INISIASI VI
INSTRUMEN DERIVATIF
Instrumen derivatif adalah
instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset dasarnya (underlying
asset). Asaet yang menjadi dasar
tersebut bisa sangat beragam, mulai dari sekuritas (saham, obligasi), komoditas
(emas, olefin), valas bahkan instrumen dervatif lainnya. Manfaat instrumen derivatif dalam manajemen
risiko adalah sebagai pelindung (hedging) dalam mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dimasa depan. Berikut
ini beberpa instrumen derivatif yang umumnya digunakan di Indonesia.
Forward
Instrumen derivatif forward
merupakan instrumen derivatif yang paling tua, dimana didalam implementasinya
dinyatakan dalam kontrak yang dibedakan menjadi kontrak spot atau kontrak
forward. Kontrka spot mengandung
pengertian bahwa pertukaran ynag berlaku sesuai dengan kondisi saat itu dengan
tidak mempertimbangkan waktu atau dengan kata lain cash and carry (bayar dan
bawa pulang). Misalnya kontrak spot
berupa kurs valuta asing. Apabila kita ingin memperoleh dollar sedangkan mata
uang yang kita miliki adalah Rupiah, maka kita dapat memiliki dollar dengan
menukarkan uang rupaih kita sesuai dengan kurs yang berlaku pada saat itu.
Sedangkan
pada kontrak forward atau kurs forward kita dapat menyatakan waktu penyerahan
sesuai dengan yang kita inginkan, misalnya kontrak forward 3 bulan untuk kurs
Rp. 9000/$. Pada kondisi ini dalam waktu
3 bulan kedepan kita dapat memiliki dolar dengan menyerahkan uang rupiah
sebesar Rp. 9000/$
Berikut
ini perbedaan antara kurs spot dan kurs forward pada sat jual maupun beli.
Beli
Waktu
|
Transaksi Spot dengan kurs
Beli Rp. 9000/$
|
Transaksi Forward dengan kurs
Beli (long) utk 3 bulan Rp. 9000/$
|
t = 0
|
· Menyerahkan Rp. 9000
· Menerima 1 $
|
Tanda
tangan kontrak forward (long) beli untuk 3 bulan
|
t = 3
bulan mendatang
|
|
· Menyerahkan Rp. 9000
· Menerima 1 $
|
Jual
Waktu
|
Transaksi Spot dengan kurs
Jual Rp. 9000/$
|
Transaksi Forward dengan kurs
Jual (short) utk 3 bulan Rp. 9000/$
|
t = 0
|
· Menyerahkan 1 $
· Menerima Rp. 9000
|
Tanda
tangan kontrak forward (short) jual untuk 3 bulan
|
t = 3
bulan mendatang
|
|
· Menyerahkan 1 $
· Menerima Rp. 9000
|
Hedging dengan Forward
Hedging bertujuan untung melindungi nilai investasi
yang kita miliki, misalkan
seorang manajer investasi memilki nilai investasi adalah Rp1 milyar. Selanjutnya
nilai investasi dalam bentuk portofolio obligasi ini mempunyai nilai pasar
saat ini adalah Rp1,2 milyar. Dengan demikian ia sudah memperoleh keuntungan
sebesar 20%.
Mengingat tingkat bunga pada saat ini yang berfluktuasi tajam, dimana jika
tingkat bunga meningkat, nilai portofolio dia akan turun, sedangkan jika
tingkat bunga menurun, nilai portofolio dia akan meningkat. Pada saat ini
manajer investasi merasa sudah puas dengan margin yang dimiliki saat ini (20%) dan
tidak ingin mengambil risiko terhadap perubahan tingkat bunga. Dimana dalam
tiga bulan mendatang portofolio dia akan dievaluasi, dan ia ingin tetpa
mempertahankan kondisi saat ini. Untuk itu manajer tersebut bisa melakukan
hedging dengan menggunakan forward obligasi. Lebih spesifik lagi, ia bisa
memasuki kontrak forward, yaitu short forward obligasi dengan jangka waktu 3
bulan. Misalkan ia berhasil menemukan partner yang bersedia melakukan transaksi
forward obligasi dengan jangka waktu 3 bulan, dengan harga Rp1,2 milyar (sama
dengan harga pasar saat ini). Misalkan tiga bulan mendatang tingkat bunga
meningkat yang mengakibatkan nilai obligasi turun menjadi Rp900.000. Tabel
berikut ini meringkaskan hasil dari hedging tersebut.
|
Harga pasar
obligasi = Rp900 juta
|
·
Posisi spot (mempunyai atau
long obligasi) dengan nilai Rp1,2 milyar
·
Posisi forward (jual atau
short obligasi dengan harga Rp1,2 milyar
|
– Rp 300 juta
+ Rp 300 juta
|
Total keuntungan/kerugian
|
0
|
Tabel
di atas menunjukkan:
(1)
Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar
Rp300 juta (Rp900 juta – Rp1,2 milyar)
(2)
Tetapi kita untung di forward obligasi, karena kita bisa menjual dengan harga
Rp1,2 milyar, sementara harga pasar obligasi adalah Rp900 juta. Kita untung
sebesar Rp300 juta.
(3)
Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan di posisi forward,
Total keuntungan = – Rp300 juta + Rp300 juta = 0
Jika kita tidak melakukan hedging, kita akan rugi sebesar Rp300 juta.
Setelah memasuki kontrak hedging, kerugian di obligasi kita bisa dikompensasi
oleh keuntungan di posisi forward, dengan nilai yang sama, sehingga total
keuntungan menjadi 0. Dengan kata lain, perubahan tingkat bunga tidak akan
mempengaruhi nilai obligasi kita. Nilai obligasi kita tiga bulan mendatang akan
tetap pada nilai Rp1,2 milyar.
Dengan menggunakan grafik, posisi long obligasi (mempunyai obligasi)
bisa digambarkan sebagai berikut ini.
Posisi spot: long
obligasi
(mempunyai
obligasi)
| | | Harga obligasi
Posisi long obligasi digambarkan
dengan garis miring 45 derajat, slope +1, seperti terlihat di bagan di atas. Jika harga
obligasi meningkat, manajer investasi tersebut akan memperoleh keuntungan.
Semakin besar peningkatan harga obligasi, semakin besar keuntungan manajer
investasi tersebut. Tetapi jika harga obligasi turun, dia akan mengalami
kerugian. Yang menjadi kekhawatiran dia adalah jika harga obligasi turun
(daerah sebelah kiri). Untuk mencegah kerugian karena penurunan harga obligasi
tersebut, dia bisa memasuki kontrak forward dengan jalan menjual obligasi
forward. Posisi jual (short) mempunyai cirri sedemikian rupa, sehingga jika
harga obligasi meningkat, investor akan mengalami kerugian, dan sebaliknya.
Posisi tersebut digambarkan sebagai garis miring 45 derajat dengan slope –1,
seperti terlihat pada bagan berikut ini.
Posisi
forward: Short Obligasi (Beli)
| | | Harga Obligasi
Perhatikan
jika harga obligasi meningkat, posisi tersebut memberikan kerugian. Kenapa
demikian? Karena kita sudah berjanji untuk membeli dengan harga. Jika harga
obligasi lebih murah, berarti kita akan membeli dengan harga yang lebih mahal. Jika gambar pada bagan 1
dengan bagan 2 digabung, maka hasilnya akan nampak seperti berikut ini.
Short obligasi (forward)
Long
obligasi (spot)
| | | Harga obligasi
Posisi
gabungan spot dan forward
Bagan
di atas menunjukkan, jika harga obligasi turun, kita mengalami kerugian pada
posisi spot, tetapi memperoleh keuntungan pada posisi forward. Hasil bersih adalah kita tidak memperoleh
kerugian atau keuntungan dari perubahan harga obligasi. Dengan kata lain,
perubahan tingkat bunga (yang berarti perubahan harga obligasi) tidak akan
mengakibatkan kerugian dan keuntungan pada posisi total kita. Dengan kata lain,
forward obligasi bisa dipakai untuk menghedge
portofolio obligasi manajer investasi tersebut.
Mengingat
kontrak forward merupakan kontrak kesepakatan antara pihak
pembeli dan penjual secara langsung sehingga memilki tingkat fleksibiltas yang
tinggi sesuai dengan kesepakatan pembeli dan penjula. Pada kondisi ini kontrak forward memilki variasi yang tinggi atau tidak
terstandarisasi sehingga sulit untuk diperjual belikan atau
diperdagangkan. Hal seperti ini
menyebabkan kontrak forward memiliki
kelemahan sebagai berikut:
- Kurang likuid (sulit diperjual belikan)
- Risiko default (tidak terbayar) cenderung tinggi yang
disebabkan tidak melibatkan pihak atau lembaga lain.
Futures
Instrumen
derivatif futures merupakan instrumen derivatif yang menjadi
solusi dalam mengatasi kelemahan pada instrumen derivatif forward . Untuk itu instrumen derivatif futures
didesain dengan kondisi:
- Standarisasi kontrak
Standarisasi kontrak futures dilakukan dengan :
·
Penetapan besaran per
kontrak sesuai dengan mata uang yang penetapannya dilakukan oleh bursa. Misalnya kontrak futures dolar Australia adalah sebesar A$ 100.000. Untuk itu bila kita mempunyai eksposure
sebesar A$ 150.000 maka kita harus membeli 1 kontak senilai A$. 100.000 atau 2
kotrka senilai A$ 200.000.
·
Btas waktu kontrak adalah
sesuai dengan yang ditetapkan bursa misalnya Maret, Juni, September dan
Desember (untuk waktu 3 bulan). Untuk itu eksposure ynag dimiliki juga harus
menyesuaikan pada kondisi tersebut.
·
Kualitas komoditas. Tidak
semua komoditas dapat di-futures-kan.
Jenis komoditas dan kualitas dari komoditas yang dapat di-futures-kan
ditentukan oleh bursa. Misalnya kopi kualitas A sehingga kopi dengan kualitas
yang lain tidak dapat difutureskan.
- Menggunakan mekanisme marking to market (penyesuaian
terhadap harga pasar) setiap hari dan diperdagangkan melalui bursa.
Melalui mekanisme marking to market, posisi kontrak disesuaikan
dengan harga pasar setiap hari. Proses penyesuaian pada bursa ditentukan
berdasarkan perubahan yang terjadi baik itu untung atau rugi pada setiap
harinya. Untung berarti menambah saldo, sementara rugi akan mengurangi saldo.
Untuk memperjelas situasi
tersebut, misalkan seorang investor membeli (long) satu
kontrak futures euro pada pagi hari, dengan harga ¥ (200)/ÃŽ. Besarnya
kontrak adalah ÃŽ1.000 dengan jangka waktu jatuh tempo adalah dua hari mendatang. Dalam
kurun waktu 2 hari tersebut kurs atau harga futures yen/euro adalah sebagai berikut ini.
Hari
|
Kurs
futures
|
0
(penutupan)
|
(Y250)/ÃŽ
|
1
|
(Y160)/ÃŽ
|
2
|
(Y100)/ÃŽ
|
Misalkan deposit adalah 100.000 yen, saldo
minimal adalah 100.000 yen (besarnya deposit dan saldo minimal ditentukan oleh
Bursa). Deposit diberikan pada waktu investor membeli kontrak tersebut. Jika
saldo minimal tidak terpenuhi, investor tersebut akan dipanggil oleh Bursa
(namanya margin
call), dan investor diharuskan untuk
menutup kekurangan tersebut.
Tabel berikut ini meringkaskan
proses marking to market setiap hari untuk kontrak tersebut.
Hari
|
Kurs
Futures
|
Hasil
Mark to Market
|
Saldo
|
0
awal
|
200
|
Deposit
|
100.000
|
0
|
250
|
(250
– 200) x 1.000 = +50.000
|
150.000
|
1
|
160
|
(160
– 250) x 1.000 = -90.000
|
60.000
|
|
|
margin call karena saldo yang terjadi di bawah saldo minimal
|
|
2
|
100
|
Deposit tambahan sebesar 40.000 yen
(100 – 160) x 1.000 = -60.000
|
100.000
0
|
|
|
Kontrak
ditutup. Investor menyerahkan 100 x 1.000 = 100.000 yen, dan menerima 1.000
euro
|
|
|
|
Total
Kerugian/Keuntungan = 50.000 – 90.000 – 60.000 = – 100.000 yen (rugi)
|
|
Kolom pertama menunjukkan hari perdagangan yang berlangsung selama dua
hari. Kolom kedua menunjukkan kurs futures yang berubah-ubah sampai hari kedua.
Kolom ketiga menunjukkan untung / rugi karena perubahan kurs futures tersebut. Karena
investor tersebut memegang posisi long futures euro, jika yen melemah terhadap
euro (euro menguat terhadap yen), ia akan memperoleh keuntungan. Pada hari
pertama, yen melemah terhadap euro. Investor tersebut akan memperoleh
keuntungan. Keuntungan tersebut adalah 50.000 yen:
(Y250/e – Y200/e) x e1.000 = +Y50.000
Keuntungan tersebut ditambahkan ke deposit, sehingga saldo pada
penutupan hari pertama adalah 150.000 yen. Pada hari kedua, yen menguat
terhadap euro, sehingga investor tersebut mengalami kerugian. Kerugian yang
terjadi adalah 90.000 yen. Kerugian tersebut dikurangkan dari saldo sebelumnya,
sehingga saldo akhir menjadi 60.000 yen. Karena saldo tersebut di bawah saldo
minimal, Bursa akan menelpon investor tersebut dan memintanya untuk menambah
kas agar saldo minimal tetap terjaga. Telepon tersebut dinamakan sebagai margin call. Hari
berikutnya, pagi hari, investor tersebut harus menyerahkan tambahan kas sebesar
40.000 yen. Kemudian pada penutupan, yen menguat lagi sehingga investor
tersebut mengalami kerugian lagi. Tetapi karena kontrak sudah ditutup, investor
tersebut menyerahkan uang sebesar 100 ribu yen, kemudian ia akan menerima 1.000
euro. Jika investor tersebut menolak untuk memberi tambahan kas (pada waktu dia
kena margin call), maka kontraknya akan dibatalkan oleh Bursa.
Dengan cara penyesuaian setiap hari
seperti yang dijelaskan di muka, risiko default futures bisa dikurangi. Berbeda
dengan forward, futures bisa menghindari akumulasi kerugian pada akhir periode.
Pedagang yang tidak mempunyai modal yang cukup kuat dan mempunyai posisi yang
merugikan, bisa keluar dari kontrak futures sebelum jatuh tempo. Pada forward,
karena tidak ada mekanisme marking to market, akumulasi kerugian pada akhir
periode bisa terjadi dan bisa membuat perusahaan yang membeli futures mengalami
kebangkrutan.
Kontrak
futures bisa ditutup dengan mengambil posisi yang berlawanan. Sebagai contoh,
dalam kontrak di atas, misalkan futures yang dipegang pedagang di muka ternyata
menguntungkan, dia bisa mengambil posisi yang berlawanan (short) yang berarti
menjual kontrak futures sebelum jatuh tempo. Dua posisi tersebut saling
menghilangkan dan kemudian pedagang tersebut menerima keuntungan dalam bentuk
kas. Pedagang tersebut tidak perlu benar-benar membeli euro pada jatuh tempo
(tidak perlu melakukan actual delivery). Sebelum jatuh tempo, pedagang tersebut
bisa menyelesaikan kontraknya.
Selamat Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar