INISIASI 4
KEMISIKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Menurut para ahli, kemisikinan itu bersifat
multidimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka
kemiskinan pun memiliki banyak aspek.
Kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin akan aset,
organisasi sosial politik, dan pengetahuan serta keterampilan; dan aspek
sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan
informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk
kekurangan gizi, air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang
baik dan tingkat pendidikan yang rendah.
Kemisikinan dapat didefinisikan sebagai
suatu situasi atau kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang
tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap
manusiawi (Bappenas, 2002).
Masyarakat miskin selalu berada pada
kondisi ketidakberdayaan atau ketidakmampuan mereka dalam hal memenuhi
kebutuhan dasar yaitu ketidakmampuan dalam:
1)Melakukan kegiatan usaha produktif
2)Menjangkau akses sumber daya
sosial-ekonomi;
3)Menentukan nasibnya sendiri dan
senantiasa mendapatkan perlakuan diskriminatif;
4)Membebaskan diri dari mental dan budaya
miskin serta senantiasa mempunyai martabat dan harga diri yang rendah.
Penyebab kemiskinan
Kemiskinan selain ditimbulkan oleh hal yang bersifat ilmiah dan kultural,
dapat juga disebabkan oleh miskinnya strategi dan kebijkaan pembangunan yang
ada. Oleh karena itu, disamping merupakan masalah yang muncul dalam masyarakat,
ternyata kemiskinan juga berkaitan dengan kepemilikian atas faktor produksi,
produktivitas, dan tingkat perkembangan masyarakat itu sendiri, serta berkaitan
dengan kebijakan pembangunan nasional yang dilaksanakan.
1.Kemiskinan Absolut
Kemiskinan yang diakibatkan oleh ketidak
mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum
melalui pendapatan yang diperolehnya.
2.Kemiskinan Relatif
Kemiskinan yang diakibatkan oleh keadaan
dari lingkungan orang yang bersangkutan. Garis kemiskinan akan mengalami
perubahan jika tingkat hidup masyarakat berubah.
Strategi/Kebijakan Pengentasan Kemisikinan
1.Pengembangan SDM
Perbaikan akses terhadap konsumsi pelayanan
sosial (pendidikan, kesehatan dan gizi) merupakan alat kebijakan penting dalam
strategi pemerintah secara keseluruhan untuk mengurangi angka kemiskinan dan
memperbaiki kesejahteraan penduduk Indonesia.
2.Pembangunan Pertanian dan Perdesaan
Sektor pertanian berperan penting dalam
pembangunan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di Indonesia. Adanya revolusi
teknik dalam pertanian padi, termasuk pembangunan irigasi; program pemerintah untuk meningkatkan
produksi tanaman keras dan pembangunan kawasan luar Jawa melalui pembangunan
pertanian di daerah-daerah transmigrasi.
3.Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM-LSM dapat menaikkan peran yang lebih
besar di dalam perancangan dan implementasi program pengurangan kemiskinan.
Keterlibatan aktif dari LSM dalam program-program pemerintah cenderung untuk
meningkatkan “penerimaan” masyarakat perdesaan terhadap program-program
pemerintah dan pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Di Negara yang tingkat GNP dan pendapatan
per kapitanya rendah, semakin timpang distribusi pendapatan maka permintaan
agregat akan semakin dipengaruhi oleh perilaku konsumsi orang-orang kaya,
biasanya proporsi pengeluarannya lebih banyak untuk barang mewah daripada
kebutuhan pokok yang pada akhirnya akan menyebabkan kelompok miskin semakin
menderita.
Adelman dan Morris (1973) mengemukakakn
delapan penyebab ketidakmerataan distribusi pendapatan di Negara Sedang
Berkembang, yaitu:
1.Pertambahan penduduk yang tinggi akan
memicu penurunan pendapatan per kapita
2.Inflasi di mana pendapatan atas uang
bertambah, namun tidak diikuti secara proporsional oleh pertambahan produksi
barang-barang.
3.Ketidakmerataan pembangunan antar daerah
4.Investasi yang sangat banyak dalam
proyek-proyek yang padat modal (capital intensive) sehingga persentase
pendapatan dari tambahan modal lebih besar dari pada persentase pendapatan yang
berasal dari kerja sehingga angka pengangguran pun bertambah.
5.Rendahnya mobilitas sosial.
6.Pelaksanaan kebijakan industri subtitusi
impor yang mengakibatkan kenaikan pada harga barang-barang hasil industri guna
melindungi usaha-usaha golongan kapitalis.
7.Memburuknya nilai tukar (term of trade)
bagi NSB dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat adanya
ketidakelastisan permintaan terhadap barang-barang ekspor NSB.
8.Hancurnya industri-industri kerajinan
rakyat, seperti pertukangan, industri rumah
tangga.
Kurva Lorenz
Kurva Lorenz menunjukkan hubungan
kuantitatif antara persentase penduduk dan persentase pendapatan yang diterima,
misalnya dalam setahun, kurva ini digunakan untuk mengukur ketimpangan
distribusi pendapatan perorangan. Semakin jauh kurva Lorenz dari garis diagonal
(kemerataan sempurna) maka semakin tinggi pula derajat ketidakmerataan yang
ditunjukkan.
Koefisien Gini
Koefisien Gini merupakan ukuran
ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0 (kemerataan sempurna)
sampai 1 (ketidakmerataan sempurna). Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat
ketidakmerataan distribusi pendapatan dalam suatu negara dapat diperoleh dengan
menghitung luas daerah antara garis diagonal (kemerataan semmpurna) dengan
kurva Lorenz dibandingkan dengan luas total dari separuh bujur sangkar di mana
kurva Lorenz tersebut berada.
Hipotesis Kuznets
Fenomena hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan ketidakmerataan pendapatan pertama kali diperkenalkan oleh Simon
Kuznets sekitar 50 tahun yang lalu. Analisis Kuznets ini menggunakan pendekatan
test cross-section country, dimana analisis ini dilakukan di banyak negara pada
satu titik waktu tertentu, bukan membahas satu negara dalam kurun waktu yang
panjang.
Dalam analisisnya, Kuznets menemukan relasi
antara tingkat kesenjangan pendapatan dan tingkat pendapatan per kapita yang
berbentuk U terbalik, yang menyatakan bahwa pada awal tahap pertumbuhan,
distribusi pendapatan atau kesejahteraan cenderung memburuk. Namun, pada tahap
berikutnya, distribusi pendapatan tersebut akan membaik seiring dengan
meningkatnya pendapatan per kapita.
Indeks Wiliamson
Salah satu indikator yang biasa dan
dianggap cukup representatif untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan
antar daerah adalah indeks ketimpangan daerah yang dikemukakan Jeffrey G.
Wiliamson (1965). Wiliamson mengemukakan model Vw (indeks tertimbang atau
weighted index terhadap jummlah penduduk) dan Vuw (tidak tertimbang atau
unweighted index) untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita
suatu negara pada waktu tertentu.
The Kian Wie dalam tulisannya yang berjudul
Pemerataan Kemiskinan, dan Ketimpangan (1981), mengemukakan 3 aspek pokok dalam
proses distribusi pendapatan, sebagai berikut:
1.Distribusi Harta (Aset)
Pada dasarnya, ketimpangan dalam distribusi
pendapatan mencerminkan kepincangan dalam distribusi harta (asset), baik harta
fisik maupun harta non fisik. Jika distribusi harta sangat menentukan
distribusi pendapatan maka hal ini berarti bahwa upaya pemerataan pendapatan
hanya dapat dikerjakan secara efektif melalui upaya pemerataan distribusi
harta, baik harta fisik maupun non fisik.
2.Strategi Pembangunan
Strategi pembangunan di berbagai NSB lebih
banyak mementingkan laju pertumbuhan ekonomi dan kurang mementingkan pemecahan
efektif mengenai masalah pemerataan pendapatan dan kemiskinan. Hal ini tidaklah
terlalu mengherankan karena strategi pembangunan yang ditempuh di sebagian
besar NSB secara sadar atau tidak sadar cenderung bersifat diskriminatif
terhadap golongan penduduk yang berpendapatan rendah.
Perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam upaya perencanaan
pembangunan agar efek-efek negatif dari setiap program pembangunan dapat
diminimalisasi.
3.Kebijakan Fiskal
Disamping strategi pembangunan yang
terkadang bersifat regresif maka kebijakan fiskal (termasuk kebijakan
perpajakan) ternyata sering pula bersifat regresif meskipun di atas kertas
sistem perpajakannya bersifat progresif.
Oleh karena itu perlu adanya mekanisme perpajakan yang lebih baik sehinga instrumen fiskal
dapat digunakan sepenuhnya sebagai alat untuk mencapai tahap keadilan sosial
dalam masyarakat.
YANG INGIN TANYA TENTANG TUGAS WA 081902465337
Tidak ada komentar:
Posting Komentar