung ataupun tidak langsung dari adanya investasi di sektor
e-commerce. Tentu hasil itu baru dilihat dari sisi pertambahan PDB. Belum dari
aspek lainnya seperti tenaga kerja maupun pendapatan negara yang berpotensi akan
meningkat secara signifikan.
Perkembangan e-commerce yang sangat pesat ini harus
dijaga oleh pemerintah agar majunya sektor e-commerce dapat dinikmati oleh
segenap masyarakat. Salah satunya adalah pelaku usaha UMKM. Memang tidak dapat
dipungkiri bahwa produk-produk yang dijual di e-commerce sebagian besar
merupakan produk impor. Kementeriaan Koordinator Bidang Perekonomian pernah
menyebutkan bahwa 70% lebih produk yang dijual di pasar e-commerce dan
marketplace merupakan produk impor. Hal ini juga dapat menyebabkan neraca
perdagangan kita semakin defisit dan menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
Pemerintah melalui kementerian terkait harus mendorong
pelaku e-commerce dan pelaku UMKM untuk melakukan kerjasama dalam bidang
penyediaan tempat di platform e-commerce. Para pengusaha e-commerce haru
menyediakan slot khusus untuk UMKM agar produk kita juga bisa bersaing dengan
produk impor. Pelaku UMKM kita juga harus bersiap untuk memasuki pasar
e-commerce guna bersaing dengan pelaku usaha di luar.
Disamping itu, e-commerce telah terbukti berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di
beberapa negara berkembang lainnya. Elseoud (2014)
membuktikan pengaruh positif tersebut
bagi penerapan e-commerce di Arab
Saudi seiring dengan perkembangan pesat e-commerce yang terjadi di negara
tersebut dalam kurun waktu beberapatahun terakhir.
Liu (2013) serta Qu dan Chen (2014) telah membuktikan bahwa e-commerce mendorong
pertumbuhan ekonomi Cina. Lingkungan yang
baik sangat berkontribusi bagi perkembangan pesat e-commerce di Cina,
baik dari infrastruktur, kebijakan
maupun pasar yang mampu menerima dan beradaptasi dengan sistem transaksi baru
tersebut.
C. Dampak
adanya fenomena belanja online
Konvergensi media pada dasarnya muncul karena tuntutan
perkembangan teknologi yang pesat. Perkembangan teknologi digital
diikuti pula oleh berkembangnya pola pikir dan kebiasaan khalayak dalam
mendapatkan akses yang lebih efektif dan efisien khususnya dibidang jasa.
Hal tersebut melatar belakangi penyedia jasa untuk mau tidak mau
melakukan konvergensi sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan khalayak agar
tidak out of date.
Situasi tersebut dimanfaatkan oleh penyedia layanan
untuk mengembangkan bisnis mereka melalui e-commerce yang salah
satu bentuknya adalah online shop atau belanja online.
Berbagai inovasi dilakukan oleh penyedia barang maupun jasa untuk mempromosikan
sekaligus menggencarkan produk melalui media sosial yang diyakini memiliki
pengaruh besar dalam pemasaran produk. Menjamurnya online shop di
Indonesia hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat dikalangan
masyarakat khususnya anak muda yang identik dengan hal-hal instan tanpa
mengeluarkan banyak tenaga dalam pemenuhan kebutuhan. Namun tetap saja, dibalik
kemudahan dan kecepatan belanja online terdapat dampak positif maupun negative
yang dirasakan oleh pengguna.
Belanja online merupakan kegiatan pembelian barang dan
jasa melalui media Internet. Belanja online diklasifikasikan sebagai
transaksi e-commerce Business toConsumer (B2C) (Turban et. al,
2004). Dengan menjamurnya usaha dagang online yang merebak di
Indonesia, ditambah kecanggihan teknologi yang menggabungkan platform online
dan layanan jasa maupun produk tentu saja mendatangkan banyak keuntungan dan
kerugian baik dari pihak produsen, distributor maupun konsumen.
Karena ketiga elemen tersebut sangat berkaitan erat
dalam memasarkan maupun mengonsumsi produk. Dari hasil pengamatan selama ini,
penulis mencoba menjabarkan dampak-dampak maupun tantangan yang menyangkut
keberadaan online shop khususnya di kalangan mahasiswa.
Dampak
Positif Online Shop
Dampak positif yang pertama adalah terbukanya lapangan bisnis berbasis digital. World
Economic Forum tahun 2015 memprediksikan Indonesia di tahun 2020 akan
menempati peringkat ke-8 ekonomi dunia, dengan pengguna internet mencapai 140
juta. Menempatkan Indonesia menjadi pasar digital terbesar di Asia Tenggara
tahun 2020. Tentu saja hal ini terjadi karena pada tahun 2020 adalah tahun
bonus demografi dimulai. Diketahui pula bahwa generasi millenial yang akan
mendominasi memiliki pola perilaku dengan teknologi tinggi, serba digital atau
online, dan tentu kreatifitas yang tinggi.
Berbekal pengetahuan dan peningkatan skill dari
generasi millenial Indonesia, banyak sekali tumbuh perusahaan atau startup baru
yang berbasis pada aplikasi digital atau online. Awalnya dunia start upmungkin
tidak begitu dilirik dan menjanjikan, ibarat memulai sebuah bisnis baru yang
tidak dikenal dan populer di masyarakat.
Namun mulai tahun 2013, startup di
Indonesia mulai berkembang. Adanya platform digital, penyedia jasa
online, online shop melalui berbagai akun sosial media,
bahkan e-commerce mulai tumbuh menjamur. Dilansir oleh CNN.com
di tahun 2013, transaksi online melalui e-commerce di Indonesia
mencapai angka 130 Triliun. Sedangkan di tahun 2016 angkanya ditaksir mencapai
394 Triliun. Diprediksi pada tahun 2020, angka tersebut bisa menjadi 1.710
Triliun. Tentu hal ini menjadi peningkatan ekonomi yang luar biasa bagi
Indonesia.
Dari data statistik yang dilansir BPS, dari tahun
2006-2016 jumlah e-commerce di Indonesia naik hingga 17%. Totalnya berkisar
hingga 26,2 juta. Artinya penggunaan platform online atau digital sangat
tinggi, khususnya bagi para pengguna media digital yaitu Generasi Millenial.
Hal ini tentu saja menjadi sebuah keuntungan mengingat di Indonesia masih
kurang lapangan pekerjaan yang memadai, karena dalam proses jual beli hingga
barang diterima oleh konsumen memerlukan proses panjang dengan campur tangan
tenaga manusia.
Selain itu, siapapun dapat memulai bisnis online
dengan mudah tanpa harus mempertimbangkan cara lama seperti menyediakan tempat
khusus untuk berbelanja, menyewa ruko, memajang produk dengan alat-alat khusus,
dan sebagainya. Karena dengan adanya konvergensi media, pembisnis tinggal
membuat akun baik di website, lazada, blibli.com, bukalapak atau
membuat akun di dalam platform sosial media untuk memasarkan produk mereka yang
sering kita jumpai di akun Facebook, Instagram dan Twitter milik kita.
Keuntungan kedua, belanja
menjadi lebih praktis. Dengan berkembangnya e-commerce di
media online membuat masyarakat kini menjadi lebih mudah dan
praktis dalam membelanjakan uangnya dalam proses pemenuhan kebutuhan. Ketiga,
konsumen dapat membandingkan harga
barang dengan mudah dari satu online shop dengan online
shop yang lain. Dampak keempat yang paling dirasakan adalah
masyarakat kini tidak perlu lagi
menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk berbelanja di toko. Hanya dengan
sekali sapuan jari pada layar gadget, masyarakat sudah disodorkan
berbagai macam barang atau produk untuk dibeli tanpa perlu berlama-lama di
toko. Dengan kata lain masyarakat mendapatkan kepuasan dalam efektivitas dan
efisien waktu dalam berbelanja.
Kelima, masyarakat kini dapat dengan mudah mendapatkan barang dari mana saja, baik dari
dalam negeri maupu luar negeri. Keenam, biasanya harga barang yang tersedia di online shop jauh lebih
murah ketimbang membeli barang di toko konvensional. Ketujuh,
belanja online lebih focus
dan tanpa batas. Maksud dari pernyataan tersebut adalah, kebanyakan orang
bila berbelanja offline cenderung lapar mata dan membelanjakan
barang yang baginya menarik dilihat, hal ini dapat ditanggulangi melalui
belanja online yang focus dalam memajang produk yang di jual. Sedangkan maksud dari
tanpa batas, masyarakat dapat berbelanja 24 jam menurut kehendak mereka
sekaligus menjangkau produk-produk darimanapun dan kapanpun untuk dibeli.
Dampak
Negatif Online Shop
Dari berbagai macam dampak positif yang telah
dipaparkan, online shop juga memiliki berbagai dampak
negative yang kasusnya sering kita jumpai di masyarakat yaitu, Pertama, kualitas barang yang telah diterima
terkadang berbeda kualitasnya dengan spesifikasi yang tercantum di website.
Penjual nakal biasanya memasang gambar dan detail palsu sehingga konsumen
menjadi terkecoh dan tidak mengetahuinya hingga barang yang dibeli sampai ke
tangan konsumen. Entah ukuran yang terlalu kecil, cacat pada produk, dan
detail yang tidak jelas menjadi ulasan utama para konsumen yang kecewa
dalam berbelanja online. Kedua, kasus yang cukup sering
terjadi adalah Rentannya Penipuan
pada jual beli online. Berikut beberapa jenis penipuan yang
sering terjadi dalam kasus Pembelian atau berbelanja secara online:
1)
Phising
Hack melalui
situs atau tipuan. Biasanya oknum membuat web online shop palsu
yang diatas namakan online shop lain yang lebih terpercaya dan
laris dengan maksud untuk menipu pelanggan. Sehingga konsumen mudah saja
percaya bahwa akun atau situs tersebut merupakan online shop langganan
mereka.
2)
Produk palsu
Biasanya
oknum menjual produk palsu yang mungkin didapatkan dari sumber yang tidak dapat
dipercaya dan bahkan produk tersebut tidak dapat digunakan sama sekali atau
produk tersebut tidak memenuhi standard yang telah ditentukan
pemerintah.
3)
Produk tidak
dikirim :
Sering
terjadi setelah pembeli melakuakn transaksi pembayaran namun produk tak pernah
diterima pembeli. Penipuan jenis ini paling sering terjadi pada instant
payment seperti metode pembayaran bank transfer.
Dampak negative ketiga adalah barang yang diterima rentan rusak atau pecah karena media
pengiriman adalah pos, jasa kirim cepat yang dalam kegiatan packing-nya
terkadang tidak memperhatikan apa isi didalamnya. Dampak lain yang tidak kalah
merugikan adalah rentannya aksi pemboboloan
rekening karena pembayaran dilakukan melalui Internet. Saat
ini banyak oknum-oknum cerdas yang menggunakan kecerdasannya untuk melakukan
tindak criminal. Salah satunya pembobolan rekening, biasanya masyarakt
melakukan pembayaran dan mengisi form mengenai akun rekening pribadi kita tanpa
sadar sebagai salah satu bentuk syarat jual beli. Namun, bagi oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab, hal tersebut digunakan sebagai aji mumpung untuk
mendapat keuntungan. Terakhir, dampak negative yang sering terjadi adalah maraknya
aksi spamming karena
setelah pembeli melakukan registrasi, penjual cenderung selalu mengirimkan
katalog online melalui email maupun chat room media
sosial pembeli dan hal ini cukup mengganggu privacy.
Tantangan
Konvergensi di Indonesia
Munculnya masyarakat digital atau masyarakat maya yang
tidak tertarik lagi melakukan transaksi atau komunikasi secara langsung menjadi
salah satu ciri bahwa pola pikir masyarakat telah berubah. Tidak dipungkiri
lagi bahwa konvergensi media pun ikut andil dalam terbentuknya masyarakat massive.
Indonesia yang merupakan negara berkembang tentu memiliki tantangan-tantangan
yang tidak mudah mengenai adanya internet dengan akses yang tak terbendung
ditambah dengan adanya konvergensi media. Berikut tantangan-tantangan yang harus
dihadapi masyarakat Indonesia dengan adanya konvergensi media.
1)
Munculnya
masyarakat digital/masyarakat maya. Dengan kemajuan teknologi, konvergensi
telah berhasil mempersempit jarak dan mempersingkat waktu yang menyebabkan
ketertarikan untuk berinteraksi atau beraktivitas secara langsung tidak lagi
diminati. Hal ini jelas bahwa media konvergen menciptakan masyarakat massiv.
2)
Media
konvensional mulai ditinggalkan, dan merugikan pemilik maupun penyedia jasanya.
3)
Timbulnya
kesenjangan sosial yang semakin besar. Di masa digital, kelas sosial ikut
dipengaruhi oleh kemampuan akses informasi seseorang. Padahal dulu kelas sosial
hanya sebatas perbedaan taraf ekonomi, pendidikan dan strata sosial.
4)
Hal lain
yang menjadi tantangan konvergensi media adalah kesiapan masyarakat agar tidak
terjadi cultural shock dimana perkembangan teknologi merupakan
hal baru yang super canggih bagi masyarakat. Namun sebagian masyarakat belum
siap dengan berbagai inovasi baru di bidang teknologi baik dibidang ekonomi
maupun pengetahuan. Belum lagi pengaruh latar belakang budaya dan kebiasaan
penggunaan teknologi masyarakat. Hal ini perlu di pertimbangkan oleh para
penyedia layanan maupun perusahaan-perusahaan teknologi agar masyarakat mudah
mengadaptasi.
5)
Tantangan
selanjutnya adalah berkaitan dengan regulasi atau peraturan. Dalam hal ini
pemerintah selaku regulator bertanggung jawab secara penuh untuk menciptakan
peraturan sebagai bentuk lindungan kepada masyarakat dari dampak negative yang
ditimbulkan, sehingga penggunaannya memiliki batasan-batasan. Karena kebebasan
dalam segala bidang belum benar-benar siap di praktekan oleh masyarakat
Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan
dan Saran
Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
diarahkan untuk membangun kemandirian dan daya saing melalui penciptaan iklim
usaha yang kondusif, penerapan iptek, dan penguatan skala ekonomi. UMKM memiliki
peranan yang sangat penting dalam memajukan perekonomian Indonesia. Dampak yang
ditimbulkan oleh adanya UMKM tersebut adalah meningkatkan pendapatan masyarakat
dan juga membantu dalam penyerapan tenaga kerja sehingga bisa mengurangi
pengangguran. Salah satu kunci keberhasilan usaha mikro, kecil dan menengah adalah
tersedianya pasar yang jelas bagi produk UMKM, disamping itu pelaku UMKM juga
dituntut untuk semakin kreatif
dalam memasarkan produknya.
Dengan
memanfaatkan teknologi informasi dalam bentuk toko online dapat memberikan
banyak keuntungan bagi UMKM. Keuntungan yang didapatkan antara lain:
1)
memperpendek
jarak antara pelaku bisnis dengan konsumen,
2)
memperluas
jangkauan pasar yang tidak terbatas oleh batasan secar geografis,
3)
memperluas
jaringan mitra bisnis,
4)
meningkatkan
efisiensi dimana akan memangkas biaya-biaya operasional yang ditimbulkan.
Dengan
memanfaatkan sistem e-commerce, maka UMKM dapat mengembangkan target untuk
pasar global atau hanya fokus pada segmen tertentu. Disamping itu ketika UMKM
sudah menggunakan sistem e-commerce, maka UMKM tersebut akan dengan mudah
memodifikasi terhadap produk yang ditawarkan dan bisa menginformasikan kepada pelanggan
dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Miftahus, Sholihin. 2016. “DAMPAK PEMANFAATAN E-COMMERCE TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN DI UMKM (Studi
Kasus Ninda Bros Lamongan)”,Artikel diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : https://docplayer.info/52617546-Dampak-pemanfaatan-e-commerce-terhadap-peningkatan-penjualan-di-umkm-studi-kasus-ninda-bros-lamongan.html
“Dampak "Online Shop" dan Tantangan
Konvergensi Media di Indonesia” ,Artikel diambil dari internet pada 19 Mei 2019
melalui : https://www.kompasiana.com/danis65749/5b4ff80aab12ae74a942abe3/dampak-online-shop-dan-tantangan-konvergensi-media-di-indonesia?page=all
“E-Commerce dan Perekonomian Indonesia” , Artikel diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui https://www.kompasiana.com/ayumeilestari/5c2ea5a16ddcae7b8906ea16/e-commerce-dan-perekonomian-indonesia
“E-COMMERCE DI INDONESIA DAN
PERKEMBANGANNYA”, Artikel diambil dari internet pada 18 Mei 2019 melalui : https://sis.binus.ac.id/2016/10/24/e-commerce-di-indonesia-dan-perkembangannya/
“E-Commerce dan Perkembangannya di
Indonesia”.
Artikel diambil dari internet pada 19 Mei
2019 melalui : https://fardiansyah7fold.wordpress.com/e-commerce-dan-perkembangannya-di-indonesia/
“Ini Dampak Perkembangan E-Commerce bagi Indonesia” ,Artikel diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : https://www.wartaekonomi.co.id/read216033/ini-dampak-perkembangan-e-commerce-bagi-indonesia.html
Rahayu,
Sri. 2012. “SHOPPING ONLINE”, Artikel
diambil dari internet pada 17 Mei 2019 melalui : http://wikispot-wikispot.blogspot.com/2012/03/karya-ilmiah-shopping-online.html
Afianto,
Rizki. 2017. “KARYA ILMIAH MEMANFAATKAN PELUANG BISNIS ONLINE”. Artikel diambil dari internet pada 17 Mei 2019 melalui : https://rizkiavblogs.wordpress.com/2017/02/21/karya-ilmiah-memanfaatkan-peluang-bisnis-online/
Putra,
Fahmi. 2017. “Peran E-Commerce Dalam Pengembangan Usaha Mikro,
Kecil Dan Menengah (UMKM) Untuk Mewujudkan Less Cash Society”. Artikel diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : www.iain-surakarta.ac.id/?p=8461
“PENGARUH E-COMMERCE TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
INDONESIA”.
Artikel diambil dari internet pada 19 Mei
2019 melalui : https://docplayer.info/59724134-Pengaruh-e-commerce-terhadap-pertumbuhan-ekonomi-indonesia.html
Fatah,
Maulana. 2015. “PENGARUH TOKO ONLINE TERHADAP PERKEMBANGAN
GENERASI MUDA DI INDONESIA”. Artikel
diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : http://3esemef.blogspot.com/2015/11/makalah-pengaruhonline-shop-terhadap.html
“Peran e-Commerce Dorong Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi Kreatif”. Artikel
diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4294602/peran-e-commerce-dorong-percepatan-pertumbuhan-ekonomi-kreatif
“Perdagangan elektronik”. Artikel
diambil dari internet pada 19 Mei 2019 melalui : https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan_elektronik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar