AKUNTANSI UNTUK LEASING
(SEWA GUNA USAHA)

 
Dalam  PSAK  No.  30  tentang  Leasing,  disebutkan  bahwa  kegiatan  sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada  tahun  1974  dengan  dikeluarkannya  Surat  Keputusan  Bersama  Menteri Keuangan,  Menteri  Perdagangan  dan  Menteri  Perindustrian  No.  Kep-122/MK/2/1974,  No.  32/M/SK/2/1974  dan  No.  30/Kpb/I/74  tanggal  7 Februari  1974  tentang  "Perizinan  Usaha  Leasing".  Sejak  saat  itu  dan khususnya  sejak  tahun  1980  jumlah  perusahaan  sewa  guna  usaha  dan transaksi  sewa  guna  usaha  makin  bertambah  dan  meningkat  dari  tahun  ke tahun untuk membiayai penyediaan barang-barang modal dunia usaha. 
Hadirnya perusahaan sewa guna usaha patungan (joint venture) bersama perusahaan  swasta  nasional  telah  mampu  memopulerkan  peranan  kegiatan sewa  guna  usaha  sebagai  alternatif  pembiayaan  barang  modal  yang  sangat dibutuhkan  para  pengusaha  di  Indonesia,  di  samping  cara-cara  pembiayaan konvensional  yang  lazim  dilakukan  melalui  perbankan.  Perluasan  cara-cara pembiayaan  tersebut  sejalan  dengan  definisi  leasing  atau  sewa  guna  usaha sebagaimana  dituangkan  dalam  pasal  1  SKB  Menteri  Keuangan,  Menteri Perdagangan  dan  Menteri  Perindustrian  tersebut  di  atas  yang  menyatakan: "Leasing  ialah  setiap  kegiatan  pembiayaan  perusahaan  dalam  bentuk penyediaan  barang-barang  modal  untuk  digunakan  oleh  suatu  perusahaan untuk  suatu  jangka  waktu  tertentu  berdasarkan  pembayaran-pembayaran secara  berkala  disertai  dengan  hak  pilih  (New  York  Optie)  bagi  perusahaan tersebut  untuk  membeli  barang-barang  modal  yang  bersangkutan  atau memperpanjang  jangka  waktu  leasing  berdasarkan  nilai  sisa  yang  telah disepakati bersama".

A.  PENGERTIAN LEASING
Leasing  adalah  perjanjian  kontraktual  antara  lessor  dan  lessee  yang memberikan  hak  kepada  lessee  untuk  menggunakan  properti  tertentu  yang dimiliki  oleh  lessor  selama  periode  waktu  tertentu  dengan  membayar sejumlah uang (sewa) yang sudah ditentukan, yang pada umumnya dilakukan secara  periodik.  Unsur  penting  dari  perjanjian  leasing  bahwa  hak
kepemilikan lessor atas propertinya yang di-lease menjadi berkurang.
Oleh  karena  lease  adalah  suatu  kontrak  maka  perjanjian  yang  disetujui oleh  lessor  dan  lessee  dapat  sangat  bervariasi  dan  hanya  dibatasi  oleh keinginan kedua pihak tersebut. Durasi (jangka waktu lease) dapat bervariasi dari  periode  waktu  yang  pendek  hingga  seluruh  umur  manfaat  dari  aktiva yang bersangkutan. Pembayaran sewa (rental payments) dapat dilakukan dari tahun  ke  tahun  dalam  jumlah  yang  meningkat  atau  menurun;  sementara nilainya  dapat  ditetapkan  terlebih  dahulu  atau  dapat  bervariasi  dengan penjualan,  suku  bunga  utama,  indeks  harga  konsumen  atau  beberapa  faktor lainnya. 


B.  KEUNGGULAN LEASING
 Walaupun  leasing  memiliki  kekurangan,  tetapi  pertumbuhan pengaplikasiannya  menunjukkan  bahwa  lease  sering  kali  memiliki keunggulan  tambahan  terhadap  kepemilikan  properti.  Beberapa  keunggulan yang umumnya dinikmati lessee adalah sebagai berikut:
1.        Pembiayaan  100%  dengan  suku  bunga  tetap.  Lease  sering ditandatangani  tanpa  membutuhkan  uang  muka  dari  lessee,  yang membantu  menghemat  dana  kas  yang  terbatas,  khususnya  sangat diinginkan  oleh  perusahaan  baru  dan  sedang  berkembang.  Selain  itu, pembayaran  lease  juga  sering  bersifat  tetap  sehingga  melindungi  lessee dari inflasi dan meningkatnya cost uang (cost of money).
2.        Proteksi  terhadap  keusangan.  Peralatan  yang  di-lease  dapat mengurangi risiko keusangan bagi lessee, dan dalam banyak kasus, dapat memindahkan risiko nilai residu kepada lessor.
3.        Fleksibilitas.  Perjanjian  lease  memiliki  lebih  sedikit  batasan-batasan bila dibandingkan dengan perjanjian utang lainnya. Lessor yang inovatif mampu membuat perjanjian lease disesuaikan dengan kebutuhan khusus lessee. Misalnya, pembayaran sewa dapat diatur untuk memenuhi waktu pendapatan  kas  yang  dihasilkan  oleh  peralatan  yang  di-lease  sehingga pembayaran  dapat  dilakukan  pada  saat  peralatan  tersebut  mulai produktif.
4.        Pembiayaan  yang  lebih  murah.  Beberapa  perusahaan  menyadari bahwa  pembiayaan  dengan  lease  ternyata  jauh  lebih  murah  daripada jenis pembiayaan lainnya.
5.        Pembiayaan  di  luar  neraca  (off-balance-sheet  financing).  Beberapa lease tidak mengakibatkan bertambahnya kemampuan perusahaan untuk melakukan  pinjaman.  Pembiayaan  di  luar  neraca  semacam  itu  penting bagi perusahaan tertentu.

C.  SIFAT KONSEPTUAL LEASE
Secara  singkat,  FASB  setuju  dengan  pendekatan  kapitalisasi  apabila lease  serupa  dengan  pembelian  seluruh  cicilan,  dengan  menyatakan  bahwa lease  yang  secara  substansial  memindahkan  seluruh  manfaat  dan  risiko  dari kepemilikan properti harus dikapitalisasi. Pemindahan kepemilikan dianggap terjadi  hanya  jika  lease  tersebut  tidak  dapat  dibatalkan.  Tidak  dapat dibatalkan  berarti  bahwa  kontrak  lease  bisa  dibatalkan  hanya  bila  terjadi suatu  hal  yang  bersifat  kontinjensi  atau  ketentuan  pembatalan  dari  penalty kontrak  begitu  tinggi  bagi  lessee  sehingga  kemungkinan  pembatalan  terjadi sangat  kecil.  Hanya  lease  yang  tidak  dapat  dibatalkan  yang  perlu dikapitalisasi.
Dengan  demikian,  dapat  diambil  3  kesimpulan.  (1)  Karakteristik  yang menunjukkan  bahwa  secara  substansial  semua  manfaat  dan  risiko kepemilikan yang telah ditransfer harus diidentifikasi. (2) Karakteristik yang sama  harus  diterapkan  secara  konsisten  kepada  lessee  dan  lessor.  (3)  Lease yang  tidak  mentransfer  semua  manfaat  dan  risiko  secara  substansial  disebut sebagai  lease  operasi.  Kontrak  lease  ini  tidak  perlu  dikapitalisasi,  tetapi diperlakukan sebagai pembayaran lease dan penerimaan lease.


AKUNTANSI OLEH LESSEE

A.  PENCATATAN LEASE

Jika lessee mengkapitalisasi lease maka lessee akan mencatat aktiva dan kewajiban  yang  umumnya  sama  dengan  nilai  sekarang  pembayaran  sewa, lessor  yang  sudah  memindahkan  secara  substansial  seluruh  manfaat  dan risiko  kepemilikan,  mengakui  penjualan  dengan  mengeluarkan  aktiva  dari neraca dan  menggantikannya  dengan piutang. Jurnal  yang dibuat oleh lessor dan lessee dengan asumsi peralatan di-lease dan dikapitalisasi adalah sebagai berikut:

Lessee                                                                         Lessor
Peralatan yang di-lease RpXXX                                 Piutang lease (bersih) RpXXX
Kewajiban lease                   RpXXX                         Peralatan  RpXXX

Karena sudah mengkapitalisasi aktiva, lessee akan mencatat penyusutan. Lessor  dan  lessee  akan  memperlakukan  pembayaran  lease  sebagai pembayaran pokok dan bunga. Jika kontrak lease tidak dikapitalisasi, tidak ada yang dicatat oleh lessee dan  tidak  ada  aktiva  yang  dikeluarkan  dari  pembukuan  tersebut.  Pada  saat pembayaran  lease  dilakukan,  lessee  mencatat  beban  sewa  dan  lessor mengakui pendapatan sewa. 
Untuk  lease  yang  dicatat  sebagai  Lease  Modal  (capital  lease),  lease harus  dianggap  tidak  dapat  dibatalkan,  dan  memenuhi  satu  dari  lebih  empat kriteria berikut ini:
1.        Lease mentransfer kepemilikan properti kepada lessee.
2.        Lease  memiliki  opsi  untuk  membeli  dengan  harga  khusus  (bargain purchase option).
3.        Jangka  waktu  lease  sama  dengan  atau  lebih  75%  dari  estimasi  umur ekonomis aktiva yang di-lease.
4.        Nilai  sekarang  (present  value)  dan  pembayaran  lease  minimum  (tidak termasuk  biaya  executory)  sama  dengan  atau  melebihi  90%  dari  nilai wajar properti yang di-lease.
Lease  yang  tidak  memenuhi  salah  satu  kriteria  di  atas  diklasifikasikan sebagai Lease Operasi (operating lease).

B.  KRITERIA KAPITALISASI
Keempat  kriteria  kapitalisasi  yang  berlaku  untuk  lease  bersifat kontroversial  dan  sulit  diterapkan  dalam  praktik.  Kriteria-kriteria  tersebut akan dibahas berikut ini.
1.        Pengujian Pengalihan Kepemilikan
Jika lease tersebut  mengalihkan kepemilikan aktiva  kepada lessee  maka lease  itu  dianggap  sebagai  lease  modal.  Kriteria  ini  tidak  bersifat kontroversial dan mudah untuk diterapkan.
2.        Pengujian Opsi untuk Pembelian dengan Harga Khusus (Bargain Purchase Option)
Opsi  pembelian  khusus  adalah  sebuah  provisi  yang  memungkinkan lessee  untuk  membeli  properti  yang  di-lease  dengan  harga  yang  secara signifikan  lebih  rendah  dibandingkan  nilai  wajar  properti  yang  diharapkan pada  tanggal  opsi  itu  dapat  digunakan.  Pada  awal  lease,  perbedaan  antara harga  opsi  dengan  nilai  pasar  wajar  yang  diharapkan  harus  cukup  besar sehingga realisasi dari opsi bisa dipastikan secara layak.
3.        Pengujian Umur Ekonomis (Pengujian 75%)
Jika periode lease sama dengan atau  melebihi 75% dari umur ekonomis aktiva,  di  mana  sebagian  besar  risiko  dan  imbalan  atas  pemilikan  barang dialihkan ke lessee maka perlu dilakukan kapitalisasi. Akan tetapi, penentuan jangka waktu atau masa lease dan umur ekonomis aktiva dapat menimbulkan masalah.
4.        Pengujian Pemulihan Investasi (Pengujian 90%)
Jika  nilai  sekarang  (present  value)  dari  pembayaran  lease  minimum (minimum  lease  payments)  sama  dengan  atau  melebihi  90%  dari  nilai  pasar wajar aktiva maka aktiva yang di-lease harus dikapitalisasi. Dasar pemikiran untuk  pengujian  ini  bahwa  jika  nilai  sekarang  pembayaran  lease  minimum tidak  berbeda  banyak  dengan  harga  pasar  aktiva  maka  secara  efektif  aktiva tersebut dapat dibeli.

C.  AKTIVA DAN KEWAJIBAN YANG DIPERLAKUKAN SECARA BERBEDA
Dalam transaksi lease modal, lessee menggunakan lease sebagai sumber pembiayaan.  Lessor  membiayai  transaksi  (menyediakan  modal  investasi) melalui  aktiva  yang  di-lease,  dan  lessee  melakukan  pembayaran  sewa,  yang sebenarnya  merupakan  pembayaran  cicilan.  Oleh  karena  itu,  selama  umur properti  yang  di-lease,  pembayaran  sewa  kepada  lessor  mencakup pembayaran pokok ditambah bunga.
1.  Pencatatan Aktiva dan Kewajiban
Dalam  metode  lease  modal,  lessee  memperlakukan  transaksi  lease seolah-olah  aktiva  telah  dibeli  dalam  transaksi  pembiayaan  di  mana  aktiva diperoleh dan kewajiban diakui. Oleh karena itu, lessee mencatat lease modal sebagai  aktiva  dan  kewajiban  pada  nilai  terendah  antara  (a)  nilai  sekarang (present  value)  dari  pembayaran  lease  minimum  (tidak  termasuk  cost executory)  atau  (b)  nilai  pasar  wajar  aktiva  yang  di-lease  pada  awal  lease. Dasar pemikiran untuk pendekatan ini bahwa aktiva yang di-lease tidak boleh dicatat lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya.
2.  Periode Penyusutan
Salah  satu  aspek  yang  menyulitkan  akuntansi  untuk  penyusutan  aktiva yang  di-lease  yang  dikapitalisasi  berhubungan  dengan  periode  penyusutan. Jika  perjanjian  lease  mengalihkan  kepemilikan  aktiva  kepada  lessee (Kriteria 1) atau mencakup opsi pembelian dengan harga khusus (Kriteria 2) maka  aktiva  yang  di-lease  dengan  cara  yang  konsisten  melalui  kebijakan penyusutan norma lessee atas aktiva yang dimilikinya, dengan menggunakan umur ekonomis aktiva. Sebaliknya, jika lease tidak mengalihkan kepemilikan atau  tidak  mencakup  opsi  pembelian  dengan  harga  khusus  maka  aktiva disusutkan selama masa lease.


3.  Metode Bunga Efektif
Selama  jangka  waktu  lease,  metode  bunga  efektif  digunakan  untuk mengalokasikan  setiap  pembayaran  lease  antara  pokok  dan  bunga.  Metode ini  menghasilkan  beban  bunga  periodik  yang  sama  dengan  persentase konstan dari nilai tercatat kewajiban lease. Tingkat  diskonto  yang  digunakan  oleh  lessee  untuk  menentukan  nilai sekarang dari pembayaran lease minimum harus digunakan oleh lessee ketika mengaplikasikan metode bunga efektif pada lease modal.
4.  Konsep Penyusutan
Walaupun jumlah yang awalnya dikapitalisasi sebagai aktiva dan dicatat sebagai  kewajiban  telah  dihitung  pada  nilai  sekarang  yang  sama,  tetapi penyusutan  aktiva  dan  pengurangan  kewajiban  adalah  2  proses  akuntansi yang  independen  selama  jangka  waktu  lease.  Lessee  harus menyusutkan aktiva yang di-lease dengan menggunakan metode penyusutan konvensional; garis lurus, jumlah angka tahun, saldo menurun, unit produksi, dan lainnya.



AKUNTANSI OLEH LESSOR

A.  KEUNGGULAN LEASING BAGI LESSOR
Keunggulan  leasing  bagi  lessor  adalah :
sebagai berikut.
1.  Pendapatan bunga. Leasing adalah salah satu bentuk pembiayaan. Oleh karena  itu,  lembaga  keuangan  dan  perusahaan  leasing  menganggap leasing  sangat  menarik  karena  menyediakan  marjin  bunga  yang kompetitif
2.  Insentif  Pajak.  Dalam  banyak  kasus,  perusahaan  yang  me-lease  tidak dapat  menggunakan  manfaat  pajak,  tetapi  leasing  memberikan  mereka peluang  untuk  mengalihkan  manfaat  pajak  semacam  itu  kepada  pihak lain (lessee) berupa pengembalian atas tarif sewa yang lebih rendah dari aktiva yang di-lease.
3.  Nilai  Residu  yang  Tinggi.  Keunggulan  lain  bagi  lessor  adalah pengembalian  properti  pada  akhir  masa  lease.  Nilai  residu  dapat menghasilkan laba yang sangat besar.

Dari  sudut  pandang  lessor,  semua  lease  dapat  diklasifikasikan  untuk tujuan akuntansi sebagai berikut :
1.  Lease operasi.
2.  Lease pembiayaan langsung.
3.  Lease jenis penjualan.

Kriteria Kapitalisasi (Lessor)
Kelompok I
1.        Lease mengalihkan kepemilikan properti kepada lessee.
2.        Lease mencakup opsi pembelian dengan harga khusus.
3.        Jangka  waktu  lease  sama  dengan  atau  lebih  dari  75%  estimasi  umur ekonomis properti yang di-lease.
4.        Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum (kecuali cost executory) sama dengan atau melebihi 90% nilai wajar properti yang di-lease.

Kelompok II
1.        Ketertagihan  pembayaran  yang  diperoleh  dari  lessee  dapat  diprediksi secara layak.
2.        Tidak ada ketidakpastian yang penting di seputar jumlah biaya/cost yang tidak  dapat  dibayarkan  kembali  meskipun  telah  dikeluarkan  oleh  lessor menurut  lease  (apa  yang  perlu  dilakukan  oleh  lessor  secara  substansial telah selesai atau biaya masa depan dapat diprediksi secara layak).


Mengapa  kriteria  Kelompok  II  disyaratkan?  Jawabannya  bahwa  profesi ingin  memastikan  bahwa  lessor  telah  benar-benar  mengalihkan  risiko  dan manfaat  kepemilikan.  Jika  ketertagihan  pembayaran  tidak  dapat  diprediksi atau  jika  apa  yang  perlu  dilakukan  oleh  lessor  tidak  lengkap  maka  kriteria untuk  pengakuan  pendapatan  belum  dipenuhi,  dan  hal  itu  harus diklasifikasikan sebagai lease operasi.
Perbedaan  antara  lease  pembiayaan  langsung  dan  lease  jenis  penjualan bagi  lessor  adalah  ada  atau  tidaknya  untung  (atau  kerugian)  produsen  atau penyalur:  lease  jenis  penjualan  melibatkan  keuntungan  produsen  atau penyalur. Sedangkan, lease pembiayaan langsung tidak memiliki keuntungan tersebut.  Keuntungan  (atau  kerugian)  lessor  adalah  perbedaan  nilai  wajar properti  yang  di-lease  pada  awal  lease  dengan  nilai  buku  lessor.  Umumnya lease  jenis  penjualan  terjadi  apabila  perusahaan  manufaktur  atau  penyalur menggunakan leasing sebagai sarana memasarkan produk mereka.

D.  METODE PEMBIAYAAN LANGSUNG (DIRECT FINANCING LEASE) – OLEH LESSOR
Pada  hakikatnya,  lease  merupakan  pembiayaan  atau  pembelian  aktiva oleh  lessee  yang  mengharuskan  lessor  mengganti  aktiva  yang  di-lease dengan  “piutang  pembayaran  lease”.  Informasi  yang  dibutuhkan  untuk mencatat  lease  pembiayaan  langsung  (direct  financing  lease)  ditunjukkan pada pembahasan berikut.
Perhitungan  investasi  kotor  (piutang  pembayaran  lease)  sering  membi-ngungkan karena ketidakpastian mengenai bagaimana memperhitungkan nilai residu.  Ingat,  bahwa  pembayaran  lease  minimum  mencakup  hal-hal  berikut ini.
1.  Pembayaran lease (tidak termasuk cost executory)
2.  Opsi pembelian dengan harga khusus (jika ada)
3.  Nilai residu yang dijamin (jika ada)
4.  Denda atau penalty atas kegagalan untuk memperbarui (jika ada)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...