INISIASI 3
Pendekatan database
memperlakukan data sebagai sumber daya organisasi yang seharusnya dipergunakan
serta dikelola oleh seluruh bagian organisasi. Fokusnya adalah
integrasi data dan pembagian data dengan seluruh pemakai yang berhak memakainya.
Integrasi data dapat dicapai dengan mengkombinasikan beberapa file utama ke
dalam suatu ”kolam”/pool data yang
dapat diakses oleh berbagai program aplikasi. Kolam/pool yang dimaksud adalah sebuah program yang disebut Database Management System (DBMS).
Pengembangan utama dalam teknologi database
berawal dengan adanya beberapa kejadian seperti yang dapat Anda baca dan
pelajari pada bagian Evolusi Teknologi Database, Modul 4 Kegiatan Belajar 1
halaman 4.2 sampai dengan 4.4 BMP Sistem Informasi Akuntansi (EKSI4312).
Sekarang, silakan Anda baca dan pelajari bagian tersebut.
Saudara Mahasiswa, basis data (database)
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya,
tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Sampai dengan membentuk suatu database, data mempunyai jenjang
mulai dari karakter (characters), item
data (data item atau field), record, file, dan database. Penjelasan dari masing-masing jenjang data
tersebut adalah berikut ini.
1. Karakter-karakter (characters)
Merupakan bagian data yang terkecil dapat
berupa karakter numeric, huruf,
maupun karakter-karakter khusus (special
characters) yang
membentuk suatu item data.
2. Field
Suatu field menggambarkan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu item dari
data, misalnya nama, alamat, dan sebagainya. Kumpulan dari field membentuk record.
Terdapat 3 hal penting dalam suatu field
yaitu:
a. Nama
dari field (field name)
Field harus diberi nama untuk membedakan field yang satu dengan field yang lainnya.
b. Representasi
dari field (field representation)
Menunjukkan tipe dari field (field type) serta lembar dari field
(field width). Field dapat bertipe numerik atau huruf. Lebar dari field menunjukkan ruang maksimum dari field yang dapat diisi dengan
karakter-karakter data.
c. Nilai
dari field (field value)
Menunjukkan
isi dari field untuk masing-masing record.
3. Record
Kumpulan dari field membentuk suatu record. Record menggambarkan suatu unit data individu yang tertentu.
Kumpulan dari record membentuk suatu
file.
4. File
File terdiri dari record-record yang menggambarkan satu
kesatuan data yang sejenis.
Ada dua jenis file
dasar yaitu:
a. File
Utama (master file)
File ini sering
disebut file permanen yang digunakan untuk menyimpan informasi kumulatif
mengenai sumber daya organisasi dan pelaku-pelaku dengan siapa mereka
berinteraksi. Contohnya, file utama persediaan dan perlengkapan menyimpan
informasi mengenai sumber daya yang penting bagi perusahaan. Demikian juga file
utama pelanggan, pemasok, dan karyawan menyimpan informasi mengenai para pelaku
penting utama yang berinteraksi dengan organisasi.
b. File Transaksi (transaction file)
File ini berisi catatan mengenai setiap
transaksi bisnis yang terjadi dalam periode fiskal tertentu. Contohya, suatu
perusahaan memiliki file transaksi yang berisi catatan atas transaksi penjualan
dan file transaksi lain yang berisi catatan tentang pembayaran pelanggan.
5. Database
Kumpulan dari file
membnetuk suatu database.
Untuk lebih
jelasnya, dapat Anda lihat pada gambar jenjang dari data dan gambar database berikut.
Penerapan database
dalam sistem informasi disebut dengan Database
System (sistem database). Sistem database memisahkan tampilan logis dan fisik
data. Tampilan logis adalah bagaimana pemakai atau programer secara konseptual
mengatur dan memahami data. Misalnya, seorang manajer penjualan
mengkonseptualisasikan seluruh informasi mengenai pelanggan dan menyimpannya
dalam bentuk tabel. Tampilan fisik merujuk pada bagaimana dan dimana data secara
fisik diatur dan disimpan dalam disk, tape, CD-ROM, atau media lainnya.
Sebagai contoh yaitu
tentang pengaturan catatan file piutang, silakan Anda lihat pada tabel berikut.
Memisahkan tampilan fisik dan logis tersebut
bertujuan agar:
a. Memungkinkan pengembangan aplikasi baru karena programer dapat
berkonsentrasi untuk memasukkan kode (coding)
dan hal-hal yang akan dilakukan program ke dalam logika aplikasi dan tidak
perlu memusatkan perhatian pada bagaimana dan dimana berbagai data disimpan
atau diakses
b. Para pemakai dapat mengubah konsep hubungan antara berbagai bagian data
(tampilan logis tugasnya) tanpa mengubah cara data tersebut secara fisik
disimpan
c. Administrator database dapat mengubah penyimpanan fisik data untuk
meningkatkan kinerja sistem tanpa menimbulkan pengaruh atas para pemakainya
atau program aplikasinya
Saudara, tadi di awal sudah dijelaskan
mengenai sekilas tentang Database Management
System (DBMS). Nah, sekarang apa kaitan DBMS dengan sistem database yang
memisahkan tampilan fisik dan logis?
DBMS mengendalikan database agar para
pemakai dapat mengakses, membuat permintaan, atau memperbaruinya tanpa harus
mencari terlebih dahulu bagaimana dan dimana suatu data disimpan secara fisik.
Pada gambar berikut
akan terlihat software sistem
manajemen database yang berkaitan dengan hubungan (link) antara cara data secara fisik disimpan dan dengan tampilan
logis data pemakai.
Tingkatan
arsitektur yang relevan dengan database dan manajemen database adalah:
1) Arsitektur
Database Tingkat Konseptual
Database
merupakan kumpulan beragam elemen informasi yang akan digunakan untuk
tujuan-tujuan yang telah dipilih atau merupakan tampilan seluruh database pada
tingkat organisasi yang mencakup isi database, penggunaan database, laporan
yang diinginkan, dan informasi yang ingin diketahui. Misalnya, arsitektur
tingkat konseptual siklus pendapatan di database akan berisi informasi mengenai
pelanggan, penjualan, penerimaan kas, staf penjualan, uang kas, dan persediaan.
2) Arsitektur
Database Tingkat Logis
Pada
tingkat logis ini, jenis struktur data logis adalah berikut ini.
- Struktur Pohon/Hierarkis
Jenis
struktur ini menggambarkan bahwa setiap simpul mewakili himpunan field dan simpul yang lebih tinggi
disebut simpul induk. Setiap simpul induk akan mempunyai anak di mana hubungan
antar induk dan anak disebut cabang. Simpul anak tidak dapat memiliki lebih
dari satu induk.
- Struktur Jaringan
Jenis struktur ini
memungkinkan segmen untuk memiliki lebih dari satu induk. Setiap jaringan
ditransformasikan ke struktur pohon.
- Struktur Data Relasional
Dalam tahap ini
memandang database sebagai kumpulan dua tabel dimensional.
3) Arsitektur Database Tingkat Fisik
Arsitektur database
tingkat fisik berkaitan dengan teknik-teknik implementasi dan isu-isu khusus
yang berhubungan dengan metode-metode pengaksesan data. Terdapat 3 metode akses
data yang terpenting yaitu:
Ø File sekuensial
Pada metode ini,
catatan-catatan hanya dapat diakses dalam sekuens yang telah ditentukan. Metode
ini sangat bermanfaat dalam pemrosesan batch.
Ø File sekuensial terindeks
adalah file sekuensial
yang tersimpan dalam DASD dan diindeks serta disortir secara fisik dalam field yang sama. File ini berhubungan
dengan file ISAM dimana struktur file ISAM mencakup 3 area yaitu:
Indeks
Merupakan peta yang
menghubungkan field kunci catatan
dengan alamat-alamat yang berkaitan di area utama
Area utama (primer)
Merupakan bagian dari
disk dimana catatan aktual ditulis
Area tambahan
Merupakan bagian
terpisah dari disk yang dialokasikan bagi file untuk membuat tambahan yang
dibuat, tanpa melakukan pemrosesan ekstensif terhadap file awal
Ø File Terakses secara langsung
Pada metode ini,
memungkinkan catatan-catatan individual dapat dipanggil secara cepat tanpa
menggunakan indeks. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung setiap catatan
yang bersangkutan.
Salah satu metode
penting yang digunakan untuk menyimpan dan menempatkan catatan-catatan file
akses langsung yaitu dengan membuat field
kunci.
Setiap DBMS harus menyediakan sarana
untuk pelaksanaan 3 fungsi dasar yaitu: menciptakan, mengubah, dan
mempertanyakan database. Sekelompok perintah yang digunakan untuk menjalankan
ketiga fungsi tersebut secara berurutan diacu sebagai bahasa untuk definisi
data, bahasa untuk manipulasi data, dan bahasa untuk meminta data. Penjelasan
tentang bahasa-bahasa tersebut adalah berikut ini.
1) Bahasa Definisi
Data atau Data Definition Language
(DDL)
Saudara Mahasiswa, pada BMP Sistem
Informasi Akuntansi (EKSI4312), tertulis Data Description Language (DDL), tetapi yang benar adalah Data Definition Language (DDL).
Bahasa ini memungkinkan administrator
database untuk mendefinisikan struktur logika database yang disebut skema.
Berikut ini contoh penggunaan bahasa DDL.
2) Bahasa
Manipulasi Data atau Data Manipulation
Language (DML)
DML mencakup perintah-perintah untuk
pemutakhiran, pengeditan, manipulasi, dan ekstraksi data. DML digunakan untuk
perawatan data, yang mencakup operasi seperti pembaruan (updating), penyisipan (inserting),
dan penghapusan (deleting) suatu
bagian dari database.
Berikut ini contoh penggunaan bahasa DML
3) Bahasa
Permintaan Data atau Data Query Language
(DQL)
DQL adalah bahasa yang mudah digunakan
dan merupakan penghubung yang memungkinkan pemakai untuk meminta informasi dari
database. Umumnya, DQL berisi perintah yang cukup luas, tetapi mudah digunakan,
sehingga para pemakainya dapat memenuhi sebagian kebutuhan informasinya tanpa
bantuan dari programer,
Berikut ini contoh penggunaan bahasa DQL
4) Bahasa permintaan terstruktur atau Structure Query Language (SQL)
Adalah bahasa permintaan yang luas, tetapi
mudah digunakan. Bahasa ini digunakan dalam 2 kategori yaitu, 1)bahasa
permintaan berdasarkan teks, dan 2) bahasa permintaan berdasarkan grafis.
Keluasan dan kesederhanaan bahasa ini memungkinkan pembuatan laporan tertentu
dengan mudah.
Saudara mahasiswa,
selanjutnya kita akan membahas tentang Sistem Informasi Terdistribusi.
Seperti yang telah
Anda baca pada materi pada inisiasi 2, yaitu tentang jaringan (network) khususnya WAN, terdapat 3 cara
dasar untuk mengkonfigurasikan WAN yaitu:
Sentralisasi
Seluruh terminal dan peralatan
lainnya dihubungkan dengan komputer pusat perusahaan, yang biasanya berupa mainframe besar. Keuntungan sistem
sentralisasi adalah kendali yang lebih baik, staf teknologi yang berpengalaman,
dan skala ekonomi. Sedangkan kelemahannya adalah besarnya kompleksitas, biaya
komunikasi yang lebih tinggi (karena seluruh pesan harus dikirim melalui
komputer pusat), dan kurangnya fleksibilitas dalam memenuhi kebutuhan setiap
departemen atau pemakai.
Desentralisasi
Setiap unit departemen memiliki
komputer dan LAN mereka sendiri. Keuntungan sistem desentralisasi terutama
adalah memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan setiap departemen atau
pemakai yang lebih baik daripada sistem sentralisasi, biaya komunikasi sering
lebih rendah selama data yang disimpan lokal. Kelemahannya adalah kompleksitas
dalam koordinasi data yang disimpan di banyak lokasi, peningkatan biaya hardware, dan kesulitan yang lebih besar
untuk mengimplementasikan pengendalian yang efektif.
Sistem proses data terdistribusi
Pada dasarnya merupakan gabungan
dari pendekatan sentralisasi dan desentralisasi. Keuntungan dari sistem proses
data terdistribusi adalah beberapa komputer departemen saling mendukung (back-up) satu sama lain, sehingga risiko
kehilangan lebih kecil; setiap sistem lokal diperlakukan sebagai modul yang
dapat dengan mudah ditambahkan, di upgrade
atau dihapus dari sistem. Kelemahannya adalah lokasi yang berbeda-beda dan
keanekaragaman kebutuhan membuat sulitnya pekerjaan koordinasi sistem dan
pemeliharaan hardware, software, serta konsistensi data;
penyeragaman cara dokumentasi dan pelaksanaan pengendalian juga sulit dilakukan
karena wewenang dan tanggung jawab tersebar; banyaknya lokasi dan saluran
komunikasi menghalangi dibentuknya pengendalian keamanan yang memadai dan
pemisahan tugas; duplikasi data di beberapa lokasi yang dapat meningkatkan
biaya penyimpanan dan menciptakan peluang ketidakkonsistenan data.
Agar pemahaman Anda tentang sistem
sentralisasi, desentralisasi, dan terdistribusi menjadi lebih jelas, silakan
Anda perhatikan gambar berikut ini.
Komunikasi data dalam sistem terdistribusi
didukung dengan server. Server secara konstan menjalankan
program komputer (resident program)
dan database yang berkaitan atau file data yang memuat satu atau lebih
perangkat lunak atau layanan data ke komputer lain dalam jaringan.
Program-program server beroperasi
dengan cara berbeda dari jenis program lainnya, yaitu:
- Server secara kontinyu akan
bekerja dengan monitoring saluran komunikasi berdasarkan kebutuhan klien
- Server database secara khusus
mendukung remote procedur calls,
yang memungkinkan dalam satu komputer melakukan tugas kueri dan
pemutakhiran dalam server
database maupun dalam jaringan
Distributed
Information System
(DIS) adalah sistem informasi terdistribusi yang diterapkan dalam sistem
komputasi dimana databasenya ada di dalam server.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang
operasional penggunaan server-klien
yang mencakup pengertian komunikasi interproses, jenis server, komponen sistem database terdistribusi, kebijakan database,
silakan Anda pelajari Modul 4 Kegiatan Belajar 2 halaman 4.14 sampai dengan
4.19 BMP Sistem Informasi Akuntansi (EKSI4312) dengan teliti.
Selanjutnya, kita akan membahas tentang
pendistribusian data dan sumber daya komputasi.
Pendistribusian data dan sumber daya
komputasi dilaksanakan melalui:
a. Pendistribusian
data
Database dapat didistribusikan dengan salah
satu dari 3 cara berikut.
- Dapat
dilakukan melalui server
database tunggal yang dapat diakses dari manapun di dalam jaringan
- Dapat
direplikasi sehingga kopi berganda tersedia di lebih dari satu lokasi
- Dapat didistribusikan per lembaran melalui jaringan
b.
Pendistribusian CPU
Pemakai atau aplikasi
dapat secara otomatis menggunakan prosesor dalam jaringan jika prosesor
tersebut lokal. Pendistribusian CPU memungkinkan penugasan otomatis terhadap
aplikasi-aplikasi individual ke CPU dari sebuah pusat prosesor.
c. Pertukaran Data Elektronik (Electronic Data Interchange/EDI)
Adalah pertukaran
langsung dokumen bisnis dari komputer ke komputer, seperti order pembelian dan
order penjualan. Dengan meniadakan kebutuhan untuk secara manual memasukkan
kembali data, EDI meningkatkan tingkat akurasi dan mengurangi biaya melalui
penurunan waktu dan pengeluaran yang berhubungan dengan pengiriman dokumen,
proses dokumen, dan penyimpanan dokumen kertas.
Terdapat 4 manfaat
khusus EDI yaitu:
- Biaya akan tereduksi dengan mengurangi penggunaan
kertas
- Kesalahan-kesalahan diminimalkan dengan mereduksi
jumlah orang yang melakukan masukan data
- Memungkinkan perusahaan untuk melengkapi transaksi
lebih cepat
- Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan
dari adanya kesempatan bisnis baru
Sebelum 2 perusahaan melakukan pertukaran
dokumen satu sama lain, kedua perusahaan harus menandatangani EDI partnership agreement yang mengatur
secara hukum bagaimana transaksi bisnis secara elektronis dilaksanakan.
Terdapat 3 cara dalam persetujuan EDI yaitu:
v Jika perusahaan mengirim dan menerima dokumen-dokumen EDI melalui
komunikasi langsung perusahaan ke perusahaan (misalnya penggunaan saluran
telepon standar, VSAT, dan ISDN), kedua perusahaan harus menggunakan perangkat
lunak penterjemah dan komunikasi yang memadai
v Dua perusahaan yang mengirim dan menerima dokumen-dokumen secara tidak
langsung melalui jaringan nilai tambah (value
added network/VAN) untuk umum seperti Sprintnet atau MCI
v Menggunakan sistem turnkey pihak
ketiga
Saudara mahasiswa, bagaimana? Apakah
sampai materi ini Anda sudah paham?
Baiklah, mari kita lanjutkan dengan
pembahasan berikutnya yaitu tentang sistem pemrosesan data elektronik.
Sistem pemrosesan
data elektronik terdiri dari 3 komponen sistem yaitu:
- Sistem masukan
- Sistem pemrosesan
- Sistem keluaran
Penjelasan dari masing-masing sistem
tersebut adalah berikut ini.
A.
Sistem masukan
Sistem masukan
tanpa kertas (paperless input systems),
sering disebut juga sistem masukan on-line.
Pada sistem ini, transaksi-transaksi dimasukkan secara langsung ke dalam jaringan
komputer dan kebutuhan pengetikan dalam dokumen sumber dikurangi.
Salah satu masalah
dalam sistem masukan tanpa kertas adalah ketiadaan pemisahan tugas dan jejak
audit. Dalam sistem masukan dengan kertas,
penyiapan dokumen sumber dan masukan data secara normal dipisahkan, sedangkan
dalam sistem masukan tanpa kertas,
fungsi-fungsi tersebut dilaksanakan oleh satu orang sehingga mengurangi
pengendalian yang berkaitan dengan pemisahan tugas. Kelemahan pengendalian
tersebut dapat diatasi dengan menggunakan log
transaksi atau iregister
transaksi yang dibuat dengan logging
atas seluruh masukan ke file khusus yang secara otomatis memuat tags untuk mengidentifikasikan
transaksi. Pelabelan (tagging)
berarti bahwa informasi berorientasi audit yang ditambahkan termasuk dalam data
transaksi orisinal. Salah satu jenis sistem masukan tanpa kertas yang merupakan
sistem identifikasi otomatis adalah sistem Point
Of Sale (POS) misalnya sistem POS otomatis dimana para tenaga penjual
menggunakan alat pembaca (scanner)
optikal untuk meneliti kode bar pada barang yang dijual seperti halnya kartu
kredit pelanggan.
Transaksi-transaksi
dengan sistem masukan tanpa kertas yang melibatkan intervensi manusia umumnya
diproses melalui 2 tahap yaitu:
- Entri data dan edit data
- Transfer ke sistem aplikasi komputer pusat
B.
Sistem Pemrosesan
1 Sistem Pemrosesan berdasar Kertas
Sistem pemrosesan
pada dasarnya adalah seluruh sistem berdasar kertas untuk memproses transaksi
yang berorientasi batch. Dalam sistem
pemrosesan berorientasi batch, transaksi-transaksi dimasukkan ke dalam komputer
dalam bentuk batch. Sebuah batch adalah sekelompok transaksi yang serupa
(misalnya, pesanan penjualan) yang diakumulasi selama beberapa waktu dan
kemudian diproses bersama-sama. Pemrosesan batch merupakan suatu metode yang
ekonomis untuk pemrosesan transaksi yang bervolume tinggi. Keuntungan pemrosesan secara batch adalah 1) organisasi dapat
mencapai alokasi sumber daya pemrosesan yang efisien dengan menerapkan prosedur
yang terspesialisasi dan biayanya efektif, 2) memberikan sarana kontrol atas
pemrosesan transaksi. Kelemahan utamanya adalah file dan laporan akan segera
usang pada saat berada di antara waktu pemrosesan.
Pemrosesan secara
batch dapat dilakukan dengan pendekatan berikut ini.
a. Pemrosesan secara Batch
dengan pemutakhiran file secara berurutan
Pemrosesan
ini mencakup:
- Penyiapan file transaksi
- Pemutakhiran file induk
- Pemutakhiran buku besar
- Penyiapan laporan buku besar
b. Pemrosesan secara Batch dengan pemutakhiran
file akses random
Pemutakhiran ini lebih
mudah dilakukan karena sudah tidak perlu menyortir file transaksi ke pesan yang
sama di file master dan tidak perlu membuat file induk baru.
2. Sistem pemrosesan tanpa kertas
Dalam sistem pemrosesan tanpa kertas,
selain pemrosesan secara batch digunakan pula pemrosesan secara tepat waktu atau disebut juga on-line real time processing. Pada
pemrosesan tepat waktu ini, transaksi-transaksi diproses pada saat dimasukkan
ke dalam sistem.
C. Sistem Keluaran
Sistem keluaran dapat berupa sistem dengan
kertas, tanpa kertas, atau antara keduanya. Sebagian besar sistem dengan kertas
dan berorientasi batch dengan pemrosesan file sekuensial menghasilkan volume
keluaran yang besar karena sistem tersebut menghasilkan keluaran atau rangkapan
microfiche dari seluruh file sebagai
referensi. Pada sistem tanpa kertas yang on-line
atau tepat waktu cenderung menghasilkan sangat sedikit keluaran. Pengendalian
terhadap keluaran dirancang untuk mengecek bahwa hasil pemrosesan telah
menghasilkan keluaran yang sah dan dapat didistribusikan secara memeadai.
Baiklah Saudara Mahasiswa, sampailah kita
pada bahasan yang terakhir dari inisiasi 3 ini yaitu tentang Teknologi
Informasi Auditing terutama berkaitan dengan Pengolahan Data Elektronik (PDE)
Auditing.
Istilah “PDE Auditing” umumnya digunakan
untuk menjelaskan 2 jenis aktivitas yang berhubungan dengan komputer yaitu:
Menjelaskan proses
penelaahan dan evaluasi pengendalian intern dalam suatu sistem PDE atau
auditing melalui komputer
Menjelaskan
pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa pekerjaan audit
yang tidak dapat dilaksanakan secara manual atau auditing dengan komputer
Teknologi PDE Auditing telah berkembang
sejalan dengan perkembangan sistem komputer. Teknologi PDE Auditing dapat Anda
baca dan pelajari pada Modul 4 Kegiatan Belajar 4 halaman 4.39 BMP Sistem
Informasi Akuntansi (EKSI4312).
Jenis-jenis PDE Auditing meliputi berikut
ini.
a. Pendekatan Umum
terhadap PDE Audit
Pendekatan ini mengikuti 3 tahap umum yang
divariasi sesuai dengan kebutuhan yaitu berikut ini.
- Tahap
pertama terdiri dari telaahan dan evaluasi awal terhadap area yang akan
diaudit serta penyiapan rencana audit
- Tahap
kedua merupakan telaahan dan evaluasi rinci atas pengendalian
- Tahap
ketiga mencakup pengujian ketaatan yang diikuti dengan analisis dan
pelaporan hasil-hasil.
b. Audit atas Aplikasi-aplikasi PDE
Audit atas aplikasi-aplikasi PDE mencakup
penelaahan pengendalian dalam 3 area umum pengendalian aplikasi yaitu masukan,
pemrosesan, dan keluaran. Data uji, simulasi paralel dapat digunakan untuk
menguji pengendalian pemrosesan, Generalized
Audit Software dapat digunakan untuk menelaah transaksi atau file-file
keluaran.
c. Audit pengembangan sistem aplikasi
Audit pengembangan sistem aplikasi
diarahkan pada aktivitas-aktivitas analis sistem dan para programer yang
mengembangkan dan memodifikasi program-program aplikasi, file-file, dan
prosedur-prosedur yang berkaitan. Terdapat 3 area umum dalam pelaksanaan audit
ini yaitu standar-standar pengembangan sistem, manajemen proyek, dan
pengendalian pengubahan program.
d. Audit atas Pusat Layanan Komputer
Audit atas pusat layanan komputer dilakukan
sebelum audit atas aplikasi dilakukan untuk meyakinkan integritas umum,
lingkungan dimana aplikasi akan difungsikan. Audit dilakukan terhadap beberapa
area, salah satunya adalah pengendalian lingkungan yang meliputi persyaratan
sistem-sistem mainframe yang
berkaitan dengan pusat layanan komputer dan keamanan secara fisik atas
pusat-pusat yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
Hall, James A. (2001). Sistem
Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Accounting
Information System. 3th Ed.
Romney, Marshall B.
Steinbart, Paul John. (2004). Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Amos Kwary.
Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan dari: Accounting Informations Systems.
9th Ed.
H.M, Jogiyanto. (1988). Sistem
Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Yogyakarta: BPFE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar