MATERI INISIASI VI
SISTEM
PENGHARGAAN DAN KOMPENSASI
A. PENDAHULUAN
Saudara
mahasiswa, sistem penghargaan yang efektif harus memberikan kepada karyawan baik
penghargaan finansial maupun non-finansial. Manajer harus menggunakan sistem
penghargaan organisasional seefektif mungkin, sehingga karyawan dapat
termotivasi dan bekerja produktif. Ada tiga dimensi penting yang mendasari
keberhasilan kinerja karyawan, yaitu (1) nilai penghargaan yang ditawarkan; (2)
penghargaan yang didasarkan pada produktivitas; dan (3) karyawan secara
langsung dapat memengaruhi kinerja dan produktivitas mereka melalui usaha yang dilakukannya.
Secara umum,
setelah mengikuti inisiasi ke 6 ini Anda diharapkan dapat menjelaskan
sistem penghargaan dan kompensasi bagi karyawan suatu organisasi dan secara khusus Anda diharapkan dapat menjelaskan:
1. pengertian sistem
penghargaan;
2. hubungan penghargaan
dengan kinerja;
3. pengertian kompensasi;
4. kompensasi dasar.
5. kriteria kompensasi
efektif;
B. PENGERTIAN SISTEM PENGHARGAAN
1.
Sistem Penghargaan Intrinsik
Saudara mahasiswa, menurut Schuster (1985), sistem
penghargaan intrinsik berisi penghargaan yang berasal dari respon individu
terhadap pekerjaan itu sendiri, yaitu berasal dari transaksi antara seorang
individu dengan tugasnya tanpa ikut sertanya (campur tangan) pihak ketiga. Penghargaan
intrinsik ditentukan oleh individu dalam interaksinya dengan pekerjaannya. Contoh,
penghargaan intrinsik dapat berupa rasa tanggung jawab, rasa tertantang, rasa
unggul, rasa mengontrol, rasa berpartisipasi, dansebagainya. Manajemen
harus merancang pekerjaan sedemikian rupa sehingga penghargaan intrinsik dapat
dicapai oleh karyawan yang memenuhinya.
2.
Sistem Penghargaan
Ekstrinsik
Penghargaan ekstrinsik menurut Schuster (1985) dan
Byars dan Rue (1997), adalah kompensasi yang secara langsung disampaikan dan
dikontrol oleh organisasi (pihak ketiga) serta bersifat lebih kasat mata (mudah dilihat). Sistem
penghargaan ekstrinsik mengacu pada semua penghargaan di luar pekerjaan itu
sendiri. Dengan demikian, sistem penghargaan ekstrinsik mencakup baik
penghargaan finansial maupun non-finansial yang diberikan oleh organisasi dalam usahanya untuk merespon kinerja karyawan, baik secara kualitas maupun
kuantitas.
Walaupun penghargaan intrinsik
dan ekstrinsik berbeda, keduanya memiliki hubungan yang sangat erat. Penghargaan
intrinsik dan ekstrinsik; finansial dan non-finansial, secara
bersama-sama berinteraksi menjadi bagian dari sistem penghargaan tunggal (tidak
independen). Contoh, karyawan yang menerima penghargaan ekstrinsik dalam bentuk
kenaikan upah, misalnya, akan serta merta juga merasakan adanya kepuasan batiniyah, yaitu dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Kepuasan
batin karyawan tersebut merupakan
penghargaan intrinsik, yaitu karyawan
yang bersangkutan menginterpretasikan bahwa kenaikan upah tersebut sebagai
tanda melaksanakan pekerjaan dengan baik. Berikut diberikan contoh penghargaan intrinsik dan ekstrinsik.
Tabel1
Contoh Penghargaan Intrinsik dan
Penghargaan Ekstrinsik
Penghargaan Intrinsik
|
Penghargaan Ekstrinsik
|
Prestasi
|
Penghargaan formal
|
Perasaan dapat menyelesaikan tugas dengan baik
|
Tunjangan tambahan
|
Penghargaan
informal
|
Pembayaran insentif
|
Kepuasan kerja
|
Upah
|
Status
|
Kenaikan pangkat
|
Partisipasi,
interaksi
|
Hubungan sosial
|
Keahlian
|
Lingkungan kerja
|
Perkembangan
|
Tantangan
|
Tanggung jawab
|
Supervisi
|
Otonomi
|
|
Sumber:
Schuster (1985)dan Byars & Rue (1997).
C. HUBUNGAN
ANTARA PENGHARGAAN DENGAN KINERJA
Saudara
mahasiswa, pada dasarnya hubungan antara kinerja dengan penghargaan bukan hanya
diinginkan pada level organisasional
saja, tetapi diinginkan juga pada level individu. Teori yang mendasari hubungan
kinerja-penghargaan, adalah bahwa karyawan akan termotivasi untuk mencapai
kinerja yang tinggi jika mereka yakin bahwa motivasi yang tinggi tersebut akan menghasilkan penghargaan yang mereka inginkan.
Oleh karena itu,
organisasi perlu mengaitkan antara penghargan formal, seperti
tunjangan cuti, program asuransi, tunjangan hari raya dengan kinerja. Artinya,
besarnya tunjangan yang akan diterima oleh karyawan ditentukan oleh kinerja
yang dicapai karyawan, bukan ditentukan oleh organisasi atau aspek senioritas. Agar keterkaitan
antara kinerja-penghargaan efektif maka diperlukan beberapa syarat, seperti kinerja harus
dapat diukur secara akurat, harus ada disiplin secara sungguh-sungguh
mengaitkan kinerja dengan penghargaan.
Saudara
mahasiswa, berdasarkan hasil studi menunjukkan bahwa jika besarnya upah tergantung pada kinerja, maka kinerja individu maupun kelompok secara
konsisten akan lebih tinggi dibanding jika tidak ada ketergantungan dengan upah tersebut. Teori pengharapan Vroom menyatakan tentang pentingnya menghubungkan antara kinerja dengan upah untuk memotivasi kinerja
karyawan. Sebagaimana nampak
pada Gambar1, Model Pengharapan memiliki tiga komponen utama, yaitu:
a. Pengharapan itu sendiri. Merupakan persepsi individu mengenai kemungkinan
bahwa usaha mereka akan menghasilkan penyelesaian pekerjaan atau kinerja;
b. instrumentality, yaitu persepsi karyawan tentang kemungkinan bahwa kinerja yang dihasilkannya akan menghasilkan penghargaan (misal upah atau
penghargaan);
c. valensi,
yaitu nilai subjektif karyawan terhadap penghargaan yang akan diterimanya.
Secara sederhana
model penghargaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
M = E. S(I.V)
di mana: M = motivasi
I = instrumentality
E = pengharapan V = valensi
Gambar 1
Elemen Utama Teori Pengharapan Vroom
Sumber: Fisher, C.D., Schoenfeldt, L.F. san Show, J.B. 1990.
Human Resource Management. Boston:
Hougton Mifflin Company.
D. PENGERTIAN KOMPENSASI
Saudara
mahasiswa, kompensasi pada dasarnya merupakan hubungan tukar-menukar antara
karyawan dengan organisasi. Karyawan menukar tenaganya (jasanya)
dengan penghargaan yang disediakan oleh organisasi. Berdasarkan konsep
tukar-menukar ini, menurut Bernardin dan Russel (1998), kompensasi dipandang
sebagai (1) sistem penghargaan yang memotivasi karyawan untuk melaksanakan
pekerjaannya; (2) cara berkomunikasi penting yang digunakan organisasi untuk
menyampaikan dan menguatkan nilai, budaya, dan perilaku yang diinginkan; dan
(3) mekanisme penting yang memungkinkan organisasi untuk mencapai sasaran bisnis mereka. Kompensasi pada dasarnya mencakup penghargaan
baik penghargaan finansial maupun non-finansial.
E. KOMPENSASI DASAR
Saudara
mahasiswa, kompensasi dasar (upah dan gaji) adalah upah yang diterima karyawan sebagai imbalan atas pekerjaannya
yang dapat didasarkan pada jam kerja, mingguan, atau bulanan. Pada umumnya, kompensasi dasar akan digunakan sebagai dasar persepsi karyawan terhadap kelayakan
dan keadilan sistem kompensasi suatu organisasi. Jika karyawan mempunyai persepsi bahwa mereka tidak memperoleh kompensasi secara adil
dan wajar, maka berbagai kemungkinan negatif akan muncul, seperti
kemalasan bekerja, kemangkiran, pemogokan, ke luar organisasi atau pindah ke organisasi
lain.
Menurut Byars dan Rue (1997), sistem
kompensasi dasar seringkali mencerminkan iklim keseluruhan organisasi. Jika
sistem kompensasi dasar dipandang adil dan wajar, maka organisasi secara
keseluruhan dipandang adil dan wajar . Oleh karena itu, tujuan utama dari
sistem kompensasi dasar adalah mengadakan struktur kompensasi yang adil dan
wajar didasarkan pada pekerjaan dan tingkat kinerja pekerjaan yang
bersangkutan.
Sistem kompensasi
dasar, umumnya merancang upah pekerjaan/jabatan tertentu didasarkan pada nilai
relatif pekerjaan/jabatan tersebut terhadap organisasi. Dalam penyusunan rentang
upah tersebut mencakup: 1) menentukan nilai relatif antara jabatan yang satu
dengan jabatan lain dalam satu organisasi (keadilan internal); 2) menentukan
nilai relatif antara jabatan serupa tetapi dalam organisasi yang berbeda
(keadilan eksternal); dan 3) menentukan nilai relatif antara individu yang satu
dengan lainnya dalam jabatan yang sama (keadilan individu).
F.
KRITERIA KOMPENSASI EFEKTIF
Saudara
mahasiswa, fungsi kompensasi adalah menciptakan sistem penghargaan yang layak
baik bagi organisasi maupun karyawan. Bagi perusahaan, sistem pengupahan tidak
menghasilkan upah yang berlebihan, namun dapat efektif. Sebaliknya, bagi
karyawan sistem pengupahan tidak pelit. Dapat memuaskan, minimal kebutuhan
dasar mereka. Ada tujuh kriteria bagi keefektifan kompensasi, yaitu kompensasi
harus:
a. Layak
Kompensasi harus memenuhi persyaratan minimum menurut pemerintah, serikat
pekerja, dan manajer.
b. Adil
Setiap orang harus dibayar secara adil sesuai
denga usaha, kemampuan, dan keahlian mereka.
c. Seimbang
Upah, tunjangan, dan penghargaan lain harus memberikan suatu paket
penghargaan total yang masuk akal.
d. Efektif berdasarkan pertimbangan biaya
Upah tidak boleh
berlebihan, sesuai dengan kesanggupan organisasi membayarnya.
e. Aman
Upah harus cukup aman untuk membantu karyawan merasa aman dalam memuaskan
kebutuhan dasarnya.
f. Menyediakan insentif
Upah harus dapat
memotivasi kerja efektif dan produktif.
g. Diterima karyawan
Karyawan harus mengetahui sistem pengupahan dan merasa sistem tersebut
masuk akal baik bagi perusahaan maupun bagi dirinya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar