METERI INISIASI II
ANALISIS
JABATAN DAN PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA
Saudara mahasiswa, analisis jabatan merupakan studi tentang jabatan
yang akan menghasilkan deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Analisis
jabatan ini bersama-sama dengan perencanaan SDM akan menjadi dasar program
rekrutmen dan seleksi.
Menurut Ivancevich (1992), analisis jabatan adalah proses pengumpulan,
penganalisisan, dan pensintesisan informasi mengenai jabatan. Sedangkan menurut
Byars dan Rue (1997), analisis jabatan adalah proses penentuan dan pelaporan
sehubungan dengan informasi yang berkaitan dengan sifat dasar suatu jabatan
tertentu. Dari kedua definisi tersebut dapat dipahami bahwa proses penentuan
dan pelaporan pada dasarnya baru dapat dilakukan setelah dilakukan proses
pengumpulan, penganalisisan, dan pensintesisan informasi mengenai jabatan, baik
melalui observasi maupun kajian-kajian. Proses ini akan menentukan tugas dan
kewajiban dari pemegang jabatan yang terdiri dari pekerjaan, keahlian,
pengetahuan, kemampuan, dan tanggung jawab yang harus dipenuhi agar dapat
melaksanakan jabatan secara sukses. Dengan
kata lain, analisis jabatan adalah prosedur menentukan tugas dan kewajiban
suatu posisi serta karakteristik orang yang dapat memegang posisi tersebut.
Dari kegiatan analisis ini akan menghasilkan informasi mengenai tuntutan suatu
jabatan. Informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk mengembangkan deskripsi
jabatan (job description), yaitu suatu daftar mengenai apa yang harus dilakukan
oleh suatu jabatan dan spesifikasi jabatan (job specification),
yaitu orang seperti apa yang dapat memegang jabatan tersebut.
Pelaksanaan analisis jabatan memerlukan beberapa langkah pokok yaitu:
1. Menentukan tugas,
aktivitas, perilaku atau kewajiban utama yang harus dilaksanakan pada jabatan tertentu.
2. Kedua,
mengidentifikasi pengetahuan, kemampuan, keahlian, dan karakteristik
lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas.
Pengetahuan mengacu pada suatu kelompok
informasi yang terorganisasi, umumnya berdasarkan fakta-fakta atau prosedural
yang diterapkan secara langsung pada kinerja fungsional. Kemampuan mengacu pada
unjuk kompetensi untuk melakukan suatu perilaku yang nampak atau suatu perilaku
yang menghasilkan suatu produk yang nampak. Sebagai contoh, petugas polisi
dituntut untuk memiliki kemampuan fisik untuk menahan dan memeriksa tersangka
atau kemampuan kognitif untuk memahami dan menyelesaikan suatu bentuk
penahanan. Keahlian merupakan suatu kompetensi untuk melaksanakan suatu
pembelajaran, tindakan psikomotorik dan dapat pula mencakup manipulasi data
manual, verbal atau mental. Dalam contoh polisi di atas, mereka harus
menunjukkan suatu kemampuan menyetir atau kemampuan mengoperasikan dan
memelihara senjata dengan layak. Sedangkan karakteristik lain mencakup faktor
kepribadian (sikap), bakat atau sifat fisik dan mental yang diperlukan untuk
melaksanakan jabatan. Secara lebih rinci Ivancevich (1992), menjelaskan
langkah-langkah analisis jabatan sebagaimana nampak pada gambar1 berikut ini.
Gambar 1
Langkah-Langkah Proses Analisis Jabatan
dan Hubungannya dengan
MSDM serta Desain Jabatan
Sumber: Ivancevich, J.M., 1992, Human Resource Management:
Foundations of Personnel, 5th Edition, Boston, Richard D. Irwin, Inc.
Pengetahuan dan data yang dikumpulkan dari langkah 1 hingga langkah 6 digunakan sebagai dasar bagi setiap aktivitas
manajemen sumber daya manusia lainnya, seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan,
evaluasi kinerja, dan kompensasi. Disamping juga digunakan sebagai masukan bagi
pendesainan dan pendesainan ulang jabatan.
Pengertian
desain jabatan menurut Byars dan Rue (1997) adalah proses penstrukturan
pekerjaan dan pendesainan aktivitas pekerjaan seorang individu atau sekelompok
individu yang spesifik untuk mencapai tujuan organisasional tertentu. Pendesainan jabatan meliputi pembuatan
keputusan, seperti untuk siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana
jabatan akan dilaksanakan. Secara umum proses desain jabatan dibagi dalam tiga
fase:
1. Spesifikasi tugas individu: kenapa tugas yang
berbeda harus dilaksanakan?
2. Spesifikasi metode pelaksanaan masing-masing
tugas: khususnya, bagaimana masing-masing tugas akan dilaksanakan?
3. Kombinasi tugas individu dalam jabatan khusus
untuk diserahkan kepada individu: bagaimana tugas-tugas yang berbeda akan
dikelompokkan untuk membentuk jabatan?
Fase 1 dan 3
menentukan isi jabatan, sedangkan fase 2 mengindikasikan mengenai bagaimana
jabatan dilaksanakan secara tepat dan akurat. Secara keseluruhan tujuan desain
jabatan adalah mengembangkan pembagian kerja yang sesuai dengan tuntutan
organisasi dan teknologi serta dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan
personel dan individu pemegang jabatan. Artinya, keberhasilan desain jabatan digunakan
untuk menyeimbangkan tuntutan organisasi dan kebutuhan individu pemegang
jabatan.
Saudara
mahasiswa, sselanjutnya akan kami jelaskan tentang perencanaan SDM
Menurut Fisher dkk. (1990), perencanaan SDM merupakan
proses dimana organisasi mengantisipasi kebutuhan karyawan di masa mendatang
dan program-program untuk menjamin ketersediaan karyawan secara tepat, baik jumlah maupun
jenisnya ketika diperlukan. Sedangkan menurut Ivancevich (1992), perencanaan SDM
adalah proses yang digunakan untuk menentukan jumlah dan tipe karyawan yang
akan direkrut oleh organisasi atau yang akan dihapus dari organisasi. Kedua
definisi tersebut mengisyaratkan bahwa perencanaan sumber daya manusia yang efektif
akan memberikan mekanisme yang dapat digunakan untuk mengurangi kesenjangan
yang mungkin ada antara pasokan dan permintaan karyawan.
Perencanaan Sumber Daya
Manusia
Saudara
mahasiswa, secara umum perencanaan sumber daya manusia mencakup empat langkah/
tahapan:
a. analisis situasi/
mempelajari lingkungan,
b. meramalkan permintaan
sumber daya manusia,
c. analisis pasokan sumber daya manusia,
d. pengembangan rencana
tindakan.
a.
Analisis Situasi atau
Mempelajari Lingkungan
Tahap pertama perencanaan
sumber daya manusia ditandai oleh interaksi tahap awal antara fungsi manajemen
sumber daya manusia dengan perencanaan stratejik. Rencana stratejik organisasi
harus mengadaptasi kondisi lingkungan dan fungsi manajemen sumber daya manusia
sebagai salah satu mekanisme utama yang dapat digunakan organisasi selama
proses adaptasi. Contoh, perubahan teknologi secara cepat telah memaksa
organisasi dengan segera mengidentifikasi dan mempekerjakan karyawan dengan
keahlian baru, yang sebelumnya belum pernah dibutuhkan organisasi.
b.
Meramalkan Permintaan Sumber
Daya Manusia
Langkah berikutnya adalah
mengestimasi jumlah dan jenis karyawan yang akan dibutuhkan di masa mendatang.
Peramalan menghasilkan estimasi atau kalkulasi lebih lanjut mengenai kebutuhan
staf organisasi. Peramalan lebih banyak melibatkan unsur pertimbangan (human judgment). Contoh, perusahaan
Unilever yang sukses di area global ternyata dalam perencanaan bisnisnya banyak
menggunakan instink.
Banyak teknik peramalan
dapat digunakan oleh organisasi, diantaranya adalah empat teknik peramalan
dikemukakan oleh Ivancevich, yaitu tiga teknik dari atas ke bawah: estimasi
ahli (expert estimate), Proyeksi Tren
(trend projection), modeling, dan
satu teknik dari bawah ke atas: teknik peramalan unit (unit-demand forecasting technique).
c.
Analisis Pasokan Sumber Daya Manusia
Tahap ketiga perencanaan sumber daya manusia didesain untuk menjawab
pertanyaan” berapa banyak dan seperti apa karyawan yang harus dimiliki
organisasi pada saat ini dalam kaitannya dengan kebutuhan akan keahlian dan
pelatihan untuk masa yang akan datang” sehingga perencanaan sumber daya manusia
tidak hanya sekedar menghitung jumlah karyawan organisasi saat ini saja.
Alat utama untuk menilai pasokan karyawan saat ini adalah apa yang disebut dengan
inventori keahlian (skills inventory)
atau sering juga disebut inventori manajemen (management inventory). Kedua istilah tersebut mempunyai tujuan
sama, yaitu memperhatikan arah dari jenis keahlian, kemampuan, pengalaman, dan
pelatihan karyawan yang saat ini dimiliki. Dengan memperhatikan arah tersebut,
organisasi dapat dengan cepat menentukan apakah keahlian tertentu
tersedia sewaktu-waktu dibutuhkan.
d.
Mengembangkan Rencana
Tindakan
Setelah sistem perencanaan
sumber daya manusia dianalisis, baik dari sisi pasokan maupun dari sisi
permintaan tenaga kerja di masa mendatang, selanjutnya dilakukan pembandingan
antara peramalan pasokan dan permintaan untuk menentukan tindakan yang harus
diambil. Sebagus apa pun sistem perencanaan sumber daya manusia dilaksanakan,
dalam kenyataannya akan tetap ada perbedaan antara kedua ramalan tersebut. Oleh
karena itu, organisasi perlu memilih bagian tindakan mana yang akan diambil
untuk mengurangi perbedaan tersebut. Data dari adanya perbedaan tersebut akan
menjadi masukan yang mempermudah pengambilan keputusan mengenai pelatihan,
promosi, demosi, dan keputusan lain yang relevan dengan itu. Terdapat dua
kondisi berkaitan dengan perbedaan tersebut yang harus ditangani oleh
organisasi, yaitu kondisi kekurangan karyawan dan kondisi kelebihan karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar