PERSEROAN: MODAL DISETOR


PERSEROAN: MODAL DISETOR

1. Perseroan Terbatas dan Modal Saham
Badan  usaha  yang  berbentuk  PT  (Perseroan  Terbatas)  secara  hukum merupakan  suatu  pribadi  yang  berdiri  sendiri.  Hak  dan  kewajiban  yang ada pada perusahaan berbentuk PT adalah hak dan kewajiban PT itu sendiri. Dengan  demikian,  dapat  dikatakan  bahwa  pemilik  perusahaan  yang berbentuk PT secara hukum terpisah dengan perusahaan yang bersangkutan.
Dilihat  dari  kaca  mata  akuntansi,  PT  merupakan  bentuk  badan  usaha yang  sesuai  dengan  entity  theory.  Entity  theory  memandang  perusahaan sebagai  satu  kesatuan  akuntansi  yang  berdiri  sendiri.  Dalam  hal  ini, perusahaan  mempunyai  kewajiban  pertanggungjawaban  atas  kekayaan  yang dikelolanya  kepada  2  pihak,  yaitu  (1)  pihak  luar  sebagai  pemberi  pinjaman, dan (2) pemilik sebagai penyetor modal.
Ditinjau dari sumbernya, kekayaan yang dimiliki oleh sebuah PT berasal dari 3 sumber, yakni (1) dari pihak luar yang berbentuk utang (kewajiban), (2)  dari  pemilik  yang  berupa  setoran  modal,  dan  (3)  dari  hasil  operasi perusahaan  yang  berbentuk  laba  ditahan.  Sumber  kekayaan  yang  berasal dari pemilik biasa disebut sebagai Modal Saham (Stockholder’s Equity) atau Shareholder’s  Equity.  Modal Saham  bersama  Laba  Ditahan  membentuk  pos (rekening,  akun)  Modal  Sendiri  (Owner’s  Equity)  yang  menunjukkan besarnya hak pemilik atas kekayaan PT yang bersangkutan.
Pada  saat  pendiriannya,  sebuah  PT  mendapatkan  modal  dengan  jalan menerbitkan  dan  menjual  saham.  Jumlah  dan  nilai  saham  yang  diterbitkan dan  dijual  tersebut  ditetapkan  dalam  Anggaran  Dasar  dan  Akte  Pendirian (Article  of  Incorporation).  Dengan  demikian,  pemilikan  atas  sebuah  PT diwujudkan  dengan  dimilikinya  saham  yang  dikeluarkan  oleh  PT  tersebut. Pemilik  mengawasi  operasi  perusahaan  yang  dilaksanakan  oleh  manajemen dengan  jalan  memilih  dan  membentuk  Dewan  Komisaris  (Board  of Directors)  yang  dilakukan  pada  saat  diadakan  Rapat  Umum  Pemegang Saham (RUPS).
Terdapat beberapa jenis Perseroan Terbatas yang secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut.
1.        PT  Pemerintah  (Public  Corporations),  merupakan  PT  yang  pemegang sahamnya  adalah  pemerintah  tempat  PT  tersebut  berdiri.  Di  Indonesia PT jenis ini biasa disebut dengan PT – Persero, misalnya PT Kereta Api Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, PT PLN,  PT  Perusahaan  Tambang  Minyak  &  Gas  Nasional,  PT  Pelabuhan Indonesia  II,  dan  lain-lain.  PT  ini  bisa  juga  tidak  sepenuhnya  milik pemerintah. Pihak swasta pun boleh memiliki sahamnya, namun dengan proporsi yang lebih kecil, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.        PT  swasta  (Private  Corporation),  merupakan  PT  yang  pemegang sahamnya didominasi oleh swasta. Dilihat dari ada tidaknya saham yang diterbitkan, private corporation’s terdiri atas:


a.  Tanpa saham
PT  ini  tidak  menerbitkan  saham  dan  tidak  bertujuan  untuk  mencari laba. Di Indonesia PT jenis ini tidak ada.
b.  Dengan saham
PT  jenis  ini  beroperasi  dengan  tujuan  untuk  mencari  laba,  dan  ia menerbitkan  saham  sebagai  bukti  pemilikannya.  PT  dengan  saham dapat dibagi menjadi berikut ini:
1)  PT tertutup (closed corporations)
Saham  yang  diterbitkan  PT  jenis  ini  hanya  dimiliki  oleh beberapa  orang  tertentu  saja,  dan  biasanya  merupakan perusahaan  keluarga.  Saham  yang  diterbitkannya  tidak  dijual kepada masyarakat umum.
2)  PT terbuka (open corporations)
Saham yang diterbitkan oleh PT Terbuka dijual secara bebas ke masyarakat luas. PT Terbuka bisa berbentuk:
a)  PT terdaftar (listed corporations)
Pada PT jenis  ini,  saham  yang  diterbitkan  diperjualbelikan oleh  sebuah  lembaga  resmi.  Contohnya,  di  Indonesia, lembaga  yang  mengelola  saham-saham  yang  diterbitkan oleh  perusahaan  yang  go  public  adalah  PT.  Danareksa Sekuritas.  Go  public  merupakan  istilah  yang  digunakan untuk perusahaan yang menerbitkan saham dan menjualnya ke masyarakat luas.
b)  PT  tidak  terdaftar  (unlisted  corporations  atau  over  the counter corporation)
Saham  yang  diterbitkan  diperjualbelikan  lewat  agen  surat berharga yang ditunjuknya.

A.  CIRI-CIRI SAHAM
Saham  sebagai  bukti  pemilikan  PT  yang  mengeluarkannya  bisa mempunyai  nilai  nominal  ataupun  tidak  bernominal.  Saham  yang  tidak bernilai  nominal  dapat  memiliki  suatu  nilai  yang  ditetapkan  terlebih  dahulu oleh  PT  yang  bersangkutan.  Pemerintah  tempat  PT  tersebut  berdiri  sering juga  membuat  peraturan  yang  mengharuskan  adanya  saham  sebesar  nilai tertentu walaupun saham tersebut tidak bernilai nominal. Ada juga saham tak bernilai  nominal  yang  ditetapkan  nilai  minimumnya.  Hal  ini  bertujuan  agar PT  penerbit  bisa  memperoleh  modal  dengan  jumlah  minimum  tertentu  dari penjualan  saham  tersebut.  Nilai  nominal  saham  biasanya  ditetapkan  dalam jumlah  yang  kecil dengan  maksud agar saham dapat lebih  mudah terjual. Di samping  itu,  dengan  nilai  nominal  yang  kecil  dapat  dihindari  setoran  modal yang lebih rendah dari nilai nominal saham.
Hak-hak  pemegang  saham,  antara  lain  berikut :
1.  Hak Suara
Hak  ini  digunakan  dalam  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  untuk  dapat ikut serta menentukan kebijaksanaan manajemen perusahaan.


2.  Hak Pembagian Laba
Pemegang  saham  mempunyai  hak  untuk  ikut  mendapatkan  bagian  laba yang  dihasilkan  oleh  perusahaan.  Pembagian  laba  ini  berupa  dividen yang akan dibagikan sesuai dengan kebijaksanaan manajemen.

3.  Hak memperhatikan proporsi pemilikan saham
Hak  ini  digunakan  dalam  perusahaan  yang  mengeluarkan  saham  baru. Para  pemegang  saham  akan  memperoleh  kesempatan  pertama  untuk membeli  saham  baru  yang  diterbitkan  sebanyak  proporsional  jumlah saham  yang  dimilikinya  sehingga  jika  pemegang  saham  menggunakan haknya  tersebut  maka  proporsi  pemilikan  saham  akan  tetap.  Hak  untuk membeli saham baru ini disebut dengan preemptive right.

4.  Hak pembagian harta perusahaan pada saat likuidasi
Apabila  oleh  karena  suatu  hal  perusahaan  harus  menutup  usahanya (likuidasi)  maka  pemegang  saham  berhak  atas  sisa  harta  perusahaan setelah kewajiban perusahaan kepada pihak luar terselesaikan semua.

B.  JENIS SAHAM
Terdapat  2  jenis  saham  yang  lazim  dikeluarkan  oleh  sebuah  PT,  yaitu saham  biasa  (common  stock)  dan  saham  prioritas  (preference/  preferred stock). Perbedaan antara kedua jenis saham tersebut adalah sebagai berikut.
1.  Saham Biasa
Saham  Biasa  memiliki  hak  atas  kekayaan  perusahaan  dan  hak  atas pembagian  laba  pada  urutan  yang  terakhir.  Dengan  demikian,  apabila  pada suatu  saat  perusahaan  harus  dilikuidasi,  pemegang  saham  biasa  baru  dapat menerima  hak  atas  kekayaan  perusahaan  setelah  kewajiban  kepada  kreditor dan  hak  pemegang  saham  prioritas  dipenuhi  atau  terselesaikan.
2.  Saham Prioritas
Saham  jenis  ini  mempunyai  keistimewaan-keistimewaan  tertentu dibanding  dengan  saham  biasa.  Keistimewaan  tersebut,  antara  lain  berikut ini.
a.  Prioritas dalam hal pembagian dividen
Dalam  hal  pembagian  dividen,  pemegang  saham  prioritas  berhak  untuk menerima  terlebih  dahulu.  Untuk  itu  saham  prioritas  diterbitkan  dengan nilai nominal untuk menentukan besarnya dividen yang diterimanya.
b.  Prioritas atas pembagian aktiva perusahaan saat likuidasi
Pada  saat  perusahaan  dilikuidasi,  pemegang  saham  prioritas  akan menerima  pembagian  aktiva  perusahaan  setelah  kewajiban  terhadap kreditor  dipenuhi  perusahaan.  Dengan  begitu  pemegang  saham  prioritas mempunyai  hak  untuk  menerima  pembagian  aktiva  perusahaan  lebih dahulu dari pemegang saham biasa.


c.  Dapat ditukarkan menjadi saham biasa
Ada  perusahaan  yang  memberikan  hak  kepada  pemegang  saham prioritasnya  untuk  bisa  menukarkannya  menjadi  saham  biasa  setelah jangka  waktu  tertentu  masa  pemilikannya  dengan  rasio  pertukaran tertentu.  Saham  prioritas  dengan  hak  konversi  (convertible  preferred stock)  ini  tidak  hanya  mendapatkan  hak  prioritas  atas  pembagian dividen, tetapi ia juga mempunyai hak tukar menjadi saham biasa.
d.  Dapat dipanggil/dilunasi setiap saat
Jenis saham prioritas yang dapat dipanggil setiap saat (callable prefered stock)  setelah  lewat  jangka  waktu  pemilikan  tertentu  dapat ditarik/dilunasi  oleh  perusahaan  penerbit  jika  dirasa  perlu.  Nilai pelunasan  saham  prioritas  biasanya  sudah  ditentukan  lebih  dahulu  dan besarnya biasanya di atas nilainya pada saat diterbitkan.

3.  Jenis Hak Preferen Saham Prioritas Atas Dividen
Dalam kaitannya dengan pembagian dividen, hak preferen yang ada pada saham prioritas bisa dibagi menjadi, seperti berikut.
a.  Kumulatif berpartisipasi
b.  Kumulatif dan tidak berpartisipasi
c.  Tidak kumulatif berpartisipasi
d.  Tidak kumulatif tidak berpartisipasi


Akuntansi untuk Penerbitan Saham dan Transaksi Terkait

Perusahaan  yang  berbentuk  PT  (Perseroan  Terbatas)  memperoleh modalnya  dengan  jalan  menerbitkan  dan  menjual  saham.  Banyaknya saham,  jenisnya,  dan  cara  pemilikannya  diatur  dalam  akte  pendirian (Certificate  of  Corporation)-nya.  Pemilik  PT  merupakan  orang  yang memiliki  saham  PT  tersebut. Modal  yang  diperoleh  dari  menerbitkan  saham disebut  Modal  Saham.  Dalam  kaitannya  dengan  pengeluaran  saham, terdapat istilah-istilah yang harus Anda pahami dari modal saham, yaitu:
1.  Modal  Saham  Diotorisasi  atau  Modal  Saham  Statutair  atau  Modal Dasar
Adalah  jumlah  saham  beserta  nilai  nominalnya  yang  dapat  diterbitkan sesuai dengan akte pendirian PT yang bersangkutan.
2.  Modal Saham Beredar
Adalah jumlah saham yang terjual dan berada dalam peredaran.
3.  Modal Saham Belum Beredar
Adalah  jumlah  saham  yang  sudah  ada  otorisasi  pengeluarannya,  tetapi masih belum terjual.
4.  Modal Saham Yang Ditarik Dari Peredaran (Treasury Stock)
Adalah  jumlah  lembar  saham  beserta  nilai  nominalnya  yang  pernah beredar  yang  kemudian  dibeli  kembali  (ditarik  dari  peredaran)  oleh  PT yang bersangkutan.
5.  Modal Saham Ditempatkan
Adalah jumlah modal saham beredar ditambah treasury stock.
6.  Modal Saham Belum Ditempatkan
Adalah  selisih  antara  modal  saham  diotorisasi  dengan  modal  saham ditempatkan.
7.  Modal Saham Dipesan
Adalah  jumlah  saham  yang  telah  dipesan  pembeliannya  oleh  pihak tertentu.  Saham  yang  dipesan  ini  baru  akan  diserahkan  kepada pembelinya setelah harga saham tersebut dibayarkan semuanya.

A.  SAHAM BERNILAI NOMINAL
Dari  Kegiatan  Belajar  1  Anda  telah  mengetahui  bahwa  saham  yang dikeluarkan  oleh  sebuah  PT  bisa  mempunyai  nilai  nominal  ataupun  tidak. Besarnya  nilai  nominal  telah  ditentukan  dalam  akte  pendirian  PT  tersebut. Harga jual saham sering kali berbeda dengan nilai nominalnya. Hak ini dapat dimaklumi  karena  kondisi  perekonomian  serta  perusahaan  penerbit  sangat mempengaruhi  tinggi  rendahnya  harga  jual  saham.  Standar  Akuntansi Indonesia  mengatur  agar  saham  dicatat  sebesar  nilai  nominalnya.  Apabila ternyata harga jual saham lebih tinggi dari nominalnya maka kelebihan harga tersebut  dicatat  sebagai  Agio  Saham.  Sedangkan  apabila  harga  jual  saham lebih rendah dari nominalnya maka selisih kurangnya dicatat sebagai Disagio Saham.  Dalam  neraca  pos  Agio  dan  Disagio  Saham  disajikan  sebagai penambah  dan  pengurang  pos  modal  saham  yang  akan  membentuk  Modal Disetor. Agio atau Disagio Saham untuk masing-masing jenis saham dicatat secara  terpisah.  Apabila  penjualan  saham  menimbulkan  disagio,  pada dasarnya  perusahaan  berhak  melakukan  pungutan  tambahan  kepada pemegang  saham.  Masalah  mengenai  pungutan  tambahan  ini  akan  dibahas tersendiri  dalam  sub-bahasan  yang  terpisah.  Agio  atau  Disagio  yang  timbul dari  penjualan  saham  akan  dihapuskan  secara  proporsional  pada  saat  saham ditarik dari peredarannya.

B.  SAHAM TANPA NILAI NOMINAL
Terdapat  2  alasan  terhadap  penerbitan  saham  tanpa  nilai  nominal,  yaitu (1)  untuk  menghindari  timbulnya  disagio  saham  yang  menyebabkan  adanya semacam kewajiban bersyarat (contingent liability) kepada pemegang saham, dan  (2)  sukar  untuk  menghubungkan  antara  nilai  saham  dengan  nilai  sehat (fair  market  value)-nya.  Meskipun  demikian  jarang  ada  pemerintah  suatu negara yang mengizinkan pengeluaran jenis saham ini.

C.  PENJUALAN SAHAM DENGAN PROSEDUR PESANAN
Adakalanya  penjualan  saham  dilakukan  dengan  menggunakan  prosedur pesanan. Yang dimaksud dengan prosedur pesanan adalah pembeli memesan terlebih  dahulu  atas  saham  yang  akan  dibelinya.  Pada  umumnya  pesanan tersebut disertai dengan pembayaran uang muka untuk sebagian harga saham yang  dipesan.  Saham  yang  dipesan  biasanya  baru  akan  diserahkan  kepada pemesannya  apabila  si  pemesan  tersebut  telah  melunasi  seluruh  harga  jual saham  yang  dipesan.  Yang  berlaku  di  negara  Amerika  Serikat,  pada umumnya  penjualan  saham  dengan  prosedur  pesanan  dilakukan  oleh perusahaan  kecil  yang  hendak  melakukan  go  public.  Bisa  juga  prosedur  ini dilakukan  oleh  suatu  perusahaan  apabila  ia  memberi  kesempatan  kepada pegawainya untuk ikut memiliki perusahaan dengan cara membeli sahamnya.

D.  PENJUALAN SAHAM SECARA LUMPSUM
Penjualan  secara  lumpsum  adalah  penjualan  terhadap  beberapa  jenis saham dengan harga gabungan. Sebagai contoh, 100 lembar saham biasa dan 50 lembar  saham  prioritas  dijual  dengan  harga  Rp. 30.000.000,00.  Masalah akuntansi  yang  timbul  di  sini  adalah  bagaimana  mengalokasikan  harga gabungan  tersebut  ke  masing-masing  jenis  saham  agar  dapat  ditentukan masing-masing  harga  jualnya.  Hal  ini  perlu  dilakukan  mengingat  prinsip akuntansi  mengharuskan  untuk  mencatat  tiap  jenis  saham  yang  dikeluarkan dengan terpisah. 
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan harga jual gabungan  ke  tiap  jenis  saham,  yaitu  (1)  Metode  Proporsional  (Proportional Method), dan (2) Metode Inkremental (Incremental Method).

E.  PENJUALAN SAHAM MELALUI TRANSAKSI NONKAS
Tidak  jarang  perusahaan  memberikan  sahamnya  sebagai  imbalan  dari barang  atau  jasa  yang  diterima  dari  pihak  lain.  Dalam  keadaan  seperti  ini, akan  timbul  masalah  terhadap  penentuan  harga  jual  saham  maupun  harga perolehan aktiva yang diterima. Untuk menentukan nilai pertukaran tersebut, dapat digunakan dasar sebagai berikut.
1.        Harga jual saham ditentukan sebesar harga pasar aktiva atau harga pasar saham  yang  diserahkan,  mana  di  antara  keduanya  yang  paling  jelas. Dalam  hal  keduanya  dapat  ditentukan  dengan  pasti  maka  diambil  harga pasar saham yang diserahkan. Ketentuan ini sesuai dengan prinsip harga perolehan (cost principles).
2.        Apabila  harga  pasar  keduanya  tidak  bisa  ditentukan  secara  jelas  maka Dewan  Komisaris  dapat  memutuskan  nilai  pertukaran  tersebut  dengan bantuan pihak ahli yang independen.

F.  PUNGUTAN TAMBAHAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM
Apabila  perusahaan  mengalami  keadaan  tidak  mempunyai  cukup  kas untuk  membiayai  operasi  normalnya  (illiquid)  maka  perusahaan  atas persetujuan  Dewan  Komisaris  atau  Rapat  Umum  Pemegang  Saham  bisa melakukan  pungutan  tambahan  terhadap  pemegang  saham.  Pungutan tambahan  ini  mengakibatkan  adanya  pemasukan  kas  pada  perusahaan.
Biasanya  pungutan  dilakukan  apabila  dahulunya  pada  saat  saham  dijual, harga  jual  lebih  rendah  dari  nilai  nominalnya  sehingga  pungutan dimaksudkan untuk menutup kekurangan harga jual tersebut.

G.  BIAYA-BIAYA PENERBITAN SAHAM
Biaya-biaya  yang  timbul  sehubungan  dengan  diterbitkannya  saham seperti:  biaya  cetak  saham,  biaya  advertensi  penjualan  saham,  biaya administrasi/perizinan  penerbitan  dan  penjualan  saham,  komisi  untuk  agen, fee untuk underwriter, dan lain-lain dapat diperlakukan sebagai berikut.
1.        Sebagai  pengurang  dari  Agio  Saham  atau  penambah  Disagio  Saham. Dengan  perlakuan  ini,  pengeluaran  kas  untuk  membayar  biaya-biaya sehubungan  dengan  penerbitan  dan  penjualan  saham  dicatat  dengan mendebit rekening Disagio Saham atau rekening Agio Saham.
2.        Diakumulasikan  sebagai  biaya  organisasi  perusahaan  atau  biaya pendirian perusahaan. Biaya ini harus diamortisasi tiap periode akuntansi selama jangka waktu yang telah ditentukan oleh peraturan yang ada.

H.  PERUBAHAN BENTUK PERUSAHAAN NON PT MENJADI PT
Sebuah  PT  mungkin  saja  didirikan  akibat  dari  perubahan  bentuk awalnya,  misalnya  dari  perusahaan  perseorangan,  firma  atau  CV.  Dengan demikian,  perusahaan  tersebut  sudah  ada  terlebih  dahulu,  namun  hanya terjadi perubahan bentuk perusahaan.
Lalu apa masalah akuntansinya? Masalah akuntansi PT yang berasal dari perubahan  bentuk  dari  non  PT  adalah  penentuan  aktiva  dari  PT  itu  sendiri. Untuk  mencatat  hal  tersebut  yang  dapat  dijadikan  dasar  pencatatan  adalah nilai  buku  aktiva  perusahaan  terdahulu  atau  atas  dasar  harga  pasar/taksiran yang  disepakati.  Masalah  selanjutnya  adalah  prosedur  pencatatan  transaksi itu sendiri. 



TREASURY STOCK
A.  TIMBULNYA TREASURY STOCK DAN TUJUANNYA
Ada  kalanya  suatu  perusahaan  menarik  sebagian  sahamnya  dari peredaran.  Penarikan  saham  itu  bukan  dimaksudkan  sebagai  penghapusan hak pemilik sehingga penarikan saham tidak bersifat permanen. Oleh karena itu, setiap saat saham yang ditarik dapat dijual kembali tanpa perlu otorisasi, baik dari pemilik maupun dewan direksi. Saham yang ditarik sementara oleh perusahaan yang menerbitkan itu biasa disebut dengan Treasury Stock. Treasury  Stock  selain  diperoleh  dengan  menarik  secara  sengaja  dari peredarannya,  yaitu  dengan  jalan  membelinya,  juga  dapat  diperoleh, misalnya dari donasi atau sebagai penerimaan pelunasan suatu klaim.

B.  AKUNTANSI TREASURY STOCK
Standar  Akuntansi  Keuangan  (SAK)  tidak  memperkenankan  adanya pengakuan  laba  ataupun  rugi  pada  transaksi  yang  menyangkut  modal (ekuitas).  Oleh  karena  itu,  jika  terdapat  perbedaan  antara  jumlah  yang dibayarkan  perusahaan  waktu  membeli  kembali  sahamnya  sebagai  treasury stock  dengan  jumlah  yang  diterimanya  pada  waktu  saham  dikeluarkan  dan dijual maka tidak diperkenankan diakui sebagai laba atau rugi.
Untuk  keperluan  pencatatan  terhadap  treasury  stock,  SAK  memperke-nankan untuk memilih salah satu metode berikut.
1.  Metode Harga Perolehan (Cost Method).
2.  Metode Nilai Nominal (Par Value Method).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

yang terbaik

jasa joki UT dan karya ilmiyah segala jurusan jaminan lolos plagiat 0878 9797 9399

  Dampak Kenaikan Nilai Upah Minimum Terhadap Kondisi Keuangan Perusahaan Pada Masa Pandemi Covid 19 (PT. AMTEK PRECISION COMPONENT BATAM) ...