INISIASI 4
A. ARUS TRANSAKSI
Istilah pemrosesan transaksi merupakan beragam
aktivitas dalam perusahaan yang harus dilakukan untuk mendukung operasi
sehari-hari. Pada sebuah perusahaan manufaktur, terdapat diagram arus data
logis yang menggambarkan proses transaksi yang merupakan kesinambungan dan
kepentingan berbagai pihak yaitu pelanggan, pemasok, penjual, dan karyawan.
Sistem pemrosesan transaksi (SPT) sebagai sebuah aktivitas pemrosesan
transaksi-transaksi secara logis terdiri dari 4 subsistem utama yang disebut
siklus meliputi berikut ini.
1.
Siklus
pendapatan
adalah rangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan data terkait yang terus berulang
berkaitan dengan penyediaan dan pendistribusian barang dan jasa ke para
pelanggan serta penagihan kas dari pembayaran yang berkaitan.
2.
Siklus
pengeluaran
adalah rangkaian
kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
pembelian barang dan jasa kepada pihak lain dan penetapan kewajiban pembayaran
yang berkaitan.
3.
Siklus produksi
adalah rangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan data terkait yang terus terjadi
berkaitan dengan pembuatan produk.
4.
Siklus keuangan
adalah rangkaian
aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan
perolehan dan manajemen dana modal, termasuk kas.
Saudara mahasiswa, sebelum Anda mempelajari
masing-masing siklus tersebut secara rinci, Anda harus membaca dan memahami terlebih
dahulu tentang arus transaksi perusahaan manufaktur secara keseluruhan pada
Modul 5 kegiatan Belajar 1 halaman 5.2 sampai dengan 5.4 BMP Sistem Informasi
Akuntansi/EKSI4312. Setelah Anda paham tentang arus transaksi tersebut, Anda
dapat mengelompokkan/mengklasifikasikan setiap arus transaksi tersebut ke dalam
siklus yang berkaitan. Selanjutnya, silakan Anda pelajari pengklasifikasian
arus transaksi berdasarkan siklus transaksi pada halaman 5.5.
Jika Anda belum memahaminya, Anda harus mempelajari
kembali tentang arus transaksi perusahaan manufaktur.
Baiklah, mari kita lanjutkan pembahasan berikutnya.
Komponen dasar dari sistem pemrosesan transaksi
mencakup masukan, pemrosesan, penyimpanan, dan keluaran. Penjelasan dari
masing-masing komponen dasar tersebut adalah berikut ini.
1. Masukan
Suatu dokumen menyediakan bukti dari peristiwa
ekonomi dan dapat digunakan untuk memulai pemrosesan transaksi. Sebagian
dokumen ada yang merupakan HASIL dari pemrosesan transaksi. Terdapat 3 jenis
dokumen yaitu:
a. Dokumen sumber
Peristiwa-peristiwa
ekonomi menimbulkan dokumen-dokumen yang diciptakan pada awal (sumber)
transaksi. Ini disebut dokumen sumber (source document). Dokumen sumber
digunakan untuk menangkap dan memformalisasi data transaksi yang diperlukan
untuk memproses siklus transaksi.
Berikut ini
dapat Anda perhatikan ilustrasi penciptaan dokumen sumber.
Pada gambar
tersebut, peristiwa ekonomi “penjualan” menyebabkan petugas penjualan
menyiapkan pesanan penjualan yang merupakan bukti formal bahwa suatu penjualan
terjadi. Salinan dokumen sumber ini memasuki sistem penjualan yang digunakan
untuk membawa informasi ke berbagai fungsi seperti penagihan, pengiriman, dan
piutang dagang.
Dokumen-dokumen
sumber seperti, order pelanggan, slip penjualan, faktur, order pembelian, dan
kartu jam kerja karyawan adalah bukti fisik masukan ke dalam sistem pemrosesan
transaksi.
b. Dokumen produk
Merupakan hasil
transaksi pemrosesan, bukan dokumen yang memicu mekanisme proses. Gambar
berikut mengilustrasikan bahwa tagihan pelanggan adalah dokumen produk dari
sistem penjualan.
c. Dokumen Turnaround (berbalik)
Merupakan
dokumen produk dari satu sistem yang menjadi dokumen sumber dari sistem
lainnya. Gambar berikut mengilustrasikan dokumen turnaround.
Pada gambar
tersebut, pelanggan menerima dua salinan tagihan atau laporan. Bagian atas
dokumen merupakan tagihan aktual dan bagian bawah merupakan surat pengiriman
uang. Ketika pelanggan melakukan pembayaran, mereka memindahkan surat
pengiriman uang dan mengembalikannya ke perusahaan bersama dengan ceknya.
Sebuah dokumen turnaround membawa informasi penting tentang akun
pelanggan untuk membantu sistem penerimaan kas untuk memproses cek tersebut.
2. Pemrosesan
Meliputi penggunaan jurnal dan register untuk
menyediakan catatan masukan yang permanen dan kronologis. Jurnal digunakan untuk mencatat transaksi
yang akan diproses oleh organisasi. Suatu transaksi dicatat dalam sebuah jurnal
dalam urutan kronologis. Terdapat 2 jenis jurnal yaitu:
a. Jurnal khusus
Jurnal ini
digunakan untuk mencatat kelas transaksi spesifik yang muncul dalam volume
tinggi. Transaksi dicatat pada jurnal khusus dengan tujuan agar diproses secara
lebih efisien daripada jurnal umum, misalnya jurnal khusus “penjualan” untuk
mencatat transaksi penjualan. Berikut
ini dapat Anda perhatikan contoh jurnal khusus.
b. Jurnal Umum
Jurnal ini untuk
mencatat transaksi yang jarang terjadi atau tidak sama. Misalnya, kita akan mencatat penyusutan
secara periodik dan jurnal penutup di jurnal umum, seperti ilustrasi berikut.
Perhatikan pada gambar tersebut bahwa kolom-kolomnya
tidak spesifik sehingga memungkinkan setiap jenis transaksi dicatat.
c. Register
Istilah
register digunakan:
Ø
Merujuk ke
jenis-jenis tertentu dari jurnal khusus. Misalnya, jurnal pembayaran gaji
sering disebut dengan register gaji.
Ø
Menunjukkan
catatan harian (log). Misalnya, suatu register penerimaan adalah catatan
harian (log) untuk semua penerimaan bahan baku atau barang dagang yang
diterima dari pemasok, suatu register pengiriman adalah sebuah catatan harian (log)
tentang semua catatan pengiriman kepada pelanggan.
3. Penyimpanan
Buku besar menyediakan penyimpanan data baik dalam
sistem manual maupun terkomputerisasi. Buku besar adalah buku akun-akun
keuangan yang mencerminkan efek-efek keuangan dari transaksi perusahaan yang
telah diposkan ke berbagai jurnal. Buku besar menunjukkan kegiatan per jenis
akun. Buku besar menunjukkan kenaikan, penurunan, dan saldo lancar dari setiap
akun. Selain menyediakan informasi mengenai laporan keuangan, buku besar juga
merupakan mekanisme untuk memverifikasi keakuratan semua data akuntansi yang
telah diproses.
4. Keluaran
Setiap dokumen yang dihasilkan dari sistem
pemrosesan transaksi adalah keluaran, misalnya neraca saldo, laporan keuangan,
laporan operasional, pembayaran cek, dokumen pengiriman, dan faktur cek
(pembayaran kepada pemasok.
Saudara mahasiswa, apakah sampai materi ini, Anda
sudah jelas? Jika sudah jelas, selanjutnya silakan Anda baca dan pelajari
dengan teliti mengenai perancangan sistem tata buku berpasangan yang meliputi,
pendekatan sistem, ayat jurnal standar, cara-cara pemrosesan transaksi,
kebutuhan akan bagan akun, perancangan bagan akun, dan dokumentasi pada Modul 5
Kegiatan Belajar 1 halaman 5.9 sampai dengan 5.19 BMP Sistem Informasi
Akuntansi /EKSI4312.
B. SISTEM KODE AKUN
Untuk melakukan bisnis, suatu organisasi harus
dengan efektif mengorganisasikan arus-arus transaksi. Tanpa beberapa metode
untuk mengidentifikasi dan menyalurkan transaksi dan informasi akun, komunikasi
vital di antara subsistem SIA akan kacau dan berantakan. Pengkodean merupakan
suatu metode untuk mengatasi hal itu. Semua aplikasi SIA mnggunakan kode-kode
untuk mewakili berbagai aspek dari aktivitas ekonomi. Pengkodean dengan tepat
mewakili sejumlah informasi yang kompleks. Kode bertujuan untuk:
1. Menyediakan identifikasi ringkas
2. Memberi arti bagi data dalam pemrosesan selanjutnya
3. Mengidentifikasi transaksi dan akun yang unik dalam satu file
4. Menyediakan sarana akuntabilitas untuk kelengkapan transaksi yang
diproses
5. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif
Skema pengkodean dibedakan menjadi:
1. Kode numeric yaitu kode yang menggunakan digit-digit tertentu
(umumnya himpunan karakter misalnya 0, 1, 2, 3, …, 9) yang banyak digunakan
dalam pemrosesan data otomatis.
2. Kode alfanumerik yaitu kode yang menggunakan angka, huruf, alfabet, dan
simbol-simbol khusus seperti +, dan *.
Jenis-jenis kode terdiri dari:
a. Kode sekuensial
Kode ini mewakili item-item dalam tatanan yang
berurutan (menurun atau menaik). Suatu aplikasi yang umum dari kode sekuensial
numerik adalah dokumen sumber yang sudah diberi nomor urut sebelumnya.
Pengkodean sekuensial mendukung rekonsiliasi transaksi batch, seperti
pesanan penjualan, pada akhir pemrosesan. Jika sistem pemrosesan transaksi
mendeteksi setiap gap dalam urutan
nomor transaksi, kode ini akan memperingatkan manajemen akan kemungkinan
kehilangan atau salah penempatan transaksi. Di sisi lain, pengkodean sekuensial
tidak mengandung informasi di luar tatanan urutan dokumen. Misalnya, sebuah
kode sekuensial untuk suatu item persediaan bahan baku tidak menjelaskan
informasi tentang atribut item tersebut (jenis, ukuran, material, lokasi
gudang, dan sebagainya). Pengkodean sekuensial sulit untuk diubah. Penyisipan
suatu item baru pada titik tengah tertentu memerlukan penomoran kembali
item-item tersebut.
b. Kode Blok
Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan objek
ke dalam kelompok-kelompok. Kode ini merupakan variasi dari pengkodean
sekuensial.
Sebagai contoh, Universal Product Code
Berikut adalah ilustrasinya.
Perhatikan dalam gambar tersebut bahwa lima digit
pertama menspesifikasikan atau “memblok” produsen tertentu dan lima digit
berikutnya mengidentifikasi atau “memblok” produk tertentu dari produsen
tertentu.
c. Kode kelompok atau kode grup atau
kode hierarkis
Kode ini digunakan untuk mewakili item-item atau
peristiwa yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih data yang saling
berkaitan. Struktur kodenya terdiri dari wilayah atau fields yang
memiliki makna yang spesifik. Untuk lebih jelasnya silakan Anda perhatikan gambar
berikut.
d. Kode kalender Julian
Kode kalender Julian adalah pengkodean dengan
menggunakan prosedur penanggalan kalender yang distandarkan dengan pembuatan
tanggal secara berurutan dan lebih cocok untuk manipulasi aritmatika. Pada
penanggalan Julian ini, semua hari yang diberi nomor secara berurutan dari
tanggal, bulan, dan tahun secara acak, tidak langsung dapat diidentifikasikan.
Sebagai contoh, 31 Desember 1989, dikodekan dengan kalender Julian menjadi
286050, 1 Januari 1990 dikodekan dengan kalender Julian menjadi 286051.
e. Kode kalender Gregorian
Kode kalender Gregorian adalah pengkodean dengan
melakukan pengubahan dari hari ke bulan, dari bulan ke tahun untuk melakukan
pengurangan yang sama. Misalnya, 1 Januari 1990 dikodekan dengan kalender
gregorian menjadi 900101; 31 Desember 1989, dikodekan dengan kalender gregorian
menjadi 891231.
f. Kode mnemonic
adalah pengkodean dengan menggunakan himpunan
karakter alfanumerik (huruf dan angka) yang dikombinasikan untuk menyingkat
atau memperpendek kode yang serupa dengan pengucapan atau pengerjaan objek yang
bersangkutan. Misalnya, JP artinya jurnal “penjualan”, PD artinya piutang
dagang, KP artinya kantor pusat. Skema kode mnemonic membuat pemakai
tidak perlu mengingat artinya, karena kode itu membawa informasi tingkat tinggi
tentang item yang diwakilinya.
Dalam merancang kode, terdapat beberapa hal yang
harus dipertimbangkan yaitu:
v
Kode harus
menghasilkan klasifikasi yang diinginkan dan fleksibel
v
Keterpaduan
file-file data
v
Panjang kode
C. PERANCANGAN FORMULIR
Banyak sistem aplikasi akuntansi dibuat dengan satu
pertimbangan yaitu pembuatan dan penanganan formulir adalah fungsi utama dari
sistem.
Formulir digunakan untuk:
1. mengumpulkan informasi dan menyediakan bukti bahwa operasi telah dilakukan
2. menstandarkan masukan dan keluaran dari aplikasi pemrosesan data
3. membantu karyawan yang berpengalaman maupun tidak berpengalaman dengan
mengindikasikan data apa yang harus dicatat dan format atau tata letaknya.
Formulir dapat berupa dokumen kertas atau format
yang ditampilkan dalam peralatan masukan/keluaran komputer misalnya, terminal
layar monitor.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
perancangan formulir meliputi:
1. Instruksi-instruksi pengisian formulir harus jelas dan menyediakan spasi
untuk memasukkan (entri)
2. Diperlukan koordinasi pos-pos data dalam formulir atau himpunan formulir
3. Dalam hal formulir-formulir kertas, perancangan membutuhkan hal-hal
seperti warna ganda, pranomor, dan spesifikasi tertentu untuk ukuran dan
kualitas kertas
Dari sudut perancangan sistem, harus
mempertimbangkan jumlah rangkap formulir, sasaran pendistribusian, dan apakah
rangkap pertama sama dengan semua rangkap lainnya.
Saudara mahasiswa, untuk materi tentang
pertimbangan penyimpanan catatan dan persyaratan penyimpanan catatan pajak
secara elektronis dapat Anda pelajari pada Modul 5 Kegiatan Belajar 2 halaman
5.30 sampai dengan 5.32 BMP Sistem Informasi Akuntansi /EKSI4312.
SELAMAT BELAJAR!!!
DAFTAR PUSTAKA
Hall,
James A. (2001). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat. Terjemahan
dari: Accounting Information System. 3th Ed.
Romney, Marshall B. Steinbart,
Paul John. (2004). Penerjemah: Dewi Fitriasari dan Deny Amos Kwary. Jakarta:
Salemba Empat. Terjemahan dari: Accounting Informations Systems. 9th
Ed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar