Materi
Inisiasi 4
PENILAIAN
INVESTASI DAN PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK
I.
Investasi
Pada Sektor Publik
Analisis investasi berhubungan erat dengan
penganggaran funsional, alokasi sumber daya, dan praktek manajemen keuangan
sector publik.
Dalam prakteknya terdapat permasalahan yang sulit
diselesaikan diantaranya :
- Memastikan bahwa program investasi publik merupakan yang komprehensif.
- Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
- Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada,
- Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk mengeluarkan investasi dan pengeluaran rutin.
Penentuan kebutuhan investasi public berkaitan dengan
jumlah anggaran yang akan diterapkan bagi masing-masing unit organisasi.
Ada beberapa cara menggolongkan usulan investasi :
- Investasi penggantian
- Investasi penambahan kapasitas
- Investasi baru
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
analisis public yaitu :
1. Tingkat
diskonto yang digunakan
Tingkat diskonto merefleksikan
tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek dengan tingkat resiko
tertentu.
Pada sector swasta terdapat dua
sumber pendanaan, yaitu pendanaan modal (equity
finance) dan pembiayaan utang (debt
finance). Keuntungan yang diperoleh para kreditor sebagai pemberi utang,
berupa pembayaran bunga utang, sedangkan investor memperoleh keuntungan berupa
dividen dan gain atas saham yang
dimilikinya.
2. Inflasi
Penilaian investasi harus
memperhitungkan perkiraan tingkat inflasi. Semakin tingkat inflasi, semakin
rendah nilai riil keuntungan di masa depan yang diharapkan sehingga semakin
tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan.
3. Resiko
dan ketidakpastian
Requiredrate of return akam makin tinggi jika resiko investasi
naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum, kekacauan social-politik, tidak adanya
jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan resiko
investasi.
4. Capital
Retioning
Capital rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadappi
masalah ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi.
II.
Pengukuran
Kinerja
Kinerja diartikan sebagai sebuah gambaran pencapaian
pelaksanaan kegiatan / program dalam mewujudkan tujuan organisasi. Kinerja
merupakan prestasi yang dicapai pada periode tertentu. Keberhasilan / kegagalan
suatu organisasi dapat dilihat dari aktivitas organisasi tersebut, oleh
karenanya setiap aktivitas harus
tercatat dan terukur.
Maksud pengukuran kinerja sektor publik untuk
memenuhi tiga maksud, yaitu :
Ø
Membantu memperbaiki kinerja pemerintahan
Ø
Pengalokasian sumber daya dan pembuatan
keputusan, dan
Ø
Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan
memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Kinerja memiliki indikator yang berupa ukuran yang
bersifat kualitaitif dan kuantitatif yang menggambarkan pencapaian suatu sasaran. Indikator kinerja merupakan
suatu bentuk keterukuran dan bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas yang
dilakukan oleh organisasi. Indikator Kinerja antara lain :
a. Inputs,
merupakan seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Outputs,
merupakan produk (fisik/non fisik) yang dicapai dengan adanya pelaksanaan
program.
c. Outcomes,
mencerminkan wujud pencapaian sasaran untuk jangka waktu yang lebih panjang.
d. Benefits,
merupakan manfaat dari pelaksanaan kegiatan, dan biasanya terkait dengan tujuan
jangka panjang / tujuan akhir.
e. Impacts,
merupakan pengaruh yang ditimbulkan.
Beberapa Aspek Pengukuran Kinerja :
1. Aspek
Finansial
Memberikan
penilaian terhadap target keuangan yang telah dicapai berdasarkan program.
2. Kepuasan
Pelanggan
Memberikan
penilaian terhadap segmen pasar dan tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi.
3. Operasi
dan Bisnis Internal
Memberikan
penilaian atas gambaran proses yang harus dbangun dalam melayani customer dan
target yang ditetapkan.
4. Kepuasan
Pegawai
Memberikan
penilaian atas kontribusi dari masing-masing personel / pegawai dalam mencapai
target (misalnya kompetisi dalam menciptakan inovasi) sekaligus menilai dampak
yang dihasilkan oleh program (misal: terciptanya lingkungan kerja yang
harmonis)
5. Kepuasan
Komunitas dan Shareholders/Stakeholders
Memberikan
penilaian yang mengakomodasi kepuasan pihak-pihak yang berkepentingan.
6. Waktu
Memberikan
penilain atas ukuran waktu yang dilaksanakan untuk mencapai sasaran.
Pertimbangan dalam pengukuran Kinerja:
1. Adanya
komitmen untuk mengukur kinerja dan melaksanakannya sesegera mungkin.
2. Pengukuran
kinerja yang dilakukan diperlakukan sebagai proses yang berkelanjutan yang akan
selalu melalui proses evaluasi & koreksi.
3. Penyesuaian
pengukuran kinerja berdasarkankarakter organisasi.
Selamat belajar…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar