metode penelitian inisiasi 3



INISIASI 3

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL


Saudara mahasiswa sekarang kita coba membahas modul 5 mengenai populasi dan sampel. Sebagaimana telah kita pelajari dalam modul 1, tujuan utama kita melakukan penelitian adalah untuk mengetahui karakter suatu obyek yang kita teliti. Misalnya, jika kita ingin mengetahui bagaimana sikap masyarakat kota teretentu terhadap lingkungan, maka hasil yang kita harapkan adalah kesimpulan berupa: peduli atau tidak perduli terhadap lingkungan.

Untuk dapat memperoleh kesimpulan ini, ada dua cara yang dapat kita lakukan. Cara pertama, adalah mewawancarai dan mengamati seluruh perilaku warga kota terhadap lingkungan. Cara kedua, kita melakukan wawancara dan observasi hanya pada sebagian warga kota. Jika kita mengambil cara yang pertama, maka berarti kita menggunakan data populasi untuk menarik kesimpulan, sedangkan bila menggunakan cara yang kedua, berarti kita menggunakan data sampel. Perbedaan istilah populasi dan sampel dapat dilihaat pada gambar di bawah ini :

Dalam ilustrasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa populasi adalah seluruh warga kota X, sedangkan sampel adalah sebagian warga kota X yang dijadikan obyek penelitian. Dalam arti yang lain, populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui. Sementara sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan bagian dari populasi.
                                           
Penggunaan sampel dalam penelitian sosial dilakukan dengan alasan sebagai berikut : (1) Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti untuk meneliti keseluruhan elemen yang akan diteliti, (2) Berkaitan dengan kualitas data yang akan diperoleh, dan (3) Masalah dana.

Dalam proses penarikan populasi dan sampel, kita harus mengetahui beberapa konsep yang sebaiknya perlu dipahami terlebih dahulu. Konsep-konsep tersebut antara lain:
1. Unit analisa, yaitu satuan yang akan kita teliti
2. Unit observasi, yaitu satuan dari mana kita mendapatkan informasi. 
Kita coba mengambil contoh tentang kasus pemanfaatan jejaring sosial facebook sebagaimana yang saya janjikan minggu yang lalu.  Nah, misalnya, kita akan meneliti tentang ”Dampak pemanfaatan jejaring sosial facebook terhadap hasil belajar  mahasiswa UT.

Dari kasus tersebut, maka kita bisa menentukan:
1. Unit analisanya adalah pemanfaatan jejaring sosial facebook
2. Unit observasinya adalah mahasiswa UT

Setelah kita mengetahui apa perbedaan populasi dan sample, sekarang kita akan melanjutkan diskusi tentang teknik penarikan sampel.

Untuk menambah pemahaman Anda tentang materi ini, Anda dapat juga mempelajari dan memanfaatkan “Program Komputer Penuntun Buku Materi Pokok CD ROM, yang telah Anda terima pada saat memperoleh Buku Materi Pokok  (BMP) ISIP4216.

Sebagaimana telah kita pelajari pada modul 5 KB 1, sebenarnya dalam suatu penelitian kondisi yang ideal adalah peneliti harus meneliti seluruh populasi atau yang kita sebut dengan “total sampling”. Kondisi seperti ini dapat dilakukan jika jumlah populasi yang akan diteliti terbatas atau sedikit.

Ambil saja contoh berikut: Rektor UT ingin mengetahui bagaimana tanggapan pegawai UPBJJ-UT Surabaya terhadap rencana perubahan Organisasi dan Pengelolaan UT menjadi BHPP UT. Di UPBJJ-UT Surabaya terdapat 50 orang pegawai. Dalam hal ini, Rektor bisa melakukan penelitian terhadap seluruh pegawai di UPBJJ-UT Surabaya, karena jumlahnya hanya sedikit.

Anda bisa memandingkan, dengan penelitian berikut. Rektor ingin mengetahui pendapat mahasiswa UT tentang pemanfaatan facebok sebagai media interaksi dalam raangka proses belajar mengajar. Sebagaimana kita tahu bahwa mahasiswa UT berjumlah ratusan ribu dan tersebar di seluruh Indonesia, bahkan hingga di luar negeri. Tentunya untuk melakukan penelitian terhadap seluruh mahasiswa UT tidak semudah melakukan penelitian terhadap seluruh pegawai di UPBJJ-UT Surabaya. Salah satu cara yang dilakukan adalah menarik sebagian dari populasi yang ada untuk mewakili seluruh elemen yang tersedia.

Dengan demikian, dapat kita simpulkan bahwa alasan perlunya dilakukan penentuan sampel dalam suatu penelitian adalah; (1) adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, jika meneliti seluruh populasi apalagi dalam bentuk yang banyak, (2) untuk menjamin kualitas data yang diperoleh, dan (3) menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana teknik penarikan sampel dilakukan.

Dalam modul 5 KB 2, kita sudah mempelajari bahwa dalam penelitian sosial terdapat dua macam teknik penarikan sampel, yakni (1) teknik penarikan sampel probabilita, dan (2) teknik penarikan sampel non-probabilita. Teknik penarikan sampel probabilita adalah teknik penarikan sampel yang mendasarkan pada prinsip bahwa setiap elemen di dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Sementara itu, teknik penarikan sampel non-probabilita adalah tidak adanya kesempatan yang sama bagi elemen di dalam populasi untuk terpilih sebagai sampel.

Perlu kita pahami bersama teknik penarikan sampel ini dapat menentukan mutu atau hasil akhir penelitian yang kita lakukan. Jika teknik yang digunakan tidak tepat, maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan kebermaknaannya akan hilang. Oleh karena itu, pengetahuan tentang teknik penarikan sampel sangat diperlukan oleh peneliti. Berikut ini akan dijelaskan prosedur atau langkah-langkah penarikan sampel secara probabilita dan non-probabilita.

A. Teknik Penarikan Sampel Secara Probabilita
Terdapat empat cara yang bisa digunakan di dalam teknik penarikan sampel secara probabilita, yaitu simpel random sampling, sistematis, stratifikasi, dan cluster.

1.     Teknik pengambilan sampel acak sederhana (Simpel Random Sampling)
Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu populasi dengan cara tidak memilih-milih individu yang dijadikan anggota sampel. Artinya, semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Untuk memahaminya Anda bisa melihat Gambar 1.















 













Gambar 1
Penarikan Sampel Acak Sederhana




Prosedur atau langkah-langkah penentuan sampel secara acak sederhana ini adalah sebagai berikut:
1.    Tentukan populasi yang akan diteliti
2.    Tentukan ukuran sampel yang akan digunakan
3.    Memberikan nomor pada semua anggota populasi
4.    mengambil nomor tersebut secara acak sebanyak sampel yang telah ditentukan pada langkah 2.

Ada dua cara untuk melakukan langkah-langkah tersebut:
(1)   Kita bisa menuliskan nomor-nomor tersebut dalam potongan-potongan kecil kertas dan menggulungnya. Potongan-potongan kertas yang tergulung tersebut kita masukkan ke kotak dan kita cocok sehingga kita tidak mampu lagi mengenali nomor-nomornya. Potongan-potongan tersebut kita ambil secara acak, misalnya dengan cara mengocok sebanyak jumlah sampel yang kita tetapkan. Nomor-nomor yang terpilih itulah yang merupakan nomor individu anggota sampel, dan
(2)   menggunakan tabel bilangan random

2. Teknik penerikan sampel Sistematis (Systematical Sampling)
Teknik penarikan sampel dipilih berdasarkan nomor tertentu dari populasi yang telah diberi nomor urut. Nomor tertentu disini berarti nomor yang telah didisain atau ditetapkan secara sistematis oleh peneliti sehingga selisih atau perbedaan nomor antara setiap dua individu yang diambil selalu tetap. Misalnya, jika peneliti menetapkan bahwa selisih antar dua anggota sampel adalah 6, maka peneliti akan memilih individu yang bernomor 1, 7, 13, 19, dst.



 








                                                                           




Gambar 2
Penarikan Sampel Sistematis


Prosedur penentuan sampel sistematis
  1. Tentukan populasi yang akan diteliti
  2. tentukan ukuran sampelnya
  3. Buat daftar nama atau nomor anggota populasi
  4. Tentukan besarnya interval antara 2 anggota sampel yang berurutan Interval dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah anggota populasi dengan jumlah sampel yang dikehendaki.
  5. Tentukan satu anggota sampel yang pertama dari deretan teratas daftar nama/nomor populasi
  6. Sampel kedua, ketiga, dan sterusnya ditentukan dengan menambah besar angka interval.


3. Teknik penerikan sampel secara stratifikasi (Stratified Sampling)
Teknik penarikan sampel stratifikasi digunakan apabila peneliti beranggapan bahwa populasinya bersifat sangat heterogen. Misalnya, peneliti akan melakukan penelitian tentang motivasi mahasiswa UT menggunakan facebook. Peneliti menduga bahwa ada perbedaan motivasi  antara laki-laki dan perempuan, atau antara fakultas ekonomi dengan FISIP. Untu itu peneliti membagi populasi mahasiswa UT ke dalam starata atau subpopulasi berdasarkan jenis kelamin atau berdasarkan fakultas.

Dalam penarikan sampel dengan menggunakan stratifikasi, ada dua cara yang bisa dilakukan oleh peneliti untuk menarik sampel dari masing-masing subpopulasi, berdasarkan pengambilan proporsional dan non-proporsional.

a. penarikan sampel proporsional
Proporsional berarti jumlah masing-masing strata dalam sampel sebanding dengan jumlah masing-masing strata dalam populasinya. Misalnya, kita akan meneliti tentang pemanfaatan facebook pada mahasiswa FISIP UT berdasarkan jurusan. Kita akan menarik sampel sebanyak 100 orang dari populasi dengan karakteristik berikut:

Jurusan sosiologi                            =  25 orang
Jurusan administrasi negara         =  50 orang
Jurusan komunikasi                                  =  75 orang
Jurusan pemerintahan                   =  20 orang
                                                              _________
                                                                170 orang





Dengan demikian, jumlah sampel yang akan diambil dari masing-masing strata adalah:

Jurusan administrasi negara         50/170 x 100 = 29,4             29
Jurusan komunikasi                                   75/170 x 100 = 44,1             44
Jurusan pemerintahan                   20/170 x 100 = 11,7             12
                                                                         ______________
                                                                         Total sampel  100


b. penarikan sampel secara non-proporsional
Teknik ini digunakan untuk menghindari bias yang muncul akibat adanya perbedaan jumlah anggota strata yang terlalu jauh antara masing-masing strata. Jika kita kembali pada contoh di atas, namun dengan sedikit perbedaan. Misalnya dalam jumlah strata jurusan pemerintahan jumlahnya sangat ekstrim, sepeti berikut:

Jurusan sosiologi                            =  25 orang
Jurusan administrasi negara         =  40 orang
Jurusan komunikasi                                   =  75 orang
Jurusan pemerintahan                   =    2 orang
                                                             _________
                                                               142 orang

Jika kita menggunakan cara yang proporsional, maka kita akan mendapatkan hasil sebagai berikut:

Jurusan sosiologi                            25/142 x 100 = 17,6             18
Jurusan administrasi negara         50/142 x 100 = 28,2             28
Jurusan komunikasi                                   75/142 x 100 = 52,8             53
Jurusan pemerintahan                   2/142 x 100 = 1,4                    1
                                                                         ______________
                                                                         Total sampel  100


Dengan cara proporsional, maka jurusan pemerinthn hanya ada 1 orang, sehingga sulit untuk dijadikan perbandingan. Pada kondisi demikian, maka cara non-proporsional sebaiknya digunakan, yaitu dengan cara peneliti mengambil seluruh jurusan pemerintahan yang ada, dan mengurangi strata yang lain.

4. Teknik penarikan sampel cluster (Cluster Sampling)
Teknik penarikan sampel ini digunkan jika kita memiliki keterbatasan dalam menyusun kerangka sampel, mengingat populasi yang ada sangat besar dan tersebar dalam wilayah yang luas. Untuk mengatasi ini peneliti dapat menggunakan beberapa kerangka sampel atau beberapa tahapan penarikan sampel, sampai peneliti dapat menarik sampel yang diinginkan. Hal ini dilakukan dengan cara membagi populasi ke dalam beberpa cluster atau tingkatan.


B. Teknik Penarikan Sampel Secara Non-Probabilita
Teknik penarikan sampel secara non-probabilita dibagi kedalam 4 cara, yaitu; penarikan sampel aksidental, purposive, secara kuota,  dan snowball.

1.    Teknik penarikan sampel aksidental
Teknik penarikan ini digunakan jika populasi penelitian relatif homogen dan peneliti sulit untuk menyusun kerangka sampel. Misalnya, peneliti ingin mengtehaui tentang pendat mahasiswa UT terhadap pelayanan registrasi. Dengan memakai teknik ini, maka peneliti menunggu mahasiswa di bagian pelayanan mahasiswa. Setiap mahasiswa yang datang ke bagian pelayanan mahasiswa akan dijadikan sebagai sampel, sampai sejumlah yang diinginkan.

2.    Teknik penarikan sampel purposive
Teknik ini digunakan dengan menentukan kriteria khusus terhadap sampel, dan dilakukan berdasar pilihan langsung peneliti. Misalnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas pembelian bahan ajar melalui Toko Buku Online. Populasi penelitiannya adalah seluruh mahasiswa UT program non pendas yang ada di UPBJJ-UT Surabaya. Penentuan mahasiswa non pendas sebagai populasi penelitian adalah karena saat ini TBO-UT hanya diperuntukkan bagi mahasiswa program non pendas. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu  pembatasan sampel dengan hanya mengambil unit sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Artinya, responden dipilih atas kriteria atau pertimbangan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah:
a.    mahasiswa UT program non pendas,
b.    pernah membali bahan ajar melalui TBO-UT.

Untuk memperoleh sampel tersebut, peneliti memperolehnya  dari pegawai Toko Karunika UT. Berdasarkan laporan pemesanan dan penjualan bahan ajar dari bulan Januari – Juni 2009, diketahui bahwa jumlah mahasiswa UT yang telah melakukan pembelian bahan ajar dan yang berasal dari UPBJJ-UT Surabaya adalah sekitar 170 orang. Karena jumlahnya relatif sedikit maka semuanya dijadikan sebagai sampel.

3.    Teknik penarikan samepel secara kuota
Teknik ini digunakan oleh peneliti jika populasinya cenderung heterogen dan tersebar luas. Prinsip penarikan sampelnya sama dengan prinsip penarikan sampel di dalam cluster, hanya jika dalam penarikan sampel secara cluster, pemilihan wilayahnya dilakukan secara acak dengan menggunakan undian, maka dalam penarikan sampel dengan menggunakan kuota pemilihan wilayahnya dilakukan dengan cara sengaja.

4.    teknik penarikan sampel snowball
Teknik ini dilakukan jika peneliti ingin mendalami suatu kasus yang sifatnya sensitif sehingga peneliti sulit untuk membuat kerangka sampel. Dalam teknik ini maka peneliti harus membuat suatu jaringan dalam bentuk sosiogram yang melibatkan seluruh objek penelitian. Sesuai dengan namanya, maka peneliti memulai dengan mencari responden dalam kelompok yang kecil, kemudian dari kelompok kecil tersebut, peneliti mendapatkan informasi tentang calon responden berikutnya. Begitu seterusnya sehingga peneliti mendapatkan jumlah responden sesuai dengan yang diinginkan.

Nah, untuk memperdalam pemahaman Anda tentang teknik penarikan sampel, sekarang coba Anda berlatih menentukan sampel dari contoh-contoh berikut:

1.    Cobalah Anda menarik sampel berdasar tabel angka random yang ada pada modul hal : 5.21, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 350, dan peneliti akan mengambil sampel sebanyak 35.
2.    Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik penarikan sampel sistematis, jika diketahui jumlah populasi sebanyak 1450 dan peneliti akan mengambil sampel sebanyak 450 orang.
3.    Cobalah Anda mengambil sampel dengan menggunakan teknik stratifikasi, jika peneliti ingin meneliti tentang sikap mahasiswa UT terhadap pemanfaatan facebook yang didasarkan pada fakultas, dimana mahasiswa FISIP sebanyak 250 orang, mahasiswa FEKON sebanyak 450 orang, mahasiswa FMIPA sebanyak 112 orang, dan mahasiswa FKIP sebanyak 350. Sampel yang akan diambil sebanyak 150 orang.


Silakan Anda mencoba, ingat lebih baik salah dalam menjawab dan menanggapi pada tuton ini dari pada melakukan kecurangan pada saat UAS.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...